Beranda / Romansa / Kakakku Yang Berengsek / Kepulangan Kakak Laki-laki Rexi

Share

Kepulangan Kakak Laki-laki Rexi

Penulis: Fitriani Nastar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Plak!

Tamparan keras itu berhasil melayang pada pipi kanan mulus Rexi. Untuk yang kedua kalinya dia mendapatkan tamparan pada pipinya dari sang ayah.

Rexi menundukkan kepalanya dengan dalam, dia merasa kehilangan ayahnya yang selama ini dia banggakan.

"Kenapa kamu begini?!" tanya Barack emosi sambil memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh Rexi.

"Pakaian kamu bahkan kekurangan bahan, Rexi Alexa!" geram Barack pada pakaian Rexi.

"..."

Rexi bergeming di tempatnya.

"Sejak kapan Papa mengajar kamu seperti ini?! Ha?! Papa bahkan enggak pernah beli pakaian model seperti ini untuk kamu, Rexi!" bentak Barack lagi dengan emosi.

"Papa mana ada pernah ajar Rexi pakai pakaian kayak gini? Papa kan cowok," jawab Rexi melantur karena dalam keadaan mabuk karena pengaruh alkohol.

"Dan sekarang, kamu jawab pertanyaan Papa dengan mudah karena mabuk," ucap Barack putus asa.

Barack menghela nafas panjang.

"Hah ... Kembali ke kamar kamu," final Barack, dia sudah lelah menghadapi Rexi yang keras kepala.

Masalahnya, saat dia melihat Rexi keluar dari bar, saat itu juga dia sudah merasa gagal untuk menjadi ayah yang baik untuk anak perempuannya itu.

Ya ... Orang yang sedari tadi memperhatikan Rexi mulai dari keluar bar sampai dia menangis di tepi jalan raya adalah Barack.

Rexi menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, dia menolak perintah sang ayah.

"REXI!" bentak Barack keras.

Rexi kembali tersentak karena bentakan sang ayah, lalu kedua bola matanya mulai berkaca-kaca.

"Dan sekarang, Papa bentak Rexi lagi? Ini yang kedua kalinya, Pa ..." lirih Rexi sambil berlari menuju kamarnya di lantai dua. Bentakan papanya berhasil membuatnya tersadar dari pengaruh alkoholnya.

Barack menatap kepergian Rexi dengan nanar dan detik berikutnya, dia langsung terduduk lemas di atas sofa.

"Sayang ... Maaf kalau aku gagal mendidik Rexi. Maaf kalau aku ingkar janji untuk tidak menyakiti fisik Rexi ..." lirihnya.

"Maaf, Sayang. Aku gagal menjadi ayah yang baik untuk Rexi anak kita ..." lanjut Barack dengan sedih.

░░️░░️░░░️░░️░░░️░░️░

Bar -

"Buset gila. Baru datang, Bro?" tanya Deian pada salah satu sahabatnya yang baru saja duduk di hadapannya.

"Hum ... Gue antarin Mama gue dulu balik ke apart," jawab sahabat Deian yang menggunakan baju dengan sablon mini bertuliskan 'Alvaro Addison' pada bagian lehernya.

"Lah ... Kenapa?" tanya Deian.

"Biasa ..." sahut seseorang yang baru saja muncul dari belakang Al.

"Wow! Bang Ice udah datang?!" tanya Deian tak percaya.

"Sejak kapan bang Ice balik ke Indo?!" tanya Deian antusias kepada pria yang bernama lengkap Brave Ice itu.

"Sejak tadi siang," jawab Ice.

"Dan lo berdua enggak ada salah satupun yang jemput gue di bandara," lanjutnya dengan nada suara datar, tetapi kedua bola matanya menatap Deian dan Al dengan sinis secara bergantian.

"Ck ... Gue udah bilang alasan gue buat enggak jemput lo, kan?" sinis Al.

"Kalau dia, gue enggak tahu alasannya," lanjut Al sambil menunjuk Deian dengan menggunakan dagunya.

"Ck ... Paling nanti alasannya dia 'Lupa', kan?" jawab Ice sinis.

"Hahaha ... Tahu aja lo, Bang!" kata Deian bangga.

"Tai lo!" kesal Ice lalu duduk di samping Al.

"Ice ..." panggil Deian.

