“Wajar kok kalau kamu belum bisa suka sama aku dan mau nolak aku,” ujar Bryan sambil menatap Bella dengan matanya yang tersembunyi di balik kacamata. “Sekarang kita jadi teman, ya. Aku yakin lama-kelamaan kamu pasti akan suka sama aku setelah melihat semua kerja kerasku untuk mendapatkanmu.”“Aku akan menyerah kok kalau kamu nggak juga luluh setelah berusaha sekuat tenagaku. Mungkin memang pada dasarnya aku kurang baik,” tambah Bryan.Mereka akan bersikap biasa dan membiarkan semua ini mengalir begitu saja.Sekarang ....Bryan menatap Bella dengan tatapan matanya yang dalam lalu berkata, “Karena sekarang kita sudah berteman, jadi aku nggak mau kamu bersikap terlalu sopan dan canggung sama aku. Kamu bukan lagi pegawai di perusahaanku, jadi kamu nggak perlu panggil aku dengan sebutan Pak Bryan.”“Sekarang panggil saja aku Bryan. Keluarga dan teman-temanku biasa manggil aku begitu.”Bella sempat terdiam selama beberapa saat. Dia tidak terbiasa dengan keadaan seperti ini. Namun, setelah m
Bella bertanya dengan gugup, “Bryan, aku nggak bisa berakting. Gimana kalau nanti ayahmu tanya kapan kita pacaran dan tentang masalah anak yang ada di perutku ini? Aku nggak tahu harus jawab apa nantinya. Gimana kalau nanti jawabanku salah. Selain itu ….”Bryan menatap Bella lembut lalu berkata, “Sudah, tenang saja. Ayahku itu gampang dibodohi dan enak juga diajak bicara. Pokoknya kamu tenang saja. Serahkan semuanya padaku.”Mobil mereka terus melaju sampai tiba di kediaman keluarga Richter.Keluarga Richter adalah sebuah keluarga terkenal yang sudah ada sejak 100 tahun yang lalu di Frazo. Pada masa awal kejayaannya, keluarga Richter bisa dikatakan merupakan sebuah keluarga yang menguasai perekonomian di Frazo. Bahkan mereka dianggap sebagai simbol dari Frazo. Namun, seiring berjalannya waktu kekuatan mereka mulai melemah dikarenakan keturunan mereka yang kurang cakap dalam meneruskan bisnis keluarga. Namun, tidak lama kemudian keluarga Richter berhasil memiliki penerus yang cukup ca
Odin berdiri di depan rumahnya dengan wajah enggan melepas kepergian anak dan calon menantunya. “Bella, kamu boleh kok kalau mau sering main ke sini,” ujar Odin lembut. Odin adalah seorang ayah yang baik, tapi juga keras kepala. Dia sudah berusia 70 tahun yang terhitung sudah senja, jadi wajar saja kalau dia memiliki keinginan untuk dikelilingi oleh cucu di sisa hidupnya. Namun, sebenarnya dia lebih ingin hidup dengan ditemani oleh anak-anaknya. “Iya,” jawab Bella terpaksa. Bella akhirnya tinggal di rumah pribadi milik Bryan selama masa kehamilannya. Sampai akhirnya dia dan Bryan Kembali mengunjungi Odin ketika usia kandungan Bella sudah menginjak 5 bulan. Terjadi kesalahpahaman yang cukup mendalam di antara Bryan dan Odin ketika Bella dan Bryan datang mengunjungi laki-laki tua itu. Bryan tidak ingin berdebat dengan Odin karena usia Odin yang jauh lebih tua darinya. Namun, karena hal itulah kesalahpahaman di antara mereka tidak juga mereda. Perselisihan di antara ayah dan anak itu
Namun, masalahnya keluarga Nodum tidak menyetujui hubungan Jerry dan Ally. Karena hal inilah Ally akhirnya berselisih dengan keluarganya sendiri sampai menimbulkan kecelakaan bagi Ally. Jerry yakin, dirinya pasti tidak akan pernah lagi bisa bertemu dengan Ally kalau saja keluarga Nodum membawa Ally pergi dari desa itu. Dia tidak peduli jika ada yang menyebutnya egois. Namun, hal terpenting baginya saat ini adalah dia ingin melindungi dan terus menemani Ally. Dia ingin memulihkan ingatan Ally terlebih dahulu. Masalah lainnya bisa dibicarakan setelah Ally mendapatkan kembali ingatannya. “Memangnya apa yang bisa aku lakukan buat bantu kamu?” tanya Bella bingung. “Kamu dan Ally kan punya perawakan yang sama. Bahkan ada banyak orang yang bilang kalau kalian itu kembar,” jawab Jerry. Jadi, dia ingin Bella membantunya untuk berpura-pura menjadi saudara kembar Ally. Dengan begitu, Jerry bisa membawa Ally ke Frazo. Bella langsung mengerutkan keningnya setelah mendengar ide Jerry. Bukanka
