Angling awalnya agak panik mendengar suara tersebut. Namun setelah melihat kepulan asap dari bom asap itu mereda, dan mendapati salah satu kepala anggota partai Kelabang Hitam atau Kelabang Iblis itu pecah, ia tetap tenang.
Angling berjalan pelan sambil menelaah kondisi Empu Satria saat ini, “Apakah takdir berubah? Setahuku, guru hanya di fase pejuang bintang dua, bagaimana mungkin bisa mengalahkan salah satu dari anggota partai Kelabang Iblis?” gumamnya memicingkan mata.Empu Satria terduduk lemas di depan salah satu mayat anggota partai Kelabang Iblis dengan dada kembang kempis.“Guru …!”Angling berlari cepat sambil menghilangkan 9 jarum roh, dan benang roh yang telah ia keluarkan. Kemudian memapah Empu Satria, dan membawanya ke pusat Desa Pasir Merak untuk mendapatkan perawatan.“Angling, lebih baik tinggalkan aku. Mereka pasti kembali, dan akan memperlambat mu. Aku akan mentransfer semua tenaga dalam yang tersisa untuk menyempurnakan ajian Dasendria sampai ke tingkat ungu padamu —”“Tidak, Guru. Kalau Guru melakukannya, Guru akan mati,” potong Angling dengan menggeleng tegas.Benar saja apa yang dikatakan oleh Empu Satria, beberapa anggota partai Kelabang Iblis mulai berdatangan kembali menaiki kuda dari arah pusat desa Pasir Merak, dan jumlah mereka sekitar 30 orang.Dengan sekuat tenaga, Angling segera melompat ke dalam semak-semak bersama Empu Satria.“Angling, sembunyikan tenaga dalam milikmu!” titah Empu Satria dengan nada suara lirih.Angling Madangkara yang memiliki wadah induk tenaga dalam yang berbeda dari manusia pada umumnya, ia lalu menyembunyikan tenaga dalamnya dengan menahan nafas.“Sial, ini karena kecerobohanku tadi. membiarkan mereka semua lolos, tapi kali ini aku akan membunuh mereka semua tanpa ampun,” batin Angling menyeringai kesal.Suara hentakan langkah kaki kuda bergerak ke arah mereka berdua, dan semakin lama terdengar keras. Angling, dan Empu Satria segera tiarap di dalam semak-semak, supaya tidak terlihat oleh pemimpin kecil utama partai Kelabang Iblis yang ikut serta mencari Angling, dan Empu Satria.Pandangan mata Empu Satria melebar saat melihat sosok yang memakai pakaian ninja berwarna merah. Ia adalah pemimpin kecil utama partai Kelabang Iblis di Desa Pasir Merak. Detak jantungnya tak beraturan, dan itu bisa dirasakan dengan sangat jelas oleh sosok pria berpakaian ninja berwarna merah tersebut.“Gawat!”Menyadari hal tersebut Angling langsung melempar 9 benang roh ke arah anggota Partai Kelabang Iblis di barisan paling depan.“Aaaakh!” Kesembilan anggota partai Kelabang Iblis terjatuh dari kudanya sambil memekik keras.“Angling, apa yang kau lakukan?”Sebelum dijawab oleh Angling Madangkara, dagu Empu Satria sudah ditendang oleh pria berpakaian ninja merah, hingga terjungkal-jungkal ke belakang, dan memuntahkan darah.Angling langsung bereaksi mengambil pusaka tongkat pemukul kucing yang tergeletak di depannya, dan menghantam leher pria berpakaian ninja merah tersebut.Angling langsung mengangkat tubuh Empu Satria, dan lari ke dalam hutan. Namun pria berpakaian ninja merah, dan 20 anggota partai kelabang Iblis tidak membiarkan lolos begitu saja. Mereka menarik pelana kuda masing-masing, dan kuda itu berlari cepat mengejar ke arah Angling Madangkara, dan Empu Satria.