Bab 207"Kalau benar kakak sepupumu yang melakukan itu, apa yang akan kamu lakukan?"Siti diam sejenak setelah mendapatkan pertanyaan dari Handi. Sejujurnya dia sendiri juga merasa bingung karena masih memiliki hubungan darah dengan Eva. Tapi Siti juga tak bisa diam saja karena kakak perempuan itu sudah berani untuk menyebarkan fitnah serta menghancurkan hidupnya.Jika Siti memilih untuk diam dan memaafkan hal ini. Eva bisa saja melakukan hal buruk lagi.Siti menghela nafas perlahan sambil meremas tangannya. Wanita itu menundukkan kepalanya dan mencoba untuk berpikir jernih sebelum memutuskan semuanya."Aku tidak akan tinggal diam, Mas. Mbak Eva mungkin memang kakak sepupuku dan juga satu-satunya keluarga yang masih tersisa. Tapi aku juga harus bisa memberi peringatan padanya untuk tidak bertindak semena-mena."Handi menarik sudut bibirnya tipis ketika mendengar jawaban calon istrinya yang begitu mengagumkan. Bahkan meski telah dipermalukan serta diinjak-injak harga dirinya, Siti mas
Bab 208Mata Eva menatap tak suka ke arah suaminya yang baru saja menolak. Padahal Dirga sempat berjanji akan menuruti segala kemauannya. Tapi apa ini?!"Pokoknya aku nggak mau tahu, Mas! Kamu juga tadi udah janji bakalan ngebantu aku, 'kan?"Dirga mengusap wajahnya dengan kasar, entah mengapa pria itu merasa menyesal karena telah mengatakan sesuatu yang menjebaknya sendiri."Mas bakalan mengabulkannya kalau permintaan itu nggak sulit, Sayang. Lagi pula kenapa kamu malah membantu Adi? Dia jelas-jelas udah melakukan korupsi dan jika kita terlibat maka sesuatu yang buruk bisa saja terjadi."Dirga tahu dengan jelas seberapa berat kasus sebuah korupsi. Sejujurnya dia juga merasa iba pada Adi. Tapi Adi selama ini juga sangat zalim pada anak serta istrinya. Mungkin ini adalah teguran dari Tuhan.Eva memicingkan matanya tak suka dengan perkataan sang suami. Tak peduli bagaimanapun caranya, Eva harus berhasil membebaskan Adi."Ck! Kalau kamu memang nggak bisa mengabulkannya, sebaiknya kamu ng
Bab 209Siti merasakan ngilu di dalam hatinya setelah mendengar penuturan Eva. Bahkan Handi dan Dirga yang sejak tadi diam saja kini merasa tak terima.Dirga dengan cepat langsung meraih tangan istrinya. "Eva, kamu ngomong apa sih?!"Eva justru menatap tajam suaminya. Wanita itu dengan cepat langsung menarik kembali tangannya karena dia sejak awal sudah yakin tak akan ada orang yang memihaknya."Seharusnya aku yang tanya sama kamu, Mas! Kamu yang apa-apaan, hah?! Kamu masih saja membela Siti padahal jelas-jelas dia yang seharusnya minta maaf padaku. Kamu tahu seberapa menderitanya aku selama ini, 'kan?!"Dirga menggelengkan kepala perlahan karena melihat tingkah istrinya yang kini semakin keterlaluan. Sungguh dia juga merasa malu pada Siti dan juga orang-orang yang ada di sini."Stop, Va! Kamu nggak seharusnya mengatakan hal yang menyakitkan seperti itu. Masalah ini sudah terlalu sejak lama dan seharusnya kamu juga berdamai dengan diri sendiri," kelakar Dirga.Eva menautkan kedua alisn
