Diam-diam hati Shayla merasakan seperti ada banyak kupu-kupu di perutnya karena mengira kalau Ryuga begitu mempedulikannya. Ryuga bisa saja langsung pulang setelah urusannya selesai bukan malah kembali ke kampus untuk menjemputnya. Hati Shayla jadi berbunga-bunga. “Mau makan dulu enggak?” Ryuga menawarkan, agar mereka bisa bertemu lebih lama. “Boleh.” Jawaban Shayla itu lah yang diinginkan Ryuga. Lalu hening. Keduanya bingung mencari topik pembicaraan. Di antara hening yang canggung, ponsel Ryuga yang tergantung pada phone holder di dashboard berdering. Nama Mama muncul di layarnya dan masih bisa dilihat oleh Shayla. Shayla melirik Ryuga yang ekspresi wajahnya mengeras, dia terlihat enggan menjawab panggilan tersebut Dengan sering Shayla melirik Ryuga. Hingga pada panggilan ketiga—itu pun karena Ryuga khawatir
Weekend kali ini rumah Abraham terasa ramai dan hangat karena kehadiran dua perempuan cantik penghuni baru.Abraham senang sekali apalagi Ryuga.Mommy dibantu asisten rumah tangga merapihkan pakaiannya ke walk in closet tapi tidak dengan Shayla yang harus merapihkan pakaiannya sendiri.Semua pakaian sudah rapih masuk ke dalam lemari, tinggal buku-buku novel koleksi Shayla yang harus di tata rapih di rak buku.Shayla tersenyum menatap rak buku yang tergantung di dinding.Pasti mommy memberitahu om Abraham agar membuat rak buku di kamarnya karena Shayla mengoleksi banyak novel.Setidaknya om Abraham tahu apa hobby Shayla meskipun ayah kandungnya sendiri tidak mengetahui apapun tentang Shayla.Di hari ulang tahun Shayla yang ke tujuh belas kemarin, daddy memberikan kado yang dikirim langsung dari Inggris.Shayla senang sekali, tapi saat membuka kado tersebut Shayla kecewa karena daddy membelikan boneka Barbie dan Ken beserta rumah pantainya. Daddy masih berpikir kalau Shayla berusia lim
Ryuga selalu berusaha ingin membuatnya terkesan dan bangga.Nilai Ryuga di kampus tidak jelek meski tidak unggul juga, Ryuga berhasil menamatkan S1-nya tepat waktu dan S2-nya pun sampai detik ini tidak ada kendala.Sikapnya pun jadi terkendali, tidak seperti anak broken home kebanyakan yang memiliki kelakuan menyimpang.Bila Marie begitu mempercayai Ryuga, tapi tidak dengan Shayla yang hatinya ketar-ketik setiap kali hanya berdua saja dengan cowok itu.Seperti saat ini, Shayla mendekam di kamarnya memilih membaca novel.Tapi lama-lama Shayla merasa lapar, dia memang belum makan malam.Akhirnya Shayla memutuskan keluar dari kamar sembari membawa novelnya.Suasana sepi menyambutnya di lantai satu, dia menoleh ke arah halaman samping rumah di mana mobil-mobil terparkir dan mendapati mobil Ryuga ada di sana.Berarti pria itu ada di rumah, tapi kenapa rumah terasa sepi seperti hanya dia sendirian di rumah ini?“Mungkin kak Ryu lagi bobo siang yang kebablasan sampai malam,” gumam Shayla sem
“Baru selesai.” Ryuga membuka headset di kepalanya.“Kamu baru selesai makan?” Papa bertanya.“Heu?” Ryuga melongo bingung, masih belum mengerti ke mana arah pertanyaan Papa.“Itu ada teman nasi terbuka di atas meja.” Papa menjelaskan.“Oh … berarti si Shayla beneran nawarin makan … kirain sengaja datang nawarin diri buat di makan?” Ryuga membatin.“Ini … novel siapa?” Om Abraham mengangkat novel Shayla dari atas meja membuat Ryuga menelan saliva.“Novel ceweknya Ryu, Pa … kemarin kemasukin ke tas Ryu, besok di kembaliin.” Ryuga terpaksa berdusta karena khawatir papa akan berpikir negatif bila mengetahui tadi Shayla masuk ke dalam kamarnya.“Kamu masih pacaran sama Adelia-Adelia itu? Kenapa enggak fokus belajar aja sih? Setelah kamu bisa memimpin salah satu perusahaan Papa, kamu bisa pilih cewek manapun yang kamu mau.” Papa berujar tegas.“Iya Pa.” Ryuga menyahut cepat.“Terus itu kalau abis makan beresin lagi, jangan berantakan gitu … sekarang bukan hanya kita yang ada di rumah tapi
