Share

98. Kenyataan Pahit

Alesya memasuki ruang rawat inap dengan langkah gontai, tangannya bergetar ketika ia mendekati tempat tidur di mana Bella terbaring lemah. Cahaya matahari yang menembus tirai jendela memperlihatkan wajah yang pucat dan mata yang sayu. Alesya duduk di sisi tempat tidur, menggenggam tangan Bella yang dingin.

"Dokter sudah memberitahuku, Kak," suara Alesya bergetar, "Aku tidak percaya ini terjadi padamu." Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Bella menatap adiknya, bibirnya bergetar hendak berkata namun hanya bisikan yang keluar.

"Sudahlah, Les...," Bella mencoba tersenyum, memberi kekuatan meski ia sendiri rapuh, "Yang penting kita masih bisa bersama sekarang."

Alesya menundukkan kepala, menahan sesak yang menggumpal di dada. Di balik kedipan air matanya, ia mencari kata-kata yang bisa menghibur, namun yang ada hanya kehampaan. Bella mengusap air mata yang mulai jatuh di pipi adiknya dengan ibu jari.

"Jangan menangis untukku, Les. Aku ingin melihatmu tersenyum," ujar Bella lemah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status