“Angling, ting-tinggalkan saja aku. Biarkan aku tertangkap saja —”“Tidak guru. Aku tidak akan membiarkannya,” potong Angling kekeh.Angling terus berlari menuju tebing jurang yang dibawahnya ada sungai. Di kehidupan sebelumnya, Angling ke tempat yang dinamakan air terjun Sewu Wulan, dan berada di dekat Desa Pasir merak tersebut untuk mengambil sebuah pusaka yang bernama seruling emas.Berkat pusaka itu tersebut ia mampu menyempurnakan ajian Dasendria sampai tingkat ungu, yakni sebuah kemampuan untuk meniru ajian apapun hanya dalam sekali lihat. Karena pusaka tersebut mampu membuka 361 titik aliran tenaga dalam di dalam aliran tubuhnya."Angling, di depan tebing! Jangan kesana!" sergah Empu Satria.Namun Angling tetap tenang, walaupun di belakang 2 kuda sudah mendekat, dan kapan saja ia bisa terbunuh, kalau salah satu dari mereka menebaskan pedangnya ke punggung Angling Madangkara."Pejamkan mata saja guru! Kita akan terjun!"Empu Satria yang memang takut akan ketinggian memejamkan mata, sedangkan telapak tangan kiri Angling menembakan benang roh sepanjang 10 meter ke barisan depan pasukan berkuda partai Kelabang Iblis.Ujung benang roh tersebut berhasil menjerat leher ninja merah, lalu Angling yang menggendong Empu Satria ala bridal style melompat ke tebing, dan bergelayutan menggunakan benang roh yang dipegangnya.Benang roh tersebut mengayun, dan berhasil memutuskan leher ninja merah, serta 10 anggota partai Kelabang Iblis yang berada di barisan depan.Tubuh Angling, dan Empu Satria terjun ke sungai, tetapi sebelum itu Angling menggambar pola enkripsi di telapak tangan kirinya, dan menyeka dagu Empu Satria yang berlumuran darah."Guru, panggul pusaka Guru!" pinta Angling."Tongkat pemukul Kucing, datanglah!"Tongkat yang tergeletak di permukaan tanah dekat jalan yang menuju pusat Desa Pasir Merak melesat sangat cepat ke arah tebing sungai setinggi 20 meter. Lalu menukik ke bawah, dan meluncur cepat ke arah Angling.Tongkat itu langsung ditangkap oleh Angling dengan tangan kirinya, dan saat di ketinggian 3 meter, tongkat tersebut ditusuk ke dinding tebing batu.Muncul lingkaran sihir yang menyedot mereka berdua masuk ke dalamnya. Mereka berdua telah berpindah tempat ke dalam gua di dalam air terjun Sewu Wulan."Dimana kita?" tanya Empu Satria dengan mata melebar."Guru sedang bermimpi!" jawab Angling sambil memukul tengkuk gurunya itu sampai pingsan, "Maafkan aku, Guru. Aku tidak bisa menjelaskannya pada guru, karena aku mau memanggil pusaka terhebatku yang aku dapat setelah bertapa selama 100 tahun. Namun …."Angling meneteskan air matanya, karena saat memanggil pusaka seruling emas waktu di kehidupan sebelumnya, Angling Madangkara menggunakan darah, dan jantung Empu Satria yang mati di medan perang setelah dikhianati wanita yang pernah dicintai oleh pria tua berjenggot putih tersebut.Angling mengambil darah Empu Satria yang berada di dagunya, lalu menggambar pola enkripsi berbentuk hexagonal di permukaan tanah. Setelah itu ia menengadahkan telapak tangan kirinya yang sudah muncul sebuah lubang hitam di tengahnya."Ini adalah cara terbaik. Walaupun punya banyak resiko, tapi berkat pengetahuanku yang tidak hilang di kehidupanku sebelumnya yang dijuluki Dewa Pengetahuan. Aku sudah meminimalisir resiko tersebut."Tangan kiri yang memiliki lubang hitam tersebut ditaruh pada tengah pusat motif hexagonal, lalu Angling Madangkara merapal ajian, "Ajian banda sayuta!"19 mayat anggota partai Kelabang Iblis keluar dari dalam lubang hitam yang berada di tengah telapak tangan kiri Angling madangkara. Hanya dalam 3 hembusan nafas, semua mayat tersebut dihisap ke dalam pola enkripsi hexagonal tersebut.Gua berguncang, dan guncangannya terasa ke seluruh Kerajaan Awan Merah. Tentu saja membuat Raja Awan Merah panik, karena menganggap kubah yang melindungi wilayah kerajaan Awan Merah telah hancur oleh bangsa siluman.Padahal bangsa siluman hanya menjadi buah bibir atau rumor disaat ini, dan belum berhasil menghancurkan kubah nawadewanata, dan kubah-kubah pelindung yang melindungi sembilan kerajaan di benua Sangakama.