Bab 210Ancaman dari kuasa hukum telah berhasil membuat wanita itu merasa ketakutan. Apalagi selama ini dia hampir tak pernah berurusan dengan yang namanya kantor polisi ataupun hukum.Jantung Eva ini berdetak semakin tak beraturan. Wanita itu beralih menatap suaminya dan ternyata pria itu juga tengah menatapnya lekat.Dirga menatap tajam istrinya. "Sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan?"Eva tampak gelagapan ketika mendapatkan pertanyaan yang cukup mengejutkan dari sang suami tercinta. Apalagi dia tak mengatakan apapun atas rencananya untuk membuat postingan yang telah menuai banyak kecaman dari publik."A-aku nggak ngelakuin apa-apa, Mas.""Jangan bohong, Eva. Mas tahu kalau kamu pasti sudah melakukan sesuatu. Apa yang sudah kamu lakukan? Kamu nggak dengar kalau sekarang bukan saat yang tepat untuk berbohong? Jika kamu jujur, Mas akan bantu."Eva meremas tangannya perlahan. Dia tak ingin membuat suasana kini semakin gaduh karena Dirga pasti akan marah jika tahu tentang hal yang tela
Bab 211"Memang benar aku sangat membencimu! Bahkan melihatmu masih hidup berhasil membuat darahku mendidih!"Dirga tak menyangka akan mendengarkan perkataan yang begitu keterlaluan terlantar dengan mudahnya dari mulut Eva."Astaghfirullah! Sadarkan dirimu, Eva! Apa kamu sudah mengatakan hal yang buruk?!"Eva memalingkan wajahnya dengan cepat. Dia tak ingin berdebat lagi dengan Dirga karena hanya pria itulah yang bisa membantunya nanti.Siti hanya bisa tersenyum kecut. Walaupun dia sudah mencoba untuk tak merasa sakit hati dan menebalkan telinganya, tapi tetap saja berhasil menggores hatinya."Kamu tidak pernah sadar akan kesalahanmu sendiri, Mbak. Kamu sibuk menyalahkan orang lain atas hal yang tidak berhasil kamu miliki."Eva menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Omong kosong! Kamu sekarang sedang mencoba untuk membalikkan keadaan, hah?!""Kepalamu itu hanya diisi dengan hal buruk, hatimu juga semakin menghitam. Mbak, sadarlah!"Jantung Eva terasa berdenyut keras. Entah mengapa dia
Bab 212Mata Eva tampak membulat dengan sempurna. Bukannya dia mendapatkan permintaan maaf dari Siti, tapi wanita itu justru balik dan mengancamnya."Apa-apaan kamu, hah?!"Siti hanya diam. Wanita itu justru beralih menatap kuasa hukum dan memberikan kode untuk segera melaksanakan tugasnya dengan baik.Dirga juga tampak terkejut, tapi pria itu juga tak menepis bahwa perbuatan istrinya sudah berlebihan.Eva terlihat sangat panik. Dia melirik ke arah suaminya dan berharap agar pria itu bisa membantunya. Tapi Dirga justru memalingkan wajahnya."Mas! Kenapa kamu seperti itu, hah?!""Kamu yang sudah membuat masalah menjadi jauh lebih besar, Eva.""Keterlaluan kamu, Mas!" sentak Eva, tangannya kini terkepal dengan erat dan napasnya juga memburu naik turun karena emosi yang menggebu-gebu.Dirga memicingkan matanya dengan tajam karena pria itu tak terima dengan perkataan Eva. "Jangan menyalahkan, Mas. Kalau kamu juga tidak bisa intropeksi diri, Mas juga tidak akan bisa membantumu sedikitpun."
