Home / Pernikahan / Kamu Menidurinya? / 97. Bukti Rekaman Percakapan

Share

97. Bukti Rekaman Percakapan

Author: Lusia
last update Last Updated: 2022-05-27 08:04:00

Alia diperintahkan membawa bayi yang baru lahir ke ruangan NICU (Neonatal intensive care unit tempat khusus untuk merawat bayi baru lahir yang membutuhkan pengawasan ketat oleh tenaga medis.

Biasanya bayi yang dirawat di ruang NICU lahir dengan gangguan kesehatan, misalnya lahir prematur atau lahir dengan cacat bawahan.

Pekerjaan Alia keseharian melihat bayi, namun tidak mempunyai rasa keinginan untuk mempunyai calon buah hati.

Alia belum siap menjadi seorang Ibu dan semenjak Fahmi berselingkuh, kehamilan tidak boleh terjadi padanya.

“Istiharat dulu, yuk!” ajak Ayora yang tiba-tiba datang dan nongol begitu saja di depan Alia. “Sudah siang, nih. Waktunya makan siang.”

Ah, waktu terasa cepat. Padahal Alia merasa baru saja merawat bayi di NICU.

Ting! Bunyi pesan masuk.

“Sebentar ada pesan masuk,” ucap Alia.

Alia mendapat pesan dari Marsha bahwa Marsha telah merekam percakapan dengan Misella beberapa jam yang lalu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Dila Syamsuddin
ceritanya makin seru,punya yg banyak thor
goodnovel comment avatar
Nunyelis
alia jng dibikin ragu thor untuk menceraikn fahmi .....
goodnovel comment avatar
Indra Pemimpin
thor udah nyampe bab 99 ya. joq aq nya hanya bisa baca nyampe bab 97
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kamu Menidurinya?   98. Dia datang ....

    Alia masuk ke dalam rumah sambil membawa bucket bunga tulip, namun dia berbalik ke mobil. Meletakkan bucket bunga tulip itu di dalam mobil. Alia malas menjawab jika Fahmi bertanya dari mana mendapatkan bucket itu? Di sisi lain Alia berpikir, bunga itu dari Fahmi. Apa mungkin? Ya mungkin saja, karena Fahmi menolak untuk dicerai dan terus merayu, membujuk dirinya. Jadi, bersikap sok romantis mengirimkan bucket saat sedang bekerja.“Cepat bersiap-siap kita akan ke rumah sakit sekarang,” kata Fahmi saat baru saja Alia masuk ke dalam kamar. Alia tidak menjawab apa-apa. Dia segera bersiap-siap. Jangankan senyum atau untuk berbicara. Memandangnya saja malas.“Alia sayang ...” panggil Fahmi pada Alia yang sedang duduk di meja rias mengoles lip tint. “Aku minta tolong dong.” Fahmi menghampiri Alia dan memberi isyarat padanya.Alia paham dengan isyarat itu dan berdiri dengan malas. Secara ogah-ogahan Alia membantunya menggulung lengan kemeja len

    Last Updated : 2022-05-27
  • Kamu Menidurinya?   99. Mencari Muka dan Jemawa

    “Aku datang untuk menjenguk calon Mama mertuaku,” jawab Misella menunjukkan betapa jemawa dirinya. SINTING! Senyum lebar dari Misella membuat Alia ingin mencekik lehernya, membunuhnya saat juga. Alia mendongkol setengah mati. Dasar wanita tidak tahu diri! Tidak tahu malu! Wanita gila! Tidak punya otak! Bisa-bisanya Misella datang membawa bingkisan dan buah-buahan ke kamar Tiffany. Pasti akan mencari muka di depan Mama Tiffany!“Kenapa kamu menginjakkan kaki di sini?” Alia menatap nyalang. Sorot mata dingin ditunjukkan padanya. Alia benci wanita itu. Memang pantas untuk dibenci. Di sini Misella pelaku kejahatan yang sesungguhnya, telah menyakiti hati Alia dan menghancurkan rumah tangga yang baru dibangun beberapa bulan. Walaupun perselingkuhan atas dasar mau sama mau. Tetap saja, Misella wanita jalang iblis!Misella tertawa kecil. Tawa meremehkan Alia. “Kamu mempunyai masalah pendengaran? Sudah aku katakan tadi. Aku ingin menjenguk calon Mama mertuaku. Mama Tiffany,” jawabnya meneka

