Share

Perkenalan

Zidan mengangguk pelan sambil menunduk mengurangi pandangan mata pada Sekar.

"Punten semuanya. Kenapa tidak pakai proses ta'aruf seperti biasanya, karena yang kali ini saya jodohkan adalah Zidan. Anak saya sendiri dan kebetulan dia jarang sekali pulang. Jadi, jika Nak Sekar bersedia kita langsungkan saja pernikahan karena Zidan hanya cuti dua minggu di rumah."

Sekar bertambah kaget, secepat itukah menjalin pernikahan? Apa mungkin dia bisa menjalani pernikahan dengan putra seorang Ulama besar sedangkan dirinya bukanlah wanita baik-baik.

"Saya sebagai orang tua tentu senang anaknya mau menikah. Terlebih, anak kami dilamar putra Abah Yai sendiri. Pasti lah bagi kamu suatu kebanggan. Namun hasil akhirnya, tetap Sekar yang akan memutuskan mau tidaknya," ucap Pakde Supri.

"Baiklah kalau begitu, mari kita istikharahkan. Baik Dik Sekar maupun saya sendiri, hanya Allah yang akan menentukan," sela Zidan.

"Itu keputusan terbaik, Nang. Ya begitu saja Pak Supri, anak saya memberi waktu tiga hari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status