Share

57. Winter Bear

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Acara bangsawan selesai. Setelah mengantar Kakek Viscout ke kamarnya, Aurora pun berpamitan. Wanita itu tidak langsung ke kamar melainkan berjalan-jalan di selasar kastil.

Sepertinya ini akan menjadi tempat favoritnya di kastil. Malam hari, pemandangannya sangat indah. Di perbukitan, banyak rumah-rumah penduduk yang menyalakan penerangan hingga suasana terlihat meriah.

Tiba-tiba sebuah selimut tersampir melewati bahunya. Aurora menatap selimut rajutan kemudian menoleh. Vigor telah berdiri di sampingnya.

“Angin di kastil ini cukup kencang karena kita berada di tempat tinggi. Zack bilang, kamu tidak terlalu tahan angin dingin.” Vigor berkata pada Aurora.

“Kapan Zack bilang begitu?”

“Saat kamu dirawat di rumah sakit karena maagmu kambuh.”

Akh. Itu kan karena saat itu semalaman ia dikurung di balkon. Kehujanan dan kedinginan sampai menggigil. Aurora mendengus dalam hati.

“Apa kamu sedang rindu dengan keluarga Morgan?”

“Tidak juga. Hampir setiap hari aku atau mereka meneleponku.” Aurora me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   58. Malam Penghargaan

    Aurora berdandan cantik dengan balutan gaun malam dari sahabatnya, June. Akhirnya pakaian mewah itu bisa ia kenakan pada acara yang tepat. Tanpa perhiasan dan make-up berlebih, Aurora keluar dari kamar.Zack menoleh saat mendengar suara ketukan heels. Ia terpana sesaat meihat kecantikan sang adik angkat. Apalagi, sejak identitas sebagai seorang bangsawan, wajah Aurora semakin terlihat aura ningratnya.“Seperti biasa, kamu cantik sekali.” Zack memuji sambil memberikan senyum manis. “Akh, tapi, kamu pasti telah terbiasa mendengar pujian itu.”Aurora tersenyum simpul. Ia mengucapkan terima kasih dan membalas pujian Zack sambil membenahi simpul dasi dan kerah lelaki itu.“Kamu juga tampan, Winter Bear.”Sesaat wajah tampan Zack menjadi datar. “Dari mana kamu dapatkan nama panggilan itu?”“Dari para sahabatmu.”“Para pengkhianat itu!” Zack mendesah sambil menggeleng kesal.Sebenarnya, empat sekawan pun mendapat undangan tersebut. Namun hanya Zavian dan Zack yang dapat hadir. Sementara Elvi

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   59. Ciuman Pertama

    Tubuh Aurora bergetar pelan. Ciuman dalam pertamanya diambil oleh sang kakak angkat.Berbaring lemas di ranjang, jari Aurora mengusap bibirnya yang agak bengkak akibat lumatan bibir Zack.Ada apa dengan lelaki itu? Apa ia mulai mau merayunya lagi? Apa ia tidak tau jika sikapnya itu membuat Aurora sakit hati? Aurora bermonolog dalam hati."Ia hanya sekedar bermain denganmu, Aurora. Menjauhlah." Aurora mendengar kata hatinya.""Tidak. Bukankah perhatian akhir-akhir ini sangat kentara? Ia bahkan bersedia masuk penjara karena membela kehormatanmu." Suara lain di kepalanya terdengar.Kedua tangan Aurora menutup telinga. Ia menyumpal lubang telinganya dengan earphone dan berusaha tidur dengan alunan musik.Esok paginya, dengan canggung Aurora melangkah ke ruang makan. Zack belum ada di sana. Aurora menghela napas lega.Belum lama ia duduk, suara yang amat dikenalnya menyapa."Pagi, Aurora." Zack tersenyum lalu duduk di samping Aurora."Pagi." Aurora menjawab singkat lalu melanjutkan makan.

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   60. Di Mana Nenekku?

