"Pak Raka benar-benar hebat. Dia hampir menjadi master Alam Kesatria tingkat puncak di usia yang begitu muda. Dia benar-benar hebat!""Yah, sulit untuk menjadi seorang master. Pak Raka bisa menjadi seorang master Alam Kesatria tingkat puncak di usia dua puluh enam tahun. Di seluruh Provinsi Zeva, mungkin sulit untuk menemukan orang seperti itu."Semua orang mengangguk dengan setuju. Ada banyak orang yang memandang Raka dengan antusias.Beberapa gadis bahkan terus meliriknya. Mereka berharap bisa menjadi pacarnya Raka.Leo tersenyum dingin dan berkata, "Nggak peduli kamu adalah master Alam Kesatria tingkat menengah atau tingkat puncak. Di mataku, kamu nggak ada apa-apanya.""SIalan, anak ini sombong sekali. Pak Raka, cepat bunuh dia. Aku benar-benar kesal dengannya!" kata Kevin dengan nada dingin.Lanny mengangguk setuju dan mendesak, "Raka, cepat bunuh dia. Jangan tunda waktu pernikahanmu."Saat dia mendengar kata-kata itu, Raka mengangguk. Lalu, dia melihat ke arah Leo sambil berbisik
"Tanpa izinku, kamu nggak akan memiliki kesempatan untuk melarikan diri!"Saat berbicara, Teguh datang ke sisi Bayu. Rambutnya sedikit putih, dengan tubuh pendek dan sosok kurus. Penampilannya tampak sedikit lemah.Namun, matanya sangat tajam seperti dua pedang tajam yang mampu menembus pikiran orang. Tatapannya itu tampak mengintimidasi."Pak Teguh, tolong selamatkan putraku," mohon Gala sambil membungkuk.Teguh meletakkan tangannya di belakang punggung dan berkata dengan percaya diri, "Jangan khawatir, Pak Gala. Putramu akan baik-baik saja.""Nak, apakah kamu nggak mendengar apa yang aku katakan? Cepat lepaskan Pak Raka!"Teguh berpikir jika dia keluar, Leo akan ketakutan setengah mati dan buru-buru melepaskan Raka.Siapa sangka Leo tidak berniat melepaskannya. Hal ini membuatnya sangat marah.Leo berkata sambil tersenyum sinis, "Kamu pikir kamu siapa! Kenapa aku harus mendengarkanmu?""Sialan, orang ini sombong sekali. Dia berani berbicara dengan Pak Teguh seperti ini. Besar sekali
Febi berlari ke arah Leo tanpa memedulikan halangan keluarganya. Kemudian, dia menasihatinya dengan cemas, "Leo, tolong cepat pergi. Kalau gubernur datang, kamu nggak bisa melarikan diri lagi.""Jangankan gubernur, aku bahkan nggak takut kalau Raja Surga datang!" kata Leo sambil tersenyum tipis."Leo, sudah seperti ini. Bisakah kamu berhenti membual?" kata Febi dengan sangat marah.Bukannya Febi tidak memercayai Leo. Semua ini karena Leo menyembunyikannya dengan sangat baik.Di mata Febi, Leo mahir dalam keterampilan medis dan sangat kuat. Leo sudah sangat hebat di antara orang-orang biasa. Namun, bagaimanapun juga, Leo tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan. Menyinggung Keluarga Osmana dan Keluarga Raditya akan sangat merepotkan, apalagi gubernur akan datang.Gubernur adalah salah satu penguasa di Provinsi Zeva. Selama dia memberi perintah, Leo akan sulit untuk keluar hidup-hidup.Sekarang Febi hanya bisa membiarkan Leo melarikan diri sejauh mungkin sebelum gubernur datang. Hanya d
"Berengsek, gubernur ada di sini, cepat lepaskan anakku dan berlutut untuk mengakui kesalahanmu!" teriak Gala sambil menunjuk ke arah Leo dengan tegas."Cepat lepaskan putraku!" teriak ibunya Raka dengan keras."Diam!"Gubernur langsung marah. Dia mengangkat tangannya dan menampar Gala dengan keras, lalu dia menampar ibunya Raka dengan punggung tangannya."Pak, kenapa kamu memukuli kami?" tanya Gala dengan sedih sambil menutupi wajahnya yang bengkak dan sakit."Aku memang memukulmu. Kamu berani nggak menghormati Ketua. Siapa yang memberimu keberanian ini?" tanya Gubernur dengan tegas."Apa! Ketua!""Pak, apa kamu nggak salah? Dia hanyalah pecundang yang miskin. Bagaimana mungkin dia adalah Ketua?"Gala menatap Leo dengan tatapan terkejut dan tidak percaya.Gubernur mengabaikannya, lalu dia berbalik untuk bersujud di depan Leo. Semua pengawal yang dibawanya juga berlutut di lantai."Salam pada Ketua!"Semua orang menyapa dengan serempak.Setelah Gala dan istrinya melihat adegan ini, mer
