Share

150. Bermain Dengan Arkan

Sudah tiga hari Adam dan keluarga kecilnya ada di rumah, tetapi suamiku belum terlihat pulang. Sudah aku hubungi lewat chat bahkan kutelepon juga masih tidak ada respon. Adam sampai geleng kepala. Terakhir suamiku meminta ijin hendak berdakwah di sekitar Tambaksari yang kebanyakan kaum tuna susila.

"Apakah abah sering seperti ini, Umi?" tanya Adam suatu hari.

Aku tidak menjawab secara lisan, hanya anggukan kepala. Hari itu hari sabtu, biasanya week end sepeerti ini jualanku akan ramai. Selain itu hari sekolah Zahra libur, jadi putriku itu bisa bermain sepuasnya dengan Arkan.

"Jangan di gendongin ae, Zahra! Kasian nanti Mbak Halimahnya," kataku pada Zahra yang gemas ingin gendong Arkan.

"Habis gemesin lho, Umi. Mana adik bayinya sudah pandai merangkak," kata Zahra.

Aku tersenyum simpul, kemudian kutinggalkan saja mereka bermain bersama Arkan. Kulanjutkan langkahku menuju ke warung, tadi terlihat ramai. Alasan itu yang membuat aku beranjak dari dudukku.

"Umi ke warung dulu, mau bantu Mb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status