"Hum?" jawab Ice berdehem.

"Lo kenapa enggak langsung balik ke apart lo? Malah langsung ke bar gini," kata Deian bertanya.

"Gak," jawab Ice singkat.

"So stress," ledek Deian dan langsung mendapat tatapan tajam dari Ice.

Deian melirik ke arah Al yang sedari tadi tidak ikut dengan topik pembicaraan yang dia buat bersama Ice.

"Lo kenapa malah melamun mulu, Al?" tanya Deian.

"Noh ... Adiknya dia bertingkah lagi," kata Al sambil melirik Ice dengan malas.

Ice memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Bakalan jadi adik lo juga kali," sinis Ice balik.

Al hanya memasang wajah datarnya karena dia kembali mengingat kalau dia akan memiliki adik tiri.

"Lah ... Cewek itu lagi, Al?!" tanya Deian.

"Hum ..." deham Al sebagai jawaban.

"Anaknya om Barack nggak terima kalau om Barack nikah sama nyokap gue," lanjut Al menjelaskan lalu meminum seloki wiski yang baru saja dia tuangkan pada gelasnya.

"Ck ... Bar-bar juga tuh cewek," Deian menghela nafas panjang.

"Amit-amit gue dapat cewek modelan kayak gitu. Pembangkang sama orang tua, apalagi kalau misalnya dia seumuran sama kita," kata Deian lagi sambil bergidik ngeri.

"Hum ..." Al hanya berdehem sebagai jawaban, sedangkan Ice terdiam karena topik pembicaraan buruk mereka itu terarah pada adik kandungnya.

░░️░░️░░░️░░️░░░️░░️░

"Ice pulang!" teriak Ice heboh saat dia sudah berjalan masuk apartemen keluarganya.

"Apa?! Bang Ice udah balik?!" teriak Rexi histeris saat tak sengaja mendengarkan suara sang kakak dari dalam kamarnya.

Rexi berlari dengan cepat untuk turun ke ruang tamu dan bertemu dengan Ice.

"Hiyaaa! Bang Ice datang!" teriak Rexi dengan begitu senang, lalu berlari dengan begitu cepat untuk memeluk Ice yang berjalan.

"YAKHHH! JANGAN PELUK GUE WOY! LO BERAT!" teriak Ice saat merasa tubuhnya akan remuk karena pelukan Rexi yang begitu erat. Dia berbohong jikalau adik perempuannya itu berat.

"Apaan sih, Bang?! Lo enggak tahu aja kalau gue kangen banget sama lo, Bang!" kesal Rexi sambil mempererat pelukannya pada leher Ice, lebih tepatnya mempererat cekikannya.

"Ck ... Bisa kangen juga lo ternyata sama gue," ledek Ice.

Rexi memutar kedua bola matanya dengan malas, dia terlalu malas berdebat dengan Ice.

"Oleh-oleh gue mana, Bang?" pinta Rexi sambil menyodorkan telapak tangannya kepada Ice seakan meminta sesuatu.

"Gak ada," jawab Ice malas sambil tersenyum lebar.

Rexi mendelikkan matanya dengan begitu kesal.

"Ck ... Kampret lo, Bang!" kesal Rexi.

"Kalau enggak ada oleh-oleh, lo enggak usah balik ke Indo kalau gitu. Balik aja lo ke Amerika!" kesal Rexi sambil menghentakkan kakinya di atas lantai.

Rexi berjalan pergi meninggalkan Ice. Padahal tujuan utamanya untuk menyambut kedatangan Ice hanya untuk meminta oleh-oleh kepada kakak laki-lakinya itu.

"Woy! Lo enggak ada niatan buat bantu gue bawa nih koper?!" tanya Ice menawarkan diri untuk dibantu.

"Bawa aja sendiri! Lo enggak beliin gue oleh-oleh soalnya!" balas Rexi berteriak.

Brak!

Rexi menutup pintu kamarnya dengan kasar hingga membuat Ice yang mendengarkan itu langsung berucap karena adik perempuannya itu.

"Anjir! Woy! Pintu kamar lo nanti rusak, Rex!" teriak Ice.

Rexi tidak menanggapi ucapan kakaknya walaupun dia bisa mendengarkan teriakan Ice.

Ice mendengkus kesal karena tingkah adik perempuannya itu.