Sopir terkejut dengan perintah Alex yang sangat tiba-tiba. Dia pun langsung menginjak pedal rem dengan cepat. Alex bergegas keluar dari mobil dan melihat ke arah perempuan yang tadi dia sempat lihat. “Huh,” Alex tersenyum pahit ketika tidak menemukan sosok yang dilihatnya tadi.Sepertinya laki-laki ini sudah sangat sering berdelusi seakan melihat sosok yang dikenalnya itu. Namun, ternyata sosok itu tidak pernah lagi muncul di hadapannya. Mungkin semua ini terjadi karena dia terlalu merindukan perempuan itu. Alex akhirnya kembali masuk ke dalam mobil dengan wajah kecewa dan sedih lalu berkata, “Ayo, jalan lagi!”Sopir langsung mengemudikan mobil itu kembali tanpa berani banyak bertanya. Di sisi lain, Jerry, Ally dan Bella berjalan keluar dari kedai milk tea sambil membawa segelas susu hangat di tangan mereka setelah mobil Alex pergi. Jerry menjaga kedua perempuan itu sambil terus menatap Ally dengan penuh cinta dan kasih sayang. Mereka bertiga meninggalkan kedai milk tea dan kemba
Namun, Jerry ingin membuat hidup Ally menjadi lebih lengkap karena hidup Ally tidak akan bisa lengkap dengan keadaannya saat ini yang sudah kehilangan ingatan tentang kehidupannya selama 18 tahun. Selain itu, dia juga tidak ingat tentang dirinya yang terdahulu. Ally langsung mengangguk dan merasa kehangatan dari kedua orang yang mencintainya yang ada di hadapannya saat ini. Sebenarnya, Ally juga ingin segera mengembalikan ingatannya. Namun, kepalanya selalu terasa sakit setiap kali dia berusaha untuk berpikir lebih keras. Ally tiba-tiba saja mengerutkan keningnya yang menandakan kalau kepalanya sedang sakit tanpa mengutarakan rasa sakitnya kepada siapa pun. Namun, Bella langsung bisa mengetahui kalau Ally sedang sakit kepala. “Ally, kamu jangan kebanyakan berpikir. Biarkan saja semua mengalir seperti air,” ujar Bella berusaha menenangkan Ally. Kemudian dia menggenggam tangan Ally seraya berkata, “Sekarang kita kan lagi jalan-jalan, jadi lebih baik kita nikmati saja pemandangan can
Abby memundurkan mobilnya sampai jauh karena takut jaraknya tidak cukup untuk menabrak Bella sampai mati. Kemudian Abby menginjak pedal rem sampai dalam dan berusaha untuk menabrak Bella. Bella menoleh ke belakang ketika mendengar deru mobil melaju di belakangnya. Bella berusaha untuk menghindari mobil itu. Namun, Abby terus berusaha untuk menabrak Bella karena dia ingin agar Bella benar-benar mati. Abby kembali memutar balikkan mobilnya di tempat parkir yang luas dan kembali berusaha menabrak Bella. Bella langsung mengerutkan keningnya. Dia menyadari kalau mobil itu berniat untuk mencelakainya. Namun, Bella tidak bisa bergerak dengan cepat karena perutnya yang sudah sangat besar. Bella berusaha menepi sampai ke bagian hijau yang ada di pinggir tempat parkir, tapi dia tidak berhasil menghindari tabrakan mobil itu. “Brak!”Tubuh Bella tertabrak mobil itu sampai menyebabkan tubuhnya terpental sejauh 3 meter. Kemudian tubuhnya terjatuh dengan keras di atas salju. Bella langsung merasak
Bella tidak lagi memiliki kekuatan untuk bangun. Bahkan untuk menggeliat ataupun merangkak sekalipun dia benar-benar sudah tidak lagi mampu. Cuaca saat ini berangin dengan hujan salju yang terus turun dengan derasnya. Bella masih berbaring di atas tanah di bagian hijau yang berada di parkiran. Di dekatnya ada pintu masuk menuju tempat parkir atas dan bawah tanah. Namun, tidak ada banyak mobil yang berlalu-lalang karena cuaca yang sedang bersalju dan sangat dingin malam ini.“Tolong aku ….”Bella berharap ada orang yang datang untuk menyelamatkan dia dan bayinya. Namun, malam sangatlah gelap dan tidak ada yang bisa melihat dirinya yang berada di area hijau pinggir tempat parkir.Bella ingin sekali menangis. Dia merasakan kematian sudah sangat dekat dengan dirinya sambal terus ditemani oleh dinginnya salju malam ini. Namun, dia tidak bisa mati begitu saja. Dia masih ingin hidup. Dia ingin terus hidup bersama bayi yang berada di dalam kandungannya. “Tolong aku, tolong aku ….”Bella teru