“Lo bohongin gue, bohongin Kabir, bohongin semua teman-teman lo! Lo enggak pergi ke kantor bokap lo, gue sama Kabir tadi liat mobil lo keluar dari kampus dan ada cewek di samping lo, jadi selama ini lo selingkuh, itu kenapa lo susah dihubungi, lo males ketemu gue … iya, kan?” Adelia berteriak penuh emosi dari ujung panggilan sana.“Del … gue balik lagi tadi ke kampus disuruh bokap jemput adik tiri gue karena supir dipake nyokap tiri gue … cewek itu adik tiri gue.” Terpaksa Ryuga memberitahu yang sesungguhnya tentang Shayla.Ada hening tercipta selama beberapa saat mungkin Adelia bingung harus berkata apa.Antara malu karena salah menuduh dan juga curiga kalau mungkin Ryuga menyukai adik tirinya.“Del …,” panggil Ryuga dengan suara pelan namun penuh penekanan.“Udah marah-marahnya? Gue capek!” Sekarang nada suara Ryuga terdengar sinis.“Jadi sekarang lo capek ngomong sama gue? Lo capek ketemu gue?” Adelia masih nyolot.“Semua Del, gue capek harus membuat bokap gue bangga sama gue, gue
“Pa, Ryu ada janji ketemu dosen … Ryu pergi duluan ya.” “Loh, Shayla gimana?” Papa menunjuk Shayla meminta solusi dari Ryuga.Shayla mendongak dari piring yang ditekuninya.Menatap Ryuga dan om Abraham bergantian.“Enggak apa-apa, Shayla diantar sama aku nanti.” Mommy menyelamatkan Ryuga.“Kamu pergi aja … hati-hati ya,” ujar mommy kemudian.“Makasih Tante …,” ucap Ryuga tulus.“Pa, Ryu pergi.” Ryuga pamit lalu pergi tanpa sekalipun menatap wajah Shayla.Shayla menunduk, melipat bibirnya ke dalam.Rasa kesemutan setelah Ryuga cium tadi malam masih terasa.Tapi kenapa Ryuga bersikap dingin?Apa salah Shayla?Shayla tidak salah apa-apa, justru Ryuga merasa bersalah karena telah mendapatkan ciuman pertama Shayla di saat dirinya masih berstatus kekasih orang.Ryuga juga sengaja pergi pagi sekali karena harus menjemput Adelia dan tidak mungkin dia membawa Shayla.Pokoknya jangan sampai Shayla tahu kalau dia memiliki kekasih.Ryuga akan memutuskan hubungan secepatnya dengan Adelia.Jalanan
Shayla Amaradhiva, gadis sembilan belas tahun yang sedang menempuh pendidikan S1 di sebuah Universitas swasta terbaik di Jakarta tiba-tiba terkejut saat mommy memberitahunya kalau beliau mencintai seorang pria dan akan menikah.Selama ini Shayla hidup berdua dengan sang mommy dan sangat bahagia karena mereka layaknya bestie.Daddy-nya Shayla dulunya adalah Atase Perdagangan di Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia.Konon katanya, mommy dan daddy bertemu di sebuah acara yang diadakan oleh pemerintah sewaktu mommy masih magang di sebuah kantor Kejaksaan.Mereka jatuh cinta pada pandangan pertama lalu menikah dan lahirlah bayi mungil cantik yang wajahnya lebih mirip Daddy dan diberi nama Shayla Amaradhiva.Selesai masa jabatan daddy di Indonesia, beliau bermaksud memboyong mommy dan Shayla ke Inggris karena daddy akan melanjutkan karir Politiknya di sana.Namun saat itu mommy yang sedang melanjutkan kuliah lagi dan meniti karir di suatu kantor konsultan hukum terbaik di Negara tercinta
