Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)
*****
š Mas Rezky
"Dulu, kamu manggil mantan-mantanmu, apa?"
"Mantanku cuma satu, Mas. Cuma Damar aja. Mas Rama bukan mantan pacarku, karena kita memang nggak pernah pacaran."
"Dulu, Mas Rama langsung lamar kamu?" tanyaku penasaran.
Karena aku memang tak tahu banyak soal kisah Rina dan Mas Rama. Berbeda saat Rina bersama Damar yang aku memang mengetahuinya karena melihat mereka saat di SMA.
Rina mengangguk, "Iya Mas."
āØ Bu Widya Aku sudah berada di atas tempat tidurku, saat ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku. "Bu, ini Rina." Aku langsung tersenyum dengan sangat bahagia, setelah mengetahui bahwa ternyata yang datang menemuiku adalah putriku tercinta. "Ya Rin, masuk aja." Rina sudah menutup pintu, dan kini dengan senyum yang terpatri indah di wajah cantiknya sampai berhasil ikut membangkitkan bahagia di hatiku, putriku sedang berjalan perlahan menuju tempatku.
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** āØ Bu Widya - Flashback - (Lanjutan chapter "Cinta Pertama", part bagian šø Shinta) "Bu, ini bukannya ..." Aku langsung menoleh saat Shinta menepuk-nepuk lenganku dengan sangat cepat. Meliha
š Ibu Mas Rezky Aku sedang minum teh hangat di ruang tengah saat tiba-tiba putra bungsuku ikut bergabung denganku, dan sudah mendudukan dirinya di sebelahku. "Ibu kok belum tidur?" tanya putra bungsuku, Rezky, yang saat ini sudah meraih satu toples keripik kentang yang ada di atas meja. "Sebentar lagi. Nunggu Masmu pulang." "Emang, Mas Rangga lagi ke mana Bu?" "Lagi jalan-jalan sama Nadia dan Rio. Katanya, mumpung masih di Semarang." Putraku
š Mas Rezky Aku masuk ke dapur dan langsung melihat Ibu yang saat ini sedang sibuk memasak sesuatu. Aku mendekati Ibu, "Ibu lagi masak apa?" tanyaku yang kini sudah berdiri persis di sebelah kiri Ibu. Ibu sedikit tersentak lalu menepuk lenganku dengan cukup keras, "Kamu tuh Dek, mbok kalau dateng itu jangan ngagetin Ibu kaya gitu." Aku meringis dan hanya bisa memasang senyum tanpa dosa ke arah Ibu, "Maaf, Bu." Ibu diam saja, dan kembali melanjutkan masakannya.
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** š Mas Rezky Saat ini, aku sedang berada di ruang tengah bersama Rina, Rio, dan Elysia yang sudah tertidur di pangkuan Rina. Karena seperti biasa, setelah sholat zuhur dan makan siang, adalah jadwal tidur siang untuk Elysia. "Rio," panggilku. "Kenapa Om?" Rio menjawabku, tapi dia sama sekali tak mengalihkan pandangannya padaku yang sedang memanggil namanya. Sejak tadi, dia tetap sibuk
š Mas RezkyPagi ini aku sudah sampai di rumah Rina. Ingin berpamitan terlebih dahulu dengan kedua perempuan kesayanganku sebelum aku berangkat ke Bali untuk bekerja.Ya. Aku akan pergi lagi ke Bali karena aku ada pekerjaan untuk bebeberapa hari ke depan selama di sana. Jadi sebelum aku berangkat ke Eka Wijaya, aku mampir dulu ke rumah Rina.Aku sudah memarkirkan mobilku di halaman rumah Rina. Dan aku segera melangkahkan kakiku untuk masuk ke rumah Rina.Tapi belum sampai aku mengetuk pintu, ternyata Rina sudah membukanya terlebih dahulu.
š Mas RezkyAku sudah sampai di Bali. Dan kini sedang sarapan bersama semua timku dan juga para tamu yang ada di sini.Tiba-tiba Mita mendekatiku, dan memberikan satu kotak kecil berwarna putih ke arahku."Ini apa, Mit?" tanyaku bingung."Titipan dari calon istri tercinta, Mas," jawab Mita dengan senyum lebarnya.Aku membuka kotak kecil yang diberikan oleh Mita, dan ternyata isinya ada 3 buah kapsul berukuran kecil di sana."Itu vitamin dari Mba Rina, M
ā¤ RinaAku menyandarkan tubuhku di kepala ranjang untuk menerima panggilan telepon dari Mas Rezky."Assalamu'alaikum Mas.""Wa'alaikumsalam Na. Nana udah tidur?""Belum, Mas. Nana belum tidur. Mas baru pulang?""Iya. Ini Mas baru sampai rumah. Tadi lumayan banyak kerjaan yang harus Mas urus. Jadi Mas baru pulang. Maaf ya kalau Mas jadi ganggu Nana yang mau tidur.""Nggak ganggu, Ma