Accueil / Romansa / Kala Cinta Menggoda / Bayangan Masa Lalu

Share

Bayangan Masa Lalu

last update Dernière mise à jour: 2025-03-15 15:55:52

Langit mendung siang itu menyatu dengan suasana hati David. Ia duduk sendiri di ruang kerjanya, jendela besar di belakangnya hanya memperlihatkan kota yang tampak lesu oleh cuaca. Di tangannya, sebuah ponsel dengan layar masih menyala menampilkan pesan singkat yang baru saja ia terima dari Javier, teman lamanya semasa kuliah. Pesan itu singkat, tapi cukup untuk membuat hatinya terasa seperti dihantam badai.

"Raymond akan bertunangan minggu depan. Wanitanya cantik sekali, anak pengusaha besar di London."

David menghela napas panjang. Matanya menatap kosong ke luar jendela. Hening menyelimuti ruangan, hanya suara detik jam yang terdengar samar-samar.

"Jadi dia benar-benar pergi..." bisiknya lirih.

Tangannya yang memegang ponsel perlahan gemetar. Ingatannya perlahan mundur ke beberapa tahun lalu, saat ia masih menjadi mahasiswa semester akhir yang penuh semangat namun menyimpan satu rahasia besar, perasaannya pada sahabatnya sendiri, Raymond.

....

3 Tahun Lalu

"Bro, serius banget ngerjain skripsi. Aku ngerasa kamu udah nikah sama laptop!" Raymond tertawa sambil menjatuhkan tubuhnya ke sofa di samping David. David menoleh, matanya hangat menatap wajah sahabatnya. “Aku cuma berharap bisa lulus bareng kamu. Itu saja.”

Raymond mengangkat alis. “Lulus bareng? Emangnya kenapa?”

“Supaya nggak ada yang ketinggalan. Ray, kamu sangat penting buatku, Aku berharap kita bisa bersama selamanya... apa kau juga menginginkan hal itu..?” ucap David pelan.

Raymond menatapnya beberapa detik, lalu tersenyum samar. “Kamu terlalu baik, Dave.”

Namun tak pernah ada penegasan. Tidak ada jawaban. Tidak ada penerimaan, tapi juga tidak ada penolakan. David menyimpan perasaan itu dalam diam, berharap... dan terus berharap. Hingga hari wisuda tiba, dan Raymond menghilang seperti kabut pagi. Tanpa kabar. Tanpa pesan. Tanpa penjelasan.

....

Kembali ke masa kini, David tersadar betapa sakitnya luka itu masih terasa. Ia menatap layar ponselnya sekali lagi. "Tiga tahun aku menunggu... dan dia akan bertunangan. Dengan seorang wanita. Apakah saat itu artinya dia menolaku? Tapi kenapa dia tidak membantah pernyataan cintaku, Raymond sebenarnya apa yang terjadi diantara kita?"

Hatinya menjerit. Ia merasa seperti tertipu oleh harapan kosong yang ia bangun sendiri. Semua perhatian yang diberikan Raymond saat itu... semua kedekatan mereka yang tak biasa... semua kerinduan yang ia rasakan setelah ditinggalkan, semuanya tak berarti.

David memejamkan mata. Napasnya berat. "Aku pikir kau membalas cintaku..." bisiknya. "Tapi nyatanya, sejak awal cintaku hanya bertepuk sebelah tangan."

Tangannya mengepal, menggenggam ujung meja. Ada perih yang begitu menyakitkan menyelimuti dadanya.

"Sepertinya cintaku harus aku pendam selamanya."

Ia berdiri perlahan, berjalan ke sisi jendela dan memandangi kota yang tetap saja ramai, tak peduli hatinya sedang hancur. Dan saat itulah, sebuah bayangan lain melintas di pikirannya. Wajah lembut dengan tatapan acuh dan senyum samar. Suara yang tak banyak bicara tapi selalu tepat sasaran.

Laura.

Entah kenapa, wajah itu hadir begitu saja. Dalam sekejap, perasaan tenang menyusup ke hatinya. Tidak seperti dengan Raymond, tidak seperti cinta yang membingungkan dan penuh luka. Laura... terasa nyata. Ia mengingat kembali pagi itu, ketika gadis itu membayari kopinya tanpa meminta balasan, lalu pergi begitu saja.

"Mungkin... aku bisa mencobanya dengan Laura." Suara dalam hatinya bergema lirih.

