Share

Bab 20

Author: Sahira
Di saat Alina masih tertegun bingung, Harison sudah bergegas menghampiri dan mencoba merobek gaunnya sambil bergumam seperti orang gila, "Ini milik Alya .... Ini milik Alya ...."

"Kak Harison!"

Alina mencoba memegang tangan Harison dengan panik, tetapi percuma saja.

"Breeet!" Gaun itu pun robek.

Meskipun begitu, Harison tetap tidak berniat melepaskan Alina begitu saja. Dia bahkan mencengkeram tali bahu Alina untuk melucuti seluruh pakaian wanita itu.

"Kak Harison kenapa?" tanya Alina sambil menangis dengan takut. "Ini aku, Alin ...."

Alina awalnya berniat mengembalikan akal sehat Harison, tetapi ternyata Harison mendadak marah dan menamparnya.

Alina langsung terhuyung dan terjatuh ke atas lantai. Kedua tangannya memegangi pipinya dan dia menatap Harison dengan kebingungan. "Kak ... Kak Harison kenapa sih?"

Pagi tadi Harison baik-baik saja saat keluar dari rumah, kenapa begitu pulang mendadak menjadi orang yang sangat berbeda seperti ini?

"Ini semua salahmu ...."

Harison menunjuk Alina
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Soes Susiani
Penyesalan selalu datang terlambat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 21

    "Aku mau makan pangsit ayam kuah."Bibir Harison tampak pucat, satu tangannya memegangi perutnya. Dena langsung tahu perut Harison sedang bermasalah."Saya nggak bisa buat itu, Tuan Muda Harison."Dena masih merasa kesal, jadi nada bicaranya terdengar datar. "Rasa makanan yang Tuan Muda Harison suka itu berkat perhatian tulus dari Nona Alyana. Nona Alyana bahkan memilih isian daging untuk pangsitnya dengan saksama.""Jujur saja, dedikasi saya nggak sebaik Nona Alyana."Di usianya yang sudah setua ini, Dena tidak sanggup melakukan berbagai macam hal hanya demi cinta sekalipun dia dibayar banyak.Dena juga tidak menjelaskan maksudnya, dia bahkan tidak suka memandangi Harison sedetik lebih lama. Dia pun berbalik badan dan pergi bekerja di halaman.Harison hanya termangu menatap sarapannya yang tersaji di atas meja, pikirannya kembali mengingat semua hidangan yang Alyana siapkan untuknya dengan sepenuh hati. Air mata pun menggenangi pelupuk matanya .......Sementara itu, di rumah Keluarga

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 22

    Musim hujan makin dekat dan cuaca mulai terasa dingin.Alyana meringkuk di sofa di depan jendela yang terbentang dari langit-langit. Dia sedang memandangi pepohonan di tepi danau yang bergoyang tertiup angin. Dedaunannya yang berguguran tampak menari-nari seperti kupu-kupu.Setelah mendapatkan kesempatan langka untuk berdiam diri selama beberapa hari, kondisi mental Alyana sudah jauh lebih baik.Saat mendengar suara ketukan pintu, Alyana pun refleks menoleh, lalu tersenyum. "Tuan Nathan nggak perlu pergi kerja hari ini?""Ini akhir pekan."Nathan berjalan menghampiri sambil menyerahkan secangkir latte panas kepada Alyana. "Aku baru buat ini, coba cicipi.""Terima kasih."Alyana mengambil cangkir itu dan memeganginya dengan kedua tangan. Sensasi hangat yang dia rasakan membuatnya senang.Nathan juga tidak langsung pergi dan menatap Alyana dengan tenang.Mereka sudah tinggal di bawah atap yang sama selama beberapa waktu, tetapi ini adalah pertama kalinya mereka berduaan saja di dalam kam

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 23

    Nathan menyahut dengan sorot tatapan yang tajam, "Atau kamu berniat merebut orang yang mendiami rumahku secara paksa? Kalau ya, coba pikirkan dulu seberapa besar risikonya terhadap Keluarga Imano. Kalian mampu atau nggak?"Ancaman yang tersirat dalam ucapan Nathan itu membuat jantung Royan seolah mencelos. Ini sih namanya jalan buntu! Alyana menolak untuk pulang, sedangkan Nathan juga menolak untuk melepaskan Alyana!"Kak."Alina memanggil Alyana sambil menangis tersedu-sedu, lalu berlutut di atas lantai. "Aku tahu aku salah, tolong maafkan aku .... Jangan marah lagi sama Ayah dan Ibu, ya?"Arifin bergegas meraih Alina sambil berkata, "Kamu ngapain? Ayo berdiri!""Alin, berhentilah memohon padanya."Imelda menimpali dengan suara yang serak, lalu dia menatap Alyana dengan kecewa. "Seandainya saja aku tahu putri yang waktu itu kupertahankan mati-matian di dalam rahimku akan berakhir begini, harusnya waktu itu aku menyerah dan membiarkannya mati saja."Ucapan Imelda itu bak sebilah belati