    Last Updated : 2022-05-27
  • Kamu Menidurinya?   100. Mama Mertua

    Jantung Fahmi berpacu cepat dengan kedatangan Misella tanpa memberitahunya. Fahmi memang menyayanginya! Tapi? Datang saat Mama sedang sakit dan menyindir di depan Alia, itu tindakan tidak tepat!Yang jelas-jelas Alia masih menjadi istrinya. Sikap lancang itu membuat Fahmi tidak habis pikir.“Sayang, kita akan kemana?” tanya Misella, menahan sakit di pergelangan tangan karena Fahmi menariknya dan memegang terlalu erat. “S-sakit!” keluhnya mengadu.Fahmi menghentikan langkah diikuti oleh Misella, melepaskan cekalan tangan. Memandang wajah Misella dengan dingin, pandangan berbeda dari biasanya.“Apa sih yang kamu pikirkan?!” bentak Fahmi.Raut wajah Misella berubah. Wanita itu tahu Fahmi marah padanya. “M-maaf. Aku hanya ingin menjenguk Mama kamu. Aku tidak mempunyai maksud lain.”Misella mencoba menjelaskan.Fahmi menjambak rambut frustasi. Bagaimana kalau Alia marah padanya? Ah! Hubungan yang sudah renggang menjadi bertambah renggang. Fahmi tidak ingin Alia menceraikan dirinya, di sisi

    Last Updated : 2022-05-28
  • Kamu Menidurinya?   101. Menyaksikan Hancur, Menderita!

    “Mama sudah firasat bukan? Mama tahu Mas Fahmi mempunyai wanita lain?”Tiffany mengangguk pelan. “Apa yang harus aku lakukan, Ma?”“Jangan bersikap seperti tadi. Kasar. Judes. Galak. Fahmi masih menjadi istrimu, Alia. Tidak seharusnya kamu melawan suamimu.” Tiffany menasehati Alia. “Jaga tutur kata padanya. Jangan kurang ajar!” tegur Tiffany.Hah?Alia bengong.Kenapa menjadi salahnya? Kenapa Tiffany membela anaknya yang telah berselingkuh? Ibu dan anak sama saja sifatnya! “Mengapa Mama seolah-olah menyalahkanku?” Alia tidak terima. Nada bicaranya bertanya ketus. Tiffany memiringkan kepalanya. Keduanya saling bertatapan. “Mama bukan menyalahkanmu. Mama hanya ingin kamu menjadi istri yang baik untuk Fahmi,” tandasnya.“Mas Fahmi telah berselingkuh, Ma! Seharusnya kata-kata itu berikan padanya bukan aku!” Alia protes, membela diri sendiri. Tidak ingin disudutkan dan disalahkan. “Mas Fahmi bercinta dengan wanita lain. Mama tahu? Wanita tadi adalah selingkuhan Mas Fahmi. Aku telah dikh

    Last Updated : 2022-05-28
  • Kamu Menidurinya?   102. Alia Berkencan

    Fahmi kembali ke ruang inap VIP.“Alia kemana, Ma ” tanyanya saat sadar tidak ada Alia di dalam sana.Tiffany tak menjawab.Lelaki itu menghampiri Tiffany yang melamun dan dengan wajah terlihat syok. “Apakah ada sesuatu diantara kalian berdua?”Tiffany menggeleng. Sebenarnya ingin mengatakan tapi mulutnya kaku untuk menjelaskan apa yang barusan terjadi padanya.***Alia keluar dari rumah sakit, dia pulang naik taksi. Sudah tidak mood sejak kedatangan Misella ditambah perkataan Mama Mertua yang membuat emosinya mendidih.Menyebalkan!Alia duduk di dapur, minum segelas air putih. Ponsel yang tergeletak di atas meja berdering, ada panggilan masuk. Alia membaca nama kontak sang penelepon.“Abian?” gumam Alia. “Angkat tidak, ya?”Alia bingung harus mengangkat panggilan masuk dari Abian atau tidak? Masih ingat pertemuan Abian dengan Alia saat malam itu? Keduanya berbincang di depan toko serba ada.Abian menyuruh Alia untuk berpisah dengan Fahmi, artinya Abian masih punya rasa. Perkataan Abi

