"Jangan mendekat. Apa yang aku katakan benar. Aku benar-benar pacarnya Ketua. Dia sedang dalam perjalanan ke sini. Kalau kamu berani menyentuhku, dia pasti akan membuatmu mati dengan mengenaskan."Tika didorong ke tempat tidur oleh Aldo. Dia tahu dia tidak bisa melarikan diri, jadi dia hanya bisa mengancamnya.Namun, Aldo tidak takut sama sekali. Dia berkata sambil melepas pakaiannya, "Akan lebih baik kalau kamu benar-benar pacarnya Ketua. Kamu akan lebih seru untuk diajak bermain-main."Setelah berkata, Aldo bergegas ke arah Tika. Dia sangat tinggi, sedangkan Tika bertubuh mungil. Baginya, Aldo tidak diragukan lagi seperti gunung yang besar. Tika sangat ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat."Kak Leo, tolong aku!"Tika menggunakan seluruh kekuatannya untuk meminta bantuan. Kemudian, dia berguling untuk menghindari serangan Aldo."Kemarilah!"Aldo meraih pergelangan kaki Tika dan menariknya. Melihat sosoknya yang mungil dan anggun, mata Aldo tampak membara. Detik berikutnya, Aldo lan
Aldo menutupi wajahnya yang sakit dengan tidak percaya. "Winny, apa yang kamu lakukan? Beraninya kamu memukulku!""Aku memang memukulmu!"Saat berkata, Winny menamparnya lagi.Puji langsung tercengang. Tika juga terkejut.Aldo sangat marah. "Dasar jalang, beraninya kamu memukulku. Kalau kakakku tahu, dia pasti akan mengulitimu!""Plak!"Winny menamparnya lagi dan berkata dengan dingin, "Kalau kamu berani mengutuk lagi, aku akan menghancurkan mulutmu!""Winny, apakah kamu nggak takut kakakku akan tahu kalau kamu memperlakukanku seperti ini?" kata Aldo dengan sangat marah."Kakakmu?"Winny menunjukkan cibiran, kemudian dia mendatangi Leo. Di bawah tatapan Aldo, Puji dan Tika, Winny berlutut di lantai.Belasan murid Sekte Moza yang dibawa oleh Winny juga berlutut di lantai dengan serempak."Hormat pada Pak Leo!"Aldo tercengang. "Apakah kalian adalah anggota Sekte Moza? Nggak mungkin, dia masih sangat muda, bagaimana dia bisa menjadi orang berpangkat tinggi. Selain itu, kita nggak memilik
Saat Leo kembali ke Kota Kumara, waktu sudah jam empat pagi. Phoenix sedang menunggu di pintu keluar bandara pagi-pagi sekali."Cepat pergi ke Kediaman Keluarga Sharon!" kata Leo dengan buru-buru setelah masuk ke dalam mobil.Phoenix berkata dengan panik, "Ketua, Nona Febi sudah nggak tinggal di Kediaman Keluarga Sharon lagi.""Lalu, di mana dia?" tanya Leo dengan tergesa-gesa."Keluarga Raditya membawanya ke Provinsi Zeva tadi malam!" jawab Phoenix."Cepat pergi ke Provinsi Zeva! Siapkan satu peti mati!"Leo memberi perintah dengan nada dingin.Leo mengira dengan membatalkan pertunangan hari itu, masalahnya akan selesai.Leo tidak pernah berpikir bahwa Raka akan berani merindukan Febi. Selain itu, dia bahkan melewatkan pertunangan dan ingin langsung mengadakan pernikahan.Siapa pun yang berani merebut wanitanya sama saja dengan menantang maut....Hotel Zeva!Hotel itu adalah hotel bintang lima terbesar dan termewah di Provinsi Zeva. Hotel itu merupakan salah satu industri Keluarga Os
Karena peti mati itu ditutupi dengan selembar kain merah. Mereka tidak tahu apa hadiah itu."Leo!"Lebih dari separuh tamu yang hadir menghadiri Perjamuan Dewa Perang dua hari yang lalu. Jadi, ketika mereka melihat Leo, mereka langsung marah.Terutama mereka yang sangat membenci Leo, seperti Aston, Rendi, Jovan dan yang lainnya.Tentu saja, orang yang paling marah adalah Raka dan anggota Keluarga Sharon."Kenapa pecundang ini datang lagi?" Lanny adalah orang pertama yang marah. Dia menunjuk hidung Leo sambil berteriak, "Hari ini adalah hari pernikahan putriku dan Pak Raka, lebih baik kamu keluar dari sini sekarang juga. Kalau nggak, kamu akan celaka!"Sejak pertama kali bertemu, Lanny sangat muak dengan Leo. Di matanya, Leo adalah pecundang malang yang tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan. Dia juga kejam dan tidak berguna.Sekarang, putrinya telah menikah dengan Raka. Lanny akan mendapatkan keuntungan dari hal in. Tentu saja, dia tidak mengizinkan Leo menghancurkannya.Kevin juga
