Share

93. Tabrak Lari

Tabrak Lari

----

Aku melangkahkan kaki menyusuri gang menuju ke rumah, meskipun kaki terasa berat ketika melangkah. Ada perasaan yang tidak biasa yang membuatku sedikit enggan untuk pulang ke rumah. Dan aku berpikir, itu semua karena imbas atas kejadian demi kejadian yang terjadi akhir-akhir ini, terutama teror bangkai ayam yang diletakkan di depan pintu. Mungki itulah yang membuatku sedikit berat ketika kaki ini perlahan semakin mendekati rumah.

Perasaan was-was dan taku beberapa kali hinggap, namun buru-buru kutepis. “Aku tidak boleh kalah dalam menghadapi para pengecut itu,” pikirku menguatkan diri sendiri. Toh aku sudah memutuskan untuk tetap tinggal di rumah ini, itu artinya aku juga harus siap menghadapi segala kemungkinan yang mungkin akan terjadi.

Tring tring …

Dering ponsel terdengar dari dalam tas tepat ketika aku sudah berdiri di depan pintu. Telepon dari Alvaro.

“Kamu di mana? Apakah sudah sampai di rumah dengan selamat?” tanyanya begitu sambungan telepon terhubung.

“Iya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status