Share

Bertemu Dengan Dinda

Author: YuRa
last update Last Updated: 2023-04-29 19:44:34

"Saya dengar Mbak Hanum mengajukan perceraian dengan Pak Fahmi ya?" tanya Adrian.

"Iya."

"Tidak memilih bertahan dengannya?"

Aku menggelengkan kepala.

"Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan saya untuk berpisah. Anak-anak saya juga sudah besar, mereka memahami kondisi ini dan menghargai segala keputusan saya."

"Mbak Hanum masih tinggal bersama Pak Fahmi, kan?"

"Enggak. Saya dan anak-anak sudah keluar dari rumah itu."

"Hmm, pantas saja Dinda dan Pak Fahmi sekarang tambah dekat. Beberapa Minggu yang lalu, saya lihat motor Dinda keluar dari rumah, Pak Fahmi. Tentu saja saya tidak mencurigainya, karena saya pikir di rumah itu ada Mbak Hanum, jadi nggak mungkin berbuat macam-macam. Ternyata mereka malah merasa bebas." Adrian berkata dengan geram.

Aku kaget mendengar mendengar ucapan Adrian. Berarti Mas Fahmi dan Dinda bertemu di rumah kami yang dulu? Aku yakin pasti mereka melakukan zina, nggak mungkin hanya ngobrol saja. Sedangkan mereka hanya berdua di rumah itu. Sungguh-sungguh sanga
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Kedatangan Fahmi

    "Jangan bawa-bawa orang tuaku," teriak Dinda."Nggak usah berteriak seperti itu. Itu akan menandakan betapa rendahnya etikamu. O ya, apakah suamimu, Andrian, tahu kalau kamu berselingkuh?""Jangan sok tahu kamu. Memangnya kamu tahu siapa suamiku," cibir Dinda."Tahu, aku tahu semua tentang keluargamu. Orang tuamu dan mertuamu. Apa perlu foto-foto itu aku kirim ke keluargamu? Wah pasti akan menjadi menarik ya? Sebenarnya kamu itu cantik, masih muda, punya suami dan anak yang masih kecil, tapi sayang kelakuanmu minus. Kamu nggak kasihan dengan anakmu?" ejekku. Aku pun melanjutkan berbicara."Kemarin aku juga sudah ke inspektorat, memberikan kesaksian dan beberapa bukti. Jadi silahkan saja tunggu kehancuran kalian berdua. O ya, mungkin kamu belum tahu ya? Yang melaporkan kalian ke inspektorat itu adalah Andrian, suamimu tercinta. Kemungkinan kalian bisa dilaporkan ke polisi, dugaan perselingkuhan. Pasti asyik tuh kalau kalian berdua dipenjara. Kira-kira satu sel nggak ya? Terus kalau kal

    Last Updated : 2023-04-30
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Calon Mantan Istri

    Sayup-sayup aku mendengar suara Arya memanggilku."Ibu... Ibu…" Aku terbangun, ternyata aku tadi ketiduran. "Ibu… Ibu…." Aku segera beranjak dari tidurku dan menuju ke pintu depan.Alangkah terkejutnya aku, di depan pintu ada anak-anak dan ayahnya, yaitu Mas Fahmi. Adiva langsung masuk ke rumah dengan wajah cemberut, Arya masih bisa memperlihatkan wajah ramah. Arya dan Mas Fahmi masuk ke dalam rumah. Arya segera masuk ke kamarnya."Jadi dari tadi ada di rumah ya?" tanya Mas Fahmi dengan kesal."Memangnya Mas sudah dari tadi ya?" Aku pura-pura tidak tahu."Iya, sejam lebih aku nunggu diluar." Ia tampak sangat kesal, dengan wajah dan pakaian yang kusut."Maaf, aku ketiduran. Aku capek. Ada apa Mas kesini?" tanyaku dengan enggan."Memangnya nggak boleh kesini ya? Bertemu istri dan anak-anak.""Calon mantan istri."Mas Fahmi mendengus kasar mendengar ucapanku. Kemudian duduk di karpet."Iya, nggak perlu kamu sebutkan. Sepertinya sudah nggak sabar dengan status janda. Kamu sengaja menghin