“Uugh! Aaakh!” pekik Angling, karena tiba-tiba jantungnya terasa sakit.Apa yang dilakukannya sekarang di luar prediksi saat ini. Padahal persyaratan pemanggilan sudah dipenuhi, yakni satu jantung manusia, dan darahnya.Tubuh Angling seperti terkelupas kulitnya. Setelah tangannya tiba-tiba menggenggam pusaka tingkat dewa, yakni seruling emas. Ia juga tak sengaja menarik kitab ajian serat jiwa yang sangat terlarang, dan energinya masuk ke dalam wadah induk miliknya.Energi metafisika yang berada di dalam gua terserap sangat cepat masuk ke dalam wadah induk tenaga dalamnya, dan menaikan fasenya ke fase pejuang bintang lima dalam sekejap.“Aaargh!” Angling Madangkara terus mengerang dengan seluruh urat otot menonjol besar di sekujur tubuh. Bahkan gua itu tak berhenti bergetar, membuat semua penduduk di desa Pasir Merak ketakutan, termasuk semua anggota partai Kelabang Iblis.“Huff … huff ….” Angling Madangkara berhasil menarik keluar sepenuhnya pusaka seruling emas, dan ia berlutut satu kaki dengan dada kembang-kempis, serta bulir-bulir keringat membasahi tubuhnya, “Huff … aku harus cepat keluar dari sini, dan menyelamatkan warga Desa Pasir Merak, karena esok hari mereka semua akan dieksekusi.”Angling
Angling berlari cepat mengejar gadis cantik berpakaian kumal tersebut. Entah mengapa tubuhnya reflek begitu saja, dan saat ia sudah mendekat, Angling melompat untuk menerkamnya.Mereka berdua berguling-guling di permukaan tanah, dan kedua mata mereka saling memandang. Seakan-akan tatapan itu penuh arti.“Aishwarya Chandra?” gumam Angling dengan mata melebar, dan suara gumaman Angling dapat didengar oleh kedua telinga Chandra. Chandra menatap nyalang Angling masih dalam keadaan berguling-guling di permukaan tanah, dan menendang singkong premium milik pemuda berambut sebahu tersebut, “Dasar laki-laki mesum!”“Aakh!” pekik Angling dengan tubuh terpental beberapa meter, lalu berguling ke kiri, dan ke kanan sambil memegangi singkong premium miliknya.“Berani kau menyentuh tubuhku, hah?”“Bu-bukan, aku tidak bermaksud seperti i-itu,” sergah Angling mencoba bangkit berdiri, tetapi tetap tidak mampu karena singkong premiumnya masih merasakan ngilu setelah ditendang oleh Chandra.Secepat mung
Angling menangkis dengan seruling emasnya, lalu menendang kedua pedang tersebut sambil salto ke belakang. Begitu ada kesempatan, ia langsung menerobos dinding rumah yang terbuat dari bambu di belakang dengan gerakan lompat harimau, dan berhasil keluar.Sosok ninja berbaju hitam tersebut tidak membiarkan Aggling kabur, dia juga menerobos kobaran api yang sudah membesar. Rumah itu ambruk setelah diterobos oleh sosok ninja tersebut, hingga kobaran apinya hampir mengenai Angling. “Aku harus memancingnya ke dalam hutan. Aku butuh kedua pedang itu,” gumam Angling terus berlari ke dalam bagian luar hutan terlarang guna memancing sosok ninja tersebut untuk mengejarnya. Namun tetap saja sosok ninja tersebut lebih cepat gerakannya. Hanya dalam satu hembusan nafas, dia sudah berada di depan Angling dan melepaskan tebasan beruntun.“Mati kau! Ajian Candra Kembar!” serunya dengan tatapan nyalang.Angling kembali menangkis dengan seruling emas. Ketiga senjata itu berbenturan, dan keduanya terpun
