Share

89. Tersandung

Acara tunangan semalam begitu membekas di hatiku. Jujur saja, meskipun Mas Nathan bukan orang yang pertama, tapi baru kali ini aku merasakan kebahagiaan. Dulu Mas Riko melamarku dengan cara yang sangat sederhana. Meski belakangan aku menyadari, dia bukan pria sederhana, tapi pria yang pelit dan perhitungan.

"Nanti siang kita pergi untuk mencari souvenir, Dek." Aku baru saja sampai di butik ketika Mas Nathan menghubungi.

"Jam berapa, Mas?"

"Maunya sih sekarang, aku pergi dari pagi-pagi supaya punya waktu banyak untuk jalan sama kamu. Tapi sayangnya, aku ada meeting selama dua jam. Jadi mungkin baru bisa ke sana agak siangan, nanti Mas hubungin lagi."

Tiba-tiba pipiku bersemu. Ungkapan rindu dari Mas Nathan yang secara tidak langsung dia sampaikan, membuat hatiku berbunga. Ah, ya, Tuhan, kenapa aku seperti anak ABG saja.

"Iya Mas, aku tunggu, ya. Hati-hati di jalan dan semangat kerjanya." Jujur saja sebenarnya aku geli mengatakan itu, tapi mau bagaimana lagi, perasaan ini memang butuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status