Beranda / Pendekar / Kaisar Seruling Emas / Bab 1 Kekalahan Umat Manusia

Share

Kaisar Seruling Emas
Kaisar Seruling Emas
Penulis: Sayap Uranus

Bab 1 Kekalahan Umat Manusia

Penulis: Sayap Uranus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

4000 tahun yang lalu, bumi mencapai puncak keemasan, dan kedamaiannya, karena terus diberkati dewa-dewa yang memberikan banyak ilmu pengetahuan pada manusia.

Namun saat Siluman muncul di bumi, dan membantai manusia, hingga manusia memasuki era kepunahan. Pada saat kondisi terlemah dalam sejarah bumi inilah muncul 9 orang yang diberkahi oleh dewa bernama Nawadewanata, dan berkumpul menciptakan kubah dinding yang tak terbatas.

Kubah tersebut berhasil memisahkan benua sangakama, yakni benua manusia, alam dewa, dan alam siluman. 

Kubah dinding tak terbatas atau kubah Nawadewanata adalah sebuah perisai yang memiliki luas jutaan hektar, dan tak bisa ditembus oleh dewa maupun siluman dengan tingkat kekuatan sihir apapun.

Selama ribuan tahun kubah Nawadewanata berhasil melindungi umat manusia sampai 1000 tahun lamanya.

Akan tetapi akibat keserakahan manusia yang terus mengeksploitasi energi dari kubah Nawadewanata untuk dirinya sendiri, lambat laun kubah pelindung tersebut melemah. Pada akhirnya kubah Nawadewanata bisa ditembus oleh siluman, dan dihancurkan dari dalam. 

Setelah kehancuran kubah Nawadewanata, manusia dibantai oleh bangsa Siluman, dan memasuki era kepunahan. Pada saat itu hanya ada ada sebagian kecil yang bisa bertahan di alam bebas, tetapi selalu mendapatkan ancaman dari bangsa siluman.

Dewa-dewa pun meninggalkan para manusia, karena menganggap manusia terlalu serakah, dan menganggap kehancuran kubah Nawadewanata, juga kesengsaraan manusia oleh bangsa siluman sebagai hukuman dari Tuhan yang maha esa.

****

Lima ratus tahun kemudian setelah hancurnya kubah Nawadewanata, dan manusia sudah memasuki era puncak kepunahan. Munculah seorang manusia super jenius yang dijuluki ‘Dewa Pengetahuan.’ Dewa pengetahuan merumuskan sebuah kitab yang bernama Kitab Arjuna Wiwaha, dan mengumpulkan umat manusia yang tersisa untuk berperang melawan bangsa siluman.

Akan tetapi tingkat bangsa manusia tertinggal jauh dari bangsa siluman saat itu. Untuk memerangi siluman manusia harus bertempur dengan taktik gerilya, demi merebut beberapa wilayah penting bagi umat manusia, dan dibutuhkan waktu sampai ratusan tahun lamanya.

Beberapa ahli siluman sudah mencapai tingkat dewa tertinggi, dan manusia kembali mendapatkan petaka dengan pembantaian tanpa henti-hentinya oleh bangsa siluman.

Melihat hal tersebut, para dewa sesat juga ikut campur bersama bangsa siluman untuk ikut membantai para manusia.

Seratus tahun kemudian, sang dewa pengetahuan telah mencapai tingkat budidaya dewa tertinggi, dan berhasil memukul mundur beberapa ahli dari bangsa siluman. Walaupun manusia telah mencapai ambang batas kepunahan.

“Percuma saja kau pertahankan umat manusia. Lebih baik kau bergabung dengan kami, Angling Madangkara, dan serahkan Kitab Arjuna Wiwaha pada kami!” 

“Kaisar Seruling Emas, jangan keras kepala! Anda tidak mungkin menang melawan kami disini!”