Tidak lama driver yang mengemudikan mobil mewah mommy memberhentikan kendaraan roda empat itu tepat di depan pintu sebuah loby hotel.Di bagian rooftop-nya memang ada sebuah restoran dan lounge yang khusus untuk para kaum jetset yang setiap menunya dibandrol dengan harga fantastis.Ibu dan anak itu turun dari dalam mobil dan saling bergandengan tangan melintasi loby menuju area lift.“Om Abraham sama anaknya udah sampai.” Mommy bergumam memberitahu Shayla lantas memasukan ponselnya ke dalam tas.Shayla tidak menanggapi, dia diam saja.Ting …Pintu lift terbuka, kedua wanita cantik beda generasi itu kembali melangkah.“Selamat malam! Sudah pesan meja, Bu?” Seorang wanita yang berjaga di depan area pintu masuk resto bertanya.“Abraham Bimasena.” Mommy menyebutkan nama kekasihnya.“Oh, Silahkan lewat sini.” Wanita itu menuntun mommy yang melangkah di belakangnya diikuti Shayla.“Silahkan,” kata wanita itu.“Sayang.” Suara manja mommy terdengar menyapa.Shayla sampai syok karena baru seka
“Pa, Ryu ada janji ketemu dosen … Ryu pergi duluan ya.” “Loh, Shayla gimana?” Papa menunjuk Shayla meminta solusi dari Ryuga.Shayla mendongak dari piring yang ditekuninya.Menatap Ryuga dan om Abraham bergantian.“Enggak apa-apa, Shayla diantar sama aku nanti.” Mommy menyelamatkan Ryuga.“Kamu pergi aja … hati-hati ya,” ujar mommy kemudian.“Makasih Tante …,” ucap Ryuga tulus.“Pa, Ryu pergi.” Ryuga pamit lalu pergi tanpa sekalipun menatap wajah Shayla.Shayla menunduk, melipat bibirnya ke dalam.Rasa kesemutan setelah Ryuga cium tadi malam masih terasa.Tapi kenapa Ryuga bersikap dingin?Apa salah Shayla?Shayla tidak salah apa-apa, justru Ryuga merasa bersalah karena telah mendapatkan ciuman pertama Shayla di saat dirinya masih berstatus kekasih orang.Ryuga juga sengaja pergi pagi sekali karena harus menjemput Adelia dan tidak mungkin dia membawa Shayla.Pokoknya jangan sampai Shayla tahu kalau dia memiliki kekasih.Ryuga akan memutuskan hubungan secepatnya dengan Adelia.Jalanan
“Lo bohongin gue, bohongin Kabir, bohongin semua teman-teman lo! Lo enggak pergi ke kantor bokap lo, gue sama Kabir tadi liat mobil lo keluar dari kampus dan ada cewek di samping lo, jadi selama ini lo selingkuh, itu kenapa lo susah dihubungi, lo males ketemu gue … iya, kan?” Adelia berteriak penuh emosi dari ujung panggilan sana.“Del … gue balik lagi tadi ke kampus disuruh bokap jemput adik tiri gue karena supir dipake nyokap tiri gue … cewek itu adik tiri gue.” Terpaksa Ryuga memberitahu yang sesungguhnya tentang Shayla.Ada hening tercipta selama beberapa saat mungkin Adelia bingung harus berkata apa.Antara malu karena salah menuduh dan juga curiga kalau mungkin Ryuga menyukai adik tirinya.“Del …,” panggil Ryuga dengan suara pelan namun penuh penekanan.“Udah marah-marahnya? Gue capek!” Sekarang nada suara Ryuga terdengar sinis.“Jadi sekarang lo capek ngomong sama gue? Lo capek ketemu gue?” Adelia masih nyolot.“Semua Del, gue capek harus membuat bokap gue bangga sama gue, gue
