Share

Chapter 33

Malam ini Darren masih asyik dengan secangkir kopinya di teras, pria itu menatap lurus ke halaman luas tanpa peduli udara dingin yang terus menusuk kulitnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, tetapi dirinya masih enggan beranjak masuk.

Sebelum memastikan Tania benar-benar tidur, dia tidak akan masuk kamar.

"Kenapa belum tidur, Kak? Memangnya Kak Tania nggak cerewet kamu masih di luar?" tanya Nadia dari seberang telepon.

Darren menekan earphone agar suara adik iparnya terdengar jelas. Setelah berkali-kali memaksa Nadia untuk bertelepon, akhirnya gadis itu setuju.

Darren takut mengantuk meskipun sudah meminum kopi. Ayah mertuanya sedang masuk angin dan tidak bisa mengobrol di teras. Jadi, pria itu berinisiatif menghubungi Nadia.

"Nggak, tenang saja," jawab Darren singkat.

Hanya sepenggal kata yang dia ucapkan dari tadi, khawatir ada seseorang yang mendengar suaranya. Dia berhati-hati dalam memilih kalimat, janga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status