Share

Bab 6

Author: Sahira
"Karena melihat kamu membela apa yang benar dengan berani."

"Aku langsung mengenali Kakak begitu melihat Kakak," sela Andreas sambil mengemudi. "Jadi, aku memberi tahu pamanku dan dia berinisiatif membantu Kakak. Pamanku itu paling nggak suka berutang pada orang lain."

"Ya, 'kan, Paman?"

Nathan hanya diam.

Andreas pikir tebakannya benar, dia pun mengangkat alisnya dengan bangga. "Orang bilang yang namanya keberuntungan dan kemalangan itu selalu berdampingan. Akhirnya hari ini aku melihat hal itu terjadi. Ternyata walaupun Kakak malang karena kami tabrak dari belakang, hari ini justru Kakak beruntung karena hal itu!"

"Kamu yang salah karena menyetir ugal-ugalan, tapi kamu masih cari alasan?" tegur Nathan dengan kesal.

Andreas pun terkekeh dengan kikuk. "Aku 'kan cuma mau menghibur kakak satu ini? Setelah mengalami hal seperti tadi, suasana hatinya pasti nggak enak banget, 'kan?"

"Aku nggak apa-apa kok," jawab Alyana sambil tersenyum. "Tapi, ucapanmu memang benar."

Keberuntungan dan kemalangan memang seiring sejalan.

Walaupun Alyana sakit, dia jadi bisa melihat banyak orang dan hal dengan jelas.

Setelah sekian tahun hidup di dunia ini, Alyana justru paling merasa santai di hari ini.

Mulai sekarang, dia bukan lagi tunangan Harison ataupun putri dari Keluarga Imano. Dia adalah dirinya sendiri.

Satu-satunya yang Alyana sayangkan hanyalah sisa hidupnya yang tinggal sebentar lagi.

Alyana pun menarik napas dalam-dalam. Sudahlah, lebih baik dia jalani hari demi harinya saja.

Sesampainya di kaki gedung apartemen, Alyana kembali berterima kasih dengan tulus, "Terima kasih sudah mengantarku pulang. Tabrakan dari belakang itu kecelakaan, lukaku nggak parah kok. Kalian nggak usah khawatir lagi."

Setelah berkata seperti itu, Alyana pun melangkah keluar dari mobil.

Andreas menatap sosok Alyana yang berjalan pergi, lalu menghela napas dengan berat. "Padahal kakak itu terlihat sehat-sehat saja, kok bisa-bisanya mengidap penyakit yang mematikan seperti itu?"

"Paman, apa menurutmu dia bisa mencampakkan segalanya dengan sekejam itu karena dia sebentar lagi akan mati?"

Andreas kembali teringat akan pesta pertunangan tadi, dia pun memukul kemudi dengan kesal. "Dasar mereka semua itu bajingan! Padahal satu keluarga, tapi bisa-bisanya lebih mementingkan citra daripada nyawa orang lain!"

Lama sekali Nathan hanya menatap ke luar jendela mobil dalam diam. Sorot tatapannya tidak terlihat jelas karena tertutup bayangan.

"Paman, apa kita akan benar-benar mengabaikannya?"

Andreas memang dikenal memiliki hati yang hangat. Dia tidak bisa tenang karena merasa sangat prihatin dengan kondisi kesehatan Alyana.

"Dokter bilang tumor otaknya cukup mengkhawatirkan ...."

"Berikan hasil pemeriksaannya padaku."

Nathan menarik kembali pandangannya, lalu bersandar di kursi dan memejamkan matanya. Terlihat jelas dia menolak berkomunikasi lebih jauh.

"Loh, Paman masih peduli?" sahut Andreas dengan kaget. "Ya ampun, matahari pasti terbit dari barat hari ini ...."

"Diamlah."

Nathan menegur dengan suara yang rendah dan kesal.

Andreas langsung menelan ludahnya dan diam. Namun, dia yakin sekali ada yang sangat aneh dari pamannya.

...

Keesokan harinya.