David kembali duduk di kursinya. Tatapannya kini lebih tenang, meski masih diliputi luka. Ia tahu hatinya belum pulih, tapi ia juga sadar, hidup tak menunggu. Dan mungkin... untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia ingin mencoba mencintai tanpa luka. Mencintai seseorang yang tak membuatnya merasa tersembunyi.

"Kalau Ray... bisa bersama dengan yang lain, kenapa aku tidak? sepertinya angan-anganku untuk bersama dengan Ray... hanyalah angan-anganku sendiri! mungkin Laura adalah jawaban dari rasa sakit ini... apa aku bisa bertemu dengannya lagi?"

Meskipun David berusaha untuk mengacuhkan perasaannya, dan membuka lembaran yang baru. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya, David tahu... bayangan Raymond tak akan pernah sepenuhnya pergi. Tapi dengan Laura... mungkin, hanya mungkin... ada secercah harapan baru.

.....

Sementara itu, di sisi lain kota...

Laura duduk di meja kerjanya, menatap layar laptop tanpa benar-benar membaca apa pun.

Pikirannya melayang pada pria yang memberinya tumpangan kemarin pagi. Senyumnya yang lembut, dan cara bicaranya yang... entah bagaimana, menyentuh sesuatu dalam hatinya.

“David Jhonson...” gumamnya pelan. “Kenapa wajahmu susah dihapus dari pikiranku?”

Dia tidak tahu bahwa pada saat yang sama, pria itu sedang mengingat namanya juga. Apakah takdir cinta akan menyatukan mereka dalam suatu ikatan?

=====

TBC

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Related chapter

  • Kala Cinta Menggoda   Pertemuan yang Terasa Takdir

    Matahari pagi belum terlalu tinggi saat David sudah berdiri di depan minimarket dekat apartemennya. Dengan sengaja ia memilih waktu yang sama seperti saat pertama kali bertemu Laura. Ia berdiri di dekat rak minuman, tangannya memegang kaleng kopi dingin, namun pikirannya hanya fokus pada satu hal. Laura.Pintu minimarket terbuka. Dentingan lonceng kecil berbunyi. Dan seperti yang ia harapkan, Laura masuk dengan rambut setengah basah dan wajah mengantuk, mengenakan kemeja longgar dan jeans biru muda. David menoleh dan tersenyum kecil."Pagi," sapanya ringan.Laura terkejut, matanya membulat, lalu buru-buru membalas, "Oh… pagi juga.""Kita bertemu lagi. Sepertinya kamu memang penggemar kopi pagi di sini, ya?" goda David sambil mengangkat kaleng kopi di tangannya.Laura tertawa kecil. "Iya… bisa dibilang begitu. Kebiasaan buruk yang tak bisa kutinggalkan."David ikut tertawa. Ia senang karena Laura terlihat lebih santai. "Aku juga mulai ketagihan kopi dari sini sejak seseorang pernah mem

    Dernière mise à jour : 2025-03-15
  • Kala Cinta Menggoda   Makan Malam yang Menggetarkan Hati

    Malam itu, langit kota dipenuhi bintang yang malu-malu bersinar di antara lampu-lampu gedung pencakar langit. Laura berdiri di depan cermin kamarnya, mengenakan gaun biru navy yang membalut tubuhnya dengan anggun. Gaun itu bukan miliknya, David yang memberikannya pagi tadi lewat jasa kurir, lengkap dengan sepucuk catatan kecil bertuliskan:“Sampai jumpa malam ini. Aku ingin malam ini jadi kenangan indah pertama untuk kita.”Laura sempat tertawa geli membaca pesan itu, tapi detak jantungnya berdetak lebih cepat sejak saat itu. Dua minggu, mereka baru saling mengenal selama dua minggu. Tapi entah mengapa, kehadiran David mampu membuat hari-harinya terasa berbeda.Ketika mobil hitam berhenti tepat di depan apartemennya dan David turun membukakan pintu, Laura tak bisa menyembunyikan senyumnya. Pria itu tampak luar biasa malam ini, mengenakan jas hitam dengan dasi tipis, rambutnya ditata rapi, dan aroma parfum maskulin yang samar tercium saat ia membungkuk kecil.“Kamu cantik sekali malam

    Dernière mise à jour : 2025-03-15
  • Kala Cinta Menggoda   Lamaran yang Menggetarkan Jiwa

