Share

Bersama Ray

Mobil berbelok ke arah sebuah rumah makan, aku langsung menoleh padanya.

"Ngapain kesini?" tanyaku.

"Ngisi BBM."

Aku mengernyitkan dahi. Mobil pun berhenti di tempat parkir.

"Namanya ke rumah makan, tentu saja untuk makan. Ngisi BBM untuk perut, biar semakin kuat. Kuat menghadapi kenyataan hidup yang tidak sesuai harapan." Ray berkata dengan ekspresi datar.

"Maksudnya?"

Ray tidak menjawab pertanyaanku.

"Ayo turun," ajaknya.

"Aku nggak mau turun, di mobil saja."

"Kamu nggak lapar?"

Aku menggelengkan kepala. Tiba-tiba perutku berbunyi, mukaku langsung memanas, mungkin tampak merah karena malu. Ray pun tersenyum.

"Lain di bibir lain di hati kan? Ayolah, nanti kamu pingsan," bujuk Ray.

"Biarin."

"Atau memang kamu ingin pingsan, biar nanti aku gendong kamu?"

Aku mendelik pada Ray yang tampak tersenyum.

"Aku nggak mau nanti menimbulkan fitnah. Apa kata orang nanti, perempuan bersuami asyik makan berdua dengan laki-laki beristri." Aku berkata dengan hati-hati, takut ia tersinggung.

"Memang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
keren. semoga Hanum dg dr rey
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status