Butuh waktu sekitar hampir setengah jam lagi Ling Tian untuk menyerap seluruh esensi yang terkandung dalam ramuan pemberian dari sang iblis tua itu.
Dengan mata terbuka dan tatapan lembut, Ling Tian berkata, "Terima kasih karena telah merawatku selama 40 hari ini, kakek. Aku pasti akan membalas semua jasa kakek dengan baik!""Aiih.. Kau tidak perlu terlalu sopan seperti itu kepada iblis bau tanah sepertiku, anak muda! Oiya, perkenalkan namaku Mo Lee Min atau orang-orang biasanya memanggilku dengan sebutan Kakek Mo Lee. Jika boleh tahu siapa namamu? Lalu mengapa kau dapat mengalami luka yang begitu parah?" Iblis tua yang ternyata bernama Mo Lee Min itu berkata untuk bertanya dengan senyuman sangat ramah."Baiklah, Kakek Mo Lee! Namaku Ling Tian! Dan mengenai alasanku dapat terluka seperti ini adalah karena secara tidak sengaja ketika melewati portal antar dimensi dari Alam Menengah menuju ke Alam Dewa, aku mendapati sebuah bencana berupa badai ruang dan waktu sehingga secara tidak sengaja terlempar ke Alam Neraka ini!" Jawab Ling Tian tanpa menceritakan keaslian yang terjadi kepada dirinya yang sudah ia pastikan adalah merupakan kerjaan dari si tua bangka, gurunya."Tunggu! Ling?"Ekspresi lain justru diperlihatkan oleh sang iblis tua atau Kakek Mo Lee ketika mendengarkan jawaban dari Ling Tian yang menyertakan marga Ling pada namanya. Dia bahkan sampai berdiri dari tempat duduknya dan menatap tajam ke arah iblis muda rupawan yang ada di hadapannya."Apakah ada yang salah dengan nama itu, kek?" Ling Tian yang sebenarnya sudah menduga akan kejadian seperti ini terjadi pura-pura bertanya kepada Kakek Mo Lee."Tentu saja masalah! Kamu berani mengatakan bahwa namamu adalah Ling Tian, namun aura yang kau miliki adalah aura iblis. Apakah kau ingin mempermainkanku, anak muda? Oiya, kukatakan padamu, jangan pernah membuat pengada-ada dengan nama marga yang satu itu, karena hidupmu di Alam Neraka ini akan tidak pernah tenang sebab menggunakannya sangat tabu!" Kakek Mo Lee mengingatkan.Ling Tian tersenyum mendengarkan penuturan panjang lebar dari Ibis tua di hadapannya. Dia ingin menjawab sesuatu, namun sebelum hal itu terjadi tiba-tiba saja dia merasakan bahwa waktu di sekitar mereka berdua terasa berhenti dan kejadian ini begitu familiar."Aiih.. Akhirnya kau datang juga, guru tua sialan!" Ujar Ling Tian dengan kesal sebelum pandangan matanya dan mata Kakek Mo Lee menjadi buram untuk beberapa detik."Ha-ha-ha.. Kau memang tidak pernah berubah, muridku!" Terdengar suara tawa yang begitu serak dari suatu arah.Ling Tian dan Kakek Mo Lee akhirnya dapat kembali melihat secara jelas dan mendapati tempat mereka berada telah berubah.Kebingungan tentu saja menggelayuti pikiran sang iblis tua itu, namun tidak dengan Ling Tian seorang. Dia telah beberapa kali diseret oleh gurunya ke tempat ini seorang diri atau bersama dengan beberapa saudaranya."Dimana kita, nak?" Melihat ekspresi wajah Ling Tian yang biasa-biasa saja, Kakek Mo Lee segera bertanya kepadanya."Hmm.. Bisa di katakan saat ini telah berada di tempat yang paling sakral di alam semesta ini. Ya, Kakek Mo Lee pasti kenal atau setidaknya mengetahui nama Sang Maha Dewa, bukan? Di sinilah dia tinggal!" Jawab Ling Tian dengan santai sembari menunjuk ke arah gazebo taman yang begitu indah yang memiliki danau kecil buatan.Hati sang iblis tua hampir saja naik ke tenggorokannya ketika mendengarkan penuturan santai dari iblis muda di hadapannya. Dia segera mengikuti petunjuk dari tangan Ling Tian dan mendapati sesosok pria paruh baya dengan aura yang sangat agung terpacar dari dalam tubuhnya sedang duduk santai menatap ke arah mereka berdua."I-ini.." Tubuh Kakek Mo Lee bergetar dengan hebat dan tidak lagi dapat berkata-kata meski hanya satu kalimat pun.Dengan cepat dia menjatuhkan diri untuk bersujud sebanyak tiga kali guna memberikan penghormatan kepada sosok itu. Air mata Kakek Mo Lee bahkan sampai tidak dapat tertahan lagi dan banjir begitu saja akibat perasaan dalam hatinya yang membuncah."Yang Mulia, Yang Agung, iblis tua yang rendahan ini memberikan sembahnya pada Sang Maha Dewa.." Kata Kakek Mo Lee sembari terus meletakkan kepalanya di atas permukaan tanah.Di sisi lain, Ling Tian hanya diam tidak bergeming dari tempatnya dan tidak memberikan penghormatan seperti halnya yang dilakukan oleh Kakek Mo Lee. Hal ini tentu saja langsung mengundang kecamuk dalam hati iblis tua itu sehingga membuatnya ingin mengingatkan namun tidak berani untuk bertingkah."Tua bangka! Aku benar-benar ingin sekali menendang bokongmu itu karena telah membuatku terluka parah! Namun tampaknya kau selangkah lebih cerdik sehingga membuat kehendak untuk menemuiku dalam kondisi yang separuh sekarat seperti ini!"Iblis tua atau Kakek Mo Lee hampir mati dibuatnya ketika mendengar penuturan Ling Tian yang tidak sopan atau lebih tepatnya benar-benar sangat tidak sopan sekali terhadap sosok yang dia yakini sebagai Sang Maha Dewa. Akan tetapi ketika matanya melirik ke arah sosok itu, dia sedikit terkejut karena beliau sama sekali tidak merubah ekspresinya dan justru hanya tertawa terkekeh kecil saja."Cih!" Ling Tian hanya berdecak kesal kepada gurunya itu."Berdirilah, mantan Raja Iblis Mo Lee Min!" Ujar Sang Maha Dewa dengan pelan dan tanpa sekehendak dari iblis tua tubuhnya tiba-tiba bangkit begitu saja dari posisi sebelumnya yang bersujud.Sang Maha Dewa lalu mengibaskan sedikit lengannya dan tubuh Mo Lee Min serta Ling Tian langsung menghilang dari tempatnya dan muncul kembali tepat di depannya atau di gazebo tempat duduknya."Bagaimana kabarmu, muridku?" Tanya Sang Maha Dewa dengan senyuman tipis terpancar dari sudut bibirnya."Cih! Kau tentu lebih tahu bagaimana kondisiku saat ini, Tua Bangka sialan!" Ling Tian menjawabnya dengan kesal."Ha-ha-ha.. Janganlah suka marah-marah begitu muridku, atau nanti kau akan jadi cepat tua seperti mantan Raja Iblis di sebelahmu itu!" Sang Maha Dewa menggoda Ling Tian dengan tawanya yang khas dan terkesan mengejek.Ling Tian ingin menjawabnya lagi namun sebelum dia membuka kata-katanya, Sang Maha Dewa sudah kembali berujar, "Sudah-sudah! Aku akan menjelaskan sedikit mengenai alasan diriku memisahkanmu dengan saudara dan saudarimu yang lain!""Seperti yang kau katakan sebelumnya kepada mantan Raja Iblis Mo Lee Min, aku memang menginginkan dirimu untuk mendapatkan dukungan dari penghuni Alam Neraka, atau lebih tepatnya sebagai batu loncatan terlebih dahulu sebelum akhirnya menuju ke Alam Dewa untuk menunaikan tugas terakhir,""Akan tetapi kau tidak bisa menggunakan marga aslimu untuk menjelajahi Alam Neraka karena hal itu merupakan sebuah tabu yang tidak dapat dipungkiri. Aku menyarankanmu untuk menggunakan marga Mo seperti halnya mantan Raja Iblis Mo Lee Min ini serta mengaku sebagai salah satu keturunannya. Kau tidak keberatan, bukan?" Sang Maha Dewa menjeda penjelasannya dengan pertanyaan yang diarahkan kepada Ling Tian."Aku sih sama sekali tidak mempermasalahkannya. Tapi bagaimana dengan Kakek Mo Lee?" Ling Tian menangguhkan semuanya kepada sang iblis tua yang sejak awal hanya diam dan menyimak."T-tentu saja apa yang dikehendaki oleh Yang Agung, hamba ini akan menerimanya!" Kakek Mo Lee menjawabnya dengan cepat dan terbata-bata. Dirinya tentu saja tidak akan pernah berani untuk menolak permintaan dari dua sosok yang nyatanya memiliki identitas yang begitu mengerikan ini."Hmm.. Baguslah.. Oiya, mengenai aura dalam tubuhmu yang telah berubah menjadi aura iblis, kamu tidak perlu terlalu menghiraukannya karena di manapun tempatmu berada maka aura dalam tubuhmu akan segera beresonansi dengan sendirinya. Dalam artian, auramu dapat berubah-ubah kapanpun itu!" Kata Sang Maha Dewa."Emm.. Jadi begitu.." Ling Tian mengangguk paham."Lalu mengapa guru sejak awal memanggil Kakek Mo Lee dengan sebutan mantan Raja Iblis?" lanjut Ling Tian tidak bisa untuk tidak bertanya karena rasa penasarannya."Oh? Itu..""Itu.. Kau bisa menanyakannya secara langsung nanti kepada yang bersangkutan. Baiklah.. Aku telah menyampaikan apa yang ingin aku sampaikan, maka kalian boleh pergi sekarang!" Kata Sang Maha Dewa sembari melambaikan tangannya yang membuat tubuh Ling Tian maupun Kakek Mo Lee menjadi transparan. Wajah Ling Tian benar-benar terlihat sangat buruk kali ini karena tua bangka sialan itu sama sekali tidak memberikannya waktu untuk sedikit berkata-kata. Dia yakin gurunya tersebut telah mengetahui isi hatinya yang ingin memprotes beberapa hal mengenai dirinya yang dilemparkan ke Alam Neraka.Akan tetapi Ling Tian sama sekali tidak dapat membela dirinya lagi sehingga pandangannya menjadi gelap kembali dan dirinya telah kembali ke alam nyata bersama dengan Kakek Mo Lee."Oiya, Mo Lee Min! Tolong kau ajari bocah nakal itu beberapa hal mengenai kebiasaan para iblis di Alam Neraka. Dan juga tunjukkan dia arah tempat Makam Sejuta Pedang berada!""Ha-ha-ha.. Dan untukmu, bocah bau! Kau jangan terlalu
Alam Neraka adalah Alam Tingkat Tinggi yang bisa disejajarkan dengan Alam Dewa dalam hal kepekatan energi langit dan buminya. Akan tetapi perbedaan yang begitu mencolok di sini adalah energi yang ada di seluruh Alam Neraka adalah energi iblis yang merupakan kebalikan dari energi Dewa. Alam Neraka sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai sebuah alam melainkan sebuah dunia yang memiliki luas yang hampir tidak terhingga. Namun karena alasan penghuni di dalamnya dapat melakukan penerobosan kultivasi hingga di tingkat yang sama dengan para Dewa tertinggi di Alam Dewa, maka tempat luas ini disetujui untuk digolongkan sebagai sebuah alam.Di dalam Alam Neraka setidaknya terdapat empat kerajaan yang masing-masing dari setiap pemimpin kerajaan tersebut adalah seorang Raja Iblis yang tunduk pada satu orang yang menduduki satu-satunya tahta kekaisaran. Kerajaan-kerajaan itu adalah Kerajaan Gurun Kematian yang dikuasai oleh Klan Iblis Singa Api, Kerajaan Gunung Setan yang dikuasai oleh Klan Ibli
Ketika serangan keempat pengawal bertemu dengan tapak Mo Tian, sebuah bunyi ledakan energi yang tidak terlalu besar terjadi dan membuat pandangan semua mata pengunjung yang berada di Penginapan Salju Beku itu menoleh ke satu titik.Keempat pengawal dari Nona Muda Kota Luanli bernama Kiu Jue yang memiliki kultivasi Ranah Dewa Bumi Tahap Akhir terdorong mundur beberapa langkah sehingga membuat mereka terkejut.Ekspresi wajah keempatnya menjadi begitu serius ketika merasakan betapa kuatnya iblis muda rupawan di depan mereka ini, padahal dari kultivasi yang mereka rasakan pemuda itu hanyalah berada di Ranah Dewa Bumi Tahap Awal saja."Apa yang kalian mau, hah? Aku datang ke kota ini hanya ingin beristirahat setelah perjalanan panjangku tanpa membuat hal salah sedikitpun. Apa kalian benar-benar akan membuat masalah ini menjadi besar hanya karena sebuah lelucon tidak berguna dari iblis wanita buruk rupa itu?" Mo Tian berkata dengan dingin serta sedikit merembeskan Niat Membunuh yang dimiliki
Teriakan dari salah satu iblis yang menyaksikan pertarungan singkat antara Mo Tian dan juga Nona Muda Kiu Jue serta keempat pengawalnya nyatanya langsung menggugah semangat dari iblis iblis lain yang juga ikut menyaksikannya. Mereka semua langsung berbondong-bondong melesat dengan kecepatan tertinggi yang dapat dilakukan untuk melakukan pengejaran terhadap iblis muda rupawan yang tidak lain adalah Mo Tian.Di sisi lain, iblis tua pemilik Penginapan Salju Beku tampak menggelengkan kepalanya ketika menyaksikan kejadian tidak terduga itu. Dia pun sama seperti halnya yang lainnya dan tidak percaya bahwa pelanggannya akan bertindak sedemikian brutal tanpa banyak berpikir lagi terhadap salah satu orang yang paling disegani di kota kecil Luanli ini.Namun dalam hati iblis tua itu juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Mo Tian karena telah melenyapkan satu iblis yang selama ini sebenarnya memang telah menjadi seperti halnya hama di Kota Luanli.'Semoga kau tidak tertangkap, anak muda!'
Di Dunia Jiwa.Swoooosshh...Sebuah pusaran angin berwarna putih keemasan muncul di atas langit-langit Istana Ling. Dari dalamnya lalu muncul seorang pemuda tampan yang tidak lain adalah Mo Tian.Tap!Mo Tian mendarat dengan mulus lalu beberapa orang yang dikenalinya segera datang menghampiri dan menyambutnya dengan penuh keramahan. "Selamat datang kembali di dalam Dunia Jiwa, Tuan Muda!" Ucap seorang gadis cantik yang tidak lain adalah Putri Pa Nie yang berasal dari Dunia Lotus Putih dan memutuskan untuk mengikuti Mo Tian bersama dengan Ja Bu.Terdapat juga dua gadis kecil yang mungil beserta dua pemuda tampan di sebelah Putri Pa Nie. Mereka berdua tentu saja adalah Tian Ru'er alias putri angkat Mo Tian dan Putri dari Pangeran Mahkota Kekaisaran Naga Ye Langtian bernama Ye Lan'er yang menjadi murid keduanya. Sedangkan kedua pemuda itu adalah Ja Bu dan Gang Jiang.Kini di dalam Dunia Jiwa hanya tersisa mereka berlima saja. Semuanya telah Mo Tian keluarkan pada saat masih berada di Al
Saat Mo Tian baru saja menghapus susunan formasi array ilusi pada mulut gua tiba-tiba saja sebuah serangan yang sangat kuat karena terdiri dari gabungan beberapa orang yang melakukannya secara bersamaan mengarah kepada dirinya. Untung saja, ada Jingshen Wangzhi yang selalu setia menemani Mo Tian di balik bayang-bayangnya sehingga secara refleks dia menciptakan sebuah pelindung energi agar tidak terkena serangan mematikan itu. Ya, nyatanya para iblis yang mengejar Mo Tian telah curiga dan menemukan tempat persembunyian iblis muda yang membunuh putri dari Walikota Luanli. Akan tetapi karena tidak dapat menghancurkan susunan formasi array ilusi buatan Mo Tian tersebut, mereka semuanya menunggu dan terus menunggu hingga sampai pada akhirnya formasi itu terbuka sendiri, mereka langsung menyerangnya secara membabi buta."Ha-ha-ha.. Ternyata memang benar bahwa kau bersembunyi di balik susunan formasi array ilusi ini, bocah laknat!" Ujar iblis muda pertama dengan suara tawanya yang terdenga
Trank! Trank! Trank! Pertarungan antara Mo Tian dengan iblis belati ketiga masih terus berlangsung dengan begitu sengit. Mereka terus melancarkan serangan demi serangan terkuat mereka untuk menjatuhkan lawan. Namun, jika dilihat dari pandangan kasat mata, keduanya benar-benar dalam kondisi yang sangat berbeda. Mo Tian masih dalam kondisi yang sangat fit dan tidak menerima luka sama sekali, sedangkan iblis belati ketiga sudah menerima cukup banyak luka sehingga pakaian yang dia kenakan telah bersimbah dengan darah. Ketika Mo Tian ingin mengakhiri pertarungannya dengan menggunakan salah satu jurus dari teknik pedang awan miliknya, tiba-tiba saja dia terpaksa harus berhenti karena keempat saudara dari iblis belati muncul menghadangnya dengan serangan gabungan. Zheep! Mo Tian yang terpaksa harus mundur beberapa langkah karena tebasan keempatnya tersebut sungguh sangat berbahaya. Dengan kultivasinya saat ini yang hanya berada di Ranah Dewa Tahap Akhir tentu hal tersebut dapat membaha
Keempat Iblis belati bersaudara membeku di tempat mereka ketika melihat sebuah ledakan yang sangat besar akibat serangan yang diciptakan oleh iblis muda yang telah mengeluarkan jurus andalannya.Dengan kekuatan ledakan yang sedemikian besar dan dampak yang ditimbulkan maka sudah dipastikan saudara pertama mereka akan mati di tempat.Tubuh keempatnya lalu bergetar hebat karena kemarahan yang menyelimuti hati mereka. Niat Membunuh yang begitu besar juga meledak dengan gila yang disertai dengan aura tirani dari kultivasi Ranah Dewa Langit Tahap Menengah.Karena gabungan keempat Iblis belati bersaudara tersebut, udara di sekitar mereka sampai terdistorsi dan ruang terlihat begitu kacau. Mo Tian yang melihat itu tampak memasang wajah serius karena bagaimanapun pertarungan yang akan cukup melelahkan sekaligus merepotkan akan segera terjadi.Kau badjingan sialan berani membunuh saudara pertama kami, kau tidak akan pernah kami lepaskan! teriak Iblis belati ketiga yang kini tubuhnya telah puli
Tuan Muda Yui Cheng hanya bisa menggelengkan kepala serta menghela nafas panjangnya ketika melihat ekspresi wajah dari iblis muda yang mengenakan topeng separuh wajah di hadapannya.Dia mungkin bisa menganggap bahwa pemuda itu benar-benar telah gila karena ingin menuju suatu tempat di mana tempat tersebut justru hanya akan menjadi kuburannya. Setor mati saja, jika dalam pembahasaan gampangnya. Tuan Muda Yui Cheng tidak lagi membicarakan hal-hal yang berkenaan dengan Makam Sejuta Pedang ataupun membujuk iblis muda di depannya agar tidak mendatanginya. Dia merasa akan sangat sia-sia saja. Namun dalