Share

Bab 14

Author: Sahira
Malam harinya, Andreas menjemput Alyana tepat waktu.

Sesampainya di tempat tujuan, Alyana refleks melangkah mundur begitu melihat papan nama bar yang cantik.

"Kayaknya aku nggak pantas datang ke tempat kayak gini deh?"

"Kenapa nggak pantas?"

Andreas langsung menarik Alyana keluar dari mobil. "Teman-temanku sudah menunggu di dalam!"

Alyana terpaksa mengikuti Andreas masuk. Begitu masuk, lantunan musik yang mengentak dan aroma parfum langsung menerpa.

Setelah berjalan melewati kerumunan dan memasuki bilik VIP, Andreas menarik Alyana yang masih belum bereaksi untuk duduk di sebelahnya. Dia memperkenalkan satu per satu teman-temannya.

Alyana belum pernah ke bar sebelumnya. Matanya terasa sakit karena penerangan bar yang silau, dia tidak dapat mengenali siapa pun. Dia hanya bisa memaksakan seulas senyuman untuk melewati saat ini.

"Oh, ini dia yang kamu tabrak dari belakang itu! Dia cantik banget! Jangan bilang kamu sengaja menabraknya karena terpesona sama kecantikannya?"

"Benar juga, itu s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 15

    Suasana di dalam mobil terasa begitu mencekam, suara Andreas yang diam-diam menelan ludahnya saja dapat terdengar dengan jelas.Alyana menatap Nathan dan Andreas secara bergantian selama beberapa saat, lalu akhirnya berdeham dan angkat bicara, "Tuan Nathan, masalah ini bermula dari aku ....""Kalau dia nggak bisa mengendalikan tangan dan kakinya sendiri padahal sudah berumur 20 tahun, itu berarti dia yang bermasalah."Nathan menyela Alyana dengan suara yang dalam, nada bicaranya terdengar sangat tidak senang.Sore tadi, pihak bar meneleponnya dan memberitahunya bahwa Andreas digiring pergi oleh pihak kepolisian karena berkelahi.Nathan pun bergegas keluar, dia bahkan tidak mengganti piamanya. Untung saja Alyana baik-baik saja atau Nathan pasti sudah mematahkan kaki Andreas hari ini."Mulai sekarang, kamu nggak boleh mengajak Nona Alyana keluar lagi. Aku nggak peduli soal perilakumu pas lagi sendirian di luar sana, tapi kamu berdosa kalau membuat orang lain terlibat dalam masalah."Nath

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 16

    Di rumah lama Keluarga Gandhi.Saat Harison masuk, dia refleks menarik kerah kemejanya untuk menutupi bekas yang tertinggal akibat aktivitasnya kemarin malam.Dia kembali teringat akan Alina yang masih ada di vila. Sebelum ke rumah lama, Harison berjanji pada Alina akan mengantar Alina pulang ke rumah Keluarga Imano apabila dia bisa pulang lebih cepat.Dia pun langsung bertanya ke inti permasalahan dengan lantang, "Kakek, Kakek mau bicara apa denganku? Kalau masih soal Alyana, sudah nggak ada yang perlu kita bicarakan lagi. Kami ...."Sebuah cangkir teh tiba-tiba terbang melesat ke arahnya.Harison refleks menghindar dengan kaget, membuat cangkir teh itu jatuh ke atas lantai di belakangnya dan pecah berkeping-keping.Jika cangkir itu menghantamnya dengan kencang, kepalanya pasti berdarah!"Kakek, aku ini cucu kandung Kakek," kata Harison sambil mengernyit. "Alyana belum menikah denganku, jadi dia masih terhitung orang luar. Kenapa Kakek selalu pilih kasih!""Diam kamu!"Rekasa benar-be

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 17

    "Q" adalah organisasi internasional yang sangat kuat dan hanya melayani kalangan atas. Mereka akan menunaikan misi apa pun selama dibayar.Di antara mereka, ada seorang dokter terkenal di dunia yang katanya bahkan mampu membangkitkan orang mati.Namun, dokter itu memiliki kepribadian yang aneh. Dia hanya mau menerima misi sesuai suasana hatinya.Apa yang tidak bisa diselesaikan dengan uang adalah perkara yang sulit.Jacob yang terpikirkan akan hal ini pun menghela napas. "Serahkan soal ini padaku. Yang terpenting sekarang adalah kamu harus bisa membujuk Nona Alyana supaya dia mau menjalani kemoterapi secepatnya."Nathan terdiam sesaat. "Ya."Nathan meletakkan ponselnya, lalu mendengar suara gaduh di lantai bawah. Itu suara seruan Andreas.Dia pun bangkit berdiri dan turun ke bawah, lalu berjalan mengikuti arah suara menuju dapur. Di sana, Andreas tampak sedang mengelilingi Alyana seperti seekor monyet.Alyana yang mengenakan celemek sedang menumis bahan masakan di dalam wajan dengan te