    "Tolol! Bodoh! Kenapa kau biarkan Aurora pergi?" Zack marah pada dirinya sendiri.Setelah mengantar Aurora, Zack kembali dilanda galau. Ia bahkan hanya berputar-putar keliling kota tanpa arah yang jelas. Hingga akhirnya pulang menjelang pukul sebelas malam.Bahkan saat mobilnya sudah terparkir sempurna, ia hanya duduk bersandar. Lalu, dengan emosi memukul-mukul setir di depannya.Zack membanting pintu mobil saat keluar. Berteriak pada pelayan yang tidak menyambutnya datang. Kemudian melempar kunci mobil, sepatu dan jasnya ke sembarang tempat."Cepat ke sini!" Zack menelepon Zavian dan memerintahkannya datang. Cuma Zavian yang bisa menenangkannya saat ini.Namun, Zavian menolak. Dini hari ia biasa bergantian dengan sang istri merawat bayinya yang akan terbangun. Setelah memiliki bayi, Zavian pernah meminta pengertian Zack agar ia bisa lebih memprioritaskan keluarga."Ada apa, Zack?" Dengan sabar, Zavian bertanya."Tidak ada!" Zack menutup saluran komunikasinya. Lalu berteriak kencang.

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   61. Menenangkan Diri

    Dan di sini lah Aurora. Kastil Chateau, dikelilingi taman yang dipenuhi bunga kamelia. Penghuni kastil adalah keluarga Lady Laurent yang sangat senang hati menerima kedatangan Aurora.Dengan kamera canggih, Aurora mendokumentasikan beberapa spot yang menurutnya indah. Ia lalu tiduran di hamparan rumput, memandang langit cerah.“Pasti di kota besar, kamu tidak bisa melakukan ini.”Aurora terduduk. Lady Amora adik dari Lady Laurent, pemilik kastil Chateau telah berdiri di sampingnya. Wanita tua yang masih terlihat cekatan itu lalu duduk di sisi Aurora.“Tidak, My Lady. Lagipula, tidak ada tempat seperti ini di kota besar.”Lady Amora terkekeh. Ia mengamati Aurora. Wajah, rambut dan kulitnya, semua sempurna. Pantas saja Viscout sangat bangga akhirnya dapat menemukan cucunya dan mengumumkan pada keluarga bangsawan bahwa cucunya telah kembali.“Apa yang membawamu ke sini, Aurora?” Lady Amora bertanya lembut. “Tentu saja selain memperkenalkan diri dan membawa bingkisan dari Kakekmu.”Pertam

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   62. Pembuktian Cinta

    Aurora menoleh dan tersentak melihat siapa yang datang. Ia mengamati sekeliling. Seharusnya tempat ini tidak dapat dimasuki oleh sembarang orang, kecuali ia memiliki izin.“Zack?”Lelaki itu hanya terpaku menatap Aurora. Wajahnya terlihat terharu. Kedua tangannya masuk ke dalam saku celana.“Hai. Akhirnya aku menemukanmu.”Aurora mencebik. “Memangnya kamu mencari-cariku?”Sampai gila! Bagaimana tidak? Aurora tidak membalas semua komunikasi. Telepon, pesan online, email. Hampir tiap detik Zack memeriksa dan semuanya tidak ada respon sama sekali.Zack sampai mengancam Vigor. Merendahkan diri pada Kakek Viscout. Semua ia lakukan untuk menemukan keberadaan Aurora.“Kalau kamu membalas semua pesanku, mungkin aku tidak akan kelabakan mencarimu.” Zack menyahut sambil tetap menatap intens wanita di depannya.“Maaf.” Aurora menunduk dengan raut wajah menyesal. “Apa ada masalah dengan pekerjaan yang kutinggalkan?”Hembusan napas panjang terdengar dari hidung Zack. Sejak tadi, ia pun berusaha me

