Bab 162"Rosa, apa ada kabar kembali mengenai dana yang diajukan oleh Adi Sucipto?"Rosa yang tengah sibuk mengutak-atik laptop itu tampak menoleh ketika mendapat pertanyaan dari atasannya."Sejauh ini masih belum ada kabar kembali, Pak. Pak Adi juga cukup diam akhir-akhir ini padahal biasanya terus-menerus mengirimkan proposal mengenai pengajuan dana."Handi mengerutkan keningnya ketika mendengar penjelasan dari asisten pribadinya itu."Aneh," gumamnya lirih.Pria yang kemarin-kemarin tengah sibuk terus saja membombardir dengan banyak proposal justru diam?Tentu saja itu adalah suatu keanehan. Tapi, Handi juga tak bisa memungkiri bahwa dia merasa cukup senang karena tak ada lagi kekacauan yang diperbuat oleh Adi."Baiklah, tapi tetap awasi gerak-geriknya, Rosa."Rosa menganggukkan kepalanya dengan cepat setelah mendapatkan perintah dari sang atasan kembali."Baik, Pak."Tak lama setelah perbincangan mereka usai, pintu ruangan terdengar diketuk dari luar. Baik Rosa ataupun Handi, ked
Bab 163"Tak tahu atau tengah menyembunyikan sesuatu?"Mata Yayuk terlihat membulat dengan sempurna ketika mendapat pertanyaan yang cukup mengejutkan dari atasannya. Lidahnya terasa kelu seolah ada sesuatu yang mengganjal di dalam kerongkongan hingga membuatnya kesulitan untuk bicara.Tatapan Handi yang begitu saja membuatnya semakin tak nyaman. Yayuk merasa takut dan dia kini hanya bisa menundukan kepala sambil menyembunyikan ekspresi wajahnya yang tampak gelisah.Rosa juga sama terkejutnya dengan Yayuk. Meski dia tak ikut campur dengan masalah yang tengah menimpa Yayuk, tetap saja rasanya mengejutkan ketika melihat majikannya kini telah mengintimidasi seseorang secara terang-terangan."Jawab Yayuk, apa ada sesuatu yang sebenarnya kamu sembunyikan?"Yayuk tersentak kaget, tapi dengan cepat dia langsung menggelengkan kepalanya."Mana mungkin saya berani melakukan hal itu, Pak? Saya tidak menyembunyikan apapun!"Kening Handi terlihat berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu. Tangan
Bab 164Siti melipat sajadah dan mukena setelah selesai beribadah. Wanita itu lantas bergerak naik ke atas tempat tidur dan meraih ponsel.Ada sebuah pesan masuk beberapa menit yang lalu dan Siti segera membacanya.[Selamat siang, Kak Siti. Kabar baik karena novel kedua anda yang berjudul 'Jodohku, Majikanku' sudah dicetak dan akan siap terbit mulai besok lusa.]Matanya kini tampak berkaca-kaca ketika mendengar berita baik mengenai novel terbarunya. Saat pertama kali dia menerbitkan novel, waktunya bisa dibilang cukup lama. Tapi untuk novel kedua ini bisa dibilang jauh lebih cepat."Alhamdulillah, Ya Allah ... akhirnya novel keduaku siap untuk didistribusikan."Tak ada lagi kalimat yang bisa menggambarkan kebahagiaan yang saat ini karena Siti telah memiliki banyak penggemar. Mereka semua selalu mengapresiasi karyanya dan Siti kini semakin memiliki ilmu literasi.Tak bisa dipungkiri itu semua adalah hasil kerja kerasnya selama ini. Siti selalu berniat untuk menyimpan uang hasil kerja ke
