Pria itu terburu-buru mengeluarkan kunci dari sakunya dan membuka jeruji besi kemudian masuk ke dalam.Pria itu perlahan mendekati Yuna. "Hehe, ke sini kamu putri Yuna ..." ujar pria itu.Yuna mulai mundur perlahan dan akhirnya tersudut. "Ti-tidak! Menjauhlah!" Yuna berteriak."Ayo ... Kemarilah. Jangan takut," pria itu menjulurkan tangannya.Yuna lalu tersenyum dan menangkap tangan pria itu."Eh? Apa yang kau lakukan?" pria itu terkejut."Apa yang kulakukan? Cuma bentuk pertahanan diri saja, kok. Hiaaahh!" Yuna menarik tangan pria itu dan mengangkatnya ke atas.Braak! Kemudian membantingnya ke lantai."Hoaahk!" pria itu kesakitan.Duk-duk! Yuna menendang biji zakar pria itu berkali-kali."Ukh! Aw! Berhenti! Stop!" pria itu merintih kesakitan."Hahaha rasakan ini! Kau pikir karena aku perempuan, aku tidak bisa melawan gitu? Salah besar kawan. Aku sudah belajar bela diri dari kecil loh!" Yuna terus menendang-nendang biji zakar pria itu hingga Yuna tidak sadar pria itu sudah pingsan."O
Yuna kemudian berlari cepat ke depan sambil menghunuskan pedangnya.Trang! bibi langsung menangkis dan membuat pedang Yuna terhempas. Yuna refleks langsung mundur menjauh ke belakang."Masih belum cukup putri. Kau harus lebih serius lagi. Kemampuanmu tidak hanya sampai di sini saja kan?" ujar bibi memancing emosi Yuna.Yuna mengambil pedangnya."Baiklah bi. Dari tadi aku masih ragu. Tapi kau tahu. Kau benar-benar hina," ujar Yuna.Pandangan Yuna seketika menjadi dingin. "Siap-siap saja. Kau akan kubunuh di sini," ujar Yuna."Haha coba saja, putri!" jawab bibi.Yuna kembali berlari lagi menuju bibi dengan tangan yang siap mengayunkan pedangnya.Bibi tersenyum karena dia merasa Yuna akan mengulangi hal yang sama. Saat Yuna tepat berada di depannya, ia mengayunkan pedangnya untuk menangkis tapi dia terkejut karena tiba Yuna merunduk ke bawah dan dengan cepat memukul kaki bibi menggunakan sikutnya.Krek! kaki bibi menjadi retak karena pukulan Yuna yang kuat."Akh! Sialan kau!" bibi lang
Kemudian keesokan harinya. Yuna bersama orang tuanya. Turun ke ruang bawah tanah di mana tempat bibi sudah dikurung. Mereka dikawal oleh pengawal yang berjaga di ruang bawah tanah."Hehe! Ayo ke sini putri Yuna. Kau tau kan aku adalah orang yang selalu memperhatikanmu? Karena begitu biarkan aku mencongkel matamu itu," ujar bibi.Yuna dan orang tuanya melihat bibi dengan bentuk yang sudah kaca balau. Rambutnya berantakan, bajunya disobek-sobek, serta kukunya yang berdarah. Bibi disekap menggunakan rantai besi yang mengikat kaki dan tangannya di dinding."Wah ini orang sepertinya udah gak waras lagi," ayah Yuna kesal dan ingin menarik pedangnya namun dihentikan Yuna."Sudahlah ayah. Biar aku saja yang menyelesaikan hal ini," ujar Yuna."Pak, bibi kenapa bisa seperti ini tampilannya dalam semalam saja?" tanya Yuna."Jujur saja tadi malam, bibi sepertinya mulai gila. Dia berteriak dan meraung-raung menyebutkan nama Putri. Dan menggigit kukunya sendiri sampai seperti itu. Jadi kami bersusa
Bibi melayani para bangsawan kelas bawah yang hadir. Bibi memberikan minum kepada mereka yang di mana minuman tersebut sebelumnya sudah diberikan obat tidur.Dia memberikan minuman yang sama kepada pengawal bangsawan tersebut serta pembawa kereta kuda.Setelah beberapa jam kemudian bangsawan tersebut telah selesai mengobrol dengan orang tua Yuna.Karena hari sudah mau gelap, mereka pun pamit pulang. Bibi yang sudah mengetahui mereka akan pulang diam-diam mengikuti mereka perlahan.Bangsawan dan para pengawal nya sebenarnya sudah mulai merasakan kantuk yang berat namun mereka menahannya. Hingga di tengan perjalan pulang di tengah hutan. Mereka semua tidak bisa menahan kantuk dan akhirnya tertidur begitu saja dan membuat kereta kuda oleng dan menghantam pohon.Bibi yang sudah mengikuti mereka dari belakang juga ikut membawa bawahannya. Dia dan bawahannya juga memasang topeng."Kakak, orang-orang ini mau diapakan?" tanya bawahan bibi."Kalian bawa saja putri itu dan tinggalkan yang lainn