“Baru selesai.” Ryuga membuka headset di kepalanya.“Kamu baru selesai makan?” Papa bertanya.“Heu?” Ryuga melongo bingung, masih belum mengerti ke mana arah pertanyaan Papa.“Itu ada teman nasi terbuka di atas meja.” Papa menjelaskan.“Oh … berarti si Shayla beneran nawarin makan … kirain sengaja datang nawarin diri buat di makan?” Ryuga membatin.“Ini … novel siapa?” Om Abraham mengangkat novel Shayla dari atas meja membuat Ryuga menelan saliva.“Novel ceweknya Ryu, Pa … kemarin kemasukin ke tas Ryu, besok di kembaliin.” Ryuga terpaksa berdusta karena khawatir papa akan berpikir negatif bila mengetahui tadi Shayla masuk ke dalam kamarnya.“Kamu masih pacaran sama Adelia-Adelia itu? Kenapa enggak fokus belajar aja sih? Setelah kamu bisa memimpin salah satu perusahaan Papa, kamu bisa pilih cewek manapun yang kamu mau.” Papa berujar tegas.“Iya Pa.” Ryuga menyahut cepat.“Terus itu kalau abis makan beresin lagi, jangan berantakan gitu … sekarang bukan hanya kita yang ada di rumah tapi
Ryuga selalu berusaha ingin membuatnya terkesan dan bangga.Nilai Ryuga di kampus tidak jelek meski tidak unggul juga, Ryuga berhasil menamatkan S1-nya tepat waktu dan S2-nya pun sampai detik ini tidak ada kendala.Sikapnya pun jadi terkendali, tidak seperti anak broken home kebanyakan yang memiliki kelakuan menyimpang.Bila Marie begitu mempercayai Ryuga, tapi tidak dengan Shayla yang hatinya ketar-ketik setiap kali hanya berdua saja dengan cowok itu.Seperti saat ini, Shayla mendekam di kamarnya memilih membaca novel.Tapi lama-lama Shayla merasa lapar, dia memang belum makan malam.Akhirnya Shayla memutuskan keluar dari kamar sembari membawa novelnya.Suasana sepi menyambutnya di lantai satu, dia menoleh ke arah halaman samping rumah di mana mobil-mobil terparkir dan mendapati mobil Ryuga ada di sana.Berarti pria itu ada di rumah, tapi kenapa rumah terasa sepi seperti hanya dia sendirian di rumah ini?“Mungkin kak Ryu lagi bobo siang yang kebablasan sampai malam,” gumam Shayla sem
Weekend kali ini rumah Abraham terasa ramai dan hangat karena kehadiran dua perempuan cantik penghuni baru.Abraham senang sekali apalagi Ryuga.Mommy dibantu asisten rumah tangga merapihkan pakaiannya ke walk in closet tapi tidak dengan Shayla yang harus merapihkan pakaiannya sendiri.Semua pakaian sudah rapih masuk ke dalam lemari, tinggal buku-buku novel koleksi Shayla yang harus di tata rapih di rak buku.Shayla tersenyum menatap rak buku yang tergantung di dinding.Pasti mommy memberitahu om Abraham agar membuat rak buku di kamarnya karena Shayla mengoleksi banyak novel.Setidaknya om Abraham tahu apa hobby Shayla meskipun ayah kandungnya sendiri tidak mengetahui apapun tentang Shayla.Di hari ulang tahun Shayla yang ke tujuh belas kemarin, daddy memberikan kado yang dikirim langsung dari Inggris.Shayla senang sekali, tapi saat membuka kado tersebut Shayla kecewa karena daddy membelikan boneka Barbie dan Ken beserta rumah pantainya. Daddy masih berpikir kalau Shayla berusia lim
Diam-diam hati Shayla merasakan seperti ada banyak kupu-kupu di perutnya karena mengira kalau Ryuga begitu mempedulikannya. Ryuga bisa saja langsung pulang setelah urusannya selesai bukan malah kembali ke kampus untuk menjemputnya. Hati Shayla jadi berbunga-bunga. “Mau makan dulu enggak?” Ryuga menawarkan, agar mereka bisa bertemu lebih lama. “Boleh.” Jawaban Shayla itu lah yang diinginkan Ryuga. Lalu hening. Keduanya bingung mencari topik pembicaraan. Di antara hening yang canggung, ponsel Ryuga yang tergantung pada phone holder di dashboard berdering. Nama Mama muncul di layarnya dan masih bisa dilihat oleh Shayla. Shayla melirik Ryuga yang ekspresi wajahnya mengeras, dia terlihat enggan menjawab panggilan tersebut Dengan sering Shayla melirik Ryuga. Hingga pada panggilan ketiga—itu pun karena Ryuga khawatir