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 18

    Andreas pun berdiri di pintu masuk sambil memperhatikan kamera pengintai dengan ekspresi yang agak suram. Setelah itu, dia menjulurkan kepalanya menatap Alyana. "Kak, ternyata Harison si bajingan itu yang datang! Mau aku yang keluar dan mengusirnya nggak?"Tangan Alyana yang sedang memegang sendok sontak berhenti bergerak. Dia tidak menyangka Harison akan datang menemuinya secepat ini.Nathan ikut mengernyit dan berujar dengan suara yang dalam, "Aku bisa minta pengawal untuk ke sini.""Biar aku yang bereskan masalah ini. Kamu sudah repot cuma karena aku ada di sini."Alyana pun meletakkan sendoknya, lalu bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu.Andreas ingin mengikutinya, tetapi Alyana mengangkat tangannya untuk menghentikan pemuda itu.Karena Alyana bersikeras menghadapi Harison sendirian, Andreas terpaksa mengalah dan hanya mengawasi Alyana dengan lekat.Harison sedang berlutut di luar gerbang besi. Begitu melihat sosok Alyana mendekat dari celah gerbang, Harison langsung menampar

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 19

    Pamannya memang jarang sekali bersikap baik hati, tetapi sepertinya kekhawatirannya ini agak berlebihan?...Alyana baru siuman kembali sore harinya.Begitu membuka matanya, dia sontak terkejut karena melihat sesosok wajah yang asing. "Kamu ....""Halo, aku Jacob Hyonda. Aku teman Nathan sekaligus dokter keluarganya."Jacob menyerahkan kartu namanya kepada Alyana sambil melanjutkan, "Lalu, aku juga bekerja di Rumah Sakit Alanda. Kalau Nona Alyana butuh apa-apa, langsung temui saja aku."Alyana tidak mengambil kartu nama itu dan menolak dengan lembut, "Aku nggak butuh.""Nona Alyana nggak perlu takut bertemu dengan dokter.""Hidup itu berharga, jalanilah hari demi harinya," kata Jacob sambil meletakkan kartu nama itu di atas meja di samping tempat tidur. "Nona Alyana masih muda, jadi jangan cepat menyerah."Alyana sontak tertegun. "Kok kamu tahu?""Aku sudah membaca rekam medismu."Begitu Jacob selesai bicara, Andreas mendorong pintu hingga terbuka dan berjalan masuk. Pemuda itu menggar

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 20

    Di saat Alina masih tertegun bingung, Harison sudah bergegas menghampiri dan mencoba merobek gaunnya sambil bergumam seperti orang gila, "Ini milik Alya .... Ini milik Alya ....""Kak Harison!"Alina mencoba memegang tangan Harison dengan panik, tetapi percuma saja."Breeet!" Gaun itu pun robek.Meskipun begitu, Harison tetap tidak berniat melepaskan Alina begitu saja. Dia bahkan mencengkeram tali bahu Alina untuk melucuti seluruh pakaian wanita itu."Kak Harison kenapa?" tanya Alina sambil menangis dengan takut. "Ini aku, Alin ...."Alina awalnya berniat mengembalikan akal sehat Harison, tetapi ternyata Harison mendadak marah dan menamparnya.Alina langsung terhuyung dan terjatuh ke atas lantai. Kedua tangannya memegangi pipinya dan dia menatap Harison dengan kebingungan. "Kak ... Kak Harison kenapa sih?"Pagi tadi Harison baik-baik saja saat keluar dari rumah, kenapa begitu pulang mendadak menjadi orang yang sangat berbeda seperti ini?"Ini semua salahmu ...."Harison menunjuk Alina