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 24

    Arifin adalah yang pertama bereaksi. Dia bertanya sambil mengernyit, "Apa maksud Tuan Muda Harison? Jelas-jelas Alyana baik-baik saja! Apa Tuan Muda ....""Kamu pikir ini lelucon?""Kalau bisa, aku juga berharap ini cuma lelucon dan bisa memulai semuanya dari awal lagi," sahut Harison sambil tersenyum dengan getir. "Dengan begitu, aku masih punya kesempatan untuk merebutnya kembali."Ekspresi Harison yang sangat serius membuat Imelda sontak merasa panik. Dia bergegas melangkah maju dan meraih tangan Harison, lalu bertanya dengan cemas, "Jawab, Alya kenapa?""Dia mengidap tumor otak. Lokasi tumornya nggak bagus dan tingkat keberhasilan operasinya sangat rendah."Tentu saja pernyataan itu membuat semua anggota Keluarga Imano tertegun.Mereka semua sontak berdiri mematung, ekspresi mereka terlihat tidak percaya.Saat mengingat kembali kata-kata kasar yang tadi dia ucapkan, hati Imelda pun terasa begitu pedih. Air matanya juga langsung mengalir turun."Aku .... Bisa-bisanya aku bilang begi

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 25

    Imelda ingin bicara, tetapi dia merasa ragu dan akhirnya hanya menghela napas. "Hah .... Kalau sampai dia berani-beraninya bercanda dengan kita seperti ini, aku nggak akan pernah memaafkannya."Harison juga tidak berkomentar apa pun lagi.Jika memang Rekasa membuat skenario ini, bukankah itu berarti ... Alyana adalah sosok yang sangat berarti bagi Rekasa?Jika dia menikahi Alyana, Rekasa pasti selalu menekan Harison dan mendukung Alyana ke depannya. Apa itu berarti Harison harus menghabiskan sisa hidupnya di bawah bayang-bayang Alyana?Makin Harison memikirkannya, makin dia merasa tidak rela....Di dalam vila, Nathan berdiri di luar pintu kamar Alyana tanpa mengetuk pintu itu.Dia ingin menghibur Alyana, tetapi dia tidak tahu harus berkata apa. Dia malah takut kata-katanya menjadi bumerang.Si kepala Keluarga Moran yang tak terkalahkan dalam dunia bisnis itu ternyata merasa kesulitan menghibur hati seorang wanita.Di saat Nathan sedang terlibat pergumulan dalam hati, tiba-tiba daun pi

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 26

    Itu adalah pesan yang memberitahukan adanya sejumlah besar transferan uang masuk.Alyana menyipitkan matanya dan menghitung jumlah digit angka yang tertera dengan hati-hati.Total modal awal dan pendapatan yang dikonversi dari pemecahan saham jauh lebih besar dari yang dia duga.Dengan uang sebanyak ini, bisa dibilang dia adalah wanita kaya.Nathan melirik Alyana, lalu bertanya, "Kenapa kamu sesenang itu?"Alyana menyimpan ponselnya. Uang sejumlah ini bukanlah apa-apa bagi Nathan, jadi dia juga tidak ingin pamer."Bukan apa-apa, aku cuma mendapatkan apa yang kuinginkan.""Kamu dapat uang dari Harison?" tanya Nathan."Ya."Alyana mengangkat ponselnya sambil berkata, "Biar kutraktir makan malam ini.""Nggak usah, malam ini aku mau mengajakmu ke pesta koktail."Alyana pikir Nathan berniat menolak, tetapi ternyata sedetik kemudian pria itu melanjutkan, "Besok malam ada acara lelang buat amal, habis itu saja kita pergi makan malam.""Oh, oke," jawab Alyana."Ayo."Nathan refleks mengambil k

