Share

Melaporkan Ke Polisi?

Penulis: YuRa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-19 06:52:19

"Maaf, Mbak. Apa Mas Fahmi masih menafkahi anak-anak?" tanya Zahra dengan pelan.

"Enggak pernah lagi. Sudah beberapa bulan ini tidak pernah memberi uang. Tapi aku sudah bicara dengan anak-anak, jangan berharap uang dari ayahnya. Kalau diberi, ya diterima. Tapi jangan pernah minta."

"Tapi kan itu haknya anak-anak mendapat nafkah dari ayahnya."

"Mas Fahmi sendiri sudah pernah bilang, kalau anak-anak ikut aku ia lepas tangan. Kalau aku sih yakin, rezeki itu selalu ada asal kita mau berusaha."

"Mbak hebat. Semoga Mbak selalu sehat dan bisa mendampingi anak-anak hingga dewasa nanti," ucap Zahra yang membuatku terharu.

"Terima kasih untuk doanya. Aku yakin semua ini sudah ketentuan dari Allah. Kita tinggal menjalaninya."

"Mbak, maaf kalau aku terlalu lancang. Apa benar rumah Mbak dijual?" tanya Zahra.

"Iya, uangnya dibagi dua dengan Mas Fahmi. Alhamdulillah, ada simpanan untuk anak-anak kuliah nanti."

"Alhamdulillah ya Mbak? Waktu mendengar kabar itu, Ibu marah, katanya rumah itu nggak bole
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
astaghfirullah.... itu si Fariz aja tegas gak seperti Fahmi cumak selangkangan aja yg di andalkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Resiko Menjadi Janda

    "Terus kita harus bagaimana? Mas Fahmi kemana sekarang? Ia sudah tahu belum surat panggilan itu?" cecar Fariz."Fahmi sudah tahu, eh malah dia pergi," sahut Ibu dengan kesal."Tuh kan? Yang punya masalah saja, orangnya santai. Kok malah Ibu yang repot? Terus apa tanggapan Ayah?" Fariz menimpali ucapan Ibu."Ayah ya kayak kamu. Nggak peduli dengan apa yang akan terjadi pada Fahmi. Kamu ada teman di Polsek nggak?" tanya Ibu."Untuk apa?" jawab Fariz."Biar Fahmi nggak usah ke kantor polisi.""Bu, biarkan saja Mas Fahmi menjalani semuanya. Nanti kalau tuduhan tidak terbukti, Mas Fahmi nggak akan dipenjara. Besok kan hanya dimintai keterangan," kata Fariz menenangkan ibunya."Tapi semua tuduhan itu benar adanya. Ibu pikir Fahmi menikah siri dengan janda. Nggak tahunya dengan istri orang. Berarti mereka membohongi Ibu. Awas saja kamu, Fahmi," kata Ibu dengan marah, karena merasa dibohongi. "Waktu mereka menikah, Ibu tahu nggak? Atau Ibu malah menghadiri akad nikah mereka?" tanya Fariz."K

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Punya Harga Diri

    Sampai di rumah, sudah ada perempuan yang menungguku di depan pintu. Perempuan muda yang sangat anggun."Maaf, Mbak. Mencari siapa?" tanyaku dengan sopan."Bu Hanum ya?" "Iya saya sendiri. Ada perlu apa, Mbak?" tanyaku sambil membuka pintu rumahku."Mari masuk," ajakku. Apa perempuan ini yang dikatakan Bu Ani tadi ya?Perempuan itu pun masuk ke dalam rumahku, ia melihat-lihat ruang tamu. Kemudian aku mempersilahkan untuk duduk di karpet yang ada."Perkenalkan saya Desti, istrinya Mas Akbar." Aku kaget mendengarnya, setahuku Mas Akbar itu seorang duda yang istrinya meninggal. Apa Mas Akbar sudah menikah lagi ya? "Kaget ya? Benar sekali, Mas Akbar sudah menikah lagi dengan saya," ucap Desti seolah-olah ia tahu apa yang aku pikirkan."Ooo, terus maksud kedatangan Mbak Desti?" tanyaku.Ia menunjukkan foto-foto ketika aku, Mas Hanif dan Mas Akbar sedang makan di rumah makan. Tapi yang difoto hanya tampak fotoku dan fotonya Mas Akbar saja."Bu Hanum, saya tahu kalau Bu Hanum itu seorang j