“Angling Madangkara! Kau pikir dengan kitab Arjuna Wiwaha yang telah berada disisimu, kau bisa bertindak sesuka hati? Jika kau tidak menurut, maka aku akan menuntut balas atas semua bangsa siluman, dan pasukan dewa yang telah kau bantai tempo hari!”

Satu persatu dewa sesat mencoba membujuk pria paruh baya berbadan kekar di hadapan mereka. Semua orang sadar, walaupun jumlah mereka jauh lebih banyak daripada Angling Madangkara yang seorang diri. Namun pria tampan berkulit putih mulus tersebut akan sangat mudah membantai para dewa sesat, dan para siluman yang berada di bawah tingkat budidayanya.

Pria berbadan kekar yang menolak tua tersebut hanya tersenyum tipis. Padahal umurnya sudah ratusan tahun, tetapi hanya terlihat seperti seorang pemuda berumur 25 tahun.

“Aku tidak peduli pada apa yang kalian katakan sekarang! Majulah semuanya, dan rasakan jurus pamungkasku, pedang Naga surgawi!”

Dengan tatapan nyalang, Angling Madangkara mengumpulkan tenaga dalamnya di telapak tangan untuk memunculkan pedang elemen surgawi. Kemudian ia menyerang 9 dewa sesat yang tubuhnya sudah diambil oleh sembilan persekutuan siluman.

“Serangan elemen Langit, dan Bumi: Tebasan penghancur alam semesta!” seru Angling Madangkara dengan suara menggelegar.

Siluet-siluet sabit melesat sangat cepat ke berbagai arah, dan menghancurkan apapun yang dilewatinya.

“Semuanya terbang ke langit, cepat! Jangan mengarah ke Bumi. Kalau tidak, Bumi akan hancur luluh lantak!” teriak Dewi Padma Durga dengan raut muka panik.

Kesembilan dewa sesat terbang secepat kilat untuk keluar dari planet bumi, dan serentak mengaktifkan pertahanan absolut untuk melindungi tubuh mereka dari serangan brutal yang dilesatkan oleh Angling Madangkara.

“Sihir Dewa Iblis Tertinggi: Perisai Abadi!” seru mereka serentak, dan tubuh mereka bersembilan terlindungi oleh bola pelindung transparan berwarna merah darah.

Akan tetapi, serangan Angling Madangkara yang sangat brutal mengejar kesembilan dewa sesat yang sudah terlindungi perisai abadi, dan berhasil menghantamnya.

Suara rentetan ledakan disertai kepulan kobaran api terlihat di langit dalam jangkauan yang sangat luas, dan gelombang kejutnya menghempaskan awan yang berada di langit, hingga awan tersebut menjadi gelap.

“Guhak!” Kesembilan dewa sesat memuntahkan darah setelah perisai abadi mereka berhasil dihancurkan oleh serangan Angling Madangkara.

“Cepat minum pil pemulihan iblis surgawi!” teriak Dewa Garuda, dan serentak kedelapan dewa sesat mengeluarkan pil berwarna merah darah dari dalam cincin surgawi masing-masing.

Tubuh kesembilan dewa sesat kembali pulih dengan urat otot yang lebih menonjol besar, dan diselimuti aura merah darah yang mengeluarkan petir-petir merah kehitaman.

Angling Madangkara meraung keras, dan seluruh tubuhnya mengeluarkan urat otot yang sangat besar. Lalu menumpu pada kedua kakinya untuk terbang mengejar kesembilan dewa sesat yang akan kabur ke planet lain.

Melihat Angling Madangkara sedang terbang ke arahnya, sembilan dewa sesat di angkasa membentuk lingkaran. Kemudian tenaga dalam mereka membentuk bola energi yang sangat besar.

"Gawat! Aku harus mencegahnya. Kalau tidak bumi akan hancur."

Angling Madangkara mempercepat laju terbangnya. Namun bola energi dari jurus sembilan dewa penghancur telah dijatuhkan ke arah Angling Madangkara.