“Sel … Sel … kakak tiri lo tuh.” Dagu Dewi mengendik ke arah pintu kantin.Shayla menoleh ke belakang dan mendapati sosok pria tampan sealam dunia versi dirinya berdiri di depan pintu kantin.Mata Ryuga mengedar ke sepenjuru kantin dan berhenti saat menemukan Shayla, bibir cowok itu lantas tersenyum dengan binar di mata seraya mengayun langkah mendekati Shayla.Dari sana, Dewi yakin kalau Ryuga memang menyukai Shayla dalam artian asmara karena Ryuga bukan tipe cowok yang murah senyum.Ryuga duduk di samping Shayla yang sudah mengalihkan tatap pura-pura memandang ke arah lain. “Hai,” sapa Ryuga sembari merangkul pundak Shayla.Kali ini Shayla tidak meronta karena kata Dewi barusan, sikapnya yang tidak santai itu justru memperlihatkan sekali kalau dia naksir Ryuga.“Hai,” sahut Shayla kemudian menyesap melalui sedotan—minumannya yang baru saja datang. “Hai, Wi.” Ryuga menyapa Dewi.“Hak, Kak.” Dewi melirik Shayla yang matanya mengerjap cepat.Shayla memang selalu salah tingkah kalau
Mata kuliah Sejarah Hubungan Internasional selalu menjadi yang paling membosankan tapi tidak hari ini karena dosennya tidak hadir hanya memberikan tugas.Ada sepuluh soal yang harus dijawab tapi jaman sudah canggih, tinggal bertanya pada Google dan jawaban tinggal disalin ke kertas.Dosen yang satu ini masih oldschool, mewajibkan setiap mahasiswanya mengumpulkan tugas di kertas.Dan baru setengah dari jam mata kuliah berlangsung, hampir seluruh siswa sudah menyelesaikan mengisi sepuluh soal tersebut.Otomatis suasana kelas tidak kondusif, berisik sekali.“Wi …,” panggil Shayla.“Hem ….” Dewi menyahut malas-malasan.Dia tengah sibuk berselancar di marketplace, mencari sesuatu untuk menghabiskan uangnya.“Om Abynya lo ‘kan ternyata adik kembarnya bokap tiri gue.” Dewi sontak menoleh dramatis dengan mata membulat sempurna.“Seriusan?” Dewi tidak percaya.Shayla menganggukan kepalanya. “Lo kenal donk sama anaknya yang ganteng itu?” Shayla menganggukan kepalanya lagi. “Kak Vikram, kan?
Shayla meminta ijin kepada mommy dan om Abraham untuk pergi bersama Vikrama.Mommy dan om Abraham mengijinkan jadi tidak ada alasan untuk Ryuga melarangnya pergi menikmati keindahan alam Bali ditemani Vikrama.Dan karena hal itu, terpaksa Ryuga ikut bersama Shayla dan Vikrama.Mereka pergi ke Beach Club untuk bersantai sambil menikmati suasana pantai dengan segala kemewahan yang tempat itu sajikan.Sengaja Shayla menggunakan swimsuit bikini one piece dengan tangan panjang model balon dan bagian dada rendah.Mata Ryuga sulit sekali dikendalikan, dengan sering melirik ke bagian menyembul di dada Shayla.Untuk bagian bawah tubuhnya agar tidak terlihat seksi, Shayla melilitkan kain pantai di pinggang.Topi pantai besar dan tas besar model bohemian yang dapat menampung handuk kecil dan peralatan makeup-nya tersampir di pundak.Nyaris semua mata pria tertuju pada Shayla begitu Shayla masuk lebih dulu ke area dalam Beach Club.Lalu para pria tadi sontak memalingkan wajah saat Ryuga yang kemu