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 21

    "Aku mau makan pangsit ayam kuah."Bibir Harison tampak pucat, satu tangannya memegangi perutnya. Dena langsung tahu perut Harison sedang bermasalah."Saya nggak bisa buat itu, Tuan Muda Harison."Dena masih merasa kesal, jadi nada bicaranya terdengar datar. "Rasa makanan yang Tuan Muda Harison suka itu berkat perhatian tulus dari Nona Alyana. Nona Alyana bahkan memilih isian daging untuk pangsitnya dengan saksama.""Jujur saja, dedikasi saya nggak sebaik Nona Alyana."Di usianya yang sudah setua ini, Dena tidak sanggup melakukan berbagai macam hal hanya demi cinta sekalipun dia dibayar banyak.Dena juga tidak menjelaskan maksudnya, dia bahkan tidak suka memandangi Harison sedetik lebih lama. Dia pun berbalik badan dan pergi bekerja di halaman.Harison hanya termangu menatap sarapannya yang tersaji di atas meja, pikirannya kembali mengingat semua hidangan yang Alyana siapkan untuknya dengan sepenuh hati. Air mata pun menggenangi pelupuk matanya .......Sementara itu, di rumah Keluarga

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 22

    Musim hujan makin dekat dan cuaca mulai terasa dingin.Alyana meringkuk di sofa di depan jendela yang terbentang dari langit-langit. Dia sedang memandangi pepohonan di tepi danau yang bergoyang tertiup angin. Dedaunannya yang berguguran tampak menari-nari seperti kupu-kupu.Setelah mendapatkan kesempatan langka untuk berdiam diri selama beberapa hari, kondisi mental Alyana sudah jauh lebih baik.Saat mendengar suara ketukan pintu, Alyana pun refleks menoleh, lalu tersenyum. "Tuan Nathan nggak perlu pergi kerja hari ini?""Ini akhir pekan."Nathan berjalan menghampiri sambil menyerahkan secangkir latte panas kepada Alyana. "Aku baru buat ini, coba cicipi.""Terima kasih."Alyana mengambil cangkir itu dan memeganginya dengan kedua tangan. Sensasi hangat yang dia rasakan membuatnya senang.Nathan juga tidak langsung pergi dan menatap Alyana dengan tenang.Mereka sudah tinggal di bawah atap yang sama selama beberapa waktu, tetapi ini adalah pertama kalinya mereka berduaan saja di dalam kam

Pinakabagong kabanata

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 50

    Kualitas makanan toko itu sesuai dengan reputasinya, tetapi Alyana sudah tidak nafsu makan.Andreas tahu suasana hati Alyana sedang kurang baik, jadi dia mengantar Alyana pulang ke Vila Mimosa lebih cepat."Kak."Andreas menatap Alyana yang turun dari mobil dengan ragu-ragu, lalu bertanya, "Apa Kakak jadi marah pada Paman gara-gara ucapan Harison?""Nggak kok. Kamu hati-hati di jalan, ya."Alyana langsung berjalan menuju vila.Andreas pun menundukkan kepalanya dan mengirim pesan kepada Nathan untuk melaporkan secara singkat apa yang terjadi di toko makanan penutup.Nathan melirik pesan yang baru masuk ke ponselnya itu bertepatan dengan bunyi Alyana yang mendorong pintu dan berjalan masuk.Alyana sedang mengganti sepatu di pintu masuk. Dia sontak terkejut saat melihat sepatu kulit pria di lemari sepatu. Ternyata hari ini Nathan pulang cukup cepat.Begitu memasuki ruang tamu, Alyana langsung disambut oleh tatapan Nathan.Mereka berdua pun terdiam.Alyana mengangguk dan hendak naik ke ata

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 49

    Harison tidak bisa lagi mengendalikan emosinya yang seolah mendidih. Dia pun berjalan menghampiri Alyana, lalu menggebrak meja dan mencondongkan tubuhnya menatap Alyana. "Seru?""Menarik juga melihat mantan pacarku pergi kencan buta," jawab Alyana dengan santai.Kata-kata "mantan pacar" itu menusuk ulu hati Harison dengan tepat.Dia mencengkeram pergelangan tangan Alyana dengan kuat, lalu berkata sambil menggertakkan gigi, "Alyana, kamu mau melangkah sejauh apa sebelum sudi kembali? Kamu tahu nggak kamu nyaris menghancurkan perusahaan?"Alyana sontak kebingungan.Bukankah Harison sendiri yang hampir menghancurkan perusahaan?Harison sendiri yang mengambil jalan pintas dan melakukan pembongkaran menggunakan kekerasan, semua itu tidak ada hubungannya dengan Alyana."Harison, bisa nggak sih kamu nggak usah selalu menuduh orang? Kayak anjing gila saja main gigit orang," sahut Alyana dengan ekspresi dingin."Oh.""Kamu masih mau berpura-pura?" cibir Harison. "Kalau bukan kamu yang memberi t