"Hahaha … mati kau, Angling Madangkara beserta kalian umat manusia, hahahaha …."

Kesembilan dewa sesat tertawa jahat dengan menyeringai. Sebab mereka sudah pasti mendapatkan kemenangan telak terhadap umat manusia, walaupun mereka harus mengorbankan kekuatan mereka.

"Pedang Naga Sasongko: Tusukan penghancur alam semesta!" seru Angling Madangkara dengan mengalirkan semua tenaga dalamnya ke pedang Elemen Surgawi. Lalu melesat secepat mungkin untuk menghalau serangan jurus sembilan dewa penghancur.

Suara ledakan yang sangat dahsyat seperti dua puluh bom atom yang dijatuhkan ke bumi terdengar sangat keras, hingga mengguncangkan seluruh wilayah bumi. 

Langit yang semula gelap gulita langsung bersinar terang, hingga membuat siapapun yang memandangnya tersilaukan. 

Tubuh Angling Madangkara terus tercabik-cabik oleh energi dari jurus sembilan dewa penghancur.

"Andaikan saja aku bisa mengubah segalanya di masa lalu," guman Angling Madangkara yang sudah memejamkan mata.

Kemudian ia ingat jurus ruang, dan waktu yang pernah dipelajarinya. Sambil memejamkan mata, Angling Madangkara menggigit jempolnya untuk mengeluarkan darah, lalu menulis simbol kuno di telapak tangan kirinya.

Disaat tubuhnya masih dalam keadaan tercabik-cabik, ia menyeru dengan suara lirih, "Elemen ruang waktu!"

Bab terkait

  • Kaisar Seruling Emas   Bab 2 Kembali Ke 1000 Tahun Lalu

    Tubuh Angling Madangkara masuk ke dalam sebuah portal dan pandangannya mulai perlahan-lahan mulai gelap, baginya penglihatan terakhirnya adalah wajah gadis di dunia persilatan yang telah banyak membantunya menyusun kitab Arjuna Wiwaha yang melampaui kekuatan para dewa, dan bangsa siluman.“Apakah aku akan mati, dan gagal? Apakah ini yang namanya kematian?”Angling Madangkara rasanya ingin tertawa, karena merasa bodoh. Siapa yang coba ia bohongi? Begitu banyak penyesalan dalam dirinya, terutama melihat semua orang yang ia cintai telah gugur di medan perang, dan tak bisa menyelamatkan bumi. Namun menyesalinya pun sekarang merasa percuma.Sekarang Angling Madangkara berada di dalam kegelapan tanpa batas, karena tanpa disadarinya, ia berhasil memutar waktu ke seribu tahun yang lalu.“Guru, ayah … ibu, aku datang ….”Disaat Angling Madangkara sudah mencapai puncak titik kepasrahan dan merelakannya. Tiba-tiba sebuah cahaya emas muncul di hadapannya.“Oh, inikah alam baka?”Belum sempat Angl

  • Kaisar Seruling Emas   Bab 3 Membangkitkan Pusaka Langit Seruling Emas

    Angling awalnya agak panik mendengar suara tersebut. Namun setelah melihat kepulan asap dari bom asap itu mereda, dan mendapati salah satu kepala anggota partai Kelabang Hitam atau Kelabang Iblis itu pecah, ia tetap tenang.Angling berjalan pelan sambil menelaah kondisi Empu Satria saat ini, “Apakah takdir berubah? Setahuku, guru hanya di fase pejuang bintang dua, bagaimana mungkin bisa mengalahkan salah satu dari anggota partai Kelabang Iblis?” gumamnya memicingkan mata.Empu Satria terduduk lemas di depan salah satu mayat anggota partai Kelabang Iblis dengan dada kembang kempis.“Guru …!”Angling berlari cepat sambil menghilangkan 9 jarum roh, dan benang roh yang telah ia keluarkan. Kemudian memapah Empu Satria, dan membawanya ke pusat Desa Pasir Merak untuk mendapatkan perawatan.“Angling, lebih baik tinggalkan aku. Mereka pasti kembali, dan akan memperlambat mu. Aku akan mentransfer semua tenaga dalam yang tersisa untuk menyempurnakan ajian Dasendria sampai ke tingkat ungu padamu