    Last Updated : 2022-05-29
  • Kamu Menidurinya?   103. Balas Dendam Alia

    “Ini adalah cara yang sempurna untuk membalas Fahmi.”Wanita itu menelan ludah memandang cardlock hotel dengan lama. Tidak menyangka Abian akan berbuat seperti ini.Apakah ini ada cara yang tepat untuk membalas dendam Fahmi? Membalas dendam dengan cara berkencan? Itu sama saja berselingkuh kan? Pandangan Alia beralih ke Abian yang sedari tadi menunggu jawabannya. “Kamu sedang bermain-main denganku?” Alia bertanya setelah beberapa menit tidak mengatakan sepatah katapun. “Tidak,” jawab Abian serius. “Apa kamu merasa aku sedang mempermainkanmu?” Bertanya balik.Alia membaca sorot mata dan raut wajah Abian. Tidak ada tanda-tanda kebohongan. Sorot mata begitu dalam dan tulus.“Sepertinya tidak.”“Mau atau tidak. Itu pilihanmu. Kamu bisa menolak. Aku tidak memaksa,” imbuh Abian meyakinkan Alia sekali lagi. “Lelaki seperti Fahmi harus merasakan apa yang kamu rasakan. Berpisah dengannya membuat Fahmi bahagia bersama selingkuhannya bukan? Sebelum bercerai, kamu tidak ingin membuatnya cemburu

    Last Updated : 2022-05-29
  • Kamu Menidurinya?   104. Seharusnya Aku Memilihmu ....

    Marsha menuruti perintah Alia, dia pergi ke apartemen dengan melajukan mobil kencang. Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di apartemen. Marsha menaiki lift, berjalan di lorong yang sepi hingga sampai di depan pintu apartemen Misella.Marsha mendengar suara berisik dari dalam sana. Suaranya keras, saking kerasnya sampai terdengar di luar. Ribut di jam untuk tidur.“Sepertinya mereka sedang bertengkar,” gumam Marsha. Marsha menjadi penasaran apa yang sedang terjadi di dalam sana. Dia mendekatkan telinga ke pintu, menguping supaya mendengar jelas.“MARI KITA PUTUS SAJA!” Itu suara Misella.“APA MAKSUDMU? MENGAPA KAMU INGIN PUTUS SETELAH APA YANG AKU LAKUKAN SELAMA INI HAH?!”Kali ini suara Fahmi.“AKU LELAH MENUNGGUMU UNTUK MENIKAHIKU.” Suara Misella terdengar dibuat frustasi oleh keadaan. “MENCINTAI LELAKI YANG SUDAH MENIKAH ITU SULIT.”“SECEPATNYA AKU AKAN MENIKAHIMU!”“KAPAN? KAMI BAHKAN TIDAK INGIN MELEPASKAN ISTRIMU!”“KALAU BEGITU. MARI KITA MENIKAH SECARA DIAM-DIAM, SELLA.”

    Last Updated : 2022-05-30
  • Kamu Menidurinya?   105. Ronde ke-2? )21+)