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 48

    Sesampainya di toko makanan penutup, Andreas memesan sesuai dengan panduan yang dia baca secara daring. Dia juga berkata dengan bangga kepada Alyana, "Kak, kujamin Kakak bakal suka banget sama makanannya!""Kalau gitu, aku ucapin terima kasih dulu," kekeh Alyana.Suasana di Vila Mimosa sangat tenang dan jarang kedatangan tamu, tetapi tetap saja rasanya agak terlalu sepi.Nathan selalu pergi pagi dan pulang larut malam. Alyana sendiri tidur lebih cepat dan bangun siang demi menjaga kesehatannya. Itu sebabnya mereka jarang bertemu walaupun tinggal serumah.Untungnya, Andreas akan selalu datang bermain dengannya setiap kali sedang luang. Dengan begitu, Alyana tidak mati bosan di dalam rumah yang besar itu.Pokoknya, hari ini Alyana bertekad mentraktir Andreas.Setelah memutuskan, Alyana pun pergi ke kasir untuk membayar tagihan sementara Andreas pergi ke kamar mandi.Saat berbalik, Alyana secara tidak sengaja menabrak seseorang. Tepat saat dia hendak meminta maaf, dia justru mencium aroma

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 47

    Royan pun menghela napas dan berkata, "Anggap saja ini adalah kompensasi dari Keluarga Imano untuknya."Alina memeluk Royan yang mengalah dengan gembira, lalu berkata dengan manja, "Sudah kuduga, Ayah memang pengertian banget!"...Seminggu kemudian, Alyana akhirnya mendapatkan kabar itu juga.Asisten Harison-lah yang meneleponnya.Alyana sendiri yang merekrut asisten itu, jadi asisten itu juga tahu bahwa usaha dan kerja keras Alyana-lah yang membesarkan perusahaan selama ini.Asisten itu berpikir sejenak sebelum melaporkan kabar itu kepada Alyana."Apa ... Kak Alyana akan menyesal?"Waktu itu Alyana begitu bertekad untuk mendapatkan pembagian saham sehingga sekarang Alina-lah yang menjadi pemegang saham terbesar perusahaan dalam sekejap.Alina juga tidak perlu membantu Harison dari balik layar seperti yang Alyana lakukan. Alina dapat berdiri di samping Harison untuk mengelola perusahaan bersama-sama secara sah.Asisten itu merasa kasihan kepada Alyana, itu sebabnya dia bertanya sepert

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 46

    Setelah mengantar Alyana ke Vila Mimosa dengan selamat, Andreas pun mengirim pesan dan melapor kepada Nathan.Nathan melirik ponselnya dengan sedikit acuh tak acuh."Berbeda dari rencana kita, perusahaannya Harison nggak menerbitkan saham baru.""Untuk saat ini, kondisi perusahaan Harison berhasil stabil berkat investasi pribadi Alina," ujar asisten Nathan melaporkan hasil penyelidikannya."Nominalnya cukup besar, jadi seharusnya nggak bisa Alina tarik sekaligus. Aku sudah memeriksa catatan transaksi di rekening pribadinya, ternyata ada rekening luar negeri yang mentransferkan uang padanya belum lama ini."Asisten itu mengangguk sedikit. "Sayangnya, kami nggak bisa menemukan informasi yang lebih mendetail karena rekening ini memiliki tingkat kerahasiaan yang sangat tinggi.""Sepertinya Alina bukan orang sembarangan."Nathan mengetuk-ngetukkan ujung jarinya ke atas laporan.Di rencana awalnya, Nathan memprediksi Harison yang sudah tidak mampu lagi menahan tekanan akan menerbitkan saham