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Bukan Urusan Saya

    "Aku lakukan semua ini karena takut kamu akan meninggalkanku. Kamu selama ini selalu cuek sama aku, bahkan kamu belum pernah menyentuhku," ucap Desti sambil sesenggukan. Aku sangat kaget mendengar ucapan Desti. Jadi mereka menikah tapi belum saling menyentuh?"Itu urusan rumah tangga kita. Kenapa kamu umbar? Aku kan sudah bilang, kalau aku butuh waktu untuk menyiapkan diri menjadi suamimu. Tidak semudah itu aku melupakan almarhumah istriku."Kulihat Mas Akbar berkata dengan wajah yang sedih. Aku tahu kalau Mas Akbar sangat mencintai istrinya. Istrinya meninggal ketika melahirkan anak keduanya, anaknya selamat, tapi istrinya tidak tertolong. Aku nggak tahu sudah berapa lama istrinya meninggal."Hanif, Hanum, maafkan kelakuan Desti. Aku pastikan Desti tidak akan mengganggumu lagi, Num." Mas Akbar berkata sambil menatapku.Aku hanya mengangguk."Ayo pulang, kita selesaikan masalah di rumah, bila perlu kita selesaikan juga pernikahan kita ini," ajak Mas Akbar sambil menarik tangan Desti.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Tamu Tak Diundang

    Sudah satu Minggu ini kehidupanku tampak tenang. Aku menjalani aktivitas seperti biasa. Aku berusaha untuk melupakan semua masalahku, ingin benar-benar menikmati hidupku. Menulis merupakan healing bagiku, dimana aku bisa menuangkan segala emosiku dalam bentuk tulisan, jadi tidak akan menyakiti orang lain. Seperti saat ini yang aku lakukan, pulang dari sekolah, bersantai di kamar. Berkhayal sambil menulis di ponsel. Banyak ide cerita mengalir di otakku. Aku jadi sangat bersemangat menulis hari ini. Terdengar suara ponselku, menandakan sebuah pesan. Aku pun membukanya.[ Mbak Hanum, jangan kaget ya? Mungkin besok atau lusa Mbak Hanum dipanggil ke kantor polisi untuk memberikan keterangan. Aku mohon, Mbak Hanum memberikan keterangan sejujur-jujurnya. Tentang apa yang sebenarnya terjadi.] Sebuah pesan dari Andrian. Aku sebenarnya malas menjadi saksi. Karena akan membuka luka lama yang sedang berusaha aku lupakan. [Ok. Terima kasih untuk informasinya.] Aku pun membalas pesan itu.Pesan d

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-25
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Orang Tua Dinda

    Deg! Hatiku berdebar-debar. Aku segera duduk di sofa berhadapan dengan Bu Hartini. Kulihat Susan juga menunjukkan ekspresi kaget. Kemudian ia duduk di kursinya mengerjakan tugasnya."Ada perlu apa ya, Bu?" tanyaku."Bu Hanum, maaf kalau kedatangan saya mengganggu kegiatan Ibu. Beberapa hari yang lalu, di rumah saya ada panggilan dari polisi untuk Dinda. Saya tanya Dinda, akhirnya ia bercerita. Katanya ia dituduh selingkuh dengan Fahmi. Sekarang mereka dilaporkan ke polisi. Dinda memang sudah satu bulan ini kembali ke rumah saya. Katanya Andrian selingkuh dan menuduh Dinda yang selingkuh." Bu Hartini menjelaskan tentang Dinda. Aku nggak tahu, siapa yang bohong, Dinda atau ibunya. Karena yang dikatakan Bu Hartini itu jelas memutarbalikkan fakta. "Maksud kedatangan saya kesini, minta tolong dengan Bu Hanum untuk mencabut laporan ke polisi. Kata Dinda Bu Hanum yang melaporkan, karena Bu Hanum cemburu dengan Dinda yang sekantor dengan Fahmi. Dinda anak saya itu PNS lho, Bu. Bukan seperti

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Menikah Lagi?