Alyana bangun dengan perasaan segar. Jarang-jarang sekali dia bisa tidur senyenyak ini.

Alyana pun mencuci piring, lalu memakai headphone-nya dan turun ke bawah untuk membeli sarapan. Dia berjalan sambil bersenandung kecil, dia merasa sangat santai.

Tiba-tiba, pundaknya dicengkeram oleh sebuah tangan. Saking kuatnya, Alyana langsung tertarik mundur selangkah dan hampir terjatuh.

Begitu melihat ekspresi marah Harison, Alyana langsung mengernyit. Kemunculan pria itu merusak suasana hatinya yang sedang baik.

"Apa maksudmu sekarang? Kamu pura-pura nggak mendengarku memanggilmu, 'kan?"

Alyana melepas headphone-nya secara perlahan. "Fungsi peredam bising headphone ini bagus banget, gonggongan anjing saja nggak terdengar."

"Kamu ...."

Firasat Harison mengatakan bahwa Alyana sedang menghinanya, tetapi dia menolak percaya wanita yang sedemikian mencintainya akan melakukan hal seperti itu.

Harison kembali teringat tujuan kedatangannya hari ini dan menahan amarahnya, lalu berkata dengan kikuk, "Oh, kamu lagi pakai headphone. Maaf tadi bicaraku kasar, aku kebawa emosi."

"Alya, aku nggak akan mempermasalahkan sikapmu di pesta pertunangan kemarin. Silakan kamu lakukan apa pun yang kamu mau selama itu membuatmu senang. Tapi, tolong jangan mencari ribut denganku, ya?"

Harison berujar sambil hendak memegang tangan Alyana, tetapi Alyana mengelak sehingga genggaman Harison meleset.

Alyana pun melangkah mundur, dia bisa langsung melihat sosok Alina di belakang Harison. "Kita sudah nggak punya hubungan apa pun, Harison."

"Alya, berhentilah terbawa emosi begini," keluh Harison dengan tidak sabar. "Kali ini kamu benar-benar keterlaluan."

"Kak, Kakak Harison mencari Kakak semalaman. Dia khawatir banget sama Kakak ...." Tiba-tiba, Alina melangkah maju dan berujar dengan nada yang terdengar sangat simpatik, "Tega banget Kakak menyiksa Kak Harison begini? Padahal dia sebegitunya suka pada Kakak."

"Oh, jadi kemarin kalian berduaan semalaman?"

Alyana yang menangkap inti dari ucapan Alina pun langsung balik bertanya dengan santai.

Alina sontak menjadi panik. "Aku ... aku cuma bermaksud menemani Kak Harison datang minta maaf pada Kakak. Kak, aku dan Kak Harison nggak punya hubungan apa-apa. Nggak apa-apa kalau Kakak nggak percaya padaku, tapi masa Kakak juga nggak percaya sama Kak Harison?"

"Kalian 'kan sudah sekian tahun saling mengenal, masa Kakak nggak tahu tipe orang seperti apa Kak Harison itu?"

Alina pun menatap Harison dengan mata yang sedikit memerah. "Kemarin, Tuan Nathan sampai menjelek-jelekkan Kak Harison demi membela Kakak ...."

Begitu nama Nathan disebut, ekspresi Harison langsung berubah menjadi lebih serius. Dia bertanya kepada Alyana dengan dingin, "Ke mana kamu kemarin malam sama Nathan? Alyana, kamu pintar juga ya menyembunyikan sesuatu. Sejak kapan bertemu Nathan?"

"Dia bahkan turun tangan membelamu di pesta pertunangan kita. Apa itu bagian dari rencanamu sejak lama? Kamu pasti sengaja merusak pesta pertunangan kita dan menyalahkanku serta Alin supaya orang-orang di luar sana menganggap bahwa akulah yang salah, 'kan?"

Alyana sontak tertawa saking kesalnya.

Seorang Harison tidak mungkin bisa menduga seperti ini. Dia cukup yakin Alina-lah yang mencuci otak Harison dengan praduga seperti ini kemarin malam.