Bab 165Suasana ruang makan kini tampak hangat karena semua orang tengah menyantap makan malam. Biasanya Tatang dan Dadang akan makan di pos karena mereka berdua selalu dikirimi makanan oleh Sumi.Tapi Handi kali ini mengajak kedua pria itu untuk menyantap makan malam sekalian di dalam rumah.Handi melirik ke arah gadis kecil yang kini tampak lahap menyantap makanannya."Enak, Put?"Putri menganggukan kepalanya dengan cepat. Gadis kecil itu memang tak terlalu pemilih soal makanan. Entah karena ajaran ibunya yang memang begitu baik, Putri akhirnya tumbuh menjadi sosok gadis kecil yang penurut dan juga tak banyak menuntut.Tak berselang lama acara makan malam telah usai. Baik Tatang ataupun Dadang kini telah kembali ke pos jaga. Sedangkan para asisten rumah tangga dengan sibuk untuk membersihkan area meja makan dan juga dapur.Handi melirik ke arah Siti dan secara kebetulan wanita itu juga ikut menatapnya."Ti, apa bisa kamu ke ruanganku sebentar?"Siti menganggukkan kepalanya perlahan
Bab 166"Saya yakin ada alasan dibalik sikap aneh anda. Benar, 'kan? Pak, saya nggak mau salah paham. Sikap Bapak makin hari membuat saya penasaran. Sebenarnya Bapak ingin apa?"Handi tampak diam. Tapi Siti sejak tadi memandangnya dengan tatapan tajam penuh selidik karena wanita itu masih merasa penasaran.Handi menghela napas pelan. Dia mengusap wajahnya sambil tersenyum tipis karena pada akhirnya pertanyaan yang ditunggu-tunggu nya itu terlontar dari mulut Siti.Handi mendongakkan kepalanya kembali dan menatap lekat sosok wanita yang telah berhasil membuatnya jatuh cinta."Siti, mungkin penjelasan saya nanti akan terdengar seperti omong kosong dan kamu sulit untuk percaya. Tapi ketahuilah satu hal, Siti. Saya nggak berbohong sama sekali," ujarnya mencoba menyakinkan.Pernyataan Handi kembali membuat hati Siti berdesir. Tapi dia ingin jawaban yang pasti."Katakan saja, Pak.""Saya jatuh hati padamu, Siti."Jantung Siti tiba-tiba berdetak dengan kencang. Bola matanya hampir saja kelua
Bab 167Siti menutup pintu kamarnya dengan keadaan jantung yang berdebar hebat. Saya dari tadi dia masih saja tak percaya dengan segala hal yang didengarnya.Rasanya seperti mimpi, tak nyata sama sekali."Ya Allah ... benarkah ini bukan mimpi?" gumamnya pelan sambil menepuk-nepuk pipinya."Ibu kenapa?"Suara Putri berhasil mengejutkan Siti. Wanita itu lantas berbalik dan menatap putrinya yang kini terlihat kebingungan. Siti tak sadar kalau putrinya belum terlelap dan dia hampir saja mengungkapkan isi hatinya secara gamblang."Eh? Putri kok belum tidur?" tanyanya sambil mendekat ke arah Putri."Putri belum ngantuk, Bu."Siti tersenyum tipis dan duduk tepat di sisi ranjang. Tangannya terulur pelan dan mulai mengelus puncak kepala gadis kecilnya dengan lembut."Baca doa dan pejamkan mata, nanti lama-lama ngantuk, kok."Putri menganggukkan kepalanya perlahan. Tapi gadis kecil itu masih merasa penasaran dengan tingkah ibunya barusan."Ibu tadi kenapa?""Nggak apa-apa, kok. Ibu cuma ngantuk
Bab 168Siti menatap putrinya yang kini telah tertidur lelap. Gadis kecil itu terlihat begitu damai dan sesekali tersenyum seolah mimpi indah tengah membuatnya terbuai.Siti menarik tubuhnya kembali dan menyandarkan punggungnya ke tembok. Pandangan matanya kini beralih menatap lampu kamar yang temaram."Ya Allah ... Hamba tidak tahu inikah jawaban yang tepat atas doa-doa selama ini karena meminta agar bisa melanjutkan hidup dengan bahagia dan penuh syukur. Hamba yakin kalau takdir telah tertulis dengan begitu indah."Siti memejamkan matanya sejenak sambil meletakkan telapak tangannya tepat di dada. Malam ini dia merasa begitu bahagia karena telah mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang terus saja membuatnya penasaran.Siti sendiri masih tak menyangka kalau ternyata sang majikan memiliki perasaan yang sama sepertinya. Bisa dibilang cinta kini hadir di antara Siti dan Handi.Wajah Siti kembali bersemu kemerahan. Dulu dia pernah merasa hidupnya sangat menyedihkan. Tapi Siti ini sadar ba