    "Pak, walaupun saya hanya seorang guru TK swasta, tapi saya lebih terhormat daripada Dinda anak bapak yang PNS. Kelakuannya sangat bejat, masih punya suami berselingkuh dengan suami orang."Brakk! Bapaknya Dinda menggebrak meja."Pak, ini sekolah. Kalau memang Bapak dari keluarga baik-baik, jaga sikap Bapak. Nanti saya teriak, banyak yang datang kesini. Pasti Bapak yang akan dikeroyok." Aku berusaha berkata dengan tenang, walaupun aku sudah sangat emosi. Akhirnya bapaknya Dinda diam, wajahnya tampak sangat kesal."Mana nomor ponsel Bapak, biar saya kirim bukti-bukti perselingkuhan Dinda dan Fahmi. Supaya Bapak lebih percaya apa yang dilakukan Dinda."Awalnya bapaknya Dinda tidak mau."Kalau Bapak tidak mau, berarti Bapak takut menghadapi kenyataan, kalau Dinda memang berselingkuh. Memang Pak, terkadang kenyataan tak seindah bayangan dan harapan. Dan perlu Bapak tahu beberapa video Dinda sudah viral. Alhamdulillah ya, Pak, anak Bapak menjadi bintang kontroversial yang viral." Aku berb

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-27
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Memenuhi Panggilan

    "Belum kepikiran sampai kesitu Bu. Biarlah semua mengalir apa adanya. Kalau memang masih ada jodoh, ya pasti akan Hanum jalani.""Akbar itu kan duda, istrinya meninggal. Kenapa kamu nggak dekati Akbar. Apalagi Akbar tahu kalau kamu juga janda," goda Ibu membuatku tersipu malu."Mas Akbar sudah menikah lagi, Bu.""Masa? Kok nggak ngasih kabar ke Ibu ya?" tanya Ibu. Mas Akbar dan Mas Hanif itu sangat akrab, jadi wajar kalau Ibu tahu tentang Mas Akbar."Kata Mas Hanif sih, pernikahan terpaksa karena balas budi.""Apa Akbar mencintai perempuan itu?""Nggak tahu, Bu.""Ya semoga saja pernikahan mereka langgeng walaupun karena terpaksa," ucap Ibu."Amin." Aku mengaminkan ucapan Ibu."Kamu harus pandai menjaga diri dan pergaulan. Statusmu itu rentan dengan gosip. Apapun yang kamu lakukan akan selalu menjadi sorotan orang-orang. Terutama mereka yang tidak menyukaimu. Mereka akan mencari celah untuk menjelek-jelekkanmu. Hati-hati kalau bergaul dengan suami orang. Memang benar mungkin kamu han

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-28
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Ke Rumah Sakit

    "Mbak Hanum," panggil seseorang yang membuatku menoleh ke arah suara itu. Ternyata Wita yang memanggilku.Kami pun cipika-cipiki ketika Wita sudah mendekat."Ngapain kamu kesini?" tanyaku."Ini lho Mbak, memperpanjang SIM," jawab Wita,"Mbak sendiri ngapain kesini?" Aku bingung mau menjawab apa, kalau aku jujur, pasti ia kecewa."Ada sedikit urusan dengan teman lama?" jawabku dengan hati-hati."Cowok apa cewek?" goda Wita sambil melirik genit padaku."Ish kamu kenapa sih." Aku merona."Mbak, Mbak Hanum kan sudah berpisah dengan Mas Fahmi. Mbak Hanum berhak untuk bahagia. Mbak Hanum masih cantik kok, pasti ada yang mau dengan Mbak Hanum.""Belum mikir kesitu, Wita. Fokusku sekarang adalah anak-anak.""Tapi apa salahnya, kalau ada laki-laki yang serius dan Mbak Hanum sreg dengan orang itu. Kenapa enggak? Apalagi kalau anak-anak setuju, gas poll Mbak.""Kayak motor saja," jawabku sambil tertawa."Kalau hari bahagia itu datang, kabari Wita ya Mbak. Wita juga ingin berbahagia bersama Mbak

