Bella tidak lagi memiliki kekuatan untuk bangun. Bahkan untuk menggeliat ataupun merangkak sekalipun dia benar-benar sudah tidak lagi mampu. Cuaca saat ini berangin dengan hujan salju yang terus turun dengan derasnya. Bella masih berbaring di atas tanah di bagian hijau yang berada di parkiran. Di dekatnya ada pintu masuk menuju tempat parkir atas dan bawah tanah. Namun, tidak ada banyak mobil yang berlalu-lalang karena cuaca yang sedang bersalju dan sangat dingin malam ini.“Tolong aku ….”Bella berharap ada orang yang datang untuk menyelamatkan dia dan bayinya. Namun, malam sangatlah gelap dan tidak ada yang bisa melihat dirinya yang berada di area hijau pinggir tempat parkir.Bella ingin sekali menangis. Dia merasakan kematian sudah sangat dekat dengan dirinya sambal terus ditemani oleh dinginnya salju malam ini. Namun, dia tidak bisa mati begitu saja. Dia masih ingin hidup. Dia ingin terus hidup bersama bayi yang berada di dalam kandungannya. “Tolong aku, tolong aku ….”Bella teru
Lima tahun yang lalu, Bella juga terlihat panik ketika Ally mengalami kecelakaan. Ada banyak kejadian seperti itu yang terjadi di antara mereka. Seperti apa yang terjadi saat ini. Ally terlihat bingung dan panik seakan ada hal buruk yang terjadi. “Nggak, aku merasa kalau Bella dalam bahaya. Jerry, kita harus segera menemukannya,” ujar Ally panik sambil menggenggam tangan Jerry erat. “Oke,” jawab Jerry cepat. Jerry dan Ally kembali berjalan kembali ke hotel dengan sangat cepat. Mereka juga memilih jalan pintas seperti yang dilakukan oleh Bella. Mereka berjalan melewati tempat parkir yang berada di samping hotel agar lebih cepat sampai ke hotel.Namun, tiba-tiba saja mereka melihat ada seseorang yang terbaring di bawah gundukan salju dengan cairan berwarna merah di dekatnya. Jantung mereka berdegup dengan sangat cepat. Mereka bergegas menghampiri sosok itu. Wajah kedua orang itu langsung memucat ketika menyadari kalau sosok yang terbaring di atas salju itu adalah Bella. “Bella!” ter
Alex mendengar percakapan seorang laki-laki dan perempuan yang sedang berada di lift bersamanya. Perempuan itu tampak sedang berada di dalam pelukan si laki-laki.Lalu perempuan itu berkata, “Kasihan banget deh nasib perempuan hamil yang kecelakaan kemarin malam itu. Aku dengar sih katanya perempuan itu ditabrak mobil sampai bayinya keluar dari rahimnya. Bahkan ada genangan darah yang sangat besar dan tali pusar yang masih menggantung di bawah perempuan itu. Aku nggak tahu deh apa perempuan itu masih bisa selamat.”Alex langsung mengerutkan keningnya ketika mendengar percakapan dua sejoli itu.“Tring!”Pintu lift tiba-tiba terbuka tepat di lantai satu. Pasangan muda itu masih terus mengobrol tentang kecelakaan malam kemarin sambil berjalan keluar dari lift. Kemudian pintu lift kembali tertutup yang membuat Alex tidak bisa lagi mendengar obrolan kedua sejoli itu. Lift terus turun sampai tiba di lantai dasar. “Tring!” Suara lift kembali terdengar dan pintu lift kembali terbuka. Alex b
Ally berhenti sejenak, air matanya mengalir saat dia mengatakan kepada Bella, "Kamu ingin melihat si kecil, ‘kan? Aku akan menemani kamu." Dengan hati-hati, ia membantu Bella duduk di kursi roda dan bersama-sama mereka menuju ke kamar bayi. Di sana, bayi yang baru lahir terbaring di dalam inkubator, tubuh kecilnya sedikit lebih besar daripada sebelumnya, kini berjuang dan terlihat lebih baik. Saat mereka mendekat, mata bayi itu bergerak-gerak membuka, seolah ingin melihat wajah Bella. Tangan dan kaki kecilnya bergerak lembut.Bella terisak, "Anakku ..." kesedihan membanjiri hatinya. Kemudian, dengan suara terbata-bata, dia bertanya kepada Ally, "Anakku yang lain, di mana dia?" Tangan Bella gemetar saat ia memegang Ally, "Seseorang menabrakku dengan sengaja dan membawa bayiku. Aku melihatnya, meski hanya dari belakang. Siapa dia? Kenapa dia tega sekali?"Ally terdiam, tak tahu harus menjawab apa atau bagaimana menghibur Bella yang penuh duka. Bella terlihat begitu rapuh. Dia terbangun