"Ck ... Rexi emang gak ada lawan!" kesal Ice lalu berbaring di atas sofa sambil memainkan ponselnya.

Bab terkait

  • Kakakku Yang Berengsek   Tawaran Menginap Untuk Al

    - Group Chat -- Bang Tamvan Sat -Brave Ice :Lo ke apart gue semuanya.Brave Ice :Ke apartemen gue tanpa terkecuali.Brave Ice :Oke.Deian Elbar Online*Deian Elbar :Lah! Tumben banget?!Deian Elbar :Biasanya juga introver banget.Deian Elbar :Sampai kita dilarang buat datang ke apart-nya.Alvaro Addison Online*Brave Ice :Kesini aja lah ...Brave Ice :Gue bosen gak bisa ngapa-ngapain.Brave Ice :Mana gue baru dateng.Brave Ice :Adek sialan gue udah buat gue langsung darah tinggi pula.Brave Ice :Bikin naik pitam anjir!Alvaro

  • Kakakku Yang Berengsek   Ice Menerima Kehadiran Bellina

    Rexi melempar gulingnya dengan emosi ke arah Al. Al yang mendapatkan serangan tiba-tiba itu langsung menangkis guling yang dilempar oleh Rexi.“Apaan, sih?!” kesal Al.“Kalau bukan karena Papa! Gue najis banget buat satu kamar sama lo!” sarkas Al.“Yakhh!” teriak Rexi.“Apa?!” sinis Al lalu duduk di samping Rexi.“Mending lo tidur aja, enggak usah banyak bicara,” kata Al, dia berbaring begitu saja di samping Rexi.“Yakhh! Lo nyaman banget tidur di atas kasur gue! Serasa kayak lagi di apartemen lo aja!” teriak Rexi tidak terima.“Keluar lo dari sini!” perintahnya emosi sambil mendorong Al yang berbaring.Al menahan pergerakan Rexi agar berhenti untuk mendorongnya, perlahan dia juga memejamkan matanya."Yakh! Ish!" geram Rexi.Rexi memukul badan Al berkali-kali, berharap pria itu keluar dari kamarnya.Tapi, Al malah berlaku se

  • Kakakku Yang Berengsek   Rasa Tak Terima Rexi

    Rexi menepis tangan Al dengan kasar, pasalnya Al menarik pergelangan tangannya dengan begitu kuat dan penuh emosi.Hey! Memangnya, anak mana yang tidak emosi bila mamanya dihina dan dicaci maki seperti itu oleh orang lain?! Pasti seorang anak tidak akan terima, kan? Begitulah yang dirasakan oleh Al."Lo apa-apaan, sih?! Ngapain lo narik gue?!" kesal Rexi."Biarin gue ke sana dan labrak pelakor sialan itu!" lanjutnya penuh amarah."Ck ... Perempuan kayak dia miris banget. Suka banget rebut suami orang. Kayak enggak ada ada laki-laki di dunia ini. Miris!" ocehnya."Lo jaga ucapan lo, yah!" sinis Al."Ck ... Harusnya gue yang bilang sama lo. Jagain Mama lo. Jangan ganjen sama Papa gue," ucap Rexi meremehkan."Udah! Stop! Jangan sekali-kali lo hina Mama gue!" seru Al emosi.Rexi tersenyum sinis."Asal lo tahu anak yang sok tahu. Mama gue udah berkali-kali nolak permintaan Papa lo yang mau nikah sama dia. Tapi, apa?! Papa lo yang kaya

  • Kakakku Yang Berengsek   Hari Pernikahan Berlangsung

    Waktu berlalu dengan begitu cepat, bahkan tak terasa kalau ternyata sekarang dua hari telah berlalu.Altar megah sudah terbentuk di dalam apartemen kediaman keluarga Rexi.Susunan demi susunan stand makanan terbentuk dengan begitu mewah. Makanan yang tampak terlihat menggugah selera sudah terpampang dengan jelas.Sungguh dekorasi pesta pernikahan yang begitu mewah dan megah."Ck ... Pembohong!" seru Rexi saat melihat seluruh desain altar itu."Dia bilang kalau dia bakalan bujuk Mamanya biar enggak nikah sama Papa gue. Tapi, nyatanya cuma bohong doang!" serunya lagi dengan emosi.Rexi berjalan dengan emosi sambil mengarahkan pandangan matanya untuk terus memperhatikan dekorasi pesta pernikahan itu."Ck ... Desain macam apa ini?!" tanya Rexi sambil memegang bunga mawar putih yang bertaburan di atas altar."Norak! Alay! Emang desain Pelakor itu beda! Suka desain