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29

Bab terbaru

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Baby Boy (Ending)

    Kondisi kesehatan Mbak Hani sudah mulai membaik, Mbak Hani juga sangat menerapkan gaya hidup yang sehat. Tentu saja kami semua bahagia mendengarnya. Mbak Hani juga memiliki semangat yang tinggi untuk sehat. Ia ingin menjadi Mama yang baik untuk Nadya.Arya dan Nadya juga sudah mulai kuliah di kampus yang sama tapi beda fakultas. Aku meminta Arya untuk menjaga Nadya. Ternyata benar dugaan Mbak Hani, Mas Kevin tidak mau membiayai Nadya kuliah. Dengan berbagai macam alasan. Untung saja Mbak Hani sudah menyiapkan semuanya.Untuk Arya, aku juga patut bersyukur. Mas Fahmi membantu biaya masuk kuliah. Arya juga bercerita kalau Yang Kung beberapa kali mentransfer uang untuk biaya hidup bulanan. Padahal kalau mereka tidak mau membantu biaya kuliah, Mas Ray juga sudah menyiapkannya. Hubungan kami dengan keluarga Mas Fahmi juga sangat baik. Beberapa kali aku mengajak Mas Ray ke rumah orang tua Mas Fahmi. Alhamdulillah mereka menerima kami dengan baik.Kehamilanku sendiri sudah memasuki bulan ke

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Masih Sayang

    "Mas, ada fans berat tuh," kataku pada Mas Ray."Boleh Mas samperin dia?""Boleh, siapa takut." Kami pun berjalan menuju ke arah dokter Vanya yang sedang berbincang dengan dokter Ismail dan seseorang."Gandengan terus," ledek seseorang yg tidak aku kenal."Iya, dong. Truk aja gandengan, masa kita enggak." Mas Ray berkata sambil tertawa. Dokter Ismail dan orang itu tertawa, sedangkan dokter Vanya hanya terdiam saja."Selamat ya Ray, bentar lagi punya bayi?" kata dokter Ismail. "Terimakasih dokter.""Cepet bener hamilnya, jangan-jangan sudah…." Dokter Vanya menggantung ucapannya."Hush nggak boleh ngomong gitu," potong dokter Ismail."Biarlah dokter, hanya kami berdua dan Allah yang tahu. Kami menikah sudah tiga bulan dan istri saya hamil dua bulan." Mas Ray menjelaskan.Kami pun berpamitan pada dokter Ismail.Sampai dirumah sudah ada Mama sama Papa yang duduk di ruang keluarga. Adiva sedang menghidangkan minuman."Diminum Opa, Oma," kata Adiva."Terima kasih ya sayang," jawab Mama.

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Hamil

    "Baru saja Hani mau manggil Bapak dan Ibu, nggak tahunya sudah keluar," kata Mbak Hani."Anak-anak kemana, Mbak?" tanyaku pada Mbak Hani."Tadi katanya mau keluar sebentar, entah kemana.""Naik apa?" tanyaku lagi."Jalan kaki."Kami semua berkumpul di ruang keluarga. Menikmati makanan buatan Mbak Hani dan bercerita tentang berbagai hal."Hani, kamu semangat ya, ikuti semua anjuran dokter. Ibu akan selalu mendukungmu," kata Ibu dengan tersenyum."Iya, Bu. Hani senang melihat Ibu bisa tersenyum lagi. Tadi Hani sempat merasa kalau Hani yang membuat Ibu bersedih. Senyum Ibu membuat Hani menjadi bersemangat." Mbak Hani menimpali."Kami semua disini mendukungmu. Selain berusaha jangan lupa juga berdoa dengan yang di atas. Semua terjadi karena izin dari Allah," kata Bapak."Iya, Pak. Hani terharu. Terima kasih untuk semua doa dan dukungannya. Hani sangat semangat untuk sembuh, demi Nadya, keluarga kita dan tentu saja demi Hani sendiri," kata Mbak Hani."Mbak, kami semua ada untuk Mbak Hani,"

