Bab 199Suara derap langkah kaki seorang anak kecil yang berlarian kini menggema seluruh rumah. Siti yang tengah sibuk memasak sarapan itu tampak melongok sekilas untuk memastikan keberadaan anaknya."Putri lagi main sama Pak Handi, Mbak."Tiba-tiba saja, Sumi bersuara sambil tersenyum mengejek. Wajah Siti kini berubah sedikit merah. "Iya, Sum. Aku cuma ngecek aja," cicitnya."Ngecek atau pengen liat Pak Handi?"Lagi, Sumi menggoda Siti. Bahkan setelah acara pertunangan kemarin malam hubungan mereka berdua masih seperti kawan. Tak ada hal yang berubah di antara kedekatan Siti dan para rekan kerjanya di rumah ini. Sebelum bertunangan wanita itu sudah memberi tahu para rekan kerjanya untuk bersikap seperti biasanya.Walaupun Sumi dan Bi Yati awalnya merasa sedikit sungkan, tapi pada akhirnya mereka berdua setuju."Kamu itu lho sukanya godain orang melulu, Sum!"Bi Yati yang baru saja masuk sambil membawa keranjang belanja itu ikut bicara."Ah, Bibi pasti mau nyalahin aku, 'kan? Tenang
Bab 200"Mana wanita jalang itu?! Suruh dia keluar sebelum aku menghancurkan rumah ini!"Mata Siti tampak memulai dengan sempurna ketika melihat mantan ibu mertuanya kini tampak marah-marah di depan rumah Handi.Tapi satu hal yang pasti wanita paruh baya itu datang kemari tentunya untuk membahas soal putranya yang telah dijebloskan ke penjara.Retno yang melihat mantan menantunya itu telah keluar tanpa segan langsung melayangkan tatapan tajam."Siti! Kenapa kamu menjebloskan anakku ke penjara, hah?!"Napas Retno tampak memburu naik turun bersamaan dengan emosinya yang makin menggebu-gebu.Berbicara dengan seseorang yang kini tengah diselimuti dengan amarah hanya akan membuang waktu. Bahkan Tatang dan Dadang kini tampak kewalahan untuk menahan Retno.Siti menghela napas berat. Dia sudah menduga hal ini pasti akan terjadi.Handi meraih tangan Siti dan menarik wanita itu agar berdiri di belakangnya."Biarkan saja, dia pasti akan diam jika kita tak menggubris."Handi menatap lekat mata c
Bab 201"Kurang ajar kamu, Siti! Mentang-mentang sekarang kamu sudah jadi terkenal dan banyak uang berani bersikap seperti ini? Ha ... awas saja! Ibu pastikan kamu akan menyesal!"Siti menatap tajam sosok mantan Ibu mertuanya itu sambil menggelengkan kepalanya perlahan. Bahkan ketika diajak bicara secara baik-baik, Retno tak pernah mau mendengarkan sama sekali.Siti juga merasa lelah karena pagi harinya kini harus berdebat dengan seseorang yang bahkan tak sepantasnya ada di tempat ini."Terserah Ibu mau bilang apa."Pandangan Siti beralih menatap Dadang dan Tatang secara bergantian. "Mang, tolong ajak mantan ibu mertuaku itu keluar dan jangan buat keributan. Kalau masih ngeyel, jangan sungkan panggil satpam komplek.""Siap, Neng!"Tatang dan Dadang segera bicara dengan Retno. Namun nampaknya wanita paruh baya itu semakin tak terima. Buktinya sekarang dia malah melayangkan tatapan tajam pada Siti."Aku harap hidupmu hancur, Siti! Kamu akan menderita!"Siti mengatupkan bibirnya rapat-r
Bab 202Retno baru saja sampai di kantor polisi. Wanita paruh baya itu tanpa memasang wajah kesal karena dia tidak berhasil berbicara dengan Siti. Bahkan dia juga masih merasa terkejut dengan kenyataan bahwa mantan menantunya itu telah menjadi sukses.Retno perlahan berjalan masuk ke dalam kantor polisi. Wanita itu segera mengutarakan niatnya untuk bertemu dengan Adi.Setelah diperintahkan untuk menunggu selama beberapa waktu, Adi tanpa keluar didampingi oleh salah satu sipir. Mereka berdua kini ditinggalkan di ruangan yang cukup tertutup."Ibu? Gimana, Bu? Udah bicara sama Siti? Dia mau bantuin aku, 'kan?"Retno tampak memicingkan matanya ketika mendapatkan pertanyaan konyol dari putranya. Jangankan mendapat bantuan, Siti bahkan terlihat begitu sombong berhasil memasukkan mantan suaminya ke dalam penjara."Kamu ngarepin apa, Di? Ibu sudah datang ke sana dan hasilnya nihil. Siti sama sekali nggak mau membantu kamu!"Mata Adi tampak membulat dengan sempurna. Pria itu menggelengkan kepa