Ketulusannya kepada Harison selama ini ternyata kalah dari dugaan tidak benarnya Alina. Pria itu sekarang malah mencurigai Alyana selingkuh dengan Nathan.

Benar-benar konyol.

"Kenapa kamu ketawa?" tanya Harison, ekspresinya menjadi lebih tidak enak dilihat. "Aku begini karena ini memang buat kebaikanmu sendiri. Kamu masih kembali sekarang, aku juga akan berhenti mencari tahu. Kamu tahu nggak Nathan itu siapa? Kamu nggak boleh sampai mempermainkannya."

"Kamu percaya padanya, 'kan?"

Alyana menunjuk Alina sambil tersenyum mengejek.

Harison sontak tersedak.

Alina buru-buru mengibaskan tangannya. "Kak, aku nggak ...."

"Kalau memang kamu nggak punya niat macam-macam, kamu juga nggak bakalan takut jadi bahan omongan orang di belakang."

Harison pun maju selangkah dan berdiri di depan Alina dengan sigap, terlihat jelas pria itu ingin melindungi Alina.

Alyana mengepalkan tangannya. Dia pasti sudah dipuja-puja karena selama ini selalu menahan diri.

"Baik."

Alyana menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan lantang, "Kalau gitu, akan kujelaskan seberapa murninya hubungan kalian."

"Harison, ke mana kamu waktu hari jadi kita tahun lalu? Kamu lagi menghadiri pesta perpisahan Alina."

"Padahal aku sudah lama menyiapkan kejutan. Waktu kutelepon, kamu bilang kamu harus lembur dan saking sibuknya sampai lupa dengan hari jadi kita. Nyatanya? Nggak lama setelah itu aku malah melihatmu di foto-foto yang Alina bagikan di Instagram-nya."

"Terus, waktu kepalaku sakit parah bulan lalu. Aku berusaha mati-matian meneleponmu, tapi nggak bisa. Akhirnya aku dibawa ke rumah sakit dalam kondisi pingsan, tapi kamu juga baru datang keesokan harinya."

"Ke mana kamu malam itu? Kamu lagi menemani Alina yang sedang datang bulan dan butuh ditemani seseorang."

" ... "

Alyana berbicara dengan lugas walaupun hatinya terasa begitu sakit.

Dulu, Harison-lah yang berulang kali meninggalkannya. Sekarang, giliran Alyana.

"Harison, hubungan kita sudah lama berakhir."

"Aku ...."

Suara Harison terdengar serak. Saat dia hendak menjelaskan, tiba-tiba terlihatlah seseorang yang sedang berjalan menghampiri mereka dari kejauhan. Sorot tatapan Harison sontak menjadi sedikit lebih tajam.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 7

    "Alin itu adikmu dan aku ini kakak iparnya. Apa salahnya kalau aku menjaganya?"Harison pun mengalihkan pandangannya dari Alyana menuju Nathan. "Kamu punya hubungan apa dengan Pak Nathan? Kenapa dia mau membantumu?"Alyana refleks mengikuti arah pandangan Harison dan langsung melihat sosok Nathan yang dibalut dengan setelan jas dan sepatu kulit sedang berjalan di bawah sinar mentari. Aura yang menguar dari tubuh pria itu terasa begitu mengintimidasi, seolah-olah semua orang di bumi ini berada di bawah kakinya.Pertanyaan Harison itu ditujukan kepada Alyana sekaligus Nathan.Nathan tidak mengacuhkan rasa permusuhan dari Harison dan langsung berjalan ke samping Alyana. "Apa ada yang bisa kubantu, Nona Alyana?"Alyana sontak tersadar. "Kok Pak Nathan ....""Tabrakan dari belakang itu 'kan menyebabkanmu terluka. Setelah kupikir-pikir lagi, aku baru bisa tenang setelah memastikan kalau lukamu sudah sembuh.""Terus, Andre memintaku membawakan ini buatmu," lanjut Nathan sambil menyerahkan sar

