Bab 206Siti baru saja pulang setelah dia menjemput Putri. Gadis kecil itu kini berlari menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Sedangkan Siti beralih menengok ke arah dapur dan menatap dua rekan kerjanya yang kini tengah sibuk menyiapkan makan siang."Mau masak apa, Bi?""Pengen bikin gado-gado, Ti. Kamu mau sekalian?""Wah, kayaknya enak tuh. Mau banget, Bi!"Bi Yati mengangguk pelan. Sedangkan Sumi kini tengah sibuk memotong sayur-sayuran. Siti melirik ke arah ponselnya yang berdiri nyaring, wanita itu segera meraihnya dan menatap lekat layar ponsel yang kini menyala. Tanpa basa-basi wanita itu segera mengangkatnya."Halo, Mas? Ada apa?""Kamu dimana sekarang, Ti?"Siti melirik ke arah Sumi dan Bi Yati. "Aku baru pulang setelah jemput Putri, Mas. Ini lagi di dapur mau masak makan siang.""Kita harus pergi ke suatu tempat. Kamu titip Putri ke Bi Yati, ya?"Siti tampak mengerutkan keningnya karena merasa bingung sebab calon suaminya itu tiba-tiba mengajaknya pergi tanpa berencana leb
Bab 207"Kalau benar kakak sepupumu yang melakukan itu, apa yang akan kamu lakukan?"Siti diam sejenak setelah mendapatkan pertanyaan dari Handi. Sejujurnya dia sendiri juga merasa bingung karena masih memiliki hubungan darah dengan Eva. Tapi Siti juga tak bisa diam saja karena kakak perempuan itu sudah berani untuk menyebarkan fitnah serta menghancurkan hidupnya.Jika Siti memilih untuk diam dan memaafkan hal ini. Eva bisa saja melakukan hal buruk lagi.Siti menghela nafas perlahan sambil meremas tangannya. Wanita itu menundukkan kepalanya dan mencoba untuk berpikir jernih sebelum memutuskan semuanya."Aku tidak akan tinggal diam, Mas. Mbak Eva mungkin memang kakak sepupuku dan juga satu-satunya keluarga yang masih tersisa. Tapi aku juga harus bisa memberi peringatan padanya untuk tidak bertindak semena-mena."Handi menarik sudut bibirnya tipis ketika mendengar jawaban calon istrinya yang begitu mengagumkan. Bahkan meski telah dipermalukan serta diinjak-injak harga dirinya, Siti mas
Bab 208Mata Eva menatap tak suka ke arah suaminya yang baru saja menolak. Padahal Dirga sempat berjanji akan menuruti segala kemauannya. Tapi apa ini?!"Pokoknya aku nggak mau tahu, Mas! Kamu juga tadi udah janji bakalan ngebantu aku, 'kan?"Dirga mengusap wajahnya dengan kasar, entah mengapa pria itu merasa menyesal karena telah mengatakan sesuatu yang menjebaknya sendiri."Mas bakalan mengabulkannya kalau permintaan itu nggak sulit, Sayang. Lagi pula kenapa kamu malah membantu Adi? Dia jelas-jelas udah melakukan korupsi dan jika kita terlibat maka sesuatu yang buruk bisa saja terjadi."Dirga tahu dengan jelas seberapa berat kasus sebuah korupsi. Sejujurnya dia juga merasa iba pada Adi. Tapi Adi selama ini juga sangat zalim pada anak serta istrinya. Mungkin ini adalah teguran dari Tuhan.Eva memicingkan matanya tak suka dengan perkataan sang suami. Tak peduli bagaimanapun caranya, Eva harus berhasil membebaskan Adi."Ck! Kalau kamu memang nggak bisa mengabulkannya, sebaiknya kamu ng
Bab 209Siti merasakan ngilu di dalam hatinya setelah mendengar penuturan Eva. Bahkan Handi dan Dirga yang sejak tadi diam saja kini merasa tak terima.Dirga dengan cepat langsung meraih tangan istrinya. "Eva, kamu ngomong apa sih?!"Eva justru menatap tajam suaminya. Wanita itu dengan cepat langsung menarik kembali tangannya karena dia sejak awal sudah yakin tak akan ada orang yang memihaknya."Seharusnya aku yang tanya sama kamu, Mas! Kamu yang apa-apaan, hah?! Kamu masih saja membela Siti padahal jelas-jelas dia yang seharusnya minta maaf padaku. Kamu tahu seberapa menderitanya aku selama ini, 'kan?!"Dirga menggelengkan kepala perlahan karena melihat tingkah istrinya yang kini semakin keterlaluan. Sungguh dia juga merasa malu pada Siti dan juga orang-orang yang ada di sini."Stop, Va! Kamu nggak seharusnya mengatakan hal yang menyakitkan seperti itu. Masalah ini sudah terlalu sejak lama dan seharusnya kamu juga berdamai dengan diri sendiri," kelakar Dirga.Eva menautkan kedua alisn
