Bibi melayani para bangsawan kelas bawah yang hadir. Bibi memberikan minum kepada mereka yang di mana minuman tersebut sebelumnya sudah diberikan obat tidur.Dia memberikan minuman yang sama kepada pengawal bangsawan tersebut serta pembawa kereta kuda.Setelah beberapa jam kemudian bangsawan tersebut telah selesai mengobrol dengan orang tua Yuna.Karena hari sudah mau gelap, mereka pun pamit pulang. Bibi yang sudah mengetahui mereka akan pulang diam-diam mengikuti mereka perlahan.Bangsawan dan para pengawal nya sebenarnya sudah mulai merasakan kantuk yang berat namun mereka menahannya. Hingga di tengan perjalan pulang di tengah hutan. Mereka semua tidak bisa menahan kantuk dan akhirnya tertidur begitu saja dan membuat kereta kuda oleng dan menghantam pohon.Bibi yang sudah mengikuti mereka dari belakang juga ikut membawa bawahannya. Dia dan bawahannya juga memasang topeng."Kakak, orang-orang ini mau diapakan?" tanya bawahan bibi."Kalian bawa saja putri itu dan tinggalkan yang lainn
"Tidak ada. Aku hanya memandang betapa indahnya langit di siang hari ini," jawab Alex."Banyak gaya kau. Eh udah tahu belum tentang festival sekolah ini?" tanya Yuna."Udah. Bahkan tadi aku direkrut untuk jadi komite acara," jawab Alex."Terus gimana? Kau jadi ikut kah?" tanya Yuna."Hah. Ya kali aku ikut. Mana mau aku menyibukkan diri dengan hal yang merepotkan seperti itu," ujar Alex.Sudah kuduga ... pikir Yuna"Lalu kau ada rencana mau ikut salah satu acara gak?" tanya Yuna."Tidak. Aku hanya ingin menjadi penikmat saja di festival nanti," jawab Yuna."Ah gak asik lah. Kau tahu. Ini adalah masa-masa terakhir sma kita. Seharusnya kau itu bersenang-senang di saat seperti ini," ujar Yuna."Bodo amat. Aku mau nyantai pokoknya," ujar Alex.Lalu bel berbunyi. Alex dan Yuna pun kembali masuk ke dalam kelas.Kemudian di dalam kelas mereka mulai membicarakan tentang persiapan festival."Baiklah anak-anak. Seperti yang kalian tahu sebentar lagi akan ada festival sekolah. Dan ingat. Ini adal
Bu guru pun mengecek isi buku uang kas dan ketika membacanya dia langsung terkejut." Ya ampun! Apa-apaan ini? Kenapa anak-anak cowok tidak ada yang membayar satu pun? Malah para cewek yang udah pada bayar. Kamu juga Alex kok bisa gak bayar?" ujar bu guru marah-marah.Alex tertegun. Sebenarnya Alex bisa mau membayar tapi dia terus saja lupa untuk membawa uang untuk membayarnya."Minggu depan, ya buk-" brak! Murid yang bertanya langsung terkejut."Minggu depan - minggu depan, enak aja kamu ngomong. Kok bisa udah dari awal kelas ini dibentuk, belum ada satu pun dari kalian anak cowok yang bayar? Ibu kira karena gak ada laporan semuanya baik-baik saja. Ternyata separah ini," ujar bu guru."Kamu juga ketua kelas sama bendahara. Kenapa gak ada yang mau ngelapor tentang ini? Kalau gitu kan langsung ibu kasih ceramah anak-anak ini semua," ujar bu guru."Maaf, buk." ujar ketua kelas dan bendahara.Gimana mau ngadu, ibuk aja pas dicari gak tahu ngilang ke mana kalau ngomong di depan mereka yan
"Terus gimana? Sampai disitu aja?" tanya Yuna."Ya enggak dong. Nanti kelamaan si pangeran bakal jatuh cinta kepada si cewek yang dia temui. Lalu tunangannya dia bakal cemburu dan marah kepada si cewek. Dan akhirnya dia mulai untuk menganggu si cewek dan pada akhirnya saat dia kelewatan dan ketahuan oleh si pangeran. Tunangannya akan di usir dari negara tersebut," ujar Alex.Yuna bertepuk tangan. "Waw ceritanya biasa saja," ujar Yuna."Hei, Kau itu memuji atau menghina sih?" ujar Alex kesal."Tapi walau begitu ceritanya cukup berat ya. Yah kurasa itu jauh lebih ringan dari pada ide cerita sebelumnya. Apa lagi ada romancenya," ujar Yuna.Dan juga kalau ceritanya begini. Aku bisa untuk berperan sebagai si cewek itu. Biar saja dibuly habis-habisan di ceritanya yang penting bahagia di akhir. Apa lagi aku bisa langsung dekat dengan Alex. Yosh semangatkan dirimu Yuna! Yuna pun mulai untuk membuat ceritanya.Dua hari kemudian, Yuna telah berhasil menyelesaikan naskah miliknya dan segera meny