    Satu minggu berlalu begitu cepat.Laura masih ingat hari-hari selama tujuh hari terakhir bersama David, penuh kejutan-kejutan kecil yang seolah dirancang khusus untuk membuatnya jatuh cinta. Mulai dari secangkir kopi hangat yang secara “kebetulan” dititipkan oleh petugas lobi apartemennya dengan nama David, hingga momen-momen sederhana seperti naik bus dan jalan kaki pulang kantor bersama, bercanda di taman sambil makan es krim, dan menatap langit malam dari balkon apartemen masing-masing sambil menelepon. Setiap detik kebersamaan mereka terasa ringan… tapi menyentuh hati.Dan kini, di hari ke tujuh, tepat satu minggu setelah Laura meminta waktu untuk berpikir, David mengajaknya makan malam kembali. Kali ini mereka tidak pergi ke restoran rooftop seperti sebelumnya, melainkan sebuah restoran kecil dengan nuansa taman rahasia yang romantis, tersembunyi di dalam hotel butik mewah di pinggiran kota.Ketika Laura tiba di tempat itu, ia mendapati suasana seperti mimpi. Taman kecil itu dipe

    Dernière mise à jour : 2025-03-15
  • Kala Cinta Menggoda   Restu yang Dinanti

    Beberapa hari telah berlalu sejak lamaran romantis David kepada Laura. Cincin berlian sederhana di jari manis Laura kini menjadi pengingat manis bahwa kehidupannya akan segera berubah. Tiap pagi yang ia lalui terasa berbeda, lebih bersemangat, lebih penuh warna. Tidak hanya karena status barunya sebagai tunangan David, tapi juga karena perhatian dan kasih sayang yang terus mengalir tanpa henti dari pria itu. Pagi itu, David datang membawakan sarapan, mereka duduk berdua di balkon apartemen Laura, menikmati sarapan sambil memandangi langit cerah "Kamu terlihat bahagia sekali pagi ini," kata David sambil menatap Laura yang duduk bersandar dengan wajah berseri. "Karena memang aku bahagia," jawab Laura jujur. "Mungkin karena kamu selalu tahu bagaimana caranya membuat hari hariku istimewa." David tersenyum dan mengusap lembut punggung tangan Laura. "Kalau begitu… aku ingin membuat langkah selanjutnya." "Langkah apa?" t

    Dernière mise à jour : 2025-04-10
  • Kala Cinta Menggoda   Epilog

    Hujan deras mengetuk jendela kamar, menciptakan irama yang menyakitkan di telinga Laura. Malam yang seharusnya menjadi malam paling bahagia dalam hidupnya, berubah menjadi mimpi buruk yang tak pernah ia bayangkan. Tubuhnya menggigil, bukan karena dinginnya udara malam, tetapi karena perasaan kosong yang menggerogoti hatinya.Gaun putih yang masih melekat di tubuhnya kini berantakan. Rambutnya kusut, wajahnya pucat dengan sisa air mata yang tak kunjung kering. Di sudut kamar pengantin yang gelap, Laura duduk memeluk lutut, memandangi pintu kamar yang sejak tadi tidak pernah terbuka.David...Nama itu kini terasa seperti pisau yang menghujam jantungnya.Dia pergi.Tanpa penjelasan. Tanpa kata maaf.Laura menelan napasnya dengan susah payah, dada terasa sesak. Ia ingat betapa dalamnya ia mencintai pria itu, betapa berharapnya cinta permanya menjadi cinta terakhirnya. David selalu terlihat sempurna, penuh kasih sayang sebelum mereka menikah. Dia pria yang selalu membuat Laura merasa dicin

    Dernière mise à jour : 2025-03-15
  • Kala Cinta Menggoda   Pertemuan Tak Terduga

    Awal mulaPagi itu, alarm Laura berbunyi keras sejak pukul enam, tapi tubuhnya tetap menolak untuk bangun. Matahari sudah tinggi saat ia akhirnya membuka mata dan melirik jam dinding.“Jam delapan? Astaga!” teriaknya panik.Dia langsung melompat dari tempat tidur, rambut masih berantakan, wajah belum sepenuhnya sadar. Dalam hitungan menit, dia memakai kemeja biru polos, rok kerja, dan menyematkan jarum peniti agar bajunya tetap rapi.Namun satu hal yang tidak bisa ia tinggalkan kopi. Tanpa secangkir kopi, Laura bisa berubah jadi monster pemarah seharian.Dengan langkah tergesa dan mata yang masih separuh terbuka, dia berjalan cepat ke minimarket kecil di bawah apartemennya.“Cuma butuh kopi. Cuma kopi dan semangat palsu,” gumamnya sambil mengambil segelas kopi dingin favoritnya dari rak pendingin.Saat ia berjalan menuju kasir, antrean sudah mengular. Dengan pasrah, ia berdiri paling belakang, tangannya memeluk segelas kopi seperti benda paling berharga di dunia.Di depan, seorang pri