  • Kaisar Seruling Emas   Bab 4 Karbara Abiyasa

    Tubuh Angling seperti terkelupas kulitnya. Setelah tangannya tiba-tiba menggenggam pusaka tingkat dewa, yakni seruling emas. Ia juga tak sengaja menarik kitab ajian serat jiwa yang sangat terlarang, dan energinya masuk ke dalam wadah induk miliknya.Energi metafisika yang berada di dalam gua terserap sangat cepat masuk ke dalam wadah induk tenaga dalamnya, dan menaikan fasenya ke fase pejuang bintang lima dalam sekejap.“Aaargh!” Angling Madangkara terus mengerang dengan seluruh urat otot menonjol besar di sekujur tubuh. Bahkan gua itu tak berhenti bergetar, membuat semua penduduk di desa Pasir Merak ketakutan, termasuk semua anggota partai Kelabang Iblis.“Huff … huff ….” Angling Madangkara berhasil menarik keluar sepenuhnya pusaka seruling emas, dan ia berlutut satu kaki dengan dada kembang-kempis, serta bulir-bulir keringat membasahi tubuhnya, “Huff … aku harus cepat keluar dari sini, dan menyelamatkan warga Desa Pasir Merak, karena esok hari mereka semua akan dieksekusi.”Angling

  • Kaisar Seruling Emas   Bab 5 Partai Iblis Darah

    Angling berlari cepat mengejar gadis cantik berpakaian kumal tersebut. Entah mengapa tubuhnya reflek begitu saja, dan saat ia sudah mendekat, Angling melompat untuk menerkamnya.Mereka berdua berguling-guling di permukaan tanah, dan kedua mata mereka saling memandang. Seakan-akan tatapan itu penuh arti.“Aishwarya Chandra?” gumam Angling dengan mata melebar, dan suara gumaman Angling dapat didengar oleh kedua telinga Chandra. Chandra menatap nyalang Angling masih dalam keadaan berguling-guling di permukaan tanah, dan menendang singkong premium milik pemuda berambut sebahu tersebut, “Dasar laki-laki mesum!”“Aakh!” pekik Angling dengan tubuh terpental beberapa meter, lalu berguling ke kiri, dan ke kanan sambil memegangi singkong premium miliknya.“Berani kau menyentuh tubuhku, hah?”“Bu-bukan, aku tidak bermaksud seperti i-itu,” sergah Angling mencoba bangkit berdiri, tetapi tetap tidak mampu karena singkong premiumnya masih merasakan ngilu setelah ditendang oleh Chandra.Secepat mung

  • Kaisar Seruling Emas   Bab 6 Rahasia Kota Lotus Api

    Angling menangkis dengan seruling emasnya, lalu menendang kedua pedang tersebut sambil salto ke belakang. Begitu ada kesempatan, ia langsung menerobos dinding rumah yang terbuat dari bambu di belakang dengan gerakan lompat harimau, dan berhasil keluar.Sosok ninja berbaju hitam tersebut tidak membiarkan Aggling kabur, dia juga menerobos kobaran api yang sudah membesar. Rumah itu ambruk setelah diterobos oleh sosok ninja tersebut, hingga kobaran apinya hampir mengenai Angling. “Aku harus memancingnya ke dalam hutan. Aku butuh kedua pedang itu,” gumam Angling terus berlari ke dalam bagian luar hutan terlarang guna memancing sosok ninja tersebut untuk mengejarnya. Namun tetap saja sosok ninja tersebut lebih cepat gerakannya. Hanya dalam satu hembusan nafas, dia sudah berada di depan Angling dan melepaskan tebasan beruntun.“Mati kau! Ajian Candra Kembar!” serunya dengan tatapan nyalang.Angling kembali menangkis dengan seruling emas. Ketiga senjata itu berbenturan, dan keduanya terpun