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Memberi Dukungan

    Ceklek! Pintu pun dibuka."Ada apa Pa?" tanya Lea. Adiva pun memegang tanganku.Aku nggak tahu apa yang diucapkan Mas Ray pada anak-anak. Aku tidak bisa fokus. Aku tetap menangis, tiba-tiba pandanganku menjadi gelap. Yang kuingat hanyalah suara Adiva memanggilku."Ibu," panggil Adiva, ketika aku membuka mata. Mas Ray dan anak-anak ada di dekatku. Aku masih mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi. Aku pun menangis ketika mampu mengingat lagi apa yang terjadi."Ayo ke rumah Bapak," ajakku pada Mas Ray.Mas Ray menggelengkan kepalanya. Aku mencoba beranjak dari tidurku, tapi kepalaku sangat sakit. "Kenapa, Bu?" tanya Arya."Pusing.""Aku mau ke rumah Bapak. Arya, antar Ibu ke rumah Akung," kataku dengan kesal karena Mas Ray tidak menuruti permintaanku.Kulihat Arya seperti kebingungan, mungkin dia ingin mengantarku, tapi takut pada Mas Ray.Mas Ray menatap tajam padaku, aku segera memalingkan wajahku. "Sayang, lihat Mas."Aku masih kesal dengannya."Lihatlah Ibu kalian kalau mer

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Butuh Waktu

    Aku mengajak Mbak Hani ke kamar Ibu untuk melihat kondisi Ibu. Kulihat Mas Ray baru saja selesai memeriksa tekanan darah Ibu. "Bagaimana Ibu, Mas?" tanyaku pada Mas Ray."Ibu hanya shock saja, semua butuh proses. Sepertinya Ibu belum bisa menerima sebuah kenyataan. Tekanan darah agak naik sedikit. Apa Ibu punya penyakit hipertensi?" tanya Mas Ray."Enggak ada," jawab Bapak."Kita tunggu sebentar lagi, mudah-mudahan segera siuman," kata Mas Ray. Aku dan Mbak Hani duduk di tepi tempat tidur."Maafkan Hani, Bu." Mbak Hani masih saja menangis."Semua bukan salahmu, Hani? Ibu hanya butuh waktu untuk menerima semua ini," kata Bapak membesarkan hati Mbak Hani.Kami semua hanya terdiam, tak berapa lama Ibu membuka matanya. Ibu tampak bingung melihat kami semua disini."Apa aku sudah mati? Kenapa semuanya berkumpul disini?" tanya Ibu."Ibu masih hidup, dan harus tetap sehat, karena Bapak masih sangat membutuhkan Ibu." Bapak menjawab sambil tersenyum."Apa yang terjadi?" tanya Ibu."Ibu hanya

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Survivor Kanker

    Bapak dan Ibu sangat terkejut mendengar kata-kata Mbak Hani. Kemudian Ibu menangis lagi. Suasana menjadi penuh haru. Hanya Bapak yang tidak menangis, tapi aku yakin kalau Bapak menahan air matanya supaya tidak jatuh. "Pernah? Berarti sekarang sudah sembuh?" tanya Ibu lagi, masih dengan air mata yang mengalir di pipinya."Sudah operasi pengangkatan, Bu. Hani survivor kanker." Mbak Hani berkata sambil meneteskan air mata.Ibu semakin keras menangisnya."Oalah Hani, kenapa kamu nggak cerita sama Bapak dan Ibu? Pak, lihatlah anak kita, menderita seorang diri. Orang tua macam apa kita, membiarkan anak sakit dan kita tidak mendampinginya." Ibu berkata sambil menangis. Aku jadi ikut menangis. Mbak Hani mendekati Ibu dan memeluknya. Mbak Hani memegang tangan Ibu dan menariknya untuk ditempelkan ke bagian dada Mbak Hani yang sebelah kiri. Ibu tampak terkejut. "Ini yang dioperasi?" tanya Ibu.Mbak Hani mengangguk pelan."Maafkan Hani, Bu. Hani hanya tidak mau merepotkan Ibu, makanya Hani mel