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   63. Dilamar

    Viscout menyeringai mendengar ancaman adik iparnya. Lelaki dan wanita di usia senja itu menatap sepasang insan yang berciuman di jembatan.“Tidak. Aku akan memiliki cucu menantu keturunan Lord Gerald. Mana mungkin aku tolak?”Spontan, Amora menoleh. “Apa katamu? Jadi, lelaki tampan itu keturunan Lord Gerald?“Keturunan ketujuh. Ia sendiri tidak merasa istimewa dengan status itu. Ayahnya memilih bekerja mandiri dibanding mengabdi pada kerajaan sehingga putra-putranya tidak memiliki insting sebagai keluarga ningrat.”Amora mengangguk mengerti. Mereka kembali mengamati kedua insan yang kini berjalan sambil bergandengan tangan. Posisi Viscout dan Amora kini berada di atas kastil, hingga memudahkan keduanya memantau Zack dan Aurora.“Ya Tuhan!” desis Amora sambil mencengkram tangan Viscout yang juga tampak terkejut oleh pemandangan di bawah mereka.Bagaimana tidak? Saat ini, Zack sedang berlutut di depan Aurora. Menyodorkan sebuah benda kecil, sementara Aurora tampak diam terpana.“Aurora

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   64. Air Mata Haru

    Aurora sedang merajuk. Panjang lebar ia dan Zack mendengar nasehat Kakek Viscout hingga akhirnya Kakek Viscout itu meminta mereka merahasiakan hubungan ini.“Tak apa, Aurora. Yang penting Kakek Viscout dan Lady Amora sudah merestui kita. Kakek tadi menegaskan bahwa aku harus meyakinkan Mami dan Alzard lebih dulu sebelum kebahagiaan ini kita sebarluaskan.”“Tapi, Kakek juga menyuruhmu pulang dan menahanku di sini.” Aurora tetap memberengut.Secara tidak langsung, Kakek Viscout memang menginginkan Aurora dan Zack menjalankan hubungan jarak jauh dan tersembunyi. Zack meyakini itu salah satu ujian baginya.“Mungkin Kakek tidak juga jera. Padahal aku bisa saja kabur dan nikah lari,” cetus Aurora.Zack terkekeh. “Kamu mau kita nikah lari?”Wanita cantik itu berpikir sesaat, lalu kepalanya menggeleng keras. “Aku tidak mau seperti ibuku. Aku tidak mau anak kita bernasib sama seperti aku.”Spontan, Zack tersenyum mendengar pernyataan Aurora. “Anak kita? Kamu sudah memikirkan sampai ke sana?”W

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   65. Surprise

    Begitu mendarat, Aurora bersikeras untuk langsung menuju kantor. Akhirnya ia termakan ucapan Kakek Viscout. Ingin memberi kejutan pada Zack sekaligus melihat sendiri apa yang dilakukan tunangannya itu saat ia tidak ada.Zavian menatap bingung rombongan yang datang tanpa pemberitahuan. Aurora dan Kakek Viscout didampingi beberapa orang lelaki bertubuh kekar. Menuju ruang kerja CEO. Kakek Viscout langsung meletakkan telunjuk di bibir lalu hendak menggiring Zavian pergi.“Eh, Kakek mau ke mana?” Aurora berbisik sebelum sang kakek pergi.“Mau memberimu waktu berduaan dengan tunangan tampanmu itu.” Kakek Viscout berbisik di telinga cucunya.Kakek Viscout mengedipkan mata pada Aurora. Ia lalu menggapit lengan Zavian dan mulai bertanya-tanya tentang perusahaan The Morgan.Aurora tersenyum. Perlahan tangannya membuka pintu. Ia melihat Zack yang sedang menunduk sambil membaca banyak berkas di meja.“Apa kamu sudah bisa menghubungi Aurora? Sudah beberapa jam teleponnya tidak aktif.” Zack mengir

