Mata Tian Sen lebih tegas dan senyumannya tidak lagi sesantai sebelumnya. Tidak ada kepalsuan lagi, tidak ada takut lagi yang ada adalah tekad untuk menunjukan kepada Long Yueyin kalau dia jauh lebih baik daripada para pria yang dia kenal. Dan ia juga ingin menunjukkan pada Long Yueyin kalau Ia Tian Sen akan menjadi pria yang dapat dibanggakan, tidak hanya itu saja! Saat berdiri sekali lagi di depan Long Yueyin, ia akan memastikan menjadi pedang yang akan melindunginya dari segala ancaman. Menjadi perisai yang melindunginya dari berbagai bencana dan menjadi sosok pria yang hanya akan menemani nya ke jalan abadi. Melihat pria yang bertekad itu Long Yueyin tersenyum, merobek kertas jimat di tangannya lalu lubang hitam muncul di belakangnya. “Jika kamu ingin membawaku sebagai wanitamu, jadilah kuat! Dan datanglah ke perang kenaikan, saat kamu bisa hidup-hidup keluar dari sana maka kamu akan tahu siapa aku dan sejauh mana kamu telah tertinggal olehku! Otomatis jika kamu berhasil hidup ke
“Mereka tampaknya sedang mencari seseorang, Katanya orang itu telah membunuh murid mereka dan anaknya, menurut anda apa kita perlu menghentikan tindakan kejam mereka?” sang raja tiba-tiba menatap We Yan dengan serius sebelum memikirkan seseorang yang mungkin seberani itu pada Paviliun petir. We Yan juga tiba-tiba memiliki kesadaran diri atas apa yang dipikirkan oleh Raja Chu dan tiba-tiba dia merasa sedikit aneh memandang raja Chu.“Bukankah pikiran kita sama?” Tanya raja Chu dengan serius kepada We Yan yang sangat berharap itu bukanlah kebenaran yang dia inginkan. Dari informasi yang beredar, mereka mencari seorang pria paruh baya bukan anak muda yang jelas tidak sesuai dengan Tian Sen. Meski menyamar, dia yakin Tian Sen hanya akan menyamar sebagai seorang pria muda bagaimana mungkin itu menjadi seorang pria dewasa? Pikir We Yan yang dalam hatinya tetap berharap kalau itu bukan Anaknya. Tentu saja sang raja juga berharap demikian tapi bagaimana jika apa yang mereka pikirkan sama itu
“Ho? Apa itu benar? Jika memang benar maka aku akan memilih rencananya terus berjalan. Sulit untuk tetap diam di saat masih ada harapan untuk masa depan kita!” Saat dia mendengar kalau itu perintah dari orang yang berkuasa, tiba-tiba dia tersenyum dan malah melupakan kematian anaknya sendiri. Tentu bagi mereka masalah ini jauh lebih penting dibandingkan dengan anak yang mati, karena mereka masih bisa memiliki anak lagi setelah mencari wanita di luar sana yang di rasa cocok bagi mereka. Dan kali ini dia tersenyum seolah sudah mendapatkan berkah yang lebih baik daripada biasanya, kehilangan anak itu sudah biasa dan dia bisa membuatnya kapan saja dia mau. Kali ini perintah itu sederhana kumpulkan semua orang mereka dalam waktu dekat dan mereka harus berkumpul di kota paling dekat atau bersembunyi di daerah sekitar ibukota. Saat perintah di keluarkan mereka harus membantu orang-orang yang ikut dalam rencana tersebut untuk apa mereka berkumpul, nanti akan di beritahu oleh orang-orang dari