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Tidak Mau Membebani

    "Nggak ada, kok, Num. Memangnya ada apa?" kilah Mbak Hani."Mbak, nggak usah bohong. Aku sudah tahu semuanya. Aku kan pernah nanya sama Mbak Hani, apa Mbak Hani sakit. Tapi jawaban Mbak Hani, nggak apa-apa, hanya kurang tidur saja. Apa Mbak Hani mau cerita padaku, apa yang terjadi sebenarnya?"Mbak Hani hanya diam saja."Mbak aku sering memperhatikan Mbak Hani. Aku merasa ada yang lain dari Mbak Hani. Kulihat Mbak Hani badannya menyusut dan terlihat tidak bercahaya. Mbak, aku sayang sama Mbak Hani, tidak mau terjadi apa-apa pada Mbak Hani. Karena itu aku mencari informasi tentang Mbak Hani. Apa Bapak dan Ibu tahu? Mas Hanif, tahu juga?"Mbak Hani menghela nafas panjang."Nggak ada yang tahu, Num. Aku nggak mau membebani mereka.""Bukannya membebani, Mbak. Tapi kalau mereka tahu mereka akan merasa dibutuhkan, bisa untuk saling bertukar pikiran. Aku yakin, mereka pasti akan kesal kalau sampai tahu dari orang lain.""Aku bingung mau memulai dari mana untuk menjelaskan pada mereka." "Bic

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Menemui Mbak Hani

    Aku menoleh ke arah datangnya suara, ternyata Mas Fahmi bersama Dinda dan anak mereka. Aku tersenyum."Mas Fahmi," sapaku sambil tersenyum ke arahnya. Dinda diam, tampak wajah yang tidak bersahabat. Memandangku tak berkedip."Apa kabar Hanum," kata Mas Fahmi."Kabar baik. Kenalin Mas ini suamiku," kataku pada Mas Fahmi."O ya. Fahmi, ini Dinda." Mas Fahmi memperkenalkan istrinya."Ray." Mas Ray mengulurkan tangannya."Kami duluan ya, Mas?" pamitku."Oh iya." Mas Fahmi menjawab dengan gugup.Aku dan Mas Ray pun masuk ke dalam mobil. Mobil melaju meninggalkan rumah makan."Kok diam saja?" tanya Mas Ray. Kamu memang hanya terdiam sepanjang perjalanan pulang. Pikiranku terasa buntu, banyak sekali yang aku pikirkan."Terus harus ngapain?" "Ngobrol kek, atau apa.""Mas yang ngomong, nanti aku dengar," kataku.Mas Ray hanya diam, kebetulan juga sudah sampai rumah. Aku turun dari mobil, kemudian membuka pintu pagar dan membuka pintu rumah. Meletakkan makanan yang tadi aku beli di meja makan.

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Pernah Membencinya

    Dokter Fajar menarik nafas panjang dan kemudian berkata padaku."Begini Mbak Hanum, Ibu Hanifah Zahira menderita penyakit hipertiroidisme.""Penyakit apa itu dokter?" tanyaku, karena memang aku kurang paham. Lebih baik aku bertanya daripada sok tahu."Penyakit hipertiroidisme adalah gangguan yang terjadi saat kadar hormon tiroksin dalam tubuh terlalu tinggi. Hormon tiroksin yang diproduksi oleh kelenjar tiroid ini memiliki peran penting dalam proses metabolisme tubuh. Jika kadarnya berlebihan, maka proses metabolisme pun akan terganggu. Penderita hipertiroidisme dapat mengalami gejala berupa: tremor,turunnya berat badan, mudah berkeringat,gangguan tidur, gugup, cemas, dan mudah tersinggung, jantung berdebar.""Yang saya tahu Mbak Hani itu berat badannya turun dan mengalami gangguan tidur." Aku berkata dengan pelan."Iya, Ibu Hanifah mengalami yang Mbak Hanum sebutkan tadi." Dokter Fajar menambahi."Apa penyakit ini bisa sembuh?" tanyaku lagi."Bisa, pengobatan rutin selama enam bula

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status