"Kamu memang cerdas. Begini saja, coba tunjukkan hadiahmu. Kalau aku puas, aku akan melupakan masa lalu."Raka mencibir di dalam hatinya. Dia hanya ingin menahan Leo untuk sementara waktu agar dia tidak merusak pernikahannya. Dia akan berurusan dengan Leo di masa depan."Kamu pasti puas dengan hadiahku. Dengan hadiah dariku, kamu nggak perlu khawatir untuk tempat tinggalmu di masa depan."Leo menunjukkan senyuman penuh arti, lalu dia menjentikkan jarinya. Beberapa anggota Sekte Aksara segera mengangkat kain merah itu.Detik berikutnya, semua orang membelalakkan mata mereka sambil menatap peti mati yang gelap itu.Semua orang terkejut. Tidak ada yang menyangka bahwa hadiah yang dikirimkan Leo ternyata adalah peti mati.Ini bukan hadiah, ini jelas pemakaman."Orang ini bahkan mengirimkan peti mati, berani sekali dia!""Anak ini pasti mati. Keluarga Osmana nggak akan pernah melepaskannya!"Kerumunan menjadi gempar. Semua orang kaget dan berteriak dengan marah.Tentu saja, beberapa orang m
"Anak ini sombong sekali. Dia berani mengatakan Keluarga Osmana nggak ada apa-apanya. Dia benar-benar nggak tahu diri.""Benar, Keluarga Osmana adalah keluarga besar di Provinsi Zeva. Sementara dia hanyalah pecundang yang malang. Kalau Keluarga Osmana ingin membunuhnya, itu semudah menghancurkan seekor semut.""Orang ini hanyalah orang bodoh yang nggak tahu diri. Sungguh keajaiban dia bisa bertahan sampai hari ini.""Terakhir kali dia membuat keributan besar di Perjamuan Dewa Perang. Dewa Perang Zeva terlalu malas untuk berdebat dengannya, kemudian dia dibawa pergi oleh Keluarga Widyanto. Kalau nggak, bagaimana dia bisa bertahan sampai hari ini.""Kalau begitu, aku mengerti. Anak ini pasti mengandalkan Keluarga Widyanto untuk bersikap nggak bermoral.""Keluarga Widyanto memang sangat kuat. Tapi bagaimanapun juga, mereka jauh di Kota Fello. Mereka nggak bisa menyelamatkannya sama sekali."Semua orang mengangguk setuju dan memandang Leo seolah-olah sedang melihat orang mati.Saat mendeng
"Pak Raka benar-benar hebat. Dia hampir menjadi master Alam Kesatria tingkat puncak di usia yang begitu muda. Dia benar-benar hebat!""Yah, sulit untuk menjadi seorang master. Pak Raka bisa menjadi seorang master Alam Kesatria tingkat puncak di usia dua puluh enam tahun. Di seluruh Provinsi Zeva, mungkin sulit untuk menemukan orang seperti itu."Semua orang mengangguk dengan setuju. Ada banyak orang yang memandang Raka dengan antusias.Beberapa gadis bahkan terus meliriknya. Mereka berharap bisa menjadi pacarnya Raka.Leo tersenyum dingin dan berkata, "Nggak peduli kamu adalah master Alam Kesatria tingkat menengah atau tingkat puncak. Di mataku, kamu nggak ada apa-apanya.""SIalan, anak ini sombong sekali. Pak Raka, cepat bunuh dia. Aku benar-benar kesal dengannya!" kata Kevin dengan nada dingin.Lanny mengangguk setuju dan mendesak, "Raka, cepat bunuh dia. Jangan tunda waktu pernikahanmu."Saat dia mendengar kata-kata itu, Raka mengangguk. Lalu, dia melihat ke arah Leo sambil berbisik
"Tanpa izinku, kamu nggak akan memiliki kesempatan untuk melarikan diri!"Saat berbicara, Teguh datang ke sisi Bayu. Rambutnya sedikit putih, dengan tubuh pendek dan sosok kurus. Penampilannya tampak sedikit lemah.Namun, matanya sangat tajam seperti dua pedang tajam yang mampu menembus pikiran orang. Tatapannya itu tampak mengintimidasi."Pak Teguh, tolong selamatkan putraku," mohon Gala sambil membungkuk.Teguh meletakkan tangannya di belakang punggung dan berkata dengan percaya diri, "Jangan khawatir, Pak Gala. Putramu akan baik-baik saja.""Nak, apakah kamu nggak mendengar apa yang aku katakan? Cepat lepaskan Pak Raka!"Teguh berpikir jika dia keluar, Leo akan ketakutan setengah mati dan buru-buru melepaskan Raka.Siapa sangka Leo tidak berniat melepaskannya. Hal ini membuatnya sangat marah.Leo berkata sambil tersenyum sinis, "Kamu pikir kamu siapa! Kenapa aku harus mendengarkanmu?""Sialan, orang ini sombong sekali. Dia berani berbicara dengan Pak Teguh seperti ini. Besar sekali