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 8

    Dalam satu minggu, Alyana menerima berbagai macam paket. Tentu saja dia membuang semuanya ke tempat sampah.Kebetulan sekali hari ini ada sebuket besar bunga mawar berwarna kuning yang sudah mekar sempurna dikirimkan kepadanya.Si kurir membawakan buket itu dengan susah payah ke depan pintu, dia sampai banjir keringat saking lelahnya. "Halo, paket Anda tiba."Begitu dia selesai berbicara, pintu pun terbuka.Alyana hanya melirik tanda tangan yang tertera pada kartu, lalu langsung berkata, "Tolong langsung buang saja ke bawah.""Eh?" Kurir itu sontak tertegun. "Tapi, bunganya bagus banget ....""Makan tempat."Alyana menyahut dengan singkat sambil tersenyum, lalu menutup pintu.Dulu, dia paling hanya setahun dua kali menerima bunga. Satu kali pada hari ulang tahunnya dan satu kali lagi pada hari jadinya dengan Harison. Alyana memperlakukan kedua buket bunga itu sebagai harta karun. Dia menyimpannya sampai bunganya kering.Sekarang, dia malah mendapatkan bunga setiap hari. Namun, Alyana m

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 9

    Setelah dipikir-pikir, Harison beranggapan bahwa Alyana bisa sesombong ini karena dia berulang kali berusaha untuk menunjukkan niat baiknya.Kaum wanita memang tidak boleh dimanja!Itu sebabnya Harison sengaja mengabaikan Alyana selama satu minggu ini.Hari ini, perusahaan sedang mengadakan rapat pemegang saham. Harison duduk di kursi utama sambil mendengarkan laporan karyawannya tentang kinerja kuartal ketiga.Tiba-tiba, pintu ruang rapat pun terbuka.Alyana berjalan di depan dengan diikuti oleh sekelompok wartawan."Apa-apaan ini, Alyana!" tegur Harison sambil bangkit berdiri."Bukan apa-apa, aku cuma berpikir kalau para pemegang saham berhak tahu yang sebenarnya. Sekalian aku bisa dapat uang dengan membocorkan informasi kepada pihak media."Alyana pun menyipitkan matanya dan tersenyum. "Kalau nggak, uang yang kamu kasih itu bahkan nggak cukup jadi uang jajanku.""Kamu sudah gila, ya!" kata Harison dengan murka."Ya, aku memang gila. Kamu yang bikin aku gila."Alyana menatap para pem

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 10

    "Masih.""Kalau gitu, apa aku boleh tinggal di rumahmu?"Nathan sontak kebingungan.Bahkan sampai ada sekelibat emosi yang muncul di wajah pengawal yang mengikuti Nathan dalam diam.Steven pun melirik Alyana. Nyali wanita satu ini besar juga sampai dia berani-beraninya mengajukan permintaan seperti itu.Perlu diketahui, majikannya ini paling suka dengan ketenangan. Para pelayan di rumah bahkan harus memasuki vila di waktu yang berbeda dari Nathan."Boleh."Ekspresi Steven langsung berubah begitu mendengar jawaban Nathan.Dia menatap Nathan dengan tidak percaya. Apa benar jawaban itu keluar dari mulut majikannya?"Tenang saja, aku nggak akan asal menumpang."Alyana mengeluarkan ponselnya dan mengetuk-ngetuk layarnya, lalu menunjukkannya kepada Nathan. "Tolong masukkan kontakmu dan sebutkan harganya. Anggap saja aku lagi menyewa kamar di rumahmu.""Aku akan sebisa mungkin berusaha agar setiap harinya nggak mengusikmu ataupun kegiatanmu. Abaikan saja aku sekalian juga nggak masalah.""Ngg