  • Kakakku Yang Berengsek   Sebuah Fakta Mengejutkan

    Pagi hari telah tiba.Rexi melangkahkan kakinya berjalan turun menuju ruang makan. Kedua bola matanya mencari sesuatu di ruang makan itu."Mama sama Papa pergi ke Maldives. Mereka liburan di sana selama seminggu," kata Al yang paham dengan arah mata Rexi."What?! Mereka berdua liburan tanpa ada minta izin terlebih dahulu sama gue?!" tanya Rexi tak terima.Al hanya diam saja di tempatnya dan tidak menanggapi pertanyaan heboh dari Rexi.Rexi menatap Al dengan tajam karena pria itu tak memperdulikan dirinya."Woy, sialan!" teriak Rexi emosi.Al mengangkat sebelah alisnya sebagai jawaban."Kok, mereka bisa pergi tanpa bilang sama gue, sih?!" tanya Rexi lagi, Al hanya mengangkat bahunya secara bersamaan sebagai jawaban.Rexi mendecih sinis, lalu berjalan pergi dari ruang makan itu.***Rexi berjalan masu

  • Kakakku Yang Berengsek   Hanya Sekadar Kakak?

    Rexi kaget bukan main saat tahu fakta mengejutkan yang baru saja dia dapatkan."Kok, bisa?!" pekik Rexi kaget."Hum ... Oleh karena itu, gue turutin semua apa mau Mama gue ..." Al menjeda ucapannya."Karena gue tahu kalau suatu saat nanti, kalau bukan Mama yang ninggalin gue, gue yang bakalan ninggalin Mama ..." lanjutnya dengan begitu lirih.Degh!Jantung Rexi seakan terhantam bebatuan besar saat dia mendengarkan nada suara Al yang terdengar begitu sedih dan putus asa."Gue tahu banget, gimana rasanya kehilangan seorang Mama. Rasanya itu sesak banget," batin Rexi, dia kembali mengingat saat dirinya harus kehilangan sosok sang mama untuk selama-lamanya.Grep!Rexi tiba-tiba menghamburkan pelukannya pada tubuh Al, membuat Al langsung kaget, tetapi Al membalas pelukannya secara perlahan."Al ... Tolong bantu gue. Tolong bantu gue biar

  • Kakakku Yang Berengsek   Pengakuan Suka Rexi

    Masih dengan rasa malu dan salah tingkahnya, Rexi terus mencaci maki dirinya di dalam hati."Uhm ... Kalau emang lo mikir, gue mau cium lo tadinya. Lo salah besar," kata Deian tiba-tiba, membuat Rexi langsung menatap ke arahnya dengan cepat.Deian tersenyum."Gue juga bakalan lihat suasana, Rex. Apa dia istri gue atau bukan," lanjutnya dengan nada suara lembutnya.Degh!"Jantung gue!" pekik Rexi di dalam hati saat merasakan jantungnya berdetak dengan cepat.Deian tertawa melihat ekspresi wajah Rexi."Hahaha ... Tunggu aja saatnya, yah?" kata Deian, lalu mengelus rambut Rexi dengan lembut.Degh! Degh! Degh!Detak jantung Rexi semakin cepat saat Deian mengelus rambutnya dengan begitu penuh kasih."Jantung gue! Siapapun tolong jantung gue!" teriak Rexi di dalam hati.Deian menarik tangannya, lalu mulai

  • Kakakku Yang Berengsek   Mama Bellina

    Rexi langsung terbangun dari tidurnya sambil mengatur napasnya yang tidak beraturan."Astaga! Mimpi itu lagi?! Padahal, udah lama gue enggak mimpi itu!" serunya kaget."Kok, mimpi itu tiba-tiba muncul lagi?!" tanya Rexi lagi.Rexi berusaha untuk mengingat sesuatu melalui mimpi itu, tetapi dia malah merasakan perih pada kepalanya."Aww!" ringisnya."Kok, sakit, sih?" gumamnya bertanya.Rexi perlahan berdiri dari posisinya dan berjalan sempoyongan menuju dapur. Al yang melihat Rexi masuk dapur hanya menatap perempuan itu dengan santai sambil meneguk air putihnya dengan tenang."Sshh ... Kok, masih sakit, sih?" tanya Rexi pelan.Rexi perlahan kembali bergerak, tetapi dia hampir terjatuh. Untung saja Al menahan pinggangnya dengan cepat.Kedua tangan Rexi tiba-tiba bergerak untuk meraba-raba pipi Al, detik berikutnya Al membulatkan matan