    [AREA 21+] Bab mengandung adegan dewasa!!!Abian mengangkat tubuh Alia ke ranjang, membaringkan di atas ranjang. Langsung menindih tubuh Alia. Keduanya saling memandang dengan sorot mata redup dan beradu pandangan.Napas hangat Abia meraba wajah Alia, lalu menciumi bibir Alia dengan sangat lembut. Alia membiarkan bibir Abian menyentuh bibirnya, sama sekali tidak menolak.Kemudian Alia mengalungkan tangannya di tengkuk lelaki itu saat bibir Abian mencecap bibir Alia. Tentu saja Alia tidak diam saja, dia membalas ciuman itu yang semakin dalam dan panas.Keduanya terhanyut dalam ciuman.Tangan kiri Abian mengangkat punggung Alia, sementara tangan kiri bergerak menggebu-gebu merobek kemeja Alia hingga terdengar bunyi robekan, melampar benda itu asal. Alia mendesah tertahan ketika bibir Abian turun ke rahangnya, mengecup rahangnya lalu turun ke leher. Mencumbu lehernya dengan liar hingga ada sensasi kenikmatan tersendiri bagi Alia. Ah, Alia sangat menyukai kiss mark hingga membekas—membe

    Last Updated : 2022-05-30

Latest chapter

  • Kamu Menidurinya?   140. —THE END — S 2

    Para tamu bertanya-tanya termasuk Misella ikut terheran. Sontak Abian dan Alia menutup mulut tak percaya. Dikejutkan dengan kehadiran kedua orang tua Abian yang tiba-tiba datang bergabung di acara tersebut. Tak disangka-sangka mendapat surprise dari keluarga Abian. Ayah Mario, Ibu Caroline, Kak Amber dan juga Xylia si gadis kecil bule dengan rambut pirangnya."Sepertinya mereka dari keluarga terpandang," batin Misella menebak.Amber melambaikan tangan pada Abian dengan semangat sekali dan senyum lebarnya. Keluarga Abian pun semakin mendekat. Hati Alia terenyuh dengan kedatangan mereka. Alia pikir, keluarga Abian sangat mustahil untuk menginjak kaki di Jakarta. Sebab mereka lebih menyukai berada di Bali ketimbang di Jakarta, seperti pertama kali Abian memperkenalkan Alia pada keluarganya di Bali. "Siapa mereka?" ucap Papa Alia kebingungan."Mereka Keluarga saya, Pa. Ibu, ayah, dan kakakku dari Amerika," jawab Abian cepat. "Saya kira tidak akan datang."Tiffany melongo, begitu juga den

  • Kamu Menidurinya?   139. Sembilan Bulan Kemudian — S 2

    Sembilan bulan kemudian .... Setelah kejadian mengerikan di Belleza, rencana Robert berhasil total dan kematian Fahmi tidak membuat orang menaruh kecurigaan. Itulah gelapnya tinggal di hunian modern itu. Siapapun yang mempunyai uang, dia akan berkuasa. Pada dasarnya uang segalanya, termasuk uang membuat orang lain tutup mulut.Di hunian elit, Belleza unit 002 milik keluarga Robert.Keluarga Robert hidup jauh lebih bahagia daripada tahun kemarin. Kini Kayla sudah bisa berbicara walaupun belum amat jelas. Tingkah lucu dan nada bicara cadel Kayla sangat menghibur mereka. Apalagi Kayla cukup tanggap, pasti tumbuh besar menjadi anak pintar. "Kayla sayang ...!" Tiffany berteriak, melambaikan tangannya dengan senyum lebarnya. Saking kangennya dengan cucunya. "Nenek datang!"Kayla baru turun dari tangga dituntun oleh Misella. Misella langsung berkata, "Hayo, siapa yang datang itu, Kay?" nunjuknya ke arah pintu.Awalnya Kayla sempat bingung, tapi langsung sadar. Tubuh mungil itu berlari untuk

  • Kamu Menidurinya?   138. Menjadi Pembunuh — S 2

    Deg."APA KATAMU?!" Robert sangat terkejut. Berdiri dengan sorot mata tidak percaya. "Putriku tidak mungkin melakukan itu!"Bella terkaget-kaget. Tiffany yang baru sadar dari pingsan, syok kembali. Membekap mulutnya tidak menyangka. "T-tidak! Putriku bukan anak pembunuh!" Geleng-geleng kepala. "Pasti ada kesalahpahaman. Iya, kan?!""Maaf ... Saya melihat dengan kepala saya sendiri! Bahwa Putri Anda yang mendorong Fahmi!" tegas pengawal itu meyakinkan. "Harus ke atas sekarang kalau tidak percaya."Mereka langsung berlari-lari naik tangga menuju kamar Kayla. Mulut mereka terbuka lebar saat melihat jendela kaca telah hancur. Mata masing-masing menangkap punggung Misella, berdiri di antara serpihan kaca berserakan di lantai. Tidak ada yang memperdulikan betapa cantiknya warna kembang api di menyala-nyala.Robert membalikkan badan Misella. "Apa yang sebenarnya terjadi?!" tanya Robert butuh penjelasan. "Kenapa begitu berantakan di sini?!" tambah Robert.Kesadaran Misella kembali saat kedat