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 11

    Harison pun mengantar Alina kembali ke rumah Keluarga Imano. Begitu memasuki pintu, para anggota Keluarga Imano langsung mengerubunginya dan bertanya bagaimana situasinya."Harison, apa semua berita di internet itu benar?""Gimana kondisi perusahaanmu saat ini? Apa kamu benar-benar ingin membagikan sahammu ke Alya?"" ... ""Kalian jangan tanya-tanya lagi," kata Alina dengan nada tertekan. "Kak Harison sudah cukup merasa kesal, jadi tolong kalian semua jangan makin memperumit kondisi."Barulah pada saat itu Imelda menyadari bahwa Alina sedari tadi menutupi lengannya. "Lenganmu kenapa?""Nggak apa-apa, ini cuma masalah sepele."Alina menjawab dengan santai dan hendak menyembunyikan lengannya, tetapi Harison menariknya.Harison pun menyingsingkan lengan baju Alina dan sontak mengernyit begitu melihat memar di lengan gadis itu. "Biar kuantar ke rumah sakit.""Nggak apa-apa kok."Alina menyahut sambil tersenyum, "Aku senang yang penting Kak Harison nggak terluka."Harison merasa sangat tid

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 12

    Keesokan harinya, Alyana baru melihat pemberitaan panas ini.Pikirannya sontak teralihkan, dia bahkan lupa tangannya yang satu lagi sedang menuangkan air dari dalam ketel.Tiba-tiba, pergelangan tangannya dicengkeram.Alyana pun terhenyak dan refleks mendongak. Nathan sedang menatapnya dengan tenang."Kamu lagi serius mikirin apa?"Barulah Alyana tersadar dari lamunannya, dia buru-buru menarik tangannya untuk menyimpan ketel. "Aku cuma lagi melihat ponselku ...."Setelah jeda sebentar, Alyana pun menunjukkan layar ponselnya kepada Nathan. "Kemarin, aku dan Andreas pergi keluar sebentar, tapi ternyata ada yang memfoto kami. Sepertinya ini cukup gawat buat Andreas.""Apa perlu kubicarakan soal ini dengannya untuk membuat klarifikasi?"Alyana jarang membaca berita soal dunia hiburan, jadi dia tidak tahu bahwa Andreas adalah seorang artis yang sedang bersiap untuk debut. Seandainya saja dia tahu, dia pasti akan lebih berhati-hati."Nggak usah."Tepat begitu Nathan selesai bicara, Andreas p

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 13

    Di saat Alyana masih belum angkat bicara, Alina sudah lebih dulu berlutut memohon di atas lantai."Kak, tolong maafkan Kak Harison ....""Bukannya Kakak sangat mencintainya?" isak Alina. "Kenapa Kakak tega-teganya membiarkannya menderita seperti ini? Dia bisa kenapa-kenapa kalau terus dipukuli Kakek Rekasa begini!"Janet juga berseru menimpali, "Alyana, apa kamu benar-benar mau membunuh anakku? Kamu baru puas kalau sudah begitu?"Alyana pun meletakkan cangkir tehnya dan menatap Alina dengan tenang. "Pertama, kamu nggak berhak mempertanyakan aku mencintainya atau nggak. Kedua, kamu juga nggak berhak merasa kasihan melihat dia kesakitan.""Dia sudah melakukan kesalahan terhadapku, jadi dia pantas menerima balasannya.""Memangnya apa yang sudah Harison lakukan padamu, hah!" sahut Janet dengan nada tinggi. "Sedari awal, cuma kamu yang jadi pacar dan tunangannya!""Anakku itu sangat hebat! Dia sudah melakukan segalanya dan memperlakukanmu dengan baik! Kamu masih mau apa lagi, hah!""Benar j