"Tidak ada. Aku hanya memandang betapa indahnya langit di siang hari ini," jawab Alex."Banyak gaya kau. Eh udah tahu belum tentang festival sekolah ini?" tanya Yuna."Udah. Bahkan tadi aku direkrut untuk jadi komite acara," jawab Alex."Terus gimana? Kau jadi ikut kah?" tanya Yuna."Hah. Ya kali aku ikut. Mana mau aku menyibukkan diri dengan hal yang merepotkan seperti itu," ujar Alex.Sudah kuduga ... pikir Yuna"Lalu kau ada rencana mau ikut salah satu acara gak?" tanya Yuna."Tidak. Aku hanya ingin menjadi penikmat saja di festival nanti," jawab Yuna."Ah gak asik lah. Kau tahu. Ini adalah masa-masa terakhir sma kita. Seharusnya kau itu bersenang-senang di saat seperti ini," ujar Yuna."Bodo amat. Aku mau nyantai pokoknya," ujar Alex.Lalu bel berbunyi. Alex dan Yuna pun kembali masuk ke dalam kelas.Kemudian di dalam kelas mereka mulai membicarakan tentang persiapan festival."Baiklah anak-anak. Seperti yang kalian tahu sebentar lagi akan ada festival sekolah. Dan ingat. Ini adal
Bu guru pun mengecek isi buku uang kas dan ketika membacanya dia langsung terkejut." Ya ampun! Apa-apaan ini? Kenapa anak-anak cowok tidak ada yang membayar satu pun? Malah para cewek yang udah pada bayar. Kamu juga Alex kok bisa gak bayar?" ujar bu guru marah-marah.Alex tertegun. Sebenarnya Alex bisa mau membayar tapi dia terus saja lupa untuk membawa uang untuk membayarnya."Minggu depan, ya buk-" brak! Murid yang bertanya langsung terkejut."Minggu depan - minggu depan, enak aja kamu ngomong. Kok bisa udah dari awal kelas ini dibentuk, belum ada satu pun dari kalian anak cowok yang bayar? Ibu kira karena gak ada laporan semuanya baik-baik saja. Ternyata separah ini," ujar bu guru."Kamu juga ketua kelas sama bendahara. Kenapa gak ada yang mau ngelapor tentang ini? Kalau gitu kan langsung ibu kasih ceramah anak-anak ini semua," ujar bu guru."Maaf, buk." ujar ketua kelas dan bendahara.Gimana mau ngadu, ibuk aja pas dicari gak tahu ngilang ke mana kalau ngomong di depan mereka yan
"Terus gimana? Sampai disitu aja?" tanya Yuna."Ya enggak dong. Nanti kelamaan si pangeran bakal jatuh cinta kepada si cewek yang dia temui. Lalu tunangannya dia bakal cemburu dan marah kepada si cewek. Dan akhirnya dia mulai untuk menganggu si cewek dan pada akhirnya saat dia kelewatan dan ketahuan oleh si pangeran. Tunangannya akan di usir dari negara tersebut," ujar Alex.Yuna bertepuk tangan. "Waw ceritanya biasa saja," ujar Yuna."Hei, Kau itu memuji atau menghina sih?" ujar Alex kesal."Tapi walau begitu ceritanya cukup berat ya. Yah kurasa itu jauh lebih ringan dari pada ide cerita sebelumnya. Apa lagi ada romancenya," ujar Yuna.Dan juga kalau ceritanya begini. Aku bisa untuk berperan sebagai si cewek itu. Biar saja dibuly habis-habisan di ceritanya yang penting bahagia di akhir. Apa lagi aku bisa langsung dekat dengan Alex. Yosh semangatkan dirimu Yuna! Yuna pun mulai untuk membuat ceritanya.Dua hari kemudian, Yuna telah berhasil menyelesaikan naskah miliknya dan segera meny
"Karena udah ditentuin pemerannya, sekarang siapa yang mau pergi beli bahan-bahan acara?" tanya bu guru."Saya aja buk! Tapi Leon, Yuna sama Alex juga ikutan," ujar Erika."Kenapa aku dibawa-bawa?" tanya Leon."Sudahlah. Mau nilai kau jadi bagus gak? Ada nilai tambahnya kan buk?" tanya Erika."Hm ... Nilai tambah ya. Bolehlah. Karena kalian mau bantu-bantu kelas ini," jawab bu guru."Ok aku ikut," Leon langsung bersiap.Yes aku bisa jalan-jalan sama Leon lagi, walau gak dapat peran, yang penting bisa sama Alex! Yuna kegirangan."Anu, aku tinggal aja dulu ya. Ajak yang lain aja." ujar Alex."Heh! Kenapa?" tanya Yuna."Tunggu sebentar. Buk saya boleh lihat naskahnya tidak?" tanya Alex."Boleh. Ini silahkan," jawab bu guru.Alex pun memeriksa naskahnya."Wah, dialog untukku dan Sora banyak juga ya. Harus banyak latihan ini. Sedangkan peran kau tidak terlalu banyak, Yuna. Jadi karena itu, aku dan Sora harus tinggal untuk latihan," jawab Alex.Yuna mematung mendengar jawaban Alex."Sudahla