Bab 213Tiga hari kemudian ada surat panggilan yang datang ke rumah Eva. Wanita itu kini mengepalkan tangannya dengan erat karena ternyata ancaman yang diberikan oleh sepupunya bukanlah sebuah omong kosong belaka."Aku pikir dia tidak akan berani melakukan ini. Tapi Siti memang sudah berubah karena dia telah terkenal. Sialan!"Kening Eva terlihat berkerut karena tiba-tiba ponselnya berdiri nyaring. Wanita itu dengan cepat langsung meraihnya dan hanya bisa menghela nafas berat setelah tahu kalau seseorang yang meneleponnya adalah Retno."Ck! Tante Retno ngapain telepon aku terus-menerus, sih?!"Setelah masalah yang terjadi beberapa hari lalu, Eva memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan Retno. Saat ini di tengah fokus agar bisa keluar dari masalahnya.Tapi setiap kali mencoba mengabaikan setiap telepon dan juga SMS yang dikirimkan oleh Retno, wanita paruh baya itu bahkan tak gentar dan tak menyerah sama sekali.Mau tak mau, Eva tetap mengangkat telepon itu."Halo?""Kamu selama i
Bab 214Mata Yayuk ini tampak membulat dengan sempurna ketika mendapatkan pertanyaan dari Rama. Apalagi pertanyaan itu membahas tentang perselingkuhannya dengan Adi.Jantung Yayuk terasa berdetak tak beraturan ketika mendapatkan tatapan tajam dari suaminya. Bahkan selama 8 tahun menikah, Rama tak pernah memandangnya seperti itu."Mas kenapa kamu malah mempertanyakan hal ini?"Rama menautkan kedua alisnya. "Itu karena aku butuh kejujuran mu."Eva merasakan nyeri di dalam hatinya kembali. Bagaimana Rama bisa bersikap sangat dingin padanya?Yayuk menundukkan kepalanya dalam-dalam. Dia sangat tahu kesalahannya yang begitu besar hingga memecah kepercayaan Rama. Tapi entah mengapa hatinya kini terasa sakit."Aku datang kemari bukan untuk melihatmu diam saja. Jawablah," kelakar Rama.Tapi lagi-lagi suaranya itu rendah dan juga dingin.Yayuk mengangkat kepalanya dan menatap lekat Rama. "Apa kamu akan memaafkanku, Mas?"Rama hanya diam. Hanya saja sorot matanya seolah mengatakan tidak.Yayuk m
EndingAdi berlari sejauh mungkin ketika pria itu menyadari ada sebuah mobil yang sejak tadi mengikutinya dari belakang."Sial! Masa aku gagal lagi?!"Putri terlihat sangat ketakutan dan gadis kecil itu juga kelelahan karena sejak tadi ditarik dengan paksa oleh Adi. Mereka berdua terus berlari tanpa memperhatikan apapun.Handi menginjak pedal gasnya dan mengemudikan mobilnya jauh lebih cepat dari biasanya ketika melihat sosok Adi. Kemarahan yang ada di dalam hatinya itu semakin memuncak ketika melihat pria itu menarik anaknya."Aku nggak akan pernah melepaskanmu Adi!" Dengan cepat, dia langsung mengerem mobilnya ketika berada tepat di hadapan Adi dan berhasil menghadangnya.Adi terjatuh karena terkejut. Begitu juga dengan Putri. Handi tanpa basa-basi langsung keluar dari mobilnya, dia berjalan mendekat dengan perasaan yang begitu marah."Kamu sudah sangat keterlaluan dan melewati batas dari kesabaranku, Adi. Kamu sudah berani mengusik keluargaku!"Adi tercengang dan merasakan nyalinya
Bab 326Setelah Eva berhasil diamankan oleh polisi, Siti berlalu pergi untuk menemui mantan ibu mertuanya. Wanita itu telah mendapatkan kabar dan juga bukti begitu banyak dari sang suami bahwa sebenarnya orang-orang terdekatnya terlibat soal anaknya yang menghilang.Siti tak ingin diam saja. Selama suaminya kini berjuang untuk menemukan anaknya, dia akan menangkap orang-orang yang terlibat dari masalah ini.Sumi dan Bi Yati yang ikut menemani juga merasa kaget karena Siti terlihat begitu berubah seolah menjadi wanita lain."Mbak," panggil Sumi dengan perasaan yang sedikit takut.Siti tampak menoleh sekilas dan wanita itu tersenyum tipis seolah memberikan kode bahwa dia baik-baik saja."Ti, Bibi harap masalah ini segera selesai dan Putri bisa ditemukan dalam keadaan yang baik-baik saja."Siti menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku juga berharap begitu, Bi. Aku tidak akan diam saja jika ada satu luka di kulit Putri."Hanya butuh waktu sekitar 10 menit saja hingga wanita itu sampai tepat