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 14

    Malam harinya, Andreas menjemput Alyana tepat waktu.Sesampainya di tempat tujuan, Alyana refleks melangkah mundur begitu melihat papan nama bar yang cantik."Kayaknya aku nggak pantas datang ke tempat kayak gini deh?""Kenapa nggak pantas?"Andreas langsung menarik Alyana keluar dari mobil. "Teman-temanku sudah menunggu di dalam!"Alyana terpaksa mengikuti Andreas masuk. Begitu masuk, lantunan musik yang mengentak dan aroma parfum langsung menerpa.Setelah berjalan melewati kerumunan dan memasuki bilik VIP, Andreas menarik Alyana yang masih belum bereaksi untuk duduk di sebelahnya. Dia memperkenalkan satu per satu teman-temannya.Alyana belum pernah ke bar sebelumnya. Matanya terasa sakit karena penerangan bar yang silau, dia tidak dapat mengenali siapa pun. Dia hanya bisa memaksakan seulas senyuman untuk melewati saat ini."Oh, ini dia yang kamu tabrak dari belakang itu! Dia cantik banget! Jangan bilang kamu sengaja menabraknya karena terpesona sama kecantikannya?""Benar juga, itu s

Pinakabagong kabanata

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 50

    Kualitas makanan toko itu sesuai dengan reputasinya, tetapi Alyana sudah tidak nafsu makan.Andreas tahu suasana hati Alyana sedang kurang baik, jadi dia mengantar Alyana pulang ke Vila Mimosa lebih cepat."Kak."Andreas menatap Alyana yang turun dari mobil dengan ragu-ragu, lalu bertanya, "Apa Kakak jadi marah pada Paman gara-gara ucapan Harison?""Nggak kok. Kamu hati-hati di jalan, ya."Alyana langsung berjalan menuju vila.Andreas pun menundukkan kepalanya dan mengirim pesan kepada Nathan untuk melaporkan secara singkat apa yang terjadi di toko makanan penutup.Nathan melirik pesan yang baru masuk ke ponselnya itu bertepatan dengan bunyi Alyana yang mendorong pintu dan berjalan masuk.Alyana sedang mengganti sepatu di pintu masuk. Dia sontak terkejut saat melihat sepatu kulit pria di lemari sepatu. Ternyata hari ini Nathan pulang cukup cepat.Begitu memasuki ruang tamu, Alyana langsung disambut oleh tatapan Nathan.Mereka berdua pun terdiam.Alyana mengangguk dan hendak naik ke ata

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 49

    Harison tidak bisa lagi mengendalikan emosinya yang seolah mendidih. Dia pun berjalan menghampiri Alyana, lalu menggebrak meja dan mencondongkan tubuhnya menatap Alyana. "Seru?""Menarik juga melihat mantan pacarku pergi kencan buta," jawab Alyana dengan santai.Kata-kata "mantan pacar" itu menusuk ulu hati Harison dengan tepat.Dia mencengkeram pergelangan tangan Alyana dengan kuat, lalu berkata sambil menggertakkan gigi, "Alyana, kamu mau melangkah sejauh apa sebelum sudi kembali? Kamu tahu nggak kamu nyaris menghancurkan perusahaan?"Alyana sontak kebingungan.Bukankah Harison sendiri yang hampir menghancurkan perusahaan?Harison sendiri yang mengambil jalan pintas dan melakukan pembongkaran menggunakan kekerasan, semua itu tidak ada hubungannya dengan Alyana."Harison, bisa nggak sih kamu nggak usah selalu menuduh orang? Kayak anjing gila saja main gigit orang," sahut Alyana dengan ekspresi dingin."Oh.""Kamu masih mau berpura-pura?" cibir Harison. "Kalau bukan kamu yang memberi t

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 48

    Sesampainya di toko makanan penutup, Andreas memesan sesuai dengan panduan yang dia baca secara daring. Dia juga berkata dengan bangga kepada Alyana, "Kak, kujamin Kakak bakal suka banget sama makanannya!""Kalau gitu, aku ucapin terima kasih dulu," kekeh Alyana.Suasana di Vila Mimosa sangat tenang dan jarang kedatangan tamu, tetapi tetap saja rasanya agak terlalu sepi.Nathan selalu pergi pagi dan pulang larut malam. Alyana sendiri tidur lebih cepat dan bangun siang demi menjaga kesehatannya. Itu sebabnya mereka jarang bertemu walaupun tinggal serumah.Untungnya, Andreas akan selalu datang bermain dengannya setiap kali sedang luang. Dengan begitu, Alyana tidak mati bosan di dalam rumah yang besar itu.Pokoknya, hari ini Alyana bertekad mentraktir Andreas.Setelah memutuskan, Alyana pun pergi ke kasir untuk membayar tagihan sementara Andreas pergi ke kamar mandi.Saat berbalik, Alyana secara tidak sengaja menabrak seseorang. Tepat saat dia hendak meminta maaf, dia justru mencium aroma

