Share

Bab 192

Bab 192

"Sudahlah, Bu. Adi itu capek karena baru saja pulang dari luar kota, Ibu harusnya bisa mengerti!"

Mata Retno tampak membulat dengan sempurna ketika mendengar anaknya tiba-tiba berbicara dengan suara yang keras bahkan hampir saja membentaknya. Tak pernah sekalipun dia mendapatkan perlakuan buruk seperti itu.

"Apa-apaan kamu, Di?! Beraninya kamu membentak Ibu?!"

Adi menghela napas berat. Pria itu hendak melayangkan protes kembali tapi tiba-tiba berhenti karena mendengar suara ponsel miliknya berdering nyaring.

Pria itu tampak mengerutkan keningnya ketika mendapatkan telepon dari Rosa. Mau tak mau dia harus menjauh terlebih dulu dari ibunya agar bisa mengangkat telepon.

"Kita sudahi dulu, Bu. Ada telepon penting," kelakarnya.

Walaupun masih merasa marah, Retno juga tak bisa berbuat apapun ketika mendengar anaknya berkata seperti itu. Dia membiarkan putranya itu terlalu pergi menjauh. Sedangkan wanita paruh baya itu kini memilih kembali duduk di sofa sambil menonton televisi meski
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status