Angling mengelus-elus kepalanya yang sakit setelah dipukul oleh Empu Satria, dan Candra. Lalu berjalan masuk ke dalam bangunan bekas istana Adipati kota Lotus Api tanpa meminta izin kepada orang yang sedari menawarkan bangunan itu seharga 100 koin emas. Sang penjaga istana Adipati Lotus Api membiarkan Angling begitu saja.“Aku telah menemukan penyebab wabah ini!” gumam Angling tanpa menoleh.Ketika ia sampai di depan sebuah dinding, tangannya mengelus pelan untuk menghilangkan debu yang menutupi dinding tersebut, dan tampak sebuah gambar yang tercetak di dinding tersebut, serta sangat dihafal Angling Madangkara dalam ingatannya.Angling menekan gambar Serigala mirip Abiyasa, dan gambar Rubah berekor 10. Seketika itu juga dinding itu bergerak ke atas, dan mengeluarkan suara gesekan batu yang sangat keras..Empu Satria, Candra, dan orang dari suku Dwaya yang menjual bangunan istana tersebut terkejut setengah mati. Mereka bertiga bertanya-tanya, bagaimana Angling bisa tahu bahwa ada pintu
Candra menangkis cakaran kedua tangan Angling dengan kedua pedangnya, dan membuat tubuh Angling terpundur dengan merangkak. Pria berambut hitam tersebut sudah berubah bentuk fisiknya seperti siluman Harimau yang memiliki kuku-kuku panjang, manik matanya merah darah, dan keempat gigi taringnya mencuat ke atas dan ke bawah, hingga meneteskan air liur.Candra berlari cepat dengan membalikan posisi pedangnya ke bagian dalam, lalu melompati tubuh Angling, dan mendarat dengan sempurna setelah melakukan lompatan harimau. Setelah mendarat, Candra tidak basa-basi lagi menghantamkan kedua ujung gagang pedang ke tengkuk Angling, dan langsung membuatnya pingsan.Bayanaka juga ikut pingsan, dan merubah panah pasopati tersebut menjadi sebuah sarung tangan besi dengan warna berbeda, warna merah di sebelah kiri, dan warna biru di sebelah kanan.Candra menumpu tubuhnya dengan kedua pedang yang ditusukan ke permukaan lantai dalam keadaan dada kembang kempis, dan nafas tersengal.“Dasar pendekar monster
Angling panik, sebab mengira Maung Lodaya akan menerkam warga desa Pasir Merak yang pingsan untuk dilahapnya. Kemudian ia melompat ke arah Maung Lodaya yang sedang mengaum untuk menghentikan gelombang pasir Gandiwa.Namun usaha salah paham dari Angling itu berbuah manis, Maung Lodaya berhasil dihantam kepalanya dengan seruling emas.Perlahan tubuh Maung Lodaya lenyap, tetapi sebelum tubuh Harimau berwarna jingga tersebut lenyap, mulutnya terbuka, dan menghisap semua pasir Gandiwa.“Aku mengutukmu, Angling Madangkara! Kau akan merasakan haus darah ketika bulan purnama, dan hanya bisa sembuh kalau kau menemukan pasir Gandiwa!”Suara menggelegar tersebut adalah suara Maung Lodaya yang tak terima dirinya dihantam seruling emas, dan membuat tubuhnya kembali tersegel di dalam seruling emas.“Apa? A-aku salah paham terhadap Maung Lodaya?” Angling matanya membulat, karena apa yang dilakukannya pada Maung Lodaya justru jadi bumerang baginya.Empu Satria yang mengetahui pasir Gandiwa yang sanga