    Last Updated : 2023-05-01
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Surat Panggilan

    Aku mengintip dari jendela, seorang laki-laki dengan pakaian yang rapi, tampak memegang sebuah amplop.Bismillah, akhirnya aku beranikan diri untuk membukanya. Semoga bukan orang jahat."Waalaikumsalam," jawabku sambil membuka pintu. Kemudian aku tersenyum pada laki-laki itu."Ada apa ya, Pak?" tanyaku dengan sopan."Maaf, apa benar ini rumah Bu Hanum?" tanya laki-laki itu."Iya benar. Saya Hanum.""Alhamdulillah, bisa bertemu langsung dengan Ibu Hanum. Saya Irawan dari pengadilan agama. Saya ditugaskan mengantar surat panggilan untuk Ibu Hanum. Diharapkan satu Minggu lagi Ibu ke pengadilan agama. Silahkan Ibu tanda tangan disini ya?" kata laki-laki bernama Irawan itu, sambil menyodorkan semacam buku ekspedisi."Oh, begitu ya, Pak. Saya datang sendiri atau bagaimana? Apa yang harus saya persiapkan? Maklum Pak, saya belum paham.""Maaf, Bu, untuk kasus Ibu, nanti akan diadakan mediasi dulu. Kalau mediasi tidak berhasil baru dilaksanakan sidang.""Oke, Pak. Terima kasih untuk informasin

    Last Updated : 2023-05-02
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Mediasi

    "Suatu saat Arya dan Adiva akan mempunyai keluarga dan tentunya tinggal Ayah dan Ibu yang hanya berdua saja. Arya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Mungkin Ibu akan tetap bersama dengan Ayah karena keterpaksaan, demi keinginan Arya dan Adiva. Dan Arya yakin, Ibu akan tetap berusaha untuk terlihat bahagia demi kami. Padahal hati Ibu akan semakin tersiksa. Hidup bersama dengan orang yang sudah dua kali mengkhianati Ibu."Arya menghela nafas panjang. Aku dari tadi menatap Arya yang berbicara. Betapa ia sudah sangat dewasa sekarang. Entah darimana ia bisa mendapatkan kata-kata itu. Kata-kata yang sangat menyentuh perasaanku."Arya tidak mau, nanti akan menjadi penyesalan seumur hidup, kalau Arya memaksa Ibu untuk tetap bersama dengan Ayah. Belum lagi Yang Ti yang akhir-akhir ini tidak menyukai Ibu. Selalu mencari kesalahan Ibu. Setelah beberapa bulan kita tinggal disini, Arya menjadi yakin, kalau Ibu ternyata bisa bahagia tanpa Ayah. Kita juga sudah terbiasa hidup tanpa

    Last Updated : 2023-05-03
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Bertemu Ray

    "Semua kenangan indah dan menyedihkan, tentu suatu saat akan anda ceritakan pada anak cucu, bukan? Ya tentu saja supaya anak cucu tahu, bagaimana perjuangan Pak Fahmi dan Bu Hanum dalam membina rumah tangga. Apakah rumah tangga ini tidak bisa diperbaiki dan dipertahankan?" tanya Pak Akbar."Maaf, Pak. Saya sudah mantap untuk berpisah," jawabku dengan tegas dengan mata masih berkaca-kaca."Disini tertulis karena sudah tidak ada kecocokan. Maksudnya yang seperti apa ya? Saya rasa kalau hanya ketidakcocokan, pasti bisa diperbaiki. Seperti yang saya bilang tadi, saling menerima kekurangan dan kelebihan.""Saya tidak tahu kalau alasan perceraiannya yang tertulis seperti itu," kataku pelan."Tapi Ibu tahu kan kalau Ibu digugat cerai oleh Pak Fahmi?""Istri saya yang menyuruh saya menggugat dan mengurus perceraian ini. Karena status saya sebagai PNS, istri saya tidak mau repot-repot mengurus proses perceraian. Sebenarnya saya tidak mau bercerai, karena anak-anak yang sudah besar. Pasti butuh