  • Kamu Menidurinya?   137. Terjatuh dari Penthouse — S 2

    "T-tapi Tuan ...." "Tidak ada tapi tapi!" Robert masih punya secuil rasa kasihan setelah melihat Fahmi begitu mengenaskan. "Beri waktu dua menit dan awasi dia jangan sampai menyentuh sedikitpun cucu saya! Kalau cucu saya sedang tidur, jangan sampai lelaki itu membangunkan!""Baik Tuan." Body guard menurut, mereka pun menghampiri Fahmi. "Hei! Ayo jalan!" perintahnya karena Fahmi hanya diam tak bergerak. "Cepat jalan! Sebelum Tuan Robert berubah pikiran!"Fahmi pun berjalan pincang naik ke arah tangga dikawal ketat. Meninggalkan Robert di bawah bersama putri pertama. Bella dengan penuh amarah menghampiri Robert yang melamun dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam kantong celana."Papa!" teriak Bella. "Papa yang benar saja membiarkan lelaki bajingan itu menemui Kayla?! Di atas juga ada Sella!" Marah Bella, geleng-geleng kepala kenapa Papanya berbuat demikian.Robert menatap putri pertamanya. "Sudah. Kamu jangan marah begitu," tanggap Robert

  • Kamu Menidurinya?   136. Menghajar habis-habisan — S 2

    Robert kembali ke apartemen karena baru selesai menyelesaikan beberapa pekerjaan mendadak di hari tersebut. Awalnya Robert ingin menikmati waktu malam tahun baru bersama sang istrinya, alhasil gagal. Saat pulang lelaki tua geram setelah mendapatkan pesan dari putrinya. "Dia datang sendirian?" tanya Robert pada dua body guard itu.Salah satu body guard menjawab, "Sepertinya sendiri, Tuan. Saya mendapat notif panggilan banyak sekali dari putri dan istri Anda.""Kenapa dia ada di sini?" Napas Robert terdengar berat. Sangat heran sekali. "Apa tidak punya harga diri?" sinisnya mengingat wajah Fahmi yang begitu memuakkan."Mungkin dia lapar," tebak body guard setengah bercanda."Dia lapar pada hari ini?" Satu alis Robert naik."Kan Tuan yang membuatnya miskin tak punya apa-apa. Jadi, dia berusaha mendatangi keluarga Tuan agar mendapat belas kasih," jelas body guard itu."Ah, iya. Kalau begitu kita harus cepat!"Dua b

  • Kamu Menidurinya?   135. Dendam. Benci. Marah. — S 2

    Jantung Misella terasa dihantam batu. Selama ini tidak pernah mengizinkan Fahmi melihat wajah putrinya. Batinnya pedih mendengar permintaan Fahmi, Misella merasa menjadi Ibu yang jahat. Sorot mata Fahmi hampir membuat pertahanan Misella goyah, rasa kasihan segera ditepis jauh-jauh.“Dia hanya mantan suami yang tidak tahu diri!” batinnya memperingatkan."Jangan mimpi. Jangankan Sella sebagai ibu! Aku saja tak akan membiarkanmu bertemu Kayla," sinis Bella. "Pergilah dari sini!" Bella menarik paksa tangan Misella, cepat-cepat memencet sandi pintu.Misella menoleh ke belakang, terperangah Fahmi semakin mendekat. Hah?! secepat itu? "Kak! Ayo cepat!" Menarik-narik dress Bella dengan panik."Sabar dong, Sel. Tangan Kakak jadi tremor ini," balasnya bersamaan bunyi pintu apartemen terbuka.Keduanya bergerak cepat masuk ke dalam saat pintu akan tertutup sempurna, tangan Fahmi menerobos pintu tak peduli akan terjepit. Misella dan Bella langsung mendorong sekuat tenaga agar pintu tertutup."Hanya

