Share

81. Partner Hati

"Makan dulu, Lin. Sudah aku buatkan roti bakar." Pagi ini aku menunggu Alin di meja makan. Sengaja kubuatkan sarapan sebelum dia pergi ke kantor.

"Nanti aku sarapan di kantor saja, Mas. Roti itu buat Mas Riko saja, siapa tahu nanti siang Mas kelaparan."

Tanpa melirik sarapan yang sudah kubuatkan, Alin melenggang pergi. Bahkan ia tidak berpamitan padaku.

"Oh ya, Mas. Kemarin Pak Hendra bilang, batas akhir pembayaran utang itu dua hari lagi. Kalau tidak maka pihak perusahaan akan mengambil barang apapun yang Mas miliki. Setelah beberapa langkah Alin pergi, ia pun berbalik.

"Iya, nanti aku pikirkan."

"Utang sebesar itu tidak cukup hanya dipikirkan, Mas, tapi harus diusahakan." Alin tersenyum sinis ke arahku setelah itu dia benar-benar pergi.

Setelah Alin berlalu dan tidak nampak lagi aku membanting gelas berisi jus yang ada di hadapanku. Alin sudah berubah, dia bukan Alin yang dulu yang mengejar-ngejar cintaku. Dia sudah tidak peduli lagi padaku karena aku sudah tidak punya apa-apa. Sat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status