  • Kaisar Seruling Emas   Bab-7 Kesurupan Maung Lodaya

    Angling mengelus-elus kepalanya yang sakit setelah dipukul oleh Empu Satria, dan Candra. Lalu berjalan masuk ke dalam bangunan bekas istana Adipati kota Lotus Api tanpa meminta izin kepada orang yang sedari menawarkan bangunan itu seharga 100 koin emas. Sang penjaga istana Adipati Lotus Api membiarkan Angling begitu saja.“Aku telah menemukan penyebab wabah ini!” gumam Angling tanpa menoleh.Ketika ia sampai di depan sebuah dinding, tangannya mengelus pelan untuk menghilangkan debu yang menutupi dinding tersebut, dan tampak sebuah gambar yang tercetak di dinding tersebut, serta sangat dihafal Angling Madangkara dalam ingatannya.Angling menekan gambar Serigala mirip Abiyasa, dan gambar Rubah berekor 10. Seketika itu juga dinding itu bergerak ke atas, dan mengeluarkan suara gesekan batu yang sangat keras..Empu Satria, Candra, dan orang dari suku Dwaya yang menjual bangunan istana tersebut terkejut setengah mati. Mereka bertiga bertanya-tanya, bagaimana Angling bisa tahu bahwa ada pintu

  • Kaisar Seruling Emas   Bab-8 Ceroboh

    Candra menangkis cakaran kedua tangan Angling dengan kedua pedangnya, dan membuat tubuh Angling terpundur dengan merangkak. Pria berambut hitam tersebut sudah berubah bentuk fisiknya seperti siluman Harimau yang memiliki kuku-kuku panjang, manik matanya merah darah, dan keempat gigi taringnya mencuat ke atas dan ke bawah, hingga meneteskan air liur.Candra berlari cepat dengan membalikan posisi pedangnya ke bagian dalam, lalu melompati tubuh Angling, dan mendarat dengan sempurna setelah melakukan lompatan harimau. Setelah mendarat, Candra tidak basa-basi lagi menghantamkan kedua ujung gagang pedang ke tengkuk Angling, dan langsung membuatnya pingsan.Bayanaka juga ikut pingsan, dan merubah panah pasopati tersebut menjadi sebuah sarung tangan besi dengan warna berbeda, warna merah di sebelah kiri, dan warna biru di sebelah kanan.Candra menumpu tubuhnya dengan kedua pedang yang ditusukan ke permukaan lantai dalam keadaan dada kembang kempis, dan nafas tersengal.“Dasar pendekar monster

  • Kaisar Seruling Emas   Bab-9 Kutukan Maung Lodaya

    Angling panik, sebab mengira Maung Lodaya akan menerkam warga desa Pasir Merak yang pingsan untuk dilahapnya. Kemudian ia melompat ke arah Maung Lodaya yang sedang mengaum untuk menghentikan gelombang pasir Gandiwa.Namun usaha salah paham dari Angling itu berbuah manis, Maung Lodaya berhasil dihantam kepalanya dengan seruling emas.Perlahan tubuh Maung Lodaya lenyap, tetapi sebelum tubuh Harimau berwarna jingga tersebut lenyap, mulutnya terbuka, dan menghisap semua pasir Gandiwa.“Aku mengutukmu, Angling Madangkara! Kau akan merasakan haus darah ketika bulan purnama, dan hanya bisa sembuh kalau kau menemukan pasir Gandiwa!”Suara menggelegar tersebut adalah suara Maung Lodaya yang tak terima dirinya dihantam seruling emas, dan membuat tubuhnya kembali tersegel di dalam seruling emas.“Apa? A-aku salah paham terhadap Maung Lodaya?” Angling matanya membulat, karena apa yang dilakukannya pada Maung Lodaya justru jadi bumerang baginya.Empu Satria yang mengetahui pasir Gandiwa yang sanga