    Last Updated : 2023-05-04
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Bersama Ray

    Mobil berbelok ke arah sebuah rumah makan, aku langsung menoleh padanya."Ngapain kesini?" tanyaku."Ngisi BBM."Aku mengernyitkan dahi. Mobil pun berhenti di tempat parkir."Namanya ke rumah makan, tentu saja untuk makan. Ngisi BBM untuk perut, biar semakin kuat. Kuat menghadapi kenyataan hidup yang tidak sesuai harapan." Ray berkata dengan ekspresi datar. "Maksudnya?"Ray tidak menjawab pertanyaanku."Ayo turun," ajaknya."Aku nggak mau turun, di mobil saja.""Kamu nggak lapar?"Aku menggelengkan kepala. Tiba-tiba perutku berbunyi, mukaku langsung memanas, mungkin tampak merah karena malu. Ray pun tersenyum."Lain di bibir lain di hati kan? Ayolah, nanti kamu pingsan," bujuk Ray."Biarin." "Atau memang kamu ingin pingsan, biar nanti aku gendong kamu?"Aku mendelik pada Ray yang tampak tersenyum."Aku nggak mau nanti menimbulkan fitnah. Apa kata orang nanti, perempuan bersuami asyik makan berdua dengan laki-laki beristri." Aku berkata dengan hati-hati, takut ia tersinggung."Memang

    Last Updated : 2023-05-05
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Jauhi Dia

    "Hanum, aku belum selesai berbicara," teriak Dinda.Aku tidak memperdulikan mereka, tetap berjalan bersama Ray menuju ke mobil. Aku baru tersadar, ternyata tanganku masih bergandengan dengan tangan Ray. Aku pun melepaskan tanganku, kebetulan juga sudah ada di dekat mobil Ray. Ray membukakan pintu mobil dan mempersilahkan aku masuk. Kemudian menutup pintu, dan berjalan menuju ke samping.Aku hanya terdiam mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Kesal sekali rasanya."Kalau mau menangis, menangis saja. Nggak usah ditahan," kata Ray."Air mataku terlalu berharga untuk menangisi mereka.""Sip! Buktikan kalau kamu bisa bahagia walaupun berpisah dengan Fahmi. Jangan pernah meladeni perempuan itu. Bukan levelmu. Kamu harus terlihat anggun dan elegan di depan mereka. Pasti suatu saat Fahmi akan menyesal telah melepaskanmu."Aku kaget, bagaimana ia tahu nama suamiku?"Nggak usah kaget gitu. Aku kan sudah bilang kalau aku tahu semua tentangmu.""Pasti Opik yang bercerita.""Bukan.""Untuk a

    Last Updated : 2023-05-06
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Rukun Sampai Tua

    "Kenapa kaget seperti itu? Kamu nggak mau menjauhinya?""Hanum nggak tahu, Mas.""Kalau kamu tidak mau menjauhinya, kamu harus bisa menerima semua konsekuensinya. Kamu sendiri bilang kalau kamu tidak suka dengan anaknya yang angkuh. Dia cerai hidup atau cerai mati?""Hanum nggak tahu apa-apa tentang Ray. Hanum hanya beberapa kali bertemu dengannya dan sekali bertemu dengan anaknya.""Kalau ia duda cerai, kamu harus bersiap jika mantan istrinya selalu berhubungan dengan Ray karena alasan anak. Apalagi kamu nggak tahu apa alasan perceraian mereka.""Entahlah Mas, Hanum belum memikirkan ke arah situ. Mau fokus dulu dengan perceraian.""Kalau mau fokus dengan perceraian, kamu harus menjaga jarak dengan Ray. Mas nggak mau kamu terluka lagi, Num. Apalagi levelnya tinggi, Mas takut kalau kamu nanti hanya dipermainkan saja oleh Ray. Dia seorang dokter, tampan, kaya, siapa sih perempuan yang tidak tertarik dengannya. Mudah baginya mendapatkan perempuan cantik, muda dan masih gadis."Aku terdia