Bab terbaru

  • Kakakku Yang Berengsek   Empat Mangsa Dalam Sekali Gerak

    -INDONESIA - APARTEMEN ANGGARA - 20:12 -Anggara melihat Meki yang berbaju rapi turun dengan terburu-buru dari kamarnya."Mau ke mana lo?" tanya Anggara pada wanita berusia tiga puluh tahunan itu."Mama mau pergi ke rumah sakit," jawab Meki."Lo mau jenguk siapa?" tanya Anggara lagi."Papamu," jawab Meki."Ck! Lo stres atau gimana?! Bukannya bokap gue lagi di Singapura?! Sejak kapan rumah sakit yang di Singapura pindah ke Indonesia?!" seru Anggara meremehkan Meki."Papamu dipindahkan d

  • Kakakku Yang Berengsek   Buat Dia Jatuh Cinta

    Indonesia, 10:49 -Anggara mengepalkan tangannya saat melihat pemandangan panas antara Al dan Rexi. Ingin rasanya Anggara melayangkan tinjunya kepada Al, tetapi dengan cepat dia meredamkan semua niatnya demi menjaga image di depan Bellina, Barack dan Rexi.Anggara hanya tersenyum sinis, lalu melipat kedua tangan di depan dadanya."Terima kasih karena sudah memberikan saya ilmu untuk praktek. Akan saya usahakan saat menikah dengan Rexi nanti, pembelajaran yang anda berikan kepada saya akan saya laksanakan lebih baik lagi daripada cara anda," kata Anggara dengan nada santai dan berhasil membuat emosi Al memuncak."Ang-"

  • Kakakku Yang Berengsek   Lihat Praktek Secara Langsung

    Alvaro Addison!" teriak Barack.Al tidak memperdulikan teriakan Barack, tetapi membalasnya hanya dengan sebuah senyuman tipis.Dengan kasar Barack menarik kerah Al untuk mundur. Dan tarikan Barack berhasil menghentikan aktifitas Al yang melahap agresif bibir Rexi.Satu tamparan keras dari Barack berhasil melayang pada pipi kanan Al. Tak ada pergerakan dan respon dari Al setelah ditampar oleh Barack."Barack! Kamu kenapa menampar Al?!" tanya Bellina, lalu menarik Al ke dalam pelukannya."Harusnya kamu tahu, apa kesalahan anak kandungmu ini!" jawab Barack dengan suara membentak Bellina."Ya! Aku tahu apa kesalahan anakku! Tapi, kamu jangan pernah menyakiti fisiknya atau bahkan menamparnya, karena dia tidak pernah menyentuh bahkan menyakiti fisikmu!" balas Bellina marah."Kau membela anakmu yang jelas-jelas sudah bersalah?!" ta

  • Kakakku Yang Berengsek   Cara Ampuh Membangunkan Rexi

    Rumah sakit, 21:12 -"Apa yang terjadi dengan Rexi?!" tanya Barack dengan khawatir saat baru datang."Masih perduli lo sama anak sendiri?" sinis Al."Alvaro Addison! Jaga bicara kamu!" marah Barack.Alvaro mendecih sinis. Drama!"Bagaimana dengan keadaan Rexi, Bellina?" tanya Barack kepada sang istri."Rexi masih ada di dalam ruang pemeriksaan. Dokter sedang menanganinya. Kamu tenang saja, dia pasti tidak akan apa-apa," jawab Bellina lembut."Tapi, aku khawatir kalau ada hal yang buruk

  • Kakakku Yang Berengsek   Kenapa Harus Anggara?!