  • Kamu Menidurinya?   134. Ingin Bertemu Putrinya — S 2

    Lima jam yang lalu.Misella dan Bella saling berdebat kecil mengenai undangan party dari Yuna. Bella merobek-robek kertas undangan pink pastel cantik itu dengan kesal. "Untuk apa kau datang?! Bukannya lebih baik kamu mengabaikan wanita penyebalkan itu!" omel Bella, pipinya merah menyala. Tak habis pikir jalan pikiran adiknya itu. Diperlakukan buruk, dipermalukan masih saja mau bergabung dengan orang bermuka tebal. Misella berdiri memasang muka tanpa dosa di depan Bella. "Aku hanya ingin datang. Apa salahnya, sih, Kak?""Salah! Memang salah." Bella menarik napas dalam-dalam. Sadar, hanya masalah kecil sampai berdebat dan emosi begini. "Sudah, abaikan saja," lanjutnya menahan diri—merebahkan tubuhnya di sofa."Aku mau datang! Titik." Misella keukuh. "Aku belum pernah datang ke party tahun baru."Bella memutar bola matanya. Astaga. Adiknya sudah dewasa tapi masih keras kepala. Tidak pernah menurut perkataanya. "Ya sudah. Aku temenin! Jangan sendirian. Bisa jadi kamu akan dipermalukan de

  • Kamu Menidurinya?   133. Sebuah Perintah — S 2

    Sudah setengah jam Alia pingsan, kini mulai sadar. Matanya mulai terbuka, pandangan pertama yang dilihat adalah lampu cantik di atas langit-langit dinding yang menggantung. "Akhirmya kamu juga sadar, sayang." Abian menghela napas lega. Setia menunggu Alia bangun, tak melepas genggaman tangan.Alia melihat Abian duduk di sampingnya. "A-apa yang terjadi padaku? Di mana kita?" tanyanya bingung, sadar sedang bukan di kamar miliknya, kamar itu asing.Pelayan datang membawa segelas air putih, diberikan pada Abian. "Minum dulu," perintah Abian.Alia bangun dari posisi baringnya. Meminum beberapa teguk air putih dibantu Abian memegang gelasnya."Kamu pingsan, sayang. Kita masih di apartemen Yuna," ucap Abian memberi tahu. Alia sadar seketika. Matanya membesar, ingat kejadian menakutkan. Memegang kepalanya yang terasa pusing. Dia langsung turun dari ranjang tanpa berpikir panjang, tubuhnya oleng—untunglah pelayan siap siaga me

  • Kamu Menidurinya?   132. Apa yang terjadi?! — S 2

    Bunyi kaca pecah mengangetkan dan tiba-tiba ada teriakan dari atas membuat empat orang di balkon itu menengadah kepala ke atas. Betapa terkejutnya melihat ada seseorang di atas sana—di dorong hingga tubuhnya hilang kendali, jatuh bersamaan serpihan kaca tebal telah melukai setiap kulitnya. Tangan itu berusaha menggapai di udara, namun malangnya tak bisa berpegang benda apapun.Pasrah dalam hitungan detik tubuh itu jatuh melewati samping kiri balkon hingga menghantam sky light lobby apartemen yang terbuat dari kaca. Sky light berbentuk persegi panjang terpecah, hancur seketika. Saat menghantam lantai seketika sel sel dalam tubuh meledak. Pembuluh darah pecah sehingga tak ada sirkulasi oksigen ke seluruh tubuh membuat organ vital dan otak berhenti berfungsi. Tengkorak hancur beberapa bagian dan darah terciprat ke mana-mana.Orang-orang sedang berada lobby terkejut mendengar bunyi amat keras lalu diperlihatkan tubuh tergeletak tak bernyawa. Tak hanya itu penghuni Bel

DMCA.com Protection Status