    Dernière mise à jour : 2025-03-15

Latest chapter

  • Kala Cinta Menggoda   Restu yang Dinanti

    Beberapa hari telah berlalu sejak lamaran romantis David kepada Laura. Cincin berlian sederhana di jari manis Laura kini menjadi pengingat manis bahwa kehidupannya akan segera berubah. Tiap pagi yang ia lalui terasa berbeda, lebih bersemangat, lebih penuh warna. Tidak hanya karena status barunya sebagai tunangan David, tapi juga karena perhatian dan kasih sayang yang terus mengalir tanpa henti dari pria itu. Pagi itu, David datang membawakan sarapan, mereka duduk berdua di balkon apartemen Laura, menikmati sarapan sambil memandangi langit cerah "Kamu terlihat bahagia sekali pagi ini," kata David sambil menatap Laura yang duduk bersandar dengan wajah berseri. "Karena memang aku bahagia," jawab Laura jujur. "Mungkin karena kamu selalu tahu bagaimana caranya membuat hari hariku istimewa." David tersenyum dan mengusap lembut punggung tangan Laura. "Kalau begitu… aku ingin membuat langkah selanjutnya." "Langkah apa?" t

  • Kala Cinta Menggoda   Lamaran yang Menggetarkan Jiwa

    Satu minggu berlalu begitu cepat.Laura masih ingat hari-hari selama tujuh hari terakhir bersama David, penuh kejutan-kejutan kecil yang seolah dirancang khusus untuk membuatnya jatuh cinta. Mulai dari secangkir kopi hangat yang secara “kebetulan” dititipkan oleh petugas lobi apartemennya dengan nama David, hingga momen-momen sederhana seperti naik bus dan jalan kaki pulang kantor bersama, bercanda di taman sambil makan es krim, dan menatap langit malam dari balkon apartemen masing-masing sambil menelepon. Setiap detik kebersamaan mereka terasa ringan… tapi menyentuh hati.Dan kini, di hari ke tujuh, tepat satu minggu setelah Laura meminta waktu untuk berpikir, David mengajaknya makan malam kembali. Kali ini mereka tidak pergi ke restoran rooftop seperti sebelumnya, melainkan sebuah restoran kecil dengan nuansa taman rahasia yang romantis, tersembunyi di dalam hotel butik mewah di pinggiran kota.Ketika Laura tiba di tempat itu, ia mendapati suasana seperti mimpi. Taman kecil itu dipe

  • Kala Cinta Menggoda   Makan Malam yang Menggetarkan Hati

    Malam itu, langit kota dipenuhi bintang yang malu-malu bersinar di antara lampu-lampu gedung pencakar langit. Laura berdiri di depan cermin kamarnya, mengenakan gaun biru navy yang membalut tubuhnya dengan anggun. Gaun itu bukan miliknya, David yang memberikannya pagi tadi lewat jasa kurir, lengkap dengan sepucuk catatan kecil bertuliskan:“Sampai jumpa malam ini. Aku ingin malam ini jadi kenangan indah pertama untuk kita.”Laura sempat tertawa geli membaca pesan itu, tapi detak jantungnya berdetak lebih cepat sejak saat itu. Dua minggu, mereka baru saling mengenal selama dua minggu. Tapi entah mengapa, kehadiran David mampu membuat hari-harinya terasa berbeda.Ketika mobil hitam berhenti tepat di depan apartemennya dan David turun membukakan pintu, Laura tak bisa menyembunyikan senyumnya. Pria itu tampak luar biasa malam ini, mengenakan jas hitam dengan dasi tipis, rambutnya ditata rapi, dan aroma parfum maskulin yang samar tercium saat ia membungkuk kecil.“Kamu cantik sekali malam