Bab 203Rumor Adi yang tersirat kasus korupsi ternyata sudah menyebar ke telinga semua orang. Retno berjalan ke rumahnya dengan pandangan heran ketika melihat tatapan menusuk dari orang-orang."Pantes aja gayanya hedon, ternyata anaknya yang korupsi di perusahaan.""Nggak nyangka banget, padahal kelihatannya orang baik-baik.""Baik dari mananya? Dulu Siti keliatan menderita banget pas masih sama Adi. Putri juga diculik. Heran! Kok ada orang sejahat itu!"Bisik-bisik para tetangga itu telah sampai di telinga Retno. Mata wanita paruh baya itu kini membela dengan sempurna setelah sadar bahwa perbuatan anaknya telah diketahui oleh semua orang.Padahal Retno telah berniat untuk menyimpan hal ini rapat-rapat karena kejadian penangkapan tak terjadi di rumahnya. Namanya tanya dia salah kaprah, rumor bisa menyebar kapan saja dalam jangka waktu yang begitu cepat seperti virus berbahaya.Dengan langkah yang semakin cepat, Retno langsung masuk ke dalam rumahnya. Wanita itu segera membanting pintu
Bab 204Selepas melaksanakan ibadahnya, Siti segera melipat mukena serta sajadah dan meletakkan kedua benda itu ke atas meja. Seperti biasanya dia pasti akan mengambil istirahat sekitar 1 jam sebelum kembali bekerja.Walaupun Handi sudah memutuskan bahwa dia tak perlu lagi bekerja di rumah ini, Siti tetap saja merasa tak enak hati karena wanita itu sampai saat ini masih belum sah menjadi istri Handi.Siti juga ingin membiasakan diri dengan ketua rekan kerjanya meski hubungannya saat ini dengan sang majikan telah berubah."Oh, iya. Aku belum cek akun sosmed. Editor bilang novelku lagi dipromosikan lagi."Tangan Siti terulur pelan untuk mengambil ponselnya. Wanita itu dengan segera membuka akun sosmednya. Tapi tiba-tiba senyumannya lenyap ketika melihat sebuah postingan yang begitu mengejutkan.[Sebagian pasti belum tahu soal hal ini. Cerita yang dibuat author ini isinya sampah karena dia fitnah keluarganya sendiri demi nikah sama pria yang lebih kaya! Mau buktinya? Ikutin aja akunku, b
Bab 205Handi berbalik menatap sekretarisnya setelah pria itu menutup telepon. "Rosa, apa sudah ada kabar terbaru mengenai orang yang telah menyebarkan postingan berisi tuduhan palsu itu?"Wanita yang tengah sibuk mengutak-atik komputer itu tampak menoleh sejenak dan mengangguk perlahan ketika dia mendapatkan email dari salah seorang yang dipercaya untuk mencari informasi."Sudah, Pak. Saya ikan kirimkan semua detailnya ke email Bapak."Handi menganggukkan kepala perlahan dan langsung mengecek akun emailnya. Pria itu dengan seksama mulai mengecek informasi yang baru saja dikirimkan oleh salah satu teman baiknya. Seketika matanya tampak memicing ketika merasa tak asing dengan nama dari pemilik akun itu dan juga lokasi terakhir kali aktif."Sepertinya aku tahu siapa yang telah menyebarkan gosip tentang Siti," lirihnya.Kecurigaannya sejak awal memang tak salah karena tak mungkin jika seseorang yang memposting tuduhan tersebut bukanlah orang terdekat Siti.Nyatanya tuduhannya itu benar
Bab 206Siti baru saja pulang setelah dia menjemput Putri. Gadis kecil itu kini berlari menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Sedangkan Siti beralih menengok ke arah dapur dan menatap dua rekan kerjanya yang kini tengah sibuk menyiapkan makan siang."Mau masak apa, Bi?""Pengen bikin gado-gado, Ti. Kamu mau sekalian?""Wah, kayaknya enak tuh. Mau banget, Bi!"Bi Yati mengangguk pelan. Sedangkan Sumi kini tengah sibuk memotong sayur-sayuran. Siti melirik ke arah ponselnya yang berdiri nyaring, wanita itu segera meraihnya dan menatap lekat layar ponsel yang kini menyala. Tanpa basa-basi wanita itu segera mengangkatnya."Halo, Mas? Ada apa?""Kamu dimana sekarang, Ti?"Siti melirik ke arah Sumi dan Bi Yati. "Aku baru pulang setelah jemput Putri, Mas. Ini lagi di dapur mau masak makan siang.""Kita harus pergi ke suatu tempat. Kamu titip Putri ke Bi Yati, ya?"Siti tampak mengerutkan keningnya karena merasa bingung sebab calon suaminya itu tiba-tiba mengajaknya pergi tanpa berencana leb