Anak panah itu diselimuti kobaran api yang sangat besar. Pasukan Rasputi yang sedang menaiki kuda segera mundur dengan berlari sejauh mungkin.Benar saja saat anak panah itu mengenai permukaan tanah, ledakan dahsyat terjadi. Bahkan membuat 13 anak buah Rasputi terpental dari punggung kuda yang sedang dinaikinya.Ledakan itu menciptakan kobaran api yang sangat besar disertai gelombang kejut yang sangat dahsyat, dan mampu meluluhlantakkan wilayah dalam radius 200 meter.“B*d*b**! Siapa yang berani melakukan ini pada pasukan elit milikku?” berang Rasputi dengan menggertakkan gigi, dan gada besar yang sudah diangkat ke udara.Pasukan Lotus salju juga yang berjaga di atas menara depan gerbang masuk kota Lotus Api segera menembaki Rasputi dengan ratusan anak panah secara bertubi-tubi.“Ajian Triwikrama!” seru Rasputi, dan membuat tubuhnya menjadi raksasa setinggi 20 meter. Lalu mengayunkan gada raksasa tersebut untuk menghempaskan ratusan anak panah yang segera mengenai hampir seluruh bagia
Angling menyelesaikan pembuatan pil pemulihan nirwana dengan sangat cepat. Pil berwarna biru pudar tersebut segera disimpan ke dalam cincin nirwana miliknya dengan gerakan cepat. “Abiyasa, cepat! Kita harus menolongnya!” seru Angling sambil menunjuk ke arah pria berbadan kekar dengan kumis tipis dan memakai baju keraton berwarna emas yang sedang menaiki kuda. Lalu bergegas menaiki punggung Karbara Abiyasa, dan Serigala berbulu hitam runcing tersebut berlari cepat ke arah Patih Winda Basudara yang sedang menyeret tubuh Kakek Segala Tahu dengan kudanya menjauh dari pintu gerbang benteng kota raja Pringgandani.Para pengawal Patih Winda Basudara yang sedang berlari di depan kuda sang patih langsung berhenti. Kemudian melepaskan tusukan tombak ke arah Abiyasa. Tubuh Serigala hitam yang hendak berhenti tersebut terpundur ke belakang, dan hampir saja terjungkal.“Grrr ….”Dengan tatapan tajam Abiyasa menggeram keras, dan bersiap menyerang para pengawal sang patih.“Tenang Abiyasa! Ini han
Angling segera bereaksi dengan melayangkan pukulan ke dahi Putri Dyah Ayu menggunakan seruling emas, dan membuatnya memekik kesakitan, hingga terpundur beberapa langkah.Namun Putri Dyah yang sudah melepaskan cengkramannya di leher Angling kembali menyerang dengan lompat harimau untuk menumbuk perut Angling, dan merobeknya dengan cakaran kedua tangannya.“Auuu!”Abiyasa membesarkan tubuhnya, dan langsung melompat untuk menghalau serangan Putri Dyah Ayu. Alhasil gadis bertubuh seksi yang terbuka belahan gunung kembarnya tersebut, dan hampir lepas kain yang menutupi bagian tersebut, tubuhnya terpental setelah menabrak kepala Abiyasa.“Jangan ada yang masuk!” teriak Angling dari dalam kamar dengan suara panik. Sebab dia tidak mau ada yang terluka oleh amukan Putri Dyah Ayu yang sedang kerasukan siluman yang cukup ganas.“Hahaha …. Lebih baik kau serahkan tubuhmu untuk aku makan, hahaha …,” kata Putri Dyah Ayu dengan tertawa menyeringai.Abiyasa yang kesal melompat ke arah Putri Dyah Ayu
Angling menyelesaikan pembuatan pil pemulihan nirwana dengan sangat cepat. Pil berwarna biru pudar tersebut segera disimpan ke dalam cincin nirwana miliknya dengan gerakan cepat. “Abiyasa, cepat! Kita harus menolongnya!” seru Angling sambil menunjuk ke arah pria berbadan kekar dengan kumis tipis dan memakai baju keraton berwarna emas yang sedang menaiki kuda. Lalu bergegas menaiki punggung Karbara Abiyasa, dan Serigala berbulu hitam runcing tersebut berlari cepat ke arah Patih Winda Basudara yang sedang menyeret tubuh Kakek Segala Tahu dengan kudanya menjauh dari pintu gerbang benteng kota raja Pringgandani.Para pengawal Patih Winda Basudara yang sedang berlari di depan kuda sang patih langsung berhenti. Kemudian melepaskan tusukan tombak ke arah Abiyasa. Tubuh Serigala hitam yang hendak berhenti tersebut terpundur ke belakang, dan hampir saja terjungkal.“Grrr ….”Dengan tatapan tajam Abiyasa menggeram keras, dan bersiap menyerang para pengawal sang patih.“Tenang Abiyasa! Ini han