Latest chapter

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.259. Lebih Dari Selamanya

    Zack membuka mata. Ia berada di keramaian. Banyak wanita cantik dan bertubuh indah di sekelilingnya.Namun begitu, apa yang ia cari tidak ada. Zack mulai panik. Netranya memutar ke segala arah. Ia mengabaikan uluran tangan setiap wanita yang ingin meraihnya.“Ke mana Aurora? Kenapa aku tidak melihatnya? Ini di mana?”Matanya memicing saat melihat cahaya. Ia mengerjap-ngerjap dan kini melihat beberapa wajah yang sedang mengamatinya.“Syukurlah, kamu sudah sadar.”Zack tersenyum kala melihat wajah yang ia cari-cari kini berada di dekatnya. Dokter segera mendekat dan memeriksa keadaan Zack.“Kelelahan, kepanasan dan dehidrasi.” Dokter menyimpulkan apa yang diderita Zack sambil menyuntikkan vitamin pada lengan atas pasiennya yang baru saja siuman dari pingsan selama sepuluh menit.“Apa akan baik-baik saja?” Clara bertanya dengan khawatir.“Tentu.” Dokter terkekeh menatap Zack. “Sepanjang ingatan saya, Tuan Zack memiliki kondisi tubuh yang prima. Hanya saja saat ini aktifitasnya sudah melam

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.258. Sukses Bersama

    Satu tahun berlalu. Hari ini adalah hari besar bagi Zack dan para sahabat. Akhirnya bisnis mereka bersama diresmikan.Seluruh keluarga Zack, Zavian, Elvis, Vigor dan Louis berkumpul di pulau. Resort besar yang diberi nama DreamTeam itu memiliki konsep kebersamaan. Setiap resort memiliki ruang terbuka untuk berkumpul.Acara pembukaan hari ini tampak meriah. Persiapan sudah berjalan sejak satu bulan yang lalu. Mereka membentuk lingkaran dan berdoa bersama sebelum akhirnya membuka pita tanda resort mereka kini terbuka untuk umum.Aurora menarik tangan Alzard untuk mengikutinya. Mereka menghampiri seorang wanita cantik berkepala plontos.“Siapa?” Alzard terlihat bingung.“Jenny. Dia sengaja mencukur habis rambutnya agar sama dengan kepala putrinya yang masih pemulihan dari kanker.”Alzard mengangguk dan akhirnya mengenali wanita tersebut. Aurora bersama Mami dan June memang sudah bercerita pada Zack dan Alzard tentang pertemuan mereka dengan Jenny.“Aurora.” Jenny menyapa ramah.“Jenny. S

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.257. Katanya Lelah?

    Aurora, June dan Clara menatap hamparan manusia di ruang keluarga. Televisi masih menyala. Remah-remah keripik dan popcorn bertebaran bersama kaleng-kaleng soda dan gelas-gelas jus.Perlahan, Aurora membangunkan Kakek Viscout. Ia tidak ingin sang Kakek pegal-pegal tubuhnya karena tidur di sofa.“Oh. Kalian sudah kembali,” gumam Kakek Viscout.Aurora mengangguk, lalu mengantar Kakek Viscout ke kamar. Wanita cantik itu memastikan sang kakak berbaring nyaman dan menyelimuti tubuhnya.Saat kembali ke ruang keluarga, June dan Alzard sudah memindahkan Felix dan Haven. Mereka ditidurkan bersama di ranjang Felix.Clara sudah akan mengangkat Angel, namun Aurora menghalanginya.“Biar aku yang angkat Angel. Dia sudah berat sekarang. Mami tolong gendong Alpha saja.” Perlahan, Aurora melepas pelukan Zack dari tubuh Alpha.Bayi mungil itu kini dibawa Clara ke kamarnya. Aurora menggendong putrinya dan duduk sebentar di sisi ranjang Angel.“Terima kasih Tuhan, karena memberikanku putri yang sangat ca

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.256. Anak yang Kurang Beruntung