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 27

    Pesta koktail yang dihadiri oleh orang-orang seperti Nathan kemungkinan besar sebenarnya adalah aktivitas transaksi antara tokoh-tokoh penting. Pasti ada perihal bisnis yang bersifat rahasia.Alyana tahu betul statusnya. Sebagai teman wanita Nathan, dia ibarat pajangan semata.Ekspresi Alyana yang begitu yakin membuat Nathan juga tidak banyak menjelaskan. Pria itu hanya menatap tangan Alyana yang menggandeng lengannya sekilas."Ayo."Begitu mereka berdua memasuki area pesta koktail, para tamu sontak memperhatikan mereka.Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya pun menghampiri mereka sambil berkomentar dengan gembira, "Pak Nathan, matahari habis terbit dari barat ya hari ini! Pak Nathan mengajak serta seorang teman wanita!"Pria itu pun menatap Alyana dengan saksama sambil mengangguk-angguk. "Boleh juga, boleh juga. Yang jadi teman wanita Pak Nathan sudah pasti cantik banget!"Alyana sontak merasa malu mendengar pujian seperti itu. "Ah, Anda terlalu memuji.""Ucapannya benar kok."Na

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 28

    "Ahem!"Andini langsung berdeham, tatapannya mengisyaratkan gadis itu agar jangan sembarangan bicara.Akan tetapi, gadis itu sengaja mengabaikannya. Bibirnya yang dipoles lipstik berwarna merah menyala justru menyeringai. "Apa Kak Alyana bisa mengajariku tips dan triknya? Aku juga mau bisa bergaul dengan pria kaya seperti Kak Alyana."Semua orang lainnya pun saling berpandangan. Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi dan tidak berani juga mengatakan sepatah kata pun.Di saat semua orang tampak bingung harus melakukan apa, Alyana melirik model itu dan balik bertanya, "Punya hak apa kamu?"" ... "Model itu sontak bangkit berdiri dengan kaget. "Punya hak apa aku? Aku ini punya wajah yang cantik, tubuh yang bagus dan aku masih muda!""Apa wanita tua bekas pakai sepertimu pantas mengkritikku?"Ucapan kasar seperti itu terdengar sangat kentara di tengah-tengah lantunan musik biola yang merdu.Andini langsung mengernyit. "Lancang sekali! Apa kamu nggak lihat ini tempat apa!"Model itu ada

Latest chapter

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 50

    Kualitas makanan toko itu sesuai dengan reputasinya, tetapi Alyana sudah tidak nafsu makan.Andreas tahu suasana hati Alyana sedang kurang baik, jadi dia mengantar Alyana pulang ke Vila Mimosa lebih cepat."Kak."Andreas menatap Alyana yang turun dari mobil dengan ragu-ragu, lalu bertanya, "Apa Kakak jadi marah pada Paman gara-gara ucapan Harison?""Nggak kok. Kamu hati-hati di jalan, ya."Alyana langsung berjalan menuju vila.Andreas pun menundukkan kepalanya dan mengirim pesan kepada Nathan untuk melaporkan secara singkat apa yang terjadi di toko makanan penutup.Nathan melirik pesan yang baru masuk ke ponselnya itu bertepatan dengan bunyi Alyana yang mendorong pintu dan berjalan masuk.Alyana sedang mengganti sepatu di pintu masuk. Dia sontak terkejut saat melihat sepatu kulit pria di lemari sepatu. Ternyata hari ini Nathan pulang cukup cepat.Begitu memasuki ruang tamu, Alyana langsung disambut oleh tatapan Nathan.Mereka berdua pun terdiam.Alyana mengangguk dan hendak naik ke ata

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 49

    Harison tidak bisa lagi mengendalikan emosinya yang seolah mendidih. Dia pun berjalan menghampiri Alyana, lalu menggebrak meja dan mencondongkan tubuhnya menatap Alyana. "Seru?""Menarik juga melihat mantan pacarku pergi kencan buta," jawab Alyana dengan santai.Kata-kata "mantan pacar" itu menusuk ulu hati Harison dengan tepat.Dia mencengkeram pergelangan tangan Alyana dengan kuat, lalu berkata sambil menggertakkan gigi, "Alyana, kamu mau melangkah sejauh apa sebelum sudi kembali? Kamu tahu nggak kamu nyaris menghancurkan perusahaan?"Alyana sontak kebingungan.Bukankah Harison sendiri yang hampir menghancurkan perusahaan?Harison sendiri yang mengambil jalan pintas dan melakukan pembongkaran menggunakan kekerasan, semua itu tidak ada hubungannya dengan Alyana."Harison, bisa nggak sih kamu nggak usah selalu menuduh orang? Kayak anjing gila saja main gigit orang," sahut Alyana dengan ekspresi dingin."Oh.""Kamu masih mau berpura-pura?" cibir Harison. "Kalau bukan kamu yang memberi t