“Huf, melelahkan! Aku hampir saja mati disana saat itu. Beruntung-beruntung monster itu tampaknya tidak terlalu berani memasuki wilayah monster lain!” Ucap Rian Sen sangat lelah karena berlarian menghindari Blue Cat yang mengejarnya itu. Padahal kucing adalah makhluk yang indah dan juga suka dengan manusia tapi kenapa monster ini malah sangat ingin mengejar manusia? Begitulah yang dipikirkan Tian Sen soal Blue Cat yang menyerangnya, sebenarnya kalau bagaimanapun bentuknya mereka tetaplah monster. Setelah memulihkan diri, Tian Sen memutuskan untuk kembali bergerak menuju tempat yang sudah terasa dekat tapi belum terlihat itu. Saat bergerak Tian Sen benar-benar membalut tubuhnya dengan jubah hitam, jubah yang dapat menutupi bau bahkan tanda-tanda kehidupannya dari makhluk hidup lain. Saat dia bergerak dengan hati-hati sesekali akan bertemu dengan monster tapi karena jubah hitam itu membuatnya tidak bisa terlihat atau tercium oleh mereka. Beruntung ia memutuskan memakai jubah itu sekara
Di saat Sampai pada tempat yang Tian Sen rasakan, ia terkejut memandangi apa yang ada di depannya. Itu bukan sebuah artefak, benda, ataupun senjata maupun warisan dari orang kuat. Yang ada di depannya hanya sebuah kerangka tulang, kerangka tulang monster besar yang mengeluarkan aura mengerikan. Membuat Tian Sen menelan ludah melihatnya, kerangka dari monster besar itu seperti kerangka burung raksasa hanya saja meski sudah menjadi kerangka tanpa daging auranya tetap ada dan tulangnya benar-benar terlihat sangat kuat. Seolah semasa hidup, makhluk itu sudah memiliki identitas yang sangat luar biasa kuatnya. Bahkan mungkin tidak ada di dunia yang dapat dibandingkan dengan monster di depannya tersebut.ARRRRRR…. Pada saat Tian Sen jatuh dalam lamunan sendiri, tiba-tiba raungan aneh keluar dari kerangka tersebut dan menembus masuk ke dalam kesadarannya. Tian Sen baru sadar saat melihat ingatan dari monster atau lebih tepatnya seekor burung api raksasa yang hidup berkeliaran di dunianya. Ti
Tidak ada yang bisa tahu isi pikiran raja Zao dan mereka juga hanya dapat bertahan sesuai perintah sang raja karena jika terlalu memaksa membalas takutnya akan membuat mereka rugi sendiri. Tapi beruntung kalau kerjaan Chu mempunyai banyak orang berbakat dan mereka juga sudah lama berhasil menahan serangan dari tiga kerajaan meski tidak ada yang berhasil lagi dalam perang seratus kerajaan setelah We Yan. Jadi kerjaan Chu benar-benar peduli dengan urusan perang seratus kerajaan sehingga raja sendiri harus mengeluarkan tenaga ekstra mengurus semuanya. Jenderal Timur memutuskan untuk tetap bersiaga dan membiarkan semua rakyatnya untuk tetap waspada, karena jika memang sesuatu terjadi mereka harus mengirim rakyat di perbatasan ke perbatasan kedua. “Baiklah, untuk sekarang mari lakukan seperti itu. Aku tidak tahu pasti apa tujuan kerajaan Zao menyerang kita lalu mundur, tapi jangan sampai kita kehilangan perbatasan ini mari berjuang demi tanah kelahiran kita!” Ucap sang jenderal yang di an
“Pufff, AGH!” Tian Sen merasakan seluruh tulangnya di hancurkan dan rasa sakit yang luar biasa itu membuatnya kehilangan kontrol akan dirinya sampai-sampai ia merasa ini lebih menyakitkan daripada harus mati dengan tebasan pedang. Tapi perlahan pasti, tulang Tian Sen yang hancur perlahan kembali lagi tapi kali ini di setiap tulang yang muncul ada akar merah api menyelimuti tulang-tulang itu. Dan Tian Sen yang dalam keadaan merasakan sakit, langsung jatuh tidak sadarkan diri tapi di saat itulah langsung tubuhnya di selimuti oleh kepompong yang muncul dari bawah tanah. “Si… Sialan, aku tidak mau!” Begitulah yang dikatakan oleh Tian Sen pada saat sebelum akhirnya tidak sadarkan diri dan kepompong itu menyelimuti seluruh tubuhnya langsung.….. BOOOOOMMM…“Kalian bajingan! Anak kurang ajar, berani sekali kalian mengkhianati kerajaan Chu!” Ucap raja Chu yang marah setelah mengetahui kalau sekarang kota Petir di daerah selatan sudah di kuasai oleh para pengkhianat. Dan yang lebih buruknya