Febi bersikeras memasuki hotel. Hal itu membuat beberapa anggota Keluarga Sharon sangat marah. Jika Febi menyinggung gubernur dan Keluarga Raditya, mereka juga akan terlibat.Namun, tanpa perintah gubernur, mereka tidak berani mengejar Febi. Mereka semua hanya bisa mengentakkan kakinya dengan marah.Febi melangkah ke hotel. Dia hendak mengeluarkan Air Mata Malaikat dan berpura-pura menjadi istrinya Ketua. Alhasil, dia malah melihat pemandangan yang luar biasa.Febi melihat beberapa pengawal gubernur memasukkan mayat Raka dan Keluarga Raditya yang lainnya ke dalam peti mati.Febi langsung membelalakkan matanya. Ekspresinya tampak kaget dan tidak percaya.Bukankah gubernur datang untuk membela Keluarga Raditya?Kenapa dia malah membunuh ketiga anggota Keluarga Raditya?Leo juga terkejut. Dia tidak menyangka Febi akan masuk lagi.Saat gubernur melihat Febi masuk, dia langsung marah, "Siapa yang membiarkanmu masuk? Keluar!""Lancang!"Tubuh Leo langsung memancarkan aura pembunuh yang menak
Memikirkan peti mati yang dibawa oleh pengawal gubernur, tidak sulit untuk menebak bahwa mereka mungkin telah mati."Gubernur diundang oleh Keluarga Raditya untuk menghajar Leo. Alih-alih berurusan dengan Leo, mereka malah menangani Keluarga Raditya. Apa sebenarnya yang terjadi?" Dani mengerutkan keningnya dengan bingung."Gubernur sepertinya sangat menghormati anak itu. Dia juga memiliki mobil mewah dan ditemani oleh pengawal. Mungkinkah dia adalah tuan muda dari Keluarga Besar?" tebak Robby."Nggak mungkin, dia hanya pecundang yang miskin. Lihat penampilannya yang biasa itu, dia sama sekali nggak terlihat seperti tuan muda," kata Anna.Marvin tiba-tiba menyadari dan berkata, "Aku mengerti, orang-orang itu pasti dari Keluarga Widyanto. Keluarga Widyanto adalah salah satu dari sepuluh keluarga teratas, jadi gubernur pasti akan menghormati mereka."Saat Lanny mendengar ini, matanya tiba-tiba berbinar. "Karena anak itu memiliki hubungan baik dengan Keluarga Widyanto, alangkah baiknya kal
Leo mengerutkan keningnya. Nora selalu tidak menyukainya. Mengapa dia datang ke sini dan mencarinya?Dani membawa anggota keluarganya keluar secepat mungkin. Ada deretan mobil mewah yang diparkir di luar gerbang.Orang yang memimpin adalah Nora. Hari ini, Nora mengenakan pakaian yang sangat minim. Dia memakai baju tanpa lengan dan rok mini. Kulitnya yang seputih salju itu tampak begitu menawan.Kakinya yang lurus dan panjang itu bahkan lebih menarik. Mereka sangat ingin menculik dan bermain dengannya.Penampilannya sedikit kalah dengan Febi. Namun, dia tetap cantik memesona. Selain itu, temperamennya bahkan lebih baik.Nora adalah putri tunggal Keluarga Widyanto. Tentu saja, dia tidak akan bepergian jauh sendirian, Masih ada tujuh hingga delapan pengawal yang berdiri di belakangnya.Dani buru-buru menyapa sambil tersenyum, "Nona Nora, selamat datang. Maaf karena terlambat menyambutmu."Nora mengabaikan Dani. Kemudian, dia memandang Leo dan berkata, "Hari ini, aku datang untuk memberita
Bagaimanapun, dia punya banyak uang. Meskipun Leo meminta ratusan miliar, Nora tidak akan memedulikannya.Leo berkata sambil tersenyum dengan ekspresi menghina, "Uang hanyalah serangkaian angka bagiku, aku nggak butuh sama sekali.""Sombong sekali. Kamu sangat miskin, kenapa kamu masih berpura-pura kaya?" Lanny memelototi Leo, lalu dia menatap Nora. Dia langsung menunjukkan senyuman menyanjung. "Halo, Nona Nora, jangan dengarkan bualannya. Dia bilang seperti itu karena dia sombong. Kamu adalah putri tertua Keluarga Widyanto dan punya banyak uang. Kasihanilah dia. Beri dia sedikit uang."Apa yang dipikirkan Lanny adalah sebelum putrinya menikahi Raka, dia membunuh tiga anggota keluarganya Raka. Febi pasti akan dianggap sebagai pembawa sial.Terlebih lagi, Leo adalah orang yang kejam. Jadi, mereka mungkin mustahil untuk bercerai.Jika seperti itu, Lanny pasti akan mencari keuntungan untuk Leo. Bagaimanapun, cepat atau lambat uang itu akan masuk ke saku Lanny.Nora berkata dengan nada