    Zack sampai membangunkan semua suster untuk mencari Angel. Raut wajahnya dari santai kini menjadi tegang. Untung saja, Alpha yang berada di gendongannya tidak terbangun.“Dad!” pekik Haven.“Kenapa? Ada apa dengan Angel?”“Sstttt.” Felix langsung meletakkan jari telunjuknya di bibir.Haven membuka taplak yang menutupi kaki meja. Di sana Angel tidu meringkuk. Zack, Kakek Viscout dan Alzard menghela napas penuh kelegaan.Suster mengeluarkan dan menggendong Angel. Zack meminta putrinya dibaringkan di kasur di depan televisi.Saking lelahnya, semuanya kini berbaring di kasur. Kakek Viscout memilih berbaring di atas sofa. Zack duduk bersandar di kasur sambil tetap menggendong Alpha.“Kenapa Alpha tidak dibaringkan di sebelah Angel saja agar kamu juga bisa tidur?”“Alpha menangis jika aku letakkan di kasur.” Zack menjawab pertanyaan Kakek Viscout dengan nada lemah.Lelaki itu memicingkan mata dan melihat Alzard, Haven dan Felix sudah tertidur. Zack mengusap sayang kepala Angel yang tidur di

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.255. Mengasuh Anak-Anak

    Aurora sangat bersyukur. Zack begitu penuh support ikut merawat putra-putri mereka. Angel semakin manja dan lengket dengan sang Daddy. Sekarang, ke mana pun Zack pergi, Angel akan ikut.Perkembangan Alpha semakin hari semakin membaik. Berat badannya sudah mulai normal diusianya. Namun begitu, Aurora tidak mau lengah.Setiap hari, Alpha menjalani terapi perkembangan fisik dan kognitif. Aurora selalu menemani putranya.“Siapa hari ini yang bisa ikut menemani Alpha terapi?” Aurora bertanya pada anak-anaknya saat sarapan.“Felix, Mom. Nanti aku belajar online saja.” Felix mengajukan diri.“Maaf, Mom. Aku ada les golf, tapi setelahnya bisa menyusul.”“Angel mau rapat sama Daddy.”“Nanti kami menyusul setelah rapat, Sayang.” Segera, Zack menimpali.Aurora tersenyum dan mengembuskan napas lega. Dibanding Felix dan Haven, Angel lah yang masih menjaga jarak dengan Alpha. Anak perempuan lebih memilih bersama sang Daddy meskipun ia memiliki waktu untuk bersama Aurora.“Ayo, Angel. Pamit Mommy du

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.254. Kamu Mau Kencan?

    “Pasti habis dapat jatah semalam.” Zavian meledek sahabatnya. “Wajahmu sangat ceria dan bersinar.”Zack hanya tersenyum manis. Ia tidak akan menyangkal karena ucapan Zavian benar. Semalam akhirnya ia bisa melampiaskan kerinduannya pada sang istri.“Daripada meledekku terus, lebih baik kamu siapkan ruang rapat.”“Sudah.”“Katanya mau mencetak timeline terbaru proyek?”“Sudah.”“Pesan makanan untuk rapat ?”“Hem.”“Telepon desain pembuat boneka yang akan menjadi maskot pulau kita?”“Sudah semua. Tenang saja. Beres.”“Carilah pekerjaan lain agar kamu tidak menggangguku.” Zack bersungut kesal.“Ini sedang kulakukan. Menggodamu.”Zavian tergelak melihat tatapan Zack yang seperti ingin membunuhnya. Untunglah saat itu Angel masuk hingga wajah Zack langsung berubah manis.“Putri cantik Daddy.” Tangan Zack terentang lebar.Angel segera masuk ke dalam pelukan Zack. Lelaki itu menciumi setiap jengkal wajah sang putri satu-satunya.“Bagaimana sekolahnya?”“Kenapa setiap aku pulang sekolah, selalu