Sang kepala pelayan yang terkejut segera memberikan perintah untuk menyelamatkan Den Matthew. Dia sendiri tanpa ragu melompat ke kolam, dibantu oleh para pengawal, untuk menolong Matthew yang tergelepar di dalam air. Meskipun air kolam memiliki suhu yang tetap, tapi karena ini adalah pertengahan musim dingin, air tersebut masih terasa sangat dingin. Terlebih lagi, begitu keluar dari kolam, hembusan angin dingin seolah menusuk sampai ke tulang.Pada saat itu, Alex kembali dan terkejut menemukan putranya dalam kondisi tersebut. Dia langsung cemberut bertanya, "Ada apa ini?"Matthew hanya bisa menggigil sambil memberikan tatapan sinis dan angkuh pada Alex. Pengurus rumah tangga itu menjelaskan dengan tergesa-gesa bahwa Matthew nekat ingin keluar dan ketika dicegah, malah melompat ke kolam.Alex tidak banyak bicara. Dia mengambil Matthew dari pengurus dan membawanya ke kamar untuk mandi air hangat, kemudian mengganti pakaian anak itu dengan yang kering dan hangat. Sambil melihat anaknya
Alex tenggelam dalam kegembiraan yang luar biasa. Antusiasmenya memuncak, tak sabar untuk bertemu dengan Zoe dan membawanya kembali ke pelukannya. Saat ia asyik membalik halaman majalah, tatapannya terhenti pada serangkaian foto wanita yang berpose dalam berbagai outfit, menarik perhatiannya. Lalu, Alex terkejut menyadari pria yang berpose bersama wanita itu—itu Jerry! Tiba-tiba, semangat yang menggelora dalam diri Alex berubah menjadi dingin, matanya yang gelap berubah tajam dan menyeramkan, seolah suhu ruangan turun drastis, dan atmosfer menjadi menegangkan. Ada amarah yang membuncah dari dalam dirinya.Sebuah sumpah serapah terlepas dari bibirnya. Semua orang yang dia kira telah tiada dalam kebakaran empat tahun silam ternyata masih hidup. Alex mulai mencurigai bahwa kebakaran itu mungkin adalah perbuatan Jerry, sebuah skenario untuk membuat Alex percaya bahwa Bella, wanitanya, sudah meninggal. Selama empat tahun, Alex terpuruk dalam kesedihan mendalam, sempat berpikir untuk meng
Setelah kembali ke Frazo bersama Jerry, Ally menemukan fakta mengejutkan bahwa Bella, yang selama ini dia kira sebagai saudara kembarnya, ternyata bukanlah keluarganya. Jerry terbuka dan menjelaskan kepadanya bahwa Bella hanya berpura-pura menjadi saudara kembarnya untuk membantu Ally mendapatkan perawatan medis di Frazo. Ally tak bisa menyembunyikan kebingungannya, "Jadi, Bella bukan saudara kandungku?Tapi kenapa dia mirip sekali denganku? Aku bahkan benar-benar menyayanginya seperti adik sendiri!"Jerry dengan tegas menggeleng, "Nggak, Bella bukan saudara kembarmu. Dia punya keluarga sendiri. Kalian hanya secara kebetulan mirip."Meski demikian, itu semua tidak mengubah rasa sayang Ally terhadap Bella—dalam hati, dia tetap menganggap Bella adalah keluarganya.Informasi tentang hubungan masa lalu Bella dan Alex membuat Ally mempertimbangkan langkah yang tidak terduga, “Kalau begitu, aku malah harus bergabung dengan Lee Group.”Walaupun memiliki wajah yang tampak tenang dan lembut, Al
Abby meraih majalah yang dipegang Sabrina dengan mata terbelalak, "Itu Bella! Mustahil dia kakakku!"Tracy terlihat terkejut saat dia memperhatikan lebih dekat gadis yang tercetak di majalah di tangan Sabrina. "Bella!" ucapnya.Memanfaatkan momen tersebut, Abby berkata kepada orang tuanya, "Kalian mendengar itu, ‘kan?" Dia bergegas menyampaikan argumennya, "Perempuan di majalah ini bukan kakakku. Mustahil dia kakakku!"Namun, di lubuk hati Kayne dan Sabrina, mereka yakin bahwa gadis di majalah itu adalah Ally, putri mereka yang telah lama menghilang. "Abby, cukup berhenti bertingkah konyol!" Kayne berkata dengan tegas, mengingatkan Abby, "Itu adalah kakakmu, Papa dan Mama nggak mungkin salah."Abby menolak, "Tapi, dia bukan kakakku!" Abby berusaha keras untuk menyangkal bahwa sosok di majalah itu adalah Ally, berupaya menghalangi orang tuanya untuk bertemu dengan wanita bernama Zoe di majalah tersebut. "Pa, Ma, kalian nggak ingat? Bella itu mirip kakak, bahkan mirip dengan aku juga .