Share

156. Ternyata oh Ternyata

Segera kulajukan kendaraan roda duaku begitu Zahra siap diboncengan. Tidak butuh lama waktu yang aku butuhkan untuk mengantar sekolah putriku. Setelah anak gadisku turun, aku pun melajukan lagi kendaraanku menuju arah pulang.

Saat sampai di halaman rumah kulihat sudah ada suamiku melayani pembeli. Aku pun memarkirkan kendaraanku lebih dulu, setelah benar terparkir benar kulangkahkan kaki menuju ke warung. Rupanya pembeli ayam itu adalah pembeli baru. Akhirnya aku memutuskan untuk memanasi lima ayam rebusan sisa.

"Apakah masih lama, Pak?" tanya pembeli itu.

"Ini ada yang sudah matang dan dipotong. Apakah ibu mau yang ini atau nunggu yang sedang dibakar?" tanyaku dengan nada sopan.

"Yang sudah jadi saja lah, Bu. Tetapi apakah tidak apa jika saya bawa yang itu, Bu?"

"Tidak apa kok, Ibu. Toh belum diambil dan ini masih hangat juga, coba dilihat dulu!" pintaku.

Ibu itu pun maju untuk melihat ayam yang sudah lebih dulu aku bakar sebelum mengantar Zahra tadi. Lalu reaksinya adalah sebuah se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status