Bab 210Ancaman dari kuasa hukum telah berhasil membuat wanita itu merasa ketakutan. Apalagi selama ini dia hampir tak pernah berurusan dengan yang namanya kantor polisi ataupun hukum.Jantung Eva ini berdetak semakin tak beraturan. Wanita itu beralih menatap suaminya dan ternyata pria itu juga tengah menatapnya lekat.Dirga menatap tajam istrinya. "Sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan?"Eva tampak gelagapan ketika mendapatkan pertanyaan yang cukup mengejutkan dari sang suami tercinta. Apalagi dia tak mengatakan apapun atas rencananya untuk membuat postingan yang telah menuai banyak kecaman dari publik."A-aku nggak ngelakuin apa-apa, Mas.""Jangan bohong, Eva. Mas tahu kalau kamu pasti sudah melakukan sesuatu. Apa yang sudah kamu lakukan? Kamu nggak dengar kalau sekarang bukan saat yang tepat untuk berbohong? Jika kamu jujur, Mas akan bantu."Eva meremas tangannya perlahan. Dia tak ingin membuat suasana kini semakin gaduh karena Dirga pasti akan marah jika tahu tentang hal yang tela
Bab 211"Memang benar aku sangat membencimu! Bahkan melihatmu masih hidup berhasil membuat darahku mendidih!"Dirga tak menyangka akan mendengarkan perkataan yang begitu keterlaluan terlantar dengan mudahnya dari mulut Eva."Astaghfirullah! Sadarkan dirimu, Eva! Apa kamu sudah mengatakan hal yang buruk?!"Eva memalingkan wajahnya dengan cepat. Dia tak ingin berdebat lagi dengan Dirga karena hanya pria itulah yang bisa membantunya nanti.Siti hanya bisa tersenyum kecut. Walaupun dia sudah mencoba untuk tak merasa sakit hati dan menebalkan telinganya, tapi tetap saja berhasil menggores hatinya."Kamu tidak pernah sadar akan kesalahanmu sendiri, Mbak. Kamu sibuk menyalahkan orang lain atas hal yang tidak berhasil kamu miliki."Eva menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Omong kosong! Kamu sekarang sedang mencoba untuk membalikkan keadaan, hah?!""Kepalamu itu hanya diisi dengan hal buruk, hatimu juga semakin menghitam. Mbak, sadarlah!"Jantung Eva terasa berdenyut keras. Entah mengapa dia
Bab 212Mata Eva tampak membulat dengan sempurna. Bukannya dia mendapatkan permintaan maaf dari Siti, tapi wanita itu justru balik dan mengancamnya."Apa-apaan kamu, hah?!"Siti hanya diam. Wanita itu justru beralih menatap kuasa hukum dan memberikan kode untuk segera melaksanakan tugasnya dengan baik.Dirga juga tampak terkejut, tapi pria itu juga tak menepis bahwa perbuatan istrinya sudah berlebihan.Eva terlihat sangat panik. Dia melirik ke arah suaminya dan berharap agar pria itu bisa membantunya. Tapi Dirga justru memalingkan wajahnya."Mas! Kenapa kamu seperti itu, hah?!""Kamu yang sudah membuat masalah menjadi jauh lebih besar, Eva.""Keterlaluan kamu, Mas!" sentak Eva, tangannya kini terkepal dengan erat dan napasnya juga memburu naik turun karena emosi yang menggebu-gebu.Dirga memicingkan matanya dengan tajam karena pria itu tak terima dengan perkataan Eva. "Jangan menyalahkan, Mas. Kalau kamu juga tidak bisa intropeksi diri, Mas juga tidak akan bisa membantumu sedikitpun."
Bab 213Tiga hari kemudian ada surat panggilan yang datang ke rumah Eva. Wanita itu kini mengepalkan tangannya dengan erat karena ternyata ancaman yang diberikan oleh sepupunya bukanlah sebuah omong kosong belaka."Aku pikir dia tidak akan berani melakukan ini. Tapi Siti memang sudah berubah karena dia telah terkenal. Sialan!"Kening Eva terlihat berkerut karena tiba-tiba ponselnya berdiri nyaring. Wanita itu dengan cepat langsung meraihnya dan hanya bisa menghela nafas berat setelah tahu kalau seseorang yang meneleponnya adalah Retno."Ck! Tante Retno ngapain telepon aku terus-menerus, sih?!"Setelah masalah yang terjadi beberapa hari lalu, Eva memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan Retno. Saat ini di tengah fokus agar bisa keluar dari masalahnya.Tapi setiap kali mencoba mengabaikan setiap telepon dan juga SMS yang dikirimkan oleh Retno, wanita paruh baya itu bahkan tak gentar dan tak menyerah sama sekali.Mau tak mau, Eva tetap mengangkat telepon itu."Halo?""Kamu selama i