Anak panah itu diselimuti kobaran api yang sangat besar. Pasukan Rasputi yang sedang menaiki kuda segera mundur dengan berlari sejauh mungkin.Benar saja saat anak panah itu mengenai permukaan tanah, ledakan dahsyat terjadi. Bahkan membuat 13 anak buah Rasputi terpental dari punggung kuda yang sedang dinaikinya.Ledakan itu menciptakan kobaran api yang sangat besar disertai gelombang kejut yang sangat dahsyat, dan mampu meluluhlantakkan wilayah dalam radius 200 meter.“B*d*b**! Siapa yang berani melakukan ini pada pasukan elit milikku?” berang Rasputi dengan menggertakkan gigi, dan gada besar yang sudah diangkat ke udara.Pasukan Lotus salju juga yang berjaga di atas menara depan gerbang masuk kota Lotus Api segera menembaki Rasputi dengan ratusan anak panah secara bertubi-tubi.“Ajian Triwikrama!” seru Rasputi, dan membuat tubuhnya menjadi raksasa setinggi 20 meter. Lalu mengayunkan gada raksasa tersebut untuk menghempaskan ratusan anak panah yang segera mengenai hampir seluruh bagia
Angling panik, sebab mengira Maung Lodaya akan menerkam warga desa Pasir Merak yang pingsan untuk dilahapnya. Kemudian ia melompat ke arah Maung Lodaya yang sedang mengaum untuk menghentikan gelombang pasir Gandiwa.Namun usaha salah paham dari Angling itu berbuah manis, Maung Lodaya berhasil dihantam kepalanya dengan seruling emas.Perlahan tubuh Maung Lodaya lenyap, tetapi sebelum tubuh Harimau berwarna jingga tersebut lenyap, mulutnya terbuka, dan menghisap semua pasir Gandiwa.“Aku mengutukmu, Angling Madangkara! Kau akan merasakan haus darah ketika bulan purnama, dan hanya bisa sembuh kalau kau menemukan pasir Gandiwa!”Suara menggelegar tersebut adalah suara Maung Lodaya yang tak terima dirinya dihantam seruling emas, dan membuat tubuhnya kembali tersegel di dalam seruling emas.“Apa? A-aku salah paham terhadap Maung Lodaya?” Angling matanya membulat, karena apa yang dilakukannya pada Maung Lodaya justru jadi bumerang baginya.Empu Satria yang mengetahui pasir Gandiwa yang sanga
Candra menangkis cakaran kedua tangan Angling dengan kedua pedangnya, dan membuat tubuh Angling terpundur dengan merangkak. Pria berambut hitam tersebut sudah berubah bentuk fisiknya seperti siluman Harimau yang memiliki kuku-kuku panjang, manik matanya merah darah, dan keempat gigi taringnya mencuat ke atas dan ke bawah, hingga meneteskan air liur.Candra berlari cepat dengan membalikan posisi pedangnya ke bagian dalam, lalu melompati tubuh Angling, dan mendarat dengan sempurna setelah melakukan lompatan harimau. Setelah mendarat, Candra tidak basa-basi lagi menghantamkan kedua ujung gagang pedang ke tengkuk Angling, dan langsung membuatnya pingsan.Bayanaka juga ikut pingsan, dan merubah panah pasopati tersebut menjadi sebuah sarung tangan besi dengan warna berbeda, warna merah di sebelah kiri, dan warna biru di sebelah kanan.Candra menumpu tubuhnya dengan kedua pedang yang ditusukan ke permukaan lantai dalam keadaan dada kembang kempis, dan nafas tersengal.“Dasar pendekar monster