    Indonesia, 06:13 -Ice terbangun dari tidurnya, dia menguap dengan lebar.Pandangan mata pria itu teralih untuk menatap seorang wanita yang ada di sampingnya."Sial! Hampir aja gue kebablasan tadi malam!" kesal Ice pada dirinya sendiri yang penuh nafsu gila itu.Ice mengancing resleting celananya."Untung aja gue enggak keluar di dalam. Sekali keluar di dalam, efeknya besar. Cukup sekali aja gue ngelakuin hal gila itu!" keluhnya.Ice melirik ke arah Kiara, lalu bersandar di pintu mobilnya. Ah iya, malam tadi Ice dan Kiara hampir melakukan hubungan int

  • Kakakku Yang Berengsek   One Night Stand

    Dentuman musik di tempat hiburan malam itu menggema di telinga para pengunjungnya, termasuk Ice.Malam ini, Ice menghabiskan beberapa jam waktunya untuk menikmati beberapa botol minuman keras di salah satu club langganannya."Gue enggak habis pikir, kenapa Rexi mau banget sama cowok berengsek itu? Kalau memang anaknya butuh papa. Ya udah, cari aja cowok lain yang mau ganti posisi Al! Gampang, kan?!" omel Ice, lalu kembali meneguk alkoholnya.Mata Ice mengitari seisi club itu, bosan rasanya kalau hanya minum tanpa ada kawan bicara.Kedua mata Ice memicing saat tak jauh dari posisinya, dia melihat seorang wanita yang sangat dia kenal tengah menggunakan tank top mini

  • Kakakku Yang Berengsek   Bernostalgia Sewaktu SMP

    "Lo enggak bosan duduk di situ mulu sambil lihat bintang, Rex?" heran Al.Masalahnya, Rexi dari tadi hanya duduk di depan jendela kamarnya sambil menatap bintang-bintang di langit. Apa spesial nya coba?!"Diam, Al! Gue lagi fokus!" seru Rexi."Fokus apa?" tanya Al penasaran."Hitung bintangnya!" jawab Rexi antusias.Al mendengkus kesal sambil memutar kedua bola matanya dengan sangat malas. Ada-ada saja kelakuan ibu hamil satu ini."Sampai kiamat pun, lo enggak akan bisa buat hitung semua bintang yang ada di langit! Enggak ada yang bisa!" kata Al kesal.

  • Kakakku Yang Berengsek   Saya Bukan Pembunuh

    Saat Al dan Rexi sedang enak-enaknya melakukan hubungan intim mereka, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamar Al.Al tersenyum tipis, lalu menekan remote control kamar Rexi dan membuat kuncian pintu itu terbuka otomatis.Mungkin karena malas menunggu sang pemilik kamar yang tak kunjung membuka pintu, si pengetuk akhirnya membuka pintu kamar Rexi dengan pelan.Kedua matanya membulat dengan begitu lebar saat mendapati Al dan Rexi berbaring di atas ranjang dengan pakaian setengah telanjang.Rexi yang sadar akan hal itu langsung buru-buru menutup seluruh tubuhnya dan tubuh Al menggunakan selimutnya."Sorry, udah ganggu kalian," kata si pengetuk.Al tersenyum sinis.Baru saja orang itu ingin pergi dari hadapan kamar Rexi, langkah kakinya terhenti saat Al memanggilnya."Anggara!" panggil Al."..."

  • Kakakku Yang Berengsek   Let's Play Rough

    "Jaga ucapan lo, Rexi Alexa! Dia papa kita!" bentak Ice memperingati sikap kurang ajar sang adik.Rexi menatap ke arah Ice."Semoga aja lo enggak ngerasain apa yang gue rasain ini, Bang," kata Rexi nanar."Lo jangan cap Al sebagai cowok berengsek, sedangkan lo juga sama seperti Al!" sinis Rexi."Lo ingat sama Kiara, kan? Lo jangan lupa sama Kiara," ujar Rexi menyindir.Iya, Rexi tahu kalau Kiara dan Ice sudah pernah melakukan seks sebelumnya. Jadi, apa bedanya Ice dan Al?"Kita lagi enggak bahas masalah Kiara!" seru Ice.Rexi berdeham malas sambil tersenyum menyeringai. Ice tak dapat berkutik.Rexi membalikkan badannya dan berniat untuk pergi dari kekacauan itu, tetapi Barack menahannya."Kamu mau ke mana, Rexi?!" tanya Barack."Mau pergi buat tenangin diri dari ayah yang engg

DMCA.com Protection Status