Share

100. Penyergapan Akara!

"Kalian cucuku?" Dewa Penempa muncul di depan keduanya dalam posisi membungkuk, membantu mereka berdiri.

"Iya kakek!" jawab keduanya dengan wajah penuh haru saat melihat kakeknya.

"Menikah dengan siapa ibu kalian?"

"Ayah Adlar!"

Sang Dewa Penempa langsung tertunduk menyamping, memejamkan mata hingga wajahnya terlipat. "Murid sialan!" umpatnya, lalu kembali bertanya dengan tenang.

"Lalu siapa lagi?"

"Hanya ayah Adlar," jawab Adlia membuat kakeknya terdiam menatapnya.

"Ayah Adlar menikahi keduanya," lanjutnya membuat Dewa Penempa merapatkan bibirnya dan menghirup napas dalam-dalam, hingga membuat dadanya terangkat. Kemudian menghembuskan napas sambil geleng-geleng kepala dan melihat Akara kembali.

"Lalu pemuda ini?"

"Ini tuan Regera, yang membantu ayah dan kami tidak akan bisa sampai tempat ini tanpa bantuannya," jelas Adlia.

Dewa Penempa melihatnya dengan tatapan aneh cukup lama, lalu Akara berkata.

"Silahkan kalian mengakrabkan diri antara cucu dan kakek. Aku ingin menaikkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status