Angling mengelus-elus kepalanya yang sakit setelah dipukul oleh Empu Satria, dan Candra. Lalu berjalan masuk ke dalam bangunan bekas istana Adipati kota Lotus Api tanpa meminta izin kepada orang yang sedari menawarkan bangunan itu seharga 100 koin emas. Sang penjaga istana Adipati Lotus Api membiarkan Angling begitu saja.“Aku telah menemukan penyebab wabah ini!” gumam Angling tanpa menoleh.Ketika ia sampai di depan sebuah dinding, tangannya mengelus pelan untuk menghilangkan debu yang menutupi dinding tersebut, dan tampak sebuah gambar yang tercetak di dinding tersebut, serta sangat dihafal Angling Madangkara dalam ingatannya.Angling menekan gambar Serigala mirip Abiyasa, dan gambar Rubah berekor 10. Seketika itu juga dinding itu bergerak ke atas, dan mengeluarkan suara gesekan batu yang sangat keras..Empu Satria, Candra, dan orang dari suku Dwaya yang menjual bangunan istana tersebut terkejut setengah mati. Mereka bertiga bertanya-tanya, bagaimana Angling bisa tahu bahwa ada pintu
Angling menangkis dengan seruling emasnya, lalu menendang kedua pedang tersebut sambil salto ke belakang. Begitu ada kesempatan, ia langsung menerobos dinding rumah yang terbuat dari bambu di belakang dengan gerakan lompat harimau, dan berhasil keluar.Sosok ninja berbaju hitam tersebut tidak membiarkan Aggling kabur, dia juga menerobos kobaran api yang sudah membesar. Rumah itu ambruk setelah diterobos oleh sosok ninja tersebut, hingga kobaran apinya hampir mengenai Angling. “Aku harus memancingnya ke dalam hutan. Aku butuh kedua pedang itu,” gumam Angling terus berlari ke dalam bagian luar hutan terlarang guna memancing sosok ninja tersebut untuk mengejarnya. Namun tetap saja sosok ninja tersebut lebih cepat gerakannya. Hanya dalam satu hembusan nafas, dia sudah berada di depan Angling dan melepaskan tebasan beruntun.“Mati kau! Ajian Candra Kembar!” serunya dengan tatapan nyalang.Angling kembali menangkis dengan seruling emas. Ketiga senjata itu berbenturan, dan keduanya terpun
Angling berlari cepat mengejar gadis cantik berpakaian kumal tersebut. Entah mengapa tubuhnya reflek begitu saja, dan saat ia sudah mendekat, Angling melompat untuk menerkamnya.Mereka berdua berguling-guling di permukaan tanah, dan kedua mata mereka saling memandang. Seakan-akan tatapan itu penuh arti.“Aishwarya Chandra?” gumam Angling dengan mata melebar, dan suara gumaman Angling dapat didengar oleh kedua telinga Chandra. Chandra menatap nyalang Angling masih dalam keadaan berguling-guling di permukaan tanah, dan menendang singkong premium milik pemuda berambut sebahu tersebut, “Dasar laki-laki mesum!”“Aakh!” pekik Angling dengan tubuh terpental beberapa meter, lalu berguling ke kiri, dan ke kanan sambil memegangi singkong premium miliknya.“Berani kau menyentuh tubuhku, hah?”“Bu-bukan, aku tidak bermaksud seperti i-itu,” sergah Angling mencoba bangkit berdiri, tetapi tetap tidak mampu karena singkong premiumnya masih merasakan ngilu setelah ditendang oleh Chandra.Secepat mung
Tubuh Angling seperti terkelupas kulitnya. Setelah tangannya tiba-tiba menggenggam pusaka tingkat dewa, yakni seruling emas. Ia juga tak sengaja menarik kitab ajian serat jiwa yang sangat terlarang, dan energinya masuk ke dalam wadah induk miliknya.Energi metafisika yang berada di dalam gua terserap sangat cepat masuk ke dalam wadah induk tenaga dalamnya, dan menaikan fasenya ke fase pejuang bintang lima dalam sekejap.“Aaargh!” Angling Madangkara terus mengerang dengan seluruh urat otot menonjol besar di sekujur tubuh. Bahkan gua itu tak berhenti bergetar, membuat semua penduduk di desa Pasir Merak ketakutan, termasuk semua anggota partai Kelabang Iblis.“Huff … huff ….” Angling Madangkara berhasil menarik keluar sepenuhnya pusaka seruling emas, dan ia berlutut satu kaki dengan dada kembang-kempis, serta bulir-bulir keringat membasahi tubuhnya, “Huff … aku harus cepat keluar dari sini, dan menyelamatkan warga Desa Pasir Merak, karena esok hari mereka semua akan dieksekusi.”Angling