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 45

    Mana mungkin ucapan Alyana tadi adalah sebuah fakta? Tentu saja itu semata-mata adalah titik sensitif bagi Janet maupun Alina....Setelah keluar dari rumah sakit, Alyana melihat Andreas yang sedang memegang sebuket bunga besar di kejauhan. Pemuda itu sedang tersenyum padanya di bawah sinar matahari.Mawar merah yang Andreas bawa tampak hangat, tetapi justru senyuman Andreas-lah yang terlihat lebih cerah dan cemerlang.Alyana berjalan menghampiri Andreas dan tersenyum dengan tidak berdaya. "Apa kamu harus heboh begini?""Tentu saja! Setiap kali Kakak keluar dari rumah sakit setelah kemoterapi, aku akan membelikan Kakak bunga. Kalau kondisi Kakak sudah benar-benar membaik, nanti kubawakan sekeranjang bunga!"Andreas menjejalkan buket bunga itu ke dalam pelukan Alyana. "Kak, Kakak lebih cantik daripada bunga."Alyana hanya balas tersenyum.Dia tahu betul seperti apa penampilannya. Dia menyadari bahwa Andreas berkata seperti itu demi menghiburnya.Tenaga dan semangat Alyana sudah banyak t

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 44

    "Cuma hampir."Alyana tetap menyahut dengan cuek, lalu menoleh menatap Jacob. "Aku pulang dulu, Dokter Jacob.""Oke."Jacob mengiakan, lalu hendak mengantar Alyana keluar.Namun, Janet bergegas melangkah maju dan menghalangi mereka. "Jangan mencoba kabur, Dokter Jacob! Aku sudah sampai mengejarmu ke sini, jadi hari ini kamu harus melakukan pemeriksaan!""Alyana, aku tahu kamu sengaja melakukan semua ini karena kamu kesal gagal memiliki Harison!"Janet tersenyum dengan puas, lalu berkata dengan nada sinis, "Nggak usah dibawa sedih, kamu harusnya bahagia. Orang bilang yang namanya mencintai itu nggak harus memiliki. Kamu juga berharap Harison dapat menjalani hidup yang lebih baik, 'kan?"" ... "Jacob akhirnya mengerti apa yang sedang terjadi.Tentu saja Jacob juga sudah mendengar tentang kericuhan yang Alyana sebabkan dengan merusak pesta pertunangan dan menyebabkan keributan besar di perusahaan.Wanita di depan mereka ini adalah ibu dari si bajingan itu.Jacob pun mengernyit dan hendak

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 43

    Jika bukan karena takut menakuti Alyana, kadang Nathan merasa ingin mengikat wanita itu dan langsung mengirimnya ke rumah sakit untuk menjalani kemoterapi.Nathan memang tidak pandai bicara, tetapi dia punya banyak tenaga dan sarana. Masalahnya, Nathan enggan menggunakan sumber dayanya itu terhadap Alyana, itu sebabnya dia terus menunda hingga sekarang."Terlepas dari kamu setuju atau nggak, pokoknya kamu harus menjalani kemoterapi."Nathan sengaja menggunakan nada mengancam, dia tidak menerima kata "tidak".Meskipun Alyana tidak mengerti, hatinya terasa hancur saat melihat orang-orang di sekitar tempat tidurnya.Di saat pria yang dia cintai dan keluarganya berharap dia mati, orang luar justru yang berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tetap hidup.Ibarat sedang tergantung di tebing, Alyana mengulurkan tangannya ke atas dengan putus asa sambil mengira orang-orang di atas akan menariknya. Pada kenyataannya, mereka justru malah menginjaknya.Saat terjatuh, Alyana baru menyadari bahwa a

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 42

    Di Rumah Sakit Alanda.Jacob membaca hasil pemeriksaan yang baru saja dia terima di ruangannya, ekspresinya berubah menjadi agak serius. "Kondisi Nona Alyana makin parah."Nathan hanya diam, auranya terasa begitu mencekam sampai-sampai satu ruangan itu terasa lebih dingin.Andreas berdiri diam di samping, dia tidak berani bernapas kencang-kencang.Padahal selama ini Alyana sehat-sehat saja, bahkan beberapa waktu lalu sempat dinas bersama Nathan.Terkadang dia lupa Alyana itu sedang sakit.Namun, dia malah tertampar kenyataan.Saat membawa Alyana ke rumah sakit, Andreas yang setinggi 180 cm itu seolah menjelma menjadi anak kecil. Pemuda itu bahkan nyaris menangis.Mana mungkin Andreas tidak panik di saat orang yang awalnya baik-baik saja mendadak pingsan?"Kok dia bisa pingsan?"Begitu mendengar nada bicara Nathan yang serius, Andreas pun buru-buru menjawab, "Hari ini ... aku mengajak Kakak ke tempat pemotretan. Ternyata kami malah bertemu Alina di studio ....""Aku meminta Kakak untuk

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status