Bab 325Handi dan Selina telah masuk ke rumah dan mendapati keadaan yang begitu berantakan. Mereka lantas berkeliling untuk mencari bukti lebih banyak.Handi menemukan seragam sekolah anaknya dan pria itu bisa yakin bahwa wanita yang sempat memberikan informasi itu tak berbohong sama sekali.Selina menghela napas perlahan. "Maaf, Pak. Sepertinya karena tindakan saya yang terlalu ceroboh, Adi jadi kabur begitu saja dan membawa semua bukti-buktinya."Handi terdiam. Tiba-tiba saja dia mendengar suara ponsel yang berdering.Dua orang yang tengah ada di dalam ruang tamu itu tampak menoleh dengan terkejut. Mereka kini berusaha untuk menemukan ponsel yang berdering karena sadar itu bukan milik dari mereka masing-masing.Selina menyingkirkan salah satu bantal dan menemukan ponsel. Dia sadar kalau ini adalah milik Adi."Pak, saya menemukannya! Ini ponsel milik Adi dan sepertinya karena terburu-buru dia jadi meninggalkannya."Handi dengan cepat langsung merebutnya. "Ini ... darimana dia bisa me
Bab 324Handi telah sampai di tempat yang baru saja dikatakan oleh sosok wanita misterius. Dia juga telah menghubungi pihak kepolisian untuk ikut datang.Pria itu bergegas turun sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar. Padahal sosok wanita itu mengajaknya bertemu di tempat ini, tapi dia tak melihat sosoknya sama sekali."Apa jangan-jangan wanita itu hanya berbohong dan mencoba untuk mengecohku?"Dia merasa takut kalau informasi yang sempat didengarnya itu hanyalah palsu dan membuatnya jadi terkecoh hingga tak jadi pergi ke kantor polisi.Handi mengusap wajahnya dengan kasar. Dia merasa kesal dan berniat untuk kembali masuk ke dalam mobilnya. Tapi sayup-sayup telinganya mendengar suara rintihan seorang perempuan. Dia lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling lagi dan memicingkan matanya ketika melihat sosok wanita yang ada di kejauhan tergeletak di jalanan."Itu ... Hah? Jangan-jangan itu dia!"Tanpa basa-basi sedikit pun dia langsung berlari mendekat. Dilihatnya sosok wanita ya
Bab 323Selina dengan cepat langsung pergi keluar meski rencana awalnya tak berhasil. Tapi wanita itu akan tetap berusaha untuk menyelamatkan Putri.Wanita itu bergegas pergi ke salah satu tempat yang cukup sepi agar bisa menelepon dengan nyaman.Wanita itu meraih salah satu ponsel rahasia miliknya dan langsung mencoba untuk menelepon seseorang. Cukup lama hingga panggilannya itu akhirnya diangkat."Halo, siapa ini?""Pak, saya yakin anda tahu. Beberapa kali saya mencoba untuk mengirimkan bukti-bukti mengenai kejahatan Adi dan Yayuk.""Kamu ...""Ya, benar. Tapi ada hal lain yang jauh lebih penting. Putri, anak anda diculik."Mata pria yang ada di ujung telepon sana tampak terbelalak kaget. Dia yang tengah mengemudikan mobilnya itu sontak langsung mengerem secara mendadak."Bagaimana kau tahu soal anakku yang diculik?" Tak bisa dipungkiri saat ini dia merasa sangat curiga.Selina menghela napas berat. "Ini tak penting sama sekali. Tapi saya tahu di mana keberadaan Putri dan jika Bapa