“Tidak, ini salah kita semua! Andai kita sadar kalau pangeran kedua memiliki sifat seburuk itu. Mungkin jika kita tahu dari awal, bisa menghentikan nafsu makan anak itu!” Jenderal Ning juga ikut menyalahkan dirinya sendiri dan kedua saudaranya juga. Mungkin mereka sudah tua dan lupa kalau kadang sesuatu tidak akan selalu datang dari yang besar, hal kecil pun dapat mengubah masa depan itu sendiri karena itulah mereka seharusnya lebih berhati-hati dan tidak bertindak sesuai dengan yang bisa mereka lakukan. Keduanya mendengar ucapan jenderal Ning sedikit terdiam tapi mereka bisa mengerti kenapa ucapan jenderal Ning bisa membuat mereka sangat kesal. Iya, mereka salah dalam posisi sekarang dan karena itulah mereka seharusnya bisa menghentikan pengkhianatan ini secepatnya. Tapi perang juga ikut terjadi di perbatasan membuat mereka sangat sulit bergerak sekarang. Para menteri menyarankan mereka agar tetap mengelilingi pangeran kedua dan jika ada kesem mereka bisa menyerangnya langsung dari
“Salam paman Zao, salam paman Tu, maaf murid terlambat!” Ucap Tian Sen meminta maaf karena keterlambatan dirinya. Saat melihat Tian Sen meminta maaf, Tu Si dan Zao We tersenyum sambil mengangguk.“Tidak masalah, karena kamu sudah datang mari kita mulai saja acaranya!” Zao We berdiri lalu melambaikan tangannya. Dan arena yang tadi tidak tertutupi tiba-tiba tertutupi oleh formasi besar yang sangat kuat, Tian Sen juga langsung turun dari langit ke arena.BOOOOOMMM…“Saudara Tian, akhirnya kamu datang. Aku pikir kamu tadi tidak akan datang karena latihanmu!” Ucap Wu Yan yang langsung turun saat melihat Tian Sen di arena. “Maaf saudara Wu, aku benar-benar tidak bermaksud terlambat!” Sahut Tian Sen dengan ekspresi tulus meminta maaf. Jelas ekspresi ini benar-benar sangat jarang bahkan sulit terlihat pada Tian Sen selama ini, rasa penghormatan Tian Sen pada Wu Yan benar-benar luar biasa. Tentu hal ini karena apa yang ia rasakan pada penatua sekte, bahkan di saat penatua itu tidak tahu siapa
Tian Sen mendengar ucapan penatua hanya tersenyum, di saat Tian Sen merasa dirinya sudah lama bermeditasi dan tubuhnya agak kaku. Penatua tiba-tiba mengatakan hal penting yang Tian Sen langsung sadar hari apa hari ini. Ekspresi Tian Sen juga berubah, karena memang hari ini adalah hari pertandingan antar murid puncak Devouring. Seharusnya ia tidak terlambat bukan? Tian Sen menghela nafas tanpa daya memikirkan kalau ternyata sudah sepuluh hari berlalu semenjak ia mengasingkan diri. Penatua yang melihat Tian Sen sedikit bermasalah karena mungkin akan terlambat tersenyum lalu menepuk pundaknya.“Jika kamu tidak siap, aku bisa mengundang untukmu selama beberapa hari. Bagaimana?” Tanya penatua menawarkan saran yang bagus tapi juga Tian Sen rasa akan buruk untuk dirinya jika ingin tinggal lama di dalam sekte.“Tidak, aku harus datang. Jika terlambat iya bagaimana lagi? Tidak menerima tantangan orang lain karena alasan benar-benar bukan gayaku penatua.” Melihat Tian Sen yang bersikeras untuk