    Last Updated : 2023-05-07

Latest chapter

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Baby Boy (Ending)

    Kondisi kesehatan Mbak Hani sudah mulai membaik, Mbak Hani juga sangat menerapkan gaya hidup yang sehat. Tentu saja kami semua bahagia mendengarnya. Mbak Hani juga memiliki semangat yang tinggi untuk sehat. Ia ingin menjadi Mama yang baik untuk Nadya.Arya dan Nadya juga sudah mulai kuliah di kampus yang sama tapi beda fakultas. Aku meminta Arya untuk menjaga Nadya. Ternyata benar dugaan Mbak Hani, Mas Kevin tidak mau membiayai Nadya kuliah. Dengan berbagai macam alasan. Untung saja Mbak Hani sudah menyiapkan semuanya.Untuk Arya, aku juga patut bersyukur. Mas Fahmi membantu biaya masuk kuliah. Arya juga bercerita kalau Yang Kung beberapa kali mentransfer uang untuk biaya hidup bulanan. Padahal kalau mereka tidak mau membantu biaya kuliah, Mas Ray juga sudah menyiapkannya. Hubungan kami dengan keluarga Mas Fahmi juga sangat baik. Beberapa kali aku mengajak Mas Ray ke rumah orang tua Mas Fahmi. Alhamdulillah mereka menerima kami dengan baik.Kehamilanku sendiri sudah memasuki bulan ke

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Masih Sayang

    "Mas, ada fans berat tuh," kataku pada Mas Ray."Boleh Mas samperin dia?""Boleh, siapa takut." Kami pun berjalan menuju ke arah dokter Vanya yang sedang berbincang dengan dokter Ismail dan seseorang."Gandengan terus," ledek seseorang yg tidak aku kenal."Iya, dong. Truk aja gandengan, masa kita enggak." Mas Ray berkata sambil tertawa. Dokter Ismail dan orang itu tertawa, sedangkan dokter Vanya hanya terdiam saja."Selamat ya Ray, bentar lagi punya bayi?" kata dokter Ismail. "Terimakasih dokter.""Cepet bener hamilnya, jangan-jangan sudah…." Dokter Vanya menggantung ucapannya."Hush nggak boleh ngomong gitu," potong dokter Ismail."Biarlah dokter, hanya kami berdua dan Allah yang tahu. Kami menikah sudah tiga bulan dan istri saya hamil dua bulan." Mas Ray menjelaskan.Kami pun berpamitan pada dokter Ismail.Sampai dirumah sudah ada Mama sama Papa yang duduk di ruang keluarga. Adiva sedang menghidangkan minuman."Diminum Opa, Oma," kata Adiva."Terima kasih ya sayang," jawab Mama.

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Hamil

    "Baru saja Hani mau manggil Bapak dan Ibu, nggak tahunya sudah keluar," kata Mbak Hani."Anak-anak kemana, Mbak?" tanyaku pada Mbak Hani."Tadi katanya mau keluar sebentar, entah kemana.""Naik apa?" tanyaku lagi."Jalan kaki."Kami semua berkumpul di ruang keluarga. Menikmati makanan buatan Mbak Hani dan bercerita tentang berbagai hal."Hani, kamu semangat ya, ikuti semua anjuran dokter. Ibu akan selalu mendukungmu," kata Ibu dengan tersenyum."Iya, Bu. Hani senang melihat Ibu bisa tersenyum lagi. Tadi Hani sempat merasa kalau Hani yang membuat Ibu bersedih. Senyum Ibu membuat Hani menjadi bersemangat." Mbak Hani menimpali."Kami semua disini mendukungmu. Selain berusaha jangan lupa juga berdoa dengan yang di atas. Semua terjadi karena izin dari Allah," kata Bapak."Iya, Pak. Hani terharu. Terima kasih untuk semua doa dan dukungannya. Hani sangat semangat untuk sembuh, demi Nadya, keluarga kita dan tentu saja demi Hani sendiri," kata Mbak Hani."Mbak, kami semua ada untuk Mbak Hani,"