Bab 322Handi bergegas meraih jaketnya setelah pria itu mendapatkan panggilan penting dari pihak kepolisian.Siti yang tengah duduk itu sontak langsung menatap suaminya dengan tatapan heran."Mas, kamu mau pergi ke mana?"Pria itu tampak menoleh dan diam sejenak. "Mas akan pergi ke kantor polisi karena tadi baru saja mendapatkan panggilan dan katanya ada sedikit titik terang mengenai keberadaan Putri."Mata Siti seketika terbelalak lebar setelah mendengar penjelasan suaminya. "Apa benar, Mas? Kalau begitu aku juga ikut denganmu."Pria itu dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. "Kamu di rumah aja, Ti. Biar Mas yang akan menyelesaikan semua masalah ini."Pri itu tahu dengan jelas kalau kondisi tubuh istrinya sedang tak baik-baik saja sebab wanita itu terus saja memikirkan berbagai kemungkinan buruk mengenai Putri. Dia tak ingin membuat suasana jadi jauh lebih buruk.Siti merasa sedikit kecewa karena takut ijinkan untuk ikut pergi ke kantor polisi. Namun wanita itu juga tak bisa
Bab 321Siti menoleh ke arah suaminya dengan cepat. "Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, Mas?""Tenang dulu." Pria itu lantas mengulurkan segelas air putih pada istrinya. Siti dengan cepat langsung meminumnya, namun dia tetap saja merasa khawatir."Mas, kita nggak mungkin diam saja seperti ini. Apa yang diinginkan oleh penculik? Uang? Berapa banyak? A-aku punya uang jadi--""Stop, Siti!" Wanita itu langsung diam. Dia yang tadinya tengah merasa sangat kebingungan itu kini perlahan mulai menangis. Dia benar-benar hampir gila karena masalah ini.Handi dengan cepat langsung memeluk agar bisa menenangkannya."Ti, tenang ... kita akan cari solusinya sama-sama."Baik Sumi, Bi Yati, Tatang dan Dadang bisa merasakan kesedihan yang begitu mendalam di sepasang suami istri ini.Padahal mereka belum lama menikah namun telah dipertemukan oleh banyak masalah yang berat dan juga rumit.Setelah merasa istrinya sedikit tenang, pria itu langsung melepaskan pelukannya. Dia kembali beralih menatap
Bab 320Siti melipat mungkin ada juga sajadahnya setelah wanita itu selesai menunaikan salat. Matanya terlihat begitu sembab karena sampai sore ini pun masih belum ada kabar mengenai keberadaan anaknya.Namun dia tak ingin larut dalam kesedihan dan wanita itu akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Dia tak mungkin membuat orang-orang di rumah ini merasa khawatir terus menerus padanya.Perlahan wanita itu mulai menapaki tangga setelah keluar dari kamarnya. Tapi entah mengapa dia merasakan atmosfer yang cukup berbeda seolah-olah semua orang yang ada di rumah ini tengah merasa tegang.Siti mengerikan pening ketika melihat sosok suaminya kini berada tepat di ruang tamu. Sumi dan Bi Yati juga ada di sana. Bahkan Tatang dan Dadang juga secara kebetulan berada tepat di dalam rumah."Ada apa ini?"Suara Siti telah berhasilkan mengejutkan semua orang dan mereka kini terlihat sangat kikuk.Siti semakin merasa heran, dia mendekat sambil mengerutkan keningnya."Kok malah pada diem aja? A
Bab 319Selina membuka pintu kamarnya dan benar saja, pria yang tak lebih dari benalu itu kini masih tertidur lelap seolah dia tak pernah melakukan kesalahan apapun.Selina menghela napas berat. Apa dia tak sadar kalau belum memberi makan anaknya sendiri?Dia masih tak menyangka karena ada sosok ayah yang begitu tega seperti Adi.Namun marah-marah seperti ini juga tak ada gunanya sama sekali karena pria itu tak mungkin mau mendengarkannya. Dibandingkan harus meluangkan waktu untuk marah-marah, dia memutuskan untuk segera pergi ke lemari bajunya dan mencari pakaian yang pas dikenakan Putri.Cukup lama dia berkutat untuk mencari pakaian, namun tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan berhasil membuatnya terpekik kaget."Kamu kaget, ya?" suara berat seorang pria telah berhasil menggetarkan gendang Selina.Wanita itu kini tampak tersenyum kikuk. "Ah, Mas ... kamu kenapa malah ngagetin aku, sih?"Adi hanya diam. Pria itu merasa seolah-olah berada di awan karena memili