Ju Jingyi Tiba-tiba terkejut mendengar pertanyaan sang guru, dia mengerti kalau orang yang ditanya oleh gurunya adalah Tian Sen. Pemuda yang menyelamatkannya serta murid sekte super saat benua barat menyerang, pemuda itu benar-benar sangat berbakat. Jika pemuda itu masuk ke dalam sekte mereka, dia yakin dalam beberapa tahun lagi, dia sendiri tidak yakin apakah dapat bersaing dengan pemuda itu. Bakat energi mental serta kultivasinya bukanlah candaan, jika ada orang yang bilang kalau keduanya akan membuat orang bermasalah tapi pada pemuda itu tidak ada masalah yang terjadi. Malah Tian Sen terlihat sangat unggul dibandingkan perwakilan sekte abadi, hanya dengan tahap tengah golden core tingkat rendah, dia dapat bersaing dengan mereka di atasnya. “Penilaian mu benar-benar tinggi yah? Apa kamu jatuh hati padanya karena telah menyelamatkan kamu?” Tanya sang guru dengan suara yang sedikit berbeda daripada sebelumnya. Ju Jingyi menggelengkan kepalanya, dia memang sedikit tertarik tapi tidak
BOOOOOMMM…“Bagus! Adik junior bagus,” Di sekte istana suci, terlihat seorang gadis muda tengah bertarung dengan seorang pria muda. Gadis itu berhasil memberikan pukulan yang cukup melukai pemuda tersebut, sampai pemuda itu langsung terpukul mundur karena pukulannya. Dari luar arena, para penggemar si gadis merasa senang dan Mulai berteriak akan kemenangan dari gadis tersebut. Tetua sekte yang melihat bakat gadis muda, mengangguk puas karena merasa kalau satu lagi murid yang baik telah masuk ke sekte mereka. Gadis itu adalah Ju Ling'er yang berhasil menjadi murid baru terbaik di sekte dan dia juga di angkat langsung oleh master sekte istana suci sebagai murid kedua. Sehingga statusnya sama dengan sang kakak, meskipun berada jauh dari sang kakak yang termasuk murid elit dari sekte. “Saudari junior, aku kalah!” Ucap pemuda itu membungkuk setengah badan dan mengakui kekalahannya. Saat itu, Ju Ling'er juga dengan senyum manisnya memberi hormat sebagai sesama murid yang saling menghormat
“HM? Paling kuat kah?” Mata penatua itu melihat-lihat ke arah empat patung batu itu, tapi dia tidak mengatakan mana yang lebih kuat. Malah dia membiarkan Tian Sen melihat dan menilai sendiri dengan mata serta hatinya, teknik misterius hanya dapat dipelajari dengan mencocokan diri sendiri bersama teknik itu. Selama seseorang merasa itu mampu dia lakukan tanpa memaksakan dirinya, teknik misterius akan perlahan cocok dengan diri si pemilik. Saat Tian Sen mendengar kalau penatua itu memintanya untuk memilih sendiri, Tian Sen sontak langsung bergerak ke patung batu dengan tangan hitam. Meski auranya mendominasi, tapi itu tidak jauh lebih kuat dari teknik tangan dewa petirnya bahkan tangan dewa petirnya jauh lebih kuat. Hanya saja, ia tidak bisa menggunakan teknik itu sekarang karena untuk menggunakannya, Tian Sen harus berada di atas ranah Nascent soul. Jadi ia melupakan ‘tangan dewa kehancuran’ lalu beranjak ke batu yang dimana ada bintang dengan pedang di tengah-tengah. Teknik ‘pedang b
Pria tua dengan tongkat itu penuh senyuman melihat Tian Sen masuk lebih jauh, dia juga mulai melangkah masuk mengikuti langkah Tian Sen. Para murid yang melihat penatua tersebut, ekspresi mereka menjadi sangat hormat, itu karena dia adalah penjaga Paviliun bintang dan statusnya lebih tinggi daripada Zao We maupun Tu Si di sekte Shenlin ini. Beberapa murid yang akan keluar bahkan memberi salam padanya sebagai bentuk rasa hormat, tapi pria tua itu tetap melangkah dengan sangati sambil menunjukan senyumannya kepada para murid. “Huf.. tetua Qin tampaknya tertarik dengan saudara Tian bukan?” Beberapa murid bisa melihat kalau penatua itu tertarik dengan Tian Sen dan mereka bisa memperhatikan ekspresi senang dari penatua itu saat melihat Tian Sen.“Iya, mungkin saja saudara Tian bisa memilih salah satu teknik terbaik itu. Tapi… ini juga pandanganku, tampaknya saudara Tian mungkin bisa menang melawan saudara senior kita!” Yang lain memiliki pikiran mengenai duel antara Tian Sen dengan murid