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 47

    Royan pun menghela napas dan berkata, "Anggap saja ini adalah kompensasi dari Keluarga Imano untuknya."Alina memeluk Royan yang mengalah dengan gembira, lalu berkata dengan manja, "Sudah kuduga, Ayah memang pengertian banget!"...Seminggu kemudian, Alyana akhirnya mendapatkan kabar itu juga.Asisten Harison-lah yang meneleponnya.Alyana sendiri yang merekrut asisten itu, jadi asisten itu juga tahu bahwa usaha dan kerja keras Alyana-lah yang membesarkan perusahaan selama ini.Asisten itu berpikir sejenak sebelum melaporkan kabar itu kepada Alyana."Apa ... Kak Alyana akan menyesal?"Waktu itu Alyana begitu bertekad untuk mendapatkan pembagian saham sehingga sekarang Alina-lah yang menjadi pemegang saham terbesar perusahaan dalam sekejap.Alina juga tidak perlu membantu Harison dari balik layar seperti yang Alyana lakukan. Alina dapat berdiri di samping Harison untuk mengelola perusahaan bersama-sama secara sah.Asisten itu merasa kasihan kepada Alyana, itu sebabnya dia bertanya sepert

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 46

    Setelah mengantar Alyana ke Vila Mimosa dengan selamat, Andreas pun mengirim pesan dan melapor kepada Nathan.Nathan melirik ponselnya dengan sedikit acuh tak acuh."Berbeda dari rencana kita, perusahaannya Harison nggak menerbitkan saham baru.""Untuk saat ini, kondisi perusahaan Harison berhasil stabil berkat investasi pribadi Alina," ujar asisten Nathan melaporkan hasil penyelidikannya."Nominalnya cukup besar, jadi seharusnya nggak bisa Alina tarik sekaligus. Aku sudah memeriksa catatan transaksi di rekening pribadinya, ternyata ada rekening luar negeri yang mentransferkan uang padanya belum lama ini."Asisten itu mengangguk sedikit. "Sayangnya, kami nggak bisa menemukan informasi yang lebih mendetail karena rekening ini memiliki tingkat kerahasiaan yang sangat tinggi.""Sepertinya Alina bukan orang sembarangan."Nathan mengetuk-ngetukkan ujung jarinya ke atas laporan.Di rencana awalnya, Nathan memprediksi Harison yang sudah tidak mampu lagi menahan tekanan akan menerbitkan saham

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 45

    Mana mungkin ucapan Alyana tadi adalah sebuah fakta? Tentu saja itu semata-mata adalah titik sensitif bagi Janet maupun Alina....Setelah keluar dari rumah sakit, Alyana melihat Andreas yang sedang memegang sebuket bunga besar di kejauhan. Pemuda itu sedang tersenyum padanya di bawah sinar matahari.Mawar merah yang Andreas bawa tampak hangat, tetapi justru senyuman Andreas-lah yang terlihat lebih cerah dan cemerlang.Alyana berjalan menghampiri Andreas dan tersenyum dengan tidak berdaya. "Apa kamu harus heboh begini?""Tentu saja! Setiap kali Kakak keluar dari rumah sakit setelah kemoterapi, aku akan membelikan Kakak bunga. Kalau kondisi Kakak sudah benar-benar membaik, nanti kubawakan sekeranjang bunga!"Andreas menjejalkan buket bunga itu ke dalam pelukan Alyana. "Kak, Kakak lebih cantik daripada bunga."Alyana hanya balas tersenyum.Dia tahu betul seperti apa penampilannya. Dia menyadari bahwa Andreas berkata seperti itu demi menghiburnya.Tenaga dan semangat Alyana sudah banyak t