Bab terbaru

  • Kaisar Seruling Emas   Bab-12 Kutukan Maung Lodaya Bereaksi

    Angling segera bereaksi dengan melayangkan pukulan ke dahi Putri Dyah Ayu menggunakan seruling emas, dan membuatnya memekik kesakitan, hingga terpundur beberapa langkah.Namun Putri Dyah yang sudah melepaskan cengkramannya di leher Angling kembali menyerang dengan lompat harimau untuk menumbuk perut Angling, dan merobeknya dengan cakaran kedua tangannya.“Auuu!”Abiyasa membesarkan tubuhnya, dan langsung melompat untuk menghalau serangan Putri Dyah Ayu. Alhasil gadis bertubuh seksi yang terbuka belahan gunung kembarnya tersebut, dan hampir lepas kain yang menutupi bagian tersebut, tubuhnya terpental setelah menabrak kepala Abiyasa.“Jangan ada yang masuk!” teriak Angling dari dalam kamar dengan suara panik. Sebab dia tidak mau ada yang terluka oleh amukan Putri Dyah Ayu yang sedang kerasukan siluman yang cukup ganas.“Hahaha …. Lebih baik kau serahkan tubuhmu untuk aku makan, hahaha …,” kata Putri Dyah Ayu dengan tertawa menyeringai.Abiyasa yang kesal melompat ke arah Putri Dyah Ayu

  • Kaisar Seruling Emas   Bab-11 Kesepakatan

    Angling menyelesaikan pembuatan pil pemulihan nirwana dengan sangat cepat. Pil berwarna biru pudar tersebut segera disimpan ke dalam cincin nirwana miliknya dengan gerakan cepat. “Abiyasa, cepat! Kita harus menolongnya!” seru Angling sambil menunjuk ke arah pria berbadan kekar dengan kumis tipis dan memakai baju keraton berwarna emas yang sedang menaiki kuda. Lalu bergegas menaiki punggung Karbara Abiyasa, dan Serigala berbulu hitam runcing tersebut berlari cepat ke arah Patih Winda Basudara yang sedang menyeret tubuh Kakek Segala Tahu dengan kudanya menjauh dari pintu gerbang benteng kota raja Pringgandani.Para pengawal Patih Winda Basudara yang sedang berlari di depan kuda sang patih langsung berhenti. Kemudian melepaskan tusukan tombak ke arah Abiyasa. Tubuh Serigala hitam yang hendak berhenti tersebut terpundur ke belakang, dan hampir saja terjungkal.“Grrr ….”Dengan tatapan tajam Abiyasa menggeram keras, dan bersiap menyerang para pengawal sang patih.“Tenang Abiyasa! Ini han

  • Kaisar Seruling Emas   Bab-10 Kakek Segala Tahu

    Anak panah itu diselimuti kobaran api yang sangat besar. Pasukan Rasputi yang sedang menaiki kuda segera mundur dengan berlari sejauh mungkin.Benar saja saat anak panah itu mengenai permukaan tanah, ledakan dahsyat terjadi. Bahkan membuat 13 anak buah Rasputi terpental dari punggung kuda yang sedang dinaikinya.Ledakan itu menciptakan kobaran api yang sangat besar disertai gelombang kejut yang sangat dahsyat, dan mampu meluluhlantakkan wilayah dalam radius 200 meter.“B*d*b**! Siapa yang berani melakukan ini pada pasukan elit milikku?” berang Rasputi dengan menggertakkan gigi, dan gada besar yang sudah diangkat ke udara.Pasukan Lotus salju juga yang berjaga di atas menara depan gerbang masuk kota Lotus Api segera menembaki Rasputi dengan ratusan anak panah secara bertubi-tubi.“Ajian Triwikrama!” seru Rasputi, dan membuat tubuhnya menjadi raksasa setinggi 20 meter. Lalu mengayunkan gada raksasa tersebut untuk menghempaskan ratusan anak panah yang segera mengenai hampir seluruh bagia