Tian Sen menatap tajam ke arah Tu Si, jelas kalau paman Tu tidak akang menghalanginya tapi sudah dapat dipastikan kalau ia akan jatuh dalam perang besar hanya untuk memperebutkan seorang wanita. Jika dipikirkan lagi, lebih baik tidak terlibat dengan masalah seperti wanita karena itu tidak akan ada akhirnya, malah hidup akan jadi lebih sulit jika sampai terjerumus ke dalamnya. Apalagi dari kata-kata Tu Si, Ju Jingyi jelas sangat dilindungi oleh istana suci jadi tidak mungkin sembarangan orang dapat mendekatinya. Tentu, Tian Sen tidak perlu ikut campur mengenai hal tersebut, jadi ia ingin melupakannya hanya saja Tu Si langsung membuat Tian Sen merasakan dingin yang mengerikan dari belakangnya. “Nak, meski kamu tidak ingin campur tangan. Tapi saat kamu menolongnya susah tersebar ke semua generasi muda, bahkan mereka sudah menetapkan kamu sebagai musuh abadi mereka!” Ucapan Tu Si membuat Tian Sen benar-benar terdiam tapi ia tidak percaya dengan ucapan paman Tu tersebut. Jadi ia dengan te
“Baiklah, kalau begitu aku juga setuju. Mohon bimbingannya saudara Wu!” Jawab Tian Sen dengan kedua tangan saling memeluk sambil diangkat di depan badan. Melihat Tian Sen setuju, kedua orang tua tersebut tersenyum puas dan mereka sangat senang dengan pilihan Tian Sen tersebut.“Bagus, aku suka dengan keberanian saudara Tian!” Begitu juga Wu Yan yang dengan perasaan puas saat mendengar Tian Sen mau menerima tantangannya. Situ We dan juga dua murid senior lain hanya menggelengkan kepala mereka tidak berdaya, Wu Yan memang murid senior yang paling keras di puncak. Baik dalam peraturan maupun dengan sesuatu yang dia tidak senangi, seperti sekarang, dia tidak ragu menantang orang yang dia tidak senangi jika itu perlu dilakukan. Karena menurutnya, sesuatu yang didapatkan dengan cara cepat termasuk tindakan yang buruk serta tidak punya keadilan bagi yang lain. Zao We tersenyum mendengarnya, lalu dengan tenang mengumumkan semuanya di depan semua murid puncak, “Baiklah, kalian berdua bisa ber
“Kamu tampaknya sangat yakin dengan anak ini bukan? Darimana keyakinan kamu itu?” Tanya pemimpin puncak dengan ekspresi penasaran melihat ke arah Tu Si yang tampak sangat percaya diri dengan bakat Tian Sen. Jelas kalau dia pikir tian Sen sebenarnya tidak mungkin dapat bertarung dengan murid senior yang ada di posisi tiga besar, terlebih ketiga murid itu sudah mempelajari salah satu teknik misterius puncak mereka. Dan mereka sudah mempunyai energi bintang yang jauh lebih kuat daripada TIan Sen yang belum mempelajarinya karena baru saja masuk, tapi Tu Si meyakinkan kalau Tian Sen bisa menang dalam melawan salah satu dari tiga murid senior itu. Karena dia sendiri yang melihat Tian Sen dapat menghadapi anggota benua barat dengan kekuatannya sendiri, meski itu karena bantuan dari Wind Lightning sekalipun tetap saja Tian Sen pasti punya caranya sendiri.“Kalau begitu mari bertaruh dengan pilihanmU!” Pada akhirnya pemimpin puncak setuju dan mulai turun sesaat setelah Tian Sen selesai menjala