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Memberi Dukungan

    Ceklek! Pintu pun dibuka."Ada apa Pa?" tanya Lea. Adiva pun memegang tanganku.Aku nggak tahu apa yang diucapkan Mas Ray pada anak-anak. Aku tidak bisa fokus. Aku tetap menangis, tiba-tiba pandanganku menjadi gelap. Yang kuingat hanyalah suara Adiva memanggilku."Ibu," panggil Adiva, ketika aku membuka mata. Mas Ray dan anak-anak ada di dekatku. Aku masih mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi. Aku pun menangis ketika mampu mengingat lagi apa yang terjadi."Ayo ke rumah Bapak," ajakku pada Mas Ray.Mas Ray menggelengkan kepalanya. Aku mencoba beranjak dari tidurku, tapi kepalaku sangat sakit. "Kenapa, Bu?" tanya Arya."Pusing.""Aku mau ke rumah Bapak. Arya, antar Ibu ke rumah Akung," kataku dengan kesal karena Mas Ray tidak menuruti permintaanku.Kulihat Arya seperti kebingungan, mungkin dia ingin mengantarku, tapi takut pada Mas Ray.Mas Ray menatap tajam padaku, aku segera memalingkan wajahku. "Sayang, lihat Mas."Aku masih kesal dengannya."Lihatlah Ibu kalian kalau mer

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Butuh Waktu

    Aku mengajak Mbak Hani ke kamar Ibu untuk melihat kondisi Ibu. Kulihat Mas Ray baru saja selesai memeriksa tekanan darah Ibu. "Bagaimana Ibu, Mas?" tanyaku pada Mas Ray."Ibu hanya shock saja, semua butuh proses. Sepertinya Ibu belum bisa menerima sebuah kenyataan. Tekanan darah agak naik sedikit. Apa Ibu punya penyakit hipertensi?" tanya Mas Ray."Enggak ada," jawab Bapak."Kita tunggu sebentar lagi, mudah-mudahan segera siuman," kata Mas Ray. Aku dan Mbak Hani duduk di tepi tempat tidur."Maafkan Hani, Bu." Mbak Hani masih saja menangis."Semua bukan salahmu, Hani? Ibu hanya butuh waktu untuk menerima semua ini," kata Bapak membesarkan hati Mbak Hani.Kami semua hanya terdiam, tak berapa lama Ibu membuka matanya. Ibu tampak bingung melihat kami semua disini."Apa aku sudah mati? Kenapa semuanya berkumpul disini?" tanya Ibu."Ibu masih hidup, dan harus tetap sehat, karena Bapak masih sangat membutuhkan Ibu." Bapak menjawab sambil tersenyum."Apa yang terjadi?" tanya Ibu."Ibu hanya

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Survivor Kanker

    Bapak dan Ibu sangat terkejut mendengar kata-kata Mbak Hani. Kemudian Ibu menangis lagi. Suasana menjadi penuh haru. Hanya Bapak yang tidak menangis, tapi aku yakin kalau Bapak menahan air matanya supaya tidak jatuh. "Pernah? Berarti sekarang sudah sembuh?" tanya Ibu lagi, masih dengan air mata yang mengalir di pipinya."Sudah operasi pengangkatan, Bu. Hani survivor kanker." Mbak Hani berkata sambil meneteskan air mata.Ibu semakin keras menangisnya."Oalah Hani, kenapa kamu nggak cerita sama Bapak dan Ibu? Pak, lihatlah anak kita, menderita seorang diri. Orang tua macam apa kita, membiarkan anak sakit dan kita tidak mendampinginya." Ibu berkata sambil menangis. Aku jadi ikut menangis. Mbak Hani mendekati Ibu dan memeluknya. Mbak Hani memegang tangan Ibu dan menariknya untuk ditempelkan ke bagian dada Mbak Hani yang sebelah kiri. Ibu tampak terkejut. "Ini yang dioperasi?" tanya Ibu.Mbak Hani mengangguk pelan."Maafkan Hani, Bu. Hani hanya tidak mau merepotkan Ibu, makanya Hani mel