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 44

    "Cuma hampir."Alyana tetap menyahut dengan cuek, lalu menoleh menatap Jacob. "Aku pulang dulu, Dokter Jacob.""Oke."Jacob mengiakan, lalu hendak mengantar Alyana keluar.Namun, Janet bergegas melangkah maju dan menghalangi mereka. "Jangan mencoba kabur, Dokter Jacob! Aku sudah sampai mengejarmu ke sini, jadi hari ini kamu harus melakukan pemeriksaan!""Alyana, aku tahu kamu sengaja melakukan semua ini karena kamu kesal gagal memiliki Harison!"Janet tersenyum dengan puas, lalu berkata dengan nada sinis, "Nggak usah dibawa sedih, kamu harusnya bahagia. Orang bilang yang namanya mencintai itu nggak harus memiliki. Kamu juga berharap Harison dapat menjalani hidup yang lebih baik, 'kan?"" ... "Jacob akhirnya mengerti apa yang sedang terjadi.Tentu saja Jacob juga sudah mendengar tentang kericuhan yang Alyana sebabkan dengan merusak pesta pertunangan dan menyebabkan keributan besar di perusahaan.Wanita di depan mereka ini adalah ibu dari si bajingan itu.Jacob pun mengernyit dan hendak

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 43

    Jika bukan karena takut menakuti Alyana, kadang Nathan merasa ingin mengikat wanita itu dan langsung mengirimnya ke rumah sakit untuk menjalani kemoterapi.Nathan memang tidak pandai bicara, tetapi dia punya banyak tenaga dan sarana. Masalahnya, Nathan enggan menggunakan sumber dayanya itu terhadap Alyana, itu sebabnya dia terus menunda hingga sekarang."Terlepas dari kamu setuju atau nggak, pokoknya kamu harus menjalani kemoterapi."Nathan sengaja menggunakan nada mengancam, dia tidak menerima kata "tidak".Meskipun Alyana tidak mengerti, hatinya terasa hancur saat melihat orang-orang di sekitar tempat tidurnya.Di saat pria yang dia cintai dan keluarganya berharap dia mati, orang luar justru yang berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tetap hidup.Ibarat sedang tergantung di tebing, Alyana mengulurkan tangannya ke atas dengan putus asa sambil mengira orang-orang di atas akan menariknya. Pada kenyataannya, mereka justru malah menginjaknya.Saat terjatuh, Alyana baru menyadari bahwa a

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 42

    Di Rumah Sakit Alanda.Jacob membaca hasil pemeriksaan yang baru saja dia terima di ruangannya, ekspresinya berubah menjadi agak serius. "Kondisi Nona Alyana makin parah."Nathan hanya diam, auranya terasa begitu mencekam sampai-sampai satu ruangan itu terasa lebih dingin.Andreas berdiri diam di samping, dia tidak berani bernapas kencang-kencang.Padahal selama ini Alyana sehat-sehat saja, bahkan beberapa waktu lalu sempat dinas bersama Nathan.Terkadang dia lupa Alyana itu sedang sakit.Namun, dia malah tertampar kenyataan.Saat membawa Alyana ke rumah sakit, Andreas yang setinggi 180 cm itu seolah menjelma menjadi anak kecil. Pemuda itu bahkan nyaris menangis.Mana mungkin Andreas tidak panik di saat orang yang awalnya baik-baik saja mendadak pingsan?"Kok dia bisa pingsan?"Begitu mendengar nada bicara Nathan yang serius, Andreas pun buru-buru menjawab, "Hari ini ... aku mengajak Kakak ke tempat pemotretan. Ternyata kami malah bertemu Alina di studio ....""Aku meminta Kakak untuk

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status