  • Kaisar Seruling Emas   Bab-9 Kutukan Maung Lodaya

    Angling panik, sebab mengira Maung Lodaya akan menerkam warga desa Pasir Merak yang pingsan untuk dilahapnya. Kemudian ia melompat ke arah Maung Lodaya yang sedang mengaum untuk menghentikan gelombang pasir Gandiwa.Namun usaha salah paham dari Angling itu berbuah manis, Maung Lodaya berhasil dihantam kepalanya dengan seruling emas.Perlahan tubuh Maung Lodaya lenyap, tetapi sebelum tubuh Harimau berwarna jingga tersebut lenyap, mulutnya terbuka, dan menghisap semua pasir Gandiwa.“Aku mengutukmu, Angling Madangkara! Kau akan merasakan haus darah ketika bulan purnama, dan hanya bisa sembuh kalau kau menemukan pasir Gandiwa!”Suara menggelegar tersebut adalah suara Maung Lodaya yang tak terima dirinya dihantam seruling emas, dan membuat tubuhnya kembali tersegel di dalam seruling emas.“Apa? A-aku salah paham terhadap Maung Lodaya?” Angling matanya membulat, karena apa yang dilakukannya pada Maung Lodaya justru jadi bumerang baginya.Empu Satria yang mengetahui pasir Gandiwa yang sanga

  • Kaisar Seruling Emas   Bab-8 Ceroboh

    Candra menangkis cakaran kedua tangan Angling dengan kedua pedangnya, dan membuat tubuh Angling terpundur dengan merangkak. Pria berambut hitam tersebut sudah berubah bentuk fisiknya seperti siluman Harimau yang memiliki kuku-kuku panjang, manik matanya merah darah, dan keempat gigi taringnya mencuat ke atas dan ke bawah, hingga meneteskan air liur.Candra berlari cepat dengan membalikan posisi pedangnya ke bagian dalam, lalu melompati tubuh Angling, dan mendarat dengan sempurna setelah melakukan lompatan harimau. Setelah mendarat, Candra tidak basa-basi lagi menghantamkan kedua ujung gagang pedang ke tengkuk Angling, dan langsung membuatnya pingsan.Bayanaka juga ikut pingsan, dan merubah panah pasopati tersebut menjadi sebuah sarung tangan besi dengan warna berbeda, warna merah di sebelah kiri, dan warna biru di sebelah kanan.Candra menumpu tubuhnya dengan kedua pedang yang ditusukan ke permukaan lantai dalam keadaan dada kembang kempis, dan nafas tersengal.“Dasar pendekar monster

  • Kaisar Seruling Emas   Bab-7 Kesurupan Maung Lodaya

    Angling mengelus-elus kepalanya yang sakit setelah dipukul oleh Empu Satria, dan Candra. Lalu berjalan masuk ke dalam bangunan bekas istana Adipati kota Lotus Api tanpa meminta izin kepada orang yang sedari menawarkan bangunan itu seharga 100 koin emas. Sang penjaga istana Adipati Lotus Api membiarkan Angling begitu saja.“Aku telah menemukan penyebab wabah ini!” gumam Angling tanpa menoleh.Ketika ia sampai di depan sebuah dinding, tangannya mengelus pelan untuk menghilangkan debu yang menutupi dinding tersebut, dan tampak sebuah gambar yang tercetak di dinding tersebut, serta sangat dihafal Angling Madangkara dalam ingatannya.Angling menekan gambar Serigala mirip Abiyasa, dan gambar Rubah berekor 10. Seketika itu juga dinding itu bergerak ke atas, dan mengeluarkan suara gesekan batu yang sangat keras..Empu Satria, Candra, dan orang dari suku Dwaya yang menjual bangunan istana tersebut terkejut setengah mati. Mereka bertiga bertanya-tanya, bagaimana Angling bisa tahu bahwa ada pintu