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 48

    Sesampainya di toko makanan penutup, Andreas memesan sesuai dengan panduan yang dia baca secara daring. Dia juga berkata dengan bangga kepada Alyana, "Kak, kujamin Kakak bakal suka banget sama makanannya!""Kalau gitu, aku ucapin terima kasih dulu," kekeh Alyana.Suasana di Vila Mimosa sangat tenang dan jarang kedatangan tamu, tetapi tetap saja rasanya agak terlalu sepi.Nathan selalu pergi pagi dan pulang larut malam. Alyana sendiri tidur lebih cepat dan bangun siang demi menjaga kesehatannya. Itu sebabnya mereka jarang bertemu walaupun tinggal serumah.Untungnya, Andreas akan selalu datang bermain dengannya setiap kali sedang luang. Dengan begitu, Alyana tidak mati bosan di dalam rumah yang besar itu.Pokoknya, hari ini Alyana bertekad mentraktir Andreas.Setelah memutuskan, Alyana pun pergi ke kasir untuk membayar tagihan sementara Andreas pergi ke kamar mandi.Saat berbalik, Alyana secara tidak sengaja menabrak seseorang. Tepat saat dia hendak meminta maaf, dia justru mencium aroma

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 47

    Royan pun menghela napas dan berkata, "Anggap saja ini adalah kompensasi dari Keluarga Imano untuknya."Alina memeluk Royan yang mengalah dengan gembira, lalu berkata dengan manja, "Sudah kuduga, Ayah memang pengertian banget!"...Seminggu kemudian, Alyana akhirnya mendapatkan kabar itu juga.Asisten Harison-lah yang meneleponnya.Alyana sendiri yang merekrut asisten itu, jadi asisten itu juga tahu bahwa usaha dan kerja keras Alyana-lah yang membesarkan perusahaan selama ini.Asisten itu berpikir sejenak sebelum melaporkan kabar itu kepada Alyana."Apa ... Kak Alyana akan menyesal?"Waktu itu Alyana begitu bertekad untuk mendapatkan pembagian saham sehingga sekarang Alina-lah yang menjadi pemegang saham terbesar perusahaan dalam sekejap.Alina juga tidak perlu membantu Harison dari balik layar seperti yang Alyana lakukan. Alina dapat berdiri di samping Harison untuk mengelola perusahaan bersama-sama secara sah.Asisten itu merasa kasihan kepada Alyana, itu sebabnya dia bertanya sepert

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 46

    Setelah mengantar Alyana ke Vila Mimosa dengan selamat, Andreas pun mengirim pesan dan melapor kepada Nathan.Nathan melirik ponselnya dengan sedikit acuh tak acuh."Berbeda dari rencana kita, perusahaannya Harison nggak menerbitkan saham baru.""Untuk saat ini, kondisi perusahaan Harison berhasil stabil berkat investasi pribadi Alina," ujar asisten Nathan melaporkan hasil penyelidikannya."Nominalnya cukup besar, jadi seharusnya nggak bisa Alina tarik sekaligus. Aku sudah memeriksa catatan transaksi di rekening pribadinya, ternyata ada rekening luar negeri yang mentransferkan uang padanya belum lama ini."Asisten itu mengangguk sedikit. "Sayangnya, kami nggak bisa menemukan informasi yang lebih mendetail karena rekening ini memiliki tingkat kerahasiaan yang sangat tinggi.""Sepertinya Alina bukan orang sembarangan."Nathan mengetuk-ngetukkan ujung jarinya ke atas laporan.Di rencana awalnya, Nathan memprediksi Harison yang sudah tidak mampu lagi menahan tekanan akan menerbitkan saham