Bab 169Handi berangkat ke kantornya dengan perasaan campur aduk. Pria itu merasa malu karena tingkahnya diperhatikan oleh Putri.Tapi dia juga bisa merasakan adanya ketertarikan di mata gadis kecil itu, seolah-olah dia tak menolak bila ibunya memiliki pilihan lain.Tatang yang tengah fokus mengemudikan mobil itu tampak melirik sekilas ke arah sang majikan. Dia tersenyum tipis ketika melihat majikannya itu tampak uring-uringan."Pak, gimana perkembangannya?"Handi diam sejenak. Dia tahu dengan jelas maksud dari perkataan sopirnya barusan."Nggak tahu, Mang. Tapi bisa dibilang jauh lebih dekat dari sebelumnya," kelakar Handi.Tatang terkekeh pelan. "Setidaknya itu adalah perkembangan yang baik, Pak. Siti pasti butuh waktu.""Mamang benar, untungnya aku sudah mengungkapkan isi hatiku kemarin malam.""Oh, ya? Wah, itu kabar yang baik dong, Pak! Apa jawaban Siti?"Handi menggelengkan kepala perlahan. Hanya dengan deru napasnya saja sudah menjelaskan kalau ada sesuatu yang membuatnya bingu
EndingAdi berlari sejauh mungkin ketika pria itu menyadari ada sebuah mobil yang sejak tadi mengikutinya dari belakang."Sial! Masa aku gagal lagi?!"Putri terlihat sangat ketakutan dan gadis kecil itu juga kelelahan karena sejak tadi ditarik dengan paksa oleh Adi. Mereka berdua terus berlari tanpa memperhatikan apapun.Handi menginjak pedal gasnya dan mengemudikan mobilnya jauh lebih cepat dari biasanya ketika melihat sosok Adi. Kemarahan yang ada di dalam hatinya itu semakin memuncak ketika melihat pria itu menarik anaknya."Aku nggak akan pernah melepaskanmu Adi!" Dengan cepat, dia langsung mengerem mobilnya ketika berada tepat di hadapan Adi dan berhasil menghadangnya.Adi terjatuh karena terkejut. Begitu juga dengan Putri. Handi tanpa basa-basi langsung keluar dari mobilnya, dia berjalan mendekat dengan perasaan yang begitu marah."Kamu sudah sangat keterlaluan dan melewati batas dari kesabaranku, Adi. Kamu sudah berani mengusik keluargaku!"Adi tercengang dan merasakan nyalinya
Bab 326Setelah Eva berhasil diamankan oleh polisi, Siti berlalu pergi untuk menemui mantan ibu mertuanya. Wanita itu telah mendapatkan kabar dan juga bukti begitu banyak dari sang suami bahwa sebenarnya orang-orang terdekatnya terlibat soal anaknya yang menghilang.Siti tak ingin diam saja. Selama suaminya kini berjuang untuk menemukan anaknya, dia akan menangkap orang-orang yang terlibat dari masalah ini.Sumi dan Bi Yati yang ikut menemani juga merasa kaget karena Siti terlihat begitu berubah seolah menjadi wanita lain."Mbak," panggil Sumi dengan perasaan yang sedikit takut.Siti tampak menoleh sekilas dan wanita itu tersenyum tipis seolah memberikan kode bahwa dia baik-baik saja."Ti, Bibi harap masalah ini segera selesai dan Putri bisa ditemukan dalam keadaan yang baik-baik saja."Siti menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku juga berharap begitu, Bi. Aku tidak akan diam saja jika ada satu luka di kulit Putri."Hanya butuh waktu sekitar 10 menit saja hingga wanita itu sampai tepat