"Karena udah ditentuin pemerannya, sekarang siapa yang mau pergi beli bahan-bahan acara?" tanya bu guru."Saya aja buk! Tapi Leon, Yuna sama Alex juga ikutan," ujar Erika."Kenapa aku dibawa-bawa?" tanya Leon."Sudahlah. Mau nilai kau jadi bagus gak? Ada nilai tambahnya kan buk?" tanya Erika."Hm ... Nilai tambah ya. Bolehlah. Karena kalian mau bantu-bantu kelas ini," jawab bu guru."Ok aku ikut," Leon langsung bersiap.Yes aku bisa jalan-jalan sama Leon lagi, walau gak dapat peran, yang penting bisa sama Alex! Yuna kegirangan."Anu, aku tinggal aja dulu ya. Ajak yang lain aja." ujar Alex."Heh! Kenapa?" tanya Yuna."Tunggu sebentar. Buk saya boleh lihat naskahnya tidak?" tanya Alex."Boleh. Ini silahkan," jawab bu guru.Alex pun memeriksa naskahnya."Wah, dialog untukku dan Sora banyak juga ya. Harus banyak latihan ini. Sedangkan peran kau tidak terlalu banyak, Yuna. Jadi karena itu, aku dan Sora harus tinggal untuk latihan," jawab Alex.Yuna mematung mendengar jawaban Alex."Sudahla
Hm yah mari anggap saja dia sedang kelelahan. Mungkin mereka latihannya berulang-ulang. Ngomong-ngomong soal latihan. Aku kan belum latihan, ah ini gawat!Yuna memukul meja Alex."Alex! Aku kan belum latihan! Bagaimana ini?" tanya Yuna khawatir."Ah! Kau ini bikin kaget saja. Ya tinggal latihan saja lah, toh waktu untuk latihan masih banyak kan?" jawab Alex."Oh iya kamu benar juga, hehe." ujar Yuna.Lalu besok hari pun datang. Mereka semua mulai membuat hal yang diperlukan untuk acara festival.Sementara itu Yuna, Alex dan yang lainnya berlatih di ruang kelas yang kosong. Mereka berlatih sangat serius hingga Yuna merasa kalau mereka dapat melakukan ini dengan lancar saat acara.Yuna dan yang lainnya juga membantu untuk mendekor kelas. Mereka juga sempat bertengkar untuk menentukan bagaimana bentuk hiasan kelas. Mereka juga sampai beberapa kali membuat kesalahan sampai bahan persediaan habis dan akhirnya karena uang kas sudah habis. Mereka mengambil barang-barang dari rumah mereka mas
Setelah itu mereka bersenang-senang hingga puas di kios-kios festival. Hingga sampailah mereka di rumah hantu buatan kelas lain."Wah ... Mereka berhasil membuatnya dengan sempurna ya," ujar Yuna melihat tampilan pintu masuk."Kau benar. Ini semua terlihat sangat asli. Untuk darah ini? Pewarna ya?" ujar Alex memeriksa."Sangking bagusnya suasananya jadi mencekam," ujar Erika."Hehe kamu takut ya?" tanya ledek Leon."Eh enak aja kau ya. Siapa yang takut. Kau lihat saja. Ayo Yuna kita masuk ke dalam," ujar Erika sambil membawa Yuna."Eh? Kenapa aku dibawa-bawa?" ujar Yuna.Erika langsung membayar tiket masuk dan masuk ke dalam dengan perasaan kesal."Kau mau masuk?" tanya Alex."Ha? Kau pikir aku takut ya? Mana mungkin aku takut dengan hal seperti ini. Hahaha," jawab Leon lalu membeli tiket masuknya."Ini anak kenapa sih? Aku padahal cuma nanya mau masuk atau enggak aja," ujar Alex bingung.Alex pun juga membeli tiket dan masuk ke dalam.Sesampainya di dalam, perasaan berani dan kesal m
"Aku penasaran bagaimana putriku tampil malam ini?" ujar ibu Yuna."Apa yang perlu kau tanyakan? Dia itu kan anak kita. Pasti dia akan sangat hebat. Ayo anakku semangat! Tunjukkan yang terbaik!" ayah Yuna bersorak menyemangati Yuna."Hahaha!" semua orang tertawa "Masalahnya bukan begitu. Apakah kau tidak ingat bagaimana saat Yuna masih sd dan pertama kali ingin tampil drama? Kan waktu itu karena sangking gugupnya dia sampai ngompol di celananya. Dan dia pada akhirnya tidak jadi ikut main dramanya," ujar ibu Yuna khawatir."Hm ... Yah kau tidak salah sih ... Tapi ya sudahlah. Mari ikuti saja acara ini dengan tenang," jawab ayah Yuna."Hehe, sepertinya ayahmu sedang asik membicarakan tentang kejadian kau waktu sd," ujar Alex menebak setelah mengintip ke arah penonton."Iyakah? Memangnya kenapa waktu sd ... Ah sialan kau. Mana mungkin mereka membicarakan itu. Mengingat hal itu aku aja jadi ingin buang air kecil dulu," ujar Yuna."Ya sudah. Sana cepat. Biar aku suruh mereka untuk mengulu