Share

NIKMATI SAJA

Gedoran itu semakin keras membuat Faqih menghela napas pasrah. Langkahnya mendekat, lalu membuka pintu.

"Ra-radit!" Faqih membulatkan matanya lebar.

"Kenapa kaget begitu?" Radit mengernyit heran.

"Ah, tidak. Mau ngapain lu datang ke sini?" Faqih berbalik badan dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ia bersikap biasa saja agar tidak terlihat curiga olehnya.

Radit menyeringai, tampaknya pria itu sedang marah padanya. Namun, tak masalah biarkan dia merenungi kesalahannya.

"Hmm, nih, gua bawain makanan buat lo. Kata mereka dari kemarin lo nggak makan," kata Radit perhatian.

Ia bukan orang yang tega membiarkan temannya kelaparan. Mendengar hal itu membuat Radit iba dan terpaksa kembali ke pesantren untuk memberi makan padanya.

"Terlambat. Gua sudah beli makanan," ujar Faqih jutek. Ia masih marah pada Radit karena meninggalkannya di tempat asing seperti ini.

"Dari mana? Lo kabur?" Radit agak terkejut karena peraturan pesantren tidak pernah mengizinkan santrinya pergi ke luar.

"Kagak l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status