Bab 325Handi dan Selina telah masuk ke rumah dan mendapati keadaan yang begitu berantakan. Mereka lantas berkeliling untuk mencari bukti lebih banyak.Handi menemukan seragam sekolah anaknya dan pria itu bisa yakin bahwa wanita yang sempat memberikan informasi itu tak berbohong sama sekali.Selina menghela napas perlahan. "Maaf, Pak. Sepertinya karena tindakan saya yang terlalu ceroboh, Adi jadi kabur begitu saja dan membawa semua bukti-buktinya."Handi terdiam. Tiba-tiba saja dia mendengar suara ponsel yang berdering.Dua orang yang tengah ada di dalam ruang tamu itu tampak menoleh dengan terkejut. Mereka kini berusaha untuk menemukan ponsel yang berdering karena sadar itu bukan milik dari mereka masing-masing.Selina menyingkirkan salah satu bantal dan menemukan ponsel. Dia sadar kalau ini adalah milik Adi."Pak, saya menemukannya! Ini ponsel milik Adi dan sepertinya karena terburu-buru dia jadi meninggalkannya."Handi dengan cepat langsung merebutnya. "Ini ... darimana dia bisa me
Bab 324Handi telah sampai di tempat yang baru saja dikatakan oleh sosok wanita misterius. Dia juga telah menghubungi pihak kepolisian untuk ikut datang.Pria itu bergegas turun sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar. Padahal sosok wanita itu mengajaknya bertemu di tempat ini, tapi dia tak melihat sosoknya sama sekali."Apa jangan-jangan wanita itu hanya berbohong dan mencoba untuk mengecohku?"Dia merasa takut kalau informasi yang sempat didengarnya itu hanyalah palsu dan membuatnya jadi terkecoh hingga tak jadi pergi ke kantor polisi.Handi mengusap wajahnya dengan kasar. Dia merasa kesal dan berniat untuk kembali masuk ke dalam mobilnya. Tapi sayup-sayup telinganya mendengar suara rintihan seorang perempuan. Dia lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling lagi dan memicingkan matanya ketika melihat sosok wanita yang ada di kejauhan tergeletak di jalanan."Itu ... Hah? Jangan-jangan itu dia!"Tanpa basa-basi sedikit pun dia langsung berlari mendekat. Dilihatnya sosok wanita ya
Bab 323Selina dengan cepat langsung pergi keluar meski rencana awalnya tak berhasil. Tapi wanita itu akan tetap berusaha untuk menyelamatkan Putri.Wanita itu bergegas pergi ke salah satu tempat yang cukup sepi agar bisa menelepon dengan nyaman.Wanita itu meraih salah satu ponsel rahasia miliknya dan langsung mencoba untuk menelepon seseorang. Cukup lama hingga panggilannya itu akhirnya diangkat."Halo, siapa ini?""Pak, saya yakin anda tahu. Beberapa kali saya mencoba untuk mengirimkan bukti-bukti mengenai kejahatan Adi dan Yayuk.""Kamu ...""Ya, benar. Tapi ada hal lain yang jauh lebih penting. Putri, anak anda diculik."Mata pria yang ada di ujung telepon sana tampak terbelalak kaget. Dia yang tengah mengemudikan mobilnya itu sontak langsung mengerem secara mendadak."Bagaimana kau tahu soal anakku yang diculik?" Tak bisa dipungkiri saat ini dia merasa sangat curiga.Selina menghela napas berat. "Ini tak penting sama sekali. Tapi saya tahu di mana keberadaan Putri dan jika Bapa
Bab 322Handi bergegas meraih jaketnya setelah pria itu mendapatkan panggilan penting dari pihak kepolisian.Siti yang tengah duduk itu sontak langsung menatap suaminya dengan tatapan heran."Mas, kamu mau pergi ke mana?"Pria itu tampak menoleh dan diam sejenak. "Mas akan pergi ke kantor polisi karena tadi baru saja mendapatkan panggilan dan katanya ada sedikit titik terang mengenai keberadaan Putri."Mata Siti seketika terbelalak lebar setelah mendengar penjelasan suaminya. "Apa benar, Mas? Kalau begitu aku juga ikut denganmu."Pria itu dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. "Kamu di rumah aja, Ti. Biar Mas yang akan menyelesaikan semua masalah ini."Pri itu tahu dengan jelas kalau kondisi tubuh istrinya sedang tak baik-baik saja sebab wanita itu terus saja memikirkan berbagai kemungkinan buruk mengenai Putri. Dia tak ingin membuat suasana jadi jauh lebih buruk.Siti merasa sedikit kecewa karena takut ijinkan untuk ikut pergi ke kantor polisi. Namun wanita itu juga tak bisa