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Tidak Mau Membebani

    "Nggak ada, kok, Num. Memangnya ada apa?" kilah Mbak Hani."Mbak, nggak usah bohong. Aku sudah tahu semuanya. Aku kan pernah nanya sama Mbak Hani, apa Mbak Hani sakit. Tapi jawaban Mbak Hani, nggak apa-apa, hanya kurang tidur saja. Apa Mbak Hani mau cerita padaku, apa yang terjadi sebenarnya?"Mbak Hani hanya diam saja."Mbak aku sering memperhatikan Mbak Hani. Aku merasa ada yang lain dari Mbak Hani. Kulihat Mbak Hani badannya menyusut dan terlihat tidak bercahaya. Mbak, aku sayang sama Mbak Hani, tidak mau terjadi apa-apa pada Mbak Hani. Karena itu aku mencari informasi tentang Mbak Hani. Apa Bapak dan Ibu tahu? Mas Hanif, tahu juga?"Mbak Hani menghela nafas panjang."Nggak ada yang tahu, Num. Aku nggak mau membebani mereka.""Bukannya membebani, Mbak. Tapi kalau mereka tahu mereka akan merasa dibutuhkan, bisa untuk saling bertukar pikiran. Aku yakin, mereka pasti akan kesal kalau sampai tahu dari orang lain.""Aku bingung mau memulai dari mana untuk menjelaskan pada mereka." "Bic

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Menemui Mbak Hani

    Aku menoleh ke arah datangnya suara, ternyata Mas Fahmi bersama Dinda dan anak mereka. Aku tersenyum."Mas Fahmi," sapaku sambil tersenyum ke arahnya. Dinda diam, tampak wajah yang tidak bersahabat. Memandangku tak berkedip."Apa kabar Hanum," kata Mas Fahmi."Kabar baik. Kenalin Mas ini suamiku," kataku pada Mas Fahmi."O ya. Fahmi, ini Dinda." Mas Fahmi memperkenalkan istrinya."Ray." Mas Ray mengulurkan tangannya."Kami duluan ya, Mas?" pamitku."Oh iya." Mas Fahmi menjawab dengan gugup.Aku dan Mas Ray pun masuk ke dalam mobil. Mobil melaju meninggalkan rumah makan."Kok diam saja?" tanya Mas Ray. Kamu memang hanya terdiam sepanjang perjalanan pulang. Pikiranku terasa buntu, banyak sekali yang aku pikirkan."Terus harus ngapain?" "Ngobrol kek, atau apa.""Mas yang ngomong, nanti aku dengar," kataku.Mas Ray hanya diam, kebetulan juga sudah sampai rumah. Aku turun dari mobil, kemudian membuka pintu pagar dan membuka pintu rumah. Meletakkan makanan yang tadi aku beli di meja makan.

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Pernah Membencinya

    Dokter Fajar menarik nafas panjang dan kemudian berkata padaku."Begini Mbak Hanum, Ibu Hanifah Zahira menderita penyakit hipertiroidisme.""Penyakit apa itu dokter?" tanyaku, karena memang aku kurang paham. Lebih baik aku bertanya daripada sok tahu."Penyakit hipertiroidisme adalah gangguan yang terjadi saat kadar hormon tiroksin dalam tubuh terlalu tinggi. Hormon tiroksin yang diproduksi oleh kelenjar tiroid ini memiliki peran penting dalam proses metabolisme tubuh. Jika kadarnya berlebihan, maka proses metabolisme pun akan terganggu. Penderita hipertiroidisme dapat mengalami gejala berupa: tremor,turunnya berat badan, mudah berkeringat,gangguan tidur, gugup, cemas, dan mudah tersinggung, jantung berdebar.""Yang saya tahu Mbak Hani itu berat badannya turun dan mengalami gangguan tidur." Aku berkata dengan pelan."Iya, Ibu Hanifah mengalami yang Mbak Hanum sebutkan tadi." Dokter Fajar menambahi."Apa penyakit ini bisa sembuh?" tanyaku lagi."Bisa, pengobatan rutin selama enam bula

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status