  • Kaisar Seruling Emas   Bab 6 Rahasia Kota Lotus Api

    Angling menangkis dengan seruling emasnya, lalu menendang kedua pedang tersebut sambil salto ke belakang. Begitu ada kesempatan, ia langsung menerobos dinding rumah yang terbuat dari bambu di belakang dengan gerakan lompat harimau, dan berhasil keluar.Sosok ninja berbaju hitam tersebut tidak membiarkan Aggling kabur, dia juga menerobos kobaran api yang sudah membesar. Rumah itu ambruk setelah diterobos oleh sosok ninja tersebut, hingga kobaran apinya hampir mengenai Angling. “Aku harus memancingnya ke dalam hutan. Aku butuh kedua pedang itu,” gumam Angling terus berlari ke dalam bagian luar hutan terlarang guna memancing sosok ninja tersebut untuk mengejarnya. Namun tetap saja sosok ninja tersebut lebih cepat gerakannya. Hanya dalam satu hembusan nafas, dia sudah berada di depan Angling dan melepaskan tebasan beruntun.“Mati kau! Ajian Candra Kembar!” serunya dengan tatapan nyalang.Angling kembali menangkis dengan seruling emas. Ketiga senjata itu berbenturan, dan keduanya terpun

  • Kaisar Seruling Emas   Bab 5 Partai Iblis Darah

    Angling berlari cepat mengejar gadis cantik berpakaian kumal tersebut. Entah mengapa tubuhnya reflek begitu saja, dan saat ia sudah mendekat, Angling melompat untuk menerkamnya.Mereka berdua berguling-guling di permukaan tanah, dan kedua mata mereka saling memandang. Seakan-akan tatapan itu penuh arti.“Aishwarya Chandra?” gumam Angling dengan mata melebar, dan suara gumaman Angling dapat didengar oleh kedua telinga Chandra. Chandra menatap nyalang Angling masih dalam keadaan berguling-guling di permukaan tanah, dan menendang singkong premium milik pemuda berambut sebahu tersebut, “Dasar laki-laki mesum!”“Aakh!” pekik Angling dengan tubuh terpental beberapa meter, lalu berguling ke kiri, dan ke kanan sambil memegangi singkong premium miliknya.“Berani kau menyentuh tubuhku, hah?”“Bu-bukan, aku tidak bermaksud seperti i-itu,” sergah Angling mencoba bangkit berdiri, tetapi tetap tidak mampu karena singkong premiumnya masih merasakan ngilu setelah ditendang oleh Chandra.Secepat mung

  • Kaisar Seruling Emas   Bab 4 Karbara Abiyasa

    Tubuh Angling seperti terkelupas kulitnya. Setelah tangannya tiba-tiba menggenggam pusaka tingkat dewa, yakni seruling emas. Ia juga tak sengaja menarik kitab ajian serat jiwa yang sangat terlarang, dan energinya masuk ke dalam wadah induk miliknya.Energi metafisika yang berada di dalam gua terserap sangat cepat masuk ke dalam wadah induk tenaga dalamnya, dan menaikan fasenya ke fase pejuang bintang lima dalam sekejap.“Aaargh!” Angling Madangkara terus mengerang dengan seluruh urat otot menonjol besar di sekujur tubuh. Bahkan gua itu tak berhenti bergetar, membuat semua penduduk di desa Pasir Merak ketakutan, termasuk semua anggota partai Kelabang Iblis.“Huff … huff ….” Angling Madangkara berhasil menarik keluar sepenuhnya pusaka seruling emas, dan ia berlutut satu kaki dengan dada kembang-kempis, serta bulir-bulir keringat membasahi tubuhnya, “Huff … aku harus cepat keluar dari sini, dan menyelamatkan warga Desa Pasir Merak, karena esok hari mereka semua akan dieksekusi.”Angling

DMCA.com Protection Status