  • Kala Cinta Menggoda   Pertemuan yang Terasa Takdir

    Matahari pagi belum terlalu tinggi saat David sudah berdiri di depan minimarket dekat apartemennya. Dengan sengaja ia memilih waktu yang sama seperti saat pertama kali bertemu Laura. Ia berdiri di dekat rak minuman, tangannya memegang kaleng kopi dingin, namun pikirannya hanya fokus pada satu hal. Laura.Pintu minimarket terbuka. Dentingan lonceng kecil berbunyi. Dan seperti yang ia harapkan, Laura masuk dengan rambut setengah basah dan wajah mengantuk, mengenakan kemeja longgar dan jeans biru muda. David menoleh dan tersenyum kecil."Pagi," sapanya ringan.Laura terkejut, matanya membulat, lalu buru-buru membalas, "Oh… pagi juga.""Kita bertemu lagi. Sepertinya kamu memang penggemar kopi pagi di sini, ya?" goda David sambil mengangkat kaleng kopi di tangannya.Laura tertawa kecil. "Iya… bisa dibilang begitu. Kebiasaan buruk yang tak bisa kutinggalkan."David ikut tertawa. Ia senang karena Laura terlihat lebih santai. "Aku juga mulai ketagihan kopi dari sini sejak seseorang pernah mem

  • Kala Cinta Menggoda   Bayangan Masa Lalu

    Langit mendung siang itu menyatu dengan suasana hati David. Ia duduk sendiri di ruang kerjanya, jendela besar di belakangnya hanya memperlihatkan kota yang tampak lesu oleh cuaca. Di tangannya, sebuah ponsel dengan layar masih menyala menampilkan pesan singkat yang baru saja ia terima dari Javier, teman lamanya semasa kuliah. Pesan itu singkat, tapi cukup untuk membuat hatinya terasa seperti dihantam badai."Raymond akan bertunangan minggu depan. Wanitanya cantik sekali, anak pengusaha besar di London."David menghela napas panjang. Matanya menatap kosong ke luar jendela. Hening menyelimuti ruangan, hanya suara detik jam yang terdengar samar-samar."Jadi dia benar-benar pergi..." bisiknya lirih.Tangannya yang memegang ponsel perlahan gemetar. Ingatannya perlahan mundur ke beberapa tahun lalu, saat ia masih menjadi mahasiswa semester akhir yang penuh semangat namun menyimpan satu rahasia besar, perasaannya pada sahabatnya sendiri, Raymond. ....3 Tahun Lalu"Bro, serius banget ngerja

  • Kala Cinta Menggoda   Pertemuan Tak Terduga

    Awal mulaPagi itu, alarm Laura berbunyi keras sejak pukul enam, tapi tubuhnya tetap menolak untuk bangun. Matahari sudah tinggi saat ia akhirnya membuka mata dan melirik jam dinding.“Jam delapan? Astaga!” teriaknya panik.Dia langsung melompat dari tempat tidur, rambut masih berantakan, wajah belum sepenuhnya sadar. Dalam hitungan menit, dia memakai kemeja biru polos, rok kerja, dan menyematkan jarum peniti agar bajunya tetap rapi.Namun satu hal yang tidak bisa ia tinggalkan kopi. Tanpa secangkir kopi, Laura bisa berubah jadi monster pemarah seharian.Dengan langkah tergesa dan mata yang masih separuh terbuka, dia berjalan cepat ke minimarket kecil di bawah apartemennya.“Cuma butuh kopi. Cuma kopi dan semangat palsu,” gumamnya sambil mengambil segelas kopi dingin favoritnya dari rak pendingin.Saat ia berjalan menuju kasir, antrean sudah mengular. Dengan pasrah, ia berdiri paling belakang, tangannya memeluk segelas kopi seperti benda paling berharga di dunia.Di depan, seorang pri

  • Kala Cinta Menggoda   Epilog

    Hujan deras mengetuk jendela kamar, menciptakan irama yang menyakitkan di telinga Laura. Malam yang seharusnya menjadi malam paling bahagia dalam hidupnya, berubah menjadi mimpi buruk yang tak pernah ia bayangkan. Tubuhnya menggigil, bukan karena dinginnya udara malam, tetapi karena perasaan kosong yang menggerogoti hatinya.Gaun putih yang masih melekat di tubuhnya kini berantakan. Rambutnya kusut, wajahnya pucat dengan sisa air mata yang tak kunjung kering. Di sudut kamar pengantin yang gelap, Laura duduk memeluk lutut, memandangi pintu kamar yang sejak tadi tidak pernah terbuka.David...Nama itu kini terasa seperti pisau yang menghujam jantungnya.Dia pergi.Tanpa penjelasan. Tanpa kata maaf.Laura menelan napasnya dengan susah payah, dada terasa sesak. Ia ingat betapa dalamnya ia mencintai pria itu, betapa berharapnya cinta permanya menjadi cinta terakhirnya. David selalu terlihat sempurna, penuh kasih sayang sebelum mereka menikah. Dia pria yang selalu membuat Laura merasa dicin

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status