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.253. Milikmu Lagi

    “Rumah sakit? Ada apa dengan putraku?”Zack menekan tombol speaker agar Kakek Viscout juga dapat mendengar. Dokter meminta Aurora datang ke rumah sakit untuk menyetor ASI-nya.Sambil mendengarkan instruksi dokter, Zack dan Kakek Viscout berjalan ke kamar utama. Mereka menemukan Aurora yang baru selesai mandi. Wanita itu terkejut melihat suami dan kakeknya tiba-tiba masuk bersamaan.“Ada apa?”“Alpha .... ““Alpha?”“Aku baru saja memberitahukan nama baby mochi pada Kakek lalu rumah sakit menelepon.”Sebelum Aurora khawatir berlebihan, Zack langsung bercerita. Dokter mengatakan bahwa Alpha mulai pintar minum susu. Bahkan ASI Aurora di rumah sakit sudah habis dan mereka meminta persediaan ASI lagi.Aurora menutup mulut saking senangnya. “Benarkah?”Zack memeluk Aurora dan menciuminya. Kakek Viscout memberi semangat saat keduanya langsung berjalan keluar untuk ke rumah sakit.“Aurora titip anak-anak ya, Kek.”“Iya, Aurora. Pergilah. Kakek akan menemani Felix, Haven dan Angel.”Di rumah s

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.252. Bintang Bersinar yang Kuat

    Bayi teramat mungil itu dibawa ke kamar Aurora. Wanita cantik yang baru pertama kali melihat bayi yang dilahirkannya itu menangis. Mahluk itu terlihat memperihatinkan.“Tersenyumlah, Sayang. Kasihan baby mochi. Ia pasti ingin melihat wajah Mommynya yang bahagia melihatnya.” Sebelum suster meletakkan bayi di dada Aurora, Zack memohon.Aurora tersenyum dan mengangguk. Segera, ia menghapus air matanya dan memberi kode pada suster.Baby Mochi diletakkan di kulit dada Aurora. Matanya belum terbuka. Aurora mengelus perlahan kulit bayinya.“Hai, Sayang. Ini, Mommy.” Aurora menatap Zack yang juga memandangnya penuh haru. “Dia tampan, Zack.”“Tentu saja.” Zack segera menyahut.Aurora kembali menatap bayinya. “Mommy akan jaga kamu, Sayang. Maaf ya kamu sudah harus keluar dari perut Mommy.”Zack membuang muka ke arah dinding mendengar kata-kata istrinya. Aurora tak hentinya berbicara pada baby mochi.Bayi itu bahkan belum bisa menyusu langsung dari puncak dada Aurora. Mulutnya sangat kecil dan t

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.251. Bayi Premature

    "Zack, sepertinya aku harus ke rumah sakit deh.""Kenapa, Sayang?" Zack mengamati istrinya yang terlihat sehat-sehat saja."Sejak bangun tidur tadi, aku pipis terus. Sedikit-sedikit.""Bukannya normal?" Zack yang sedang duduk menghadap laptopnya kini berdiri dan menghampiri sang istri.Lelaki itu mengusap perut Aurora yang besar. Kandungannya sudah hampir memasuki usia delapan bulan.Menurut pengalaman Zack setelah Aurora hamil sebelumnya, memasuki semester tiga, wanita hamil memang sering buang air kecil."Perasaanku gak enak. Ke dokter saja, ya.""Oke. Sekarang?"Aurora mengangguk. Ia tidak ingin membuang banyak waktu untuk segera memeriksa kandungannya.Mereka hanya sempat berpesan pada asisten yang mengurus anak-anak lalu segera meluncur ke rumah sakit."Aduuh." Aurora meringis membuat Zack yang sedang menyetir terpecah konsentrasinya."Sakit?"Namun, kepala Aurora menggeleng. "Tidak. Tapi, aku ngompol. Tidak bisa kutahan."Sudut mata Zack melirik jok kursi. Aurora langsung memint

DMCA.com Protection Status