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 45

    Mana mungkin ucapan Alyana tadi adalah sebuah fakta? Tentu saja itu semata-mata adalah titik sensitif bagi Janet maupun Alina....Setelah keluar dari rumah sakit, Alyana melihat Andreas yang sedang memegang sebuket bunga besar di kejauhan. Pemuda itu sedang tersenyum padanya di bawah sinar matahari.Mawar merah yang Andreas bawa tampak hangat, tetapi justru senyuman Andreas-lah yang terlihat lebih cerah dan cemerlang.Alyana berjalan menghampiri Andreas dan tersenyum dengan tidak berdaya. "Apa kamu harus heboh begini?""Tentu saja! Setiap kali Kakak keluar dari rumah sakit setelah kemoterapi, aku akan membelikan Kakak bunga. Kalau kondisi Kakak sudah benar-benar membaik, nanti kubawakan sekeranjang bunga!"Andreas menjejalkan buket bunga itu ke dalam pelukan Alyana. "Kak, Kakak lebih cantik daripada bunga."Alyana hanya balas tersenyum.Dia tahu betul seperti apa penampilannya. Dia menyadari bahwa Andreas berkata seperti itu demi menghiburnya.Tenaga dan semangat Alyana sudah banyak t

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 44

    "Cuma hampir."Alyana tetap menyahut dengan cuek, lalu menoleh menatap Jacob. "Aku pulang dulu, Dokter Jacob.""Oke."Jacob mengiakan, lalu hendak mengantar Alyana keluar.Namun, Janet bergegas melangkah maju dan menghalangi mereka. "Jangan mencoba kabur, Dokter Jacob! Aku sudah sampai mengejarmu ke sini, jadi hari ini kamu harus melakukan pemeriksaan!""Alyana, aku tahu kamu sengaja melakukan semua ini karena kamu kesal gagal memiliki Harison!"Janet tersenyum dengan puas, lalu berkata dengan nada sinis, "Nggak usah dibawa sedih, kamu harusnya bahagia. Orang bilang yang namanya mencintai itu nggak harus memiliki. Kamu juga berharap Harison dapat menjalani hidup yang lebih baik, 'kan?"" ... "Jacob akhirnya mengerti apa yang sedang terjadi.Tentu saja Jacob juga sudah mendengar tentang kericuhan yang Alyana sebabkan dengan merusak pesta pertunangan dan menyebabkan keributan besar di perusahaan.Wanita di depan mereka ini adalah ibu dari si bajingan itu.Jacob pun mengernyit dan hendak

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 43

    Jika bukan karena takut menakuti Alyana, kadang Nathan merasa ingin mengikat wanita itu dan langsung mengirimnya ke rumah sakit untuk menjalani kemoterapi.Nathan memang tidak pandai bicara, tetapi dia punya banyak tenaga dan sarana. Masalahnya, Nathan enggan menggunakan sumber dayanya itu terhadap Alyana, itu sebabnya dia terus menunda hingga sekarang."Terlepas dari kamu setuju atau nggak, pokoknya kamu harus menjalani kemoterapi."Nathan sengaja menggunakan nada mengancam, dia tidak menerima kata "tidak".Meskipun Alyana tidak mengerti, hatinya terasa hancur saat melihat orang-orang di sekitar tempat tidurnya.Di saat pria yang dia cintai dan keluarganya berharap dia mati, orang luar justru yang berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tetap hidup.Ibarat sedang tergantung di tebing, Alyana mengulurkan tangannya ke atas dengan putus asa sambil mengira orang-orang di atas akan menariknya. Pada kenyataannya, mereka justru malah menginjaknya.Saat terjatuh, Alyana baru menyadari bahwa a

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 42

    Di Rumah Sakit Alanda.Jacob membaca hasil pemeriksaan yang baru saja dia terima di ruangannya, ekspresinya berubah menjadi agak serius. "Kondisi Nona Alyana makin parah."Nathan hanya diam, auranya terasa begitu mencekam sampai-sampai satu ruangan itu terasa lebih dingin.Andreas berdiri diam di samping, dia tidak berani bernapas kencang-kencang.Padahal selama ini Alyana sehat-sehat saja, bahkan beberapa waktu lalu sempat dinas bersama Nathan.Terkadang dia lupa Alyana itu sedang sakit.Namun, dia malah tertampar kenyataan.Saat membawa Alyana ke rumah sakit, Andreas yang setinggi 180 cm itu seolah menjelma menjadi anak kecil. Pemuda itu bahkan nyaris menangis.Mana mungkin Andreas tidak panik di saat orang yang awalnya baik-baik saja mendadak pingsan?"Kok dia bisa pingsan?"Begitu mendengar nada bicara Nathan yang serius, Andreas pun buru-buru menjawab, "Hari ini ... aku mengajak Kakak ke tempat pemotretan. Ternyata kami malah bertemu Alina di studio ....""Aku meminta Kakak untuk

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status