Bab 321Siti menoleh ke arah suaminya dengan cepat. "Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, Mas?""Tenang dulu." Pria itu lantas mengulurkan segelas air putih pada istrinya. Siti dengan cepat langsung meminumnya, namun dia tetap saja merasa khawatir."Mas, kita nggak mungkin diam saja seperti ini. Apa yang diinginkan oleh penculik? Uang? Berapa banyak? A-aku punya uang jadi--""Stop, Siti!" Wanita itu langsung diam. Dia yang tadinya tengah merasa sangat kebingungan itu kini perlahan mulai menangis. Dia benar-benar hampir gila karena masalah ini.Handi dengan cepat langsung memeluk agar bisa menenangkannya."Ti, tenang ... kita akan cari solusinya sama-sama."Baik Sumi, Bi Yati, Tatang dan Dadang bisa merasakan kesedihan yang begitu mendalam di sepasang suami istri ini.Padahal mereka belum lama menikah namun telah dipertemukan oleh banyak masalah yang berat dan juga rumit.Setelah merasa istrinya sedikit tenang, pria itu langsung melepaskan pelukannya. Dia kembali beralih menatap
Bab 320Siti melipat mungkin ada juga sajadahnya setelah wanita itu selesai menunaikan salat. Matanya terlihat begitu sembab karena sampai sore ini pun masih belum ada kabar mengenai keberadaan anaknya.Namun dia tak ingin larut dalam kesedihan dan wanita itu akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Dia tak mungkin membuat orang-orang di rumah ini merasa khawatir terus menerus padanya.Perlahan wanita itu mulai menapaki tangga setelah keluar dari kamarnya. Tapi entah mengapa dia merasakan atmosfer yang cukup berbeda seolah-olah semua orang yang ada di rumah ini tengah merasa tegang.Siti mengerikan pening ketika melihat sosok suaminya kini berada tepat di ruang tamu. Sumi dan Bi Yati juga ada di sana. Bahkan Tatang dan Dadang juga secara kebetulan berada tepat di dalam rumah."Ada apa ini?"Suara Siti telah berhasilkan mengejutkan semua orang dan mereka kini terlihat sangat kikuk.Siti semakin merasa heran, dia mendekat sambil mengerutkan keningnya."Kok malah pada diem aja? A
Bab 319Selina membuka pintu kamarnya dan benar saja, pria yang tak lebih dari benalu itu kini masih tertidur lelap seolah dia tak pernah melakukan kesalahan apapun.Selina menghela napas berat. Apa dia tak sadar kalau belum memberi makan anaknya sendiri?Dia masih tak menyangka karena ada sosok ayah yang begitu tega seperti Adi.Namun marah-marah seperti ini juga tak ada gunanya sama sekali karena pria itu tak mungkin mau mendengarkannya. Dibandingkan harus meluangkan waktu untuk marah-marah, dia memutuskan untuk segera pergi ke lemari bajunya dan mencari pakaian yang pas dikenakan Putri.Cukup lama dia berkutat untuk mencari pakaian, namun tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan berhasil membuatnya terpekik kaget."Kamu kaget, ya?" suara berat seorang pria telah berhasil menggetarkan gendang Selina.Wanita itu kini tampak tersenyum kikuk. "Ah, Mas ... kamu kenapa malah ngagetin aku, sih?"Adi hanya diam. Pria itu merasa seolah-olah berada di awan karena memili