Share

92. Membawa Alesya pulang

Brukh

"Auwh!"

Alesya meringis kesakitan setelah kakinya tersandung sesuatu. Dia kembali berdiri dengan gemetar, memandang sekitar namun tak ada siapapun di sana. "Devano? Zidan?" teriak Alesya, berharap jika ada yang mendengarnya. Namun, tempat itu masih saja gelap dan sepi.

Alesya mencoba menggerakkan kaki, dipercepat langkahnya namun lagi lagi terhenti, bingung dengan keadaan diri sendiri.

Lab.

Tiba tiba saja, lampu menyala dan menerangi seisi ruangan. "Syukurlah, aku hampir saja mati, ya Tuhan," ucap Alesya bersyukur.

"Ale, kamu tidak apa apa?" tanya Zidan yang baru saja menyalakan saklar rumah. Terjadi konsleting listrik sehingga Zidan harus membenarkan penyebab konsleting.

"Aku baik baik saja."

"Benarkah? Kalau begitu istirahatlah!"

"Baik." Alesya segera berjalan menuju kamarnya.

Malam itu, kamar Alesya hanya diterangi oleh sinar rembulan yang merembes masuk melalui jendela. Di balik keheningan yang mencoba menenangkan, ketakutan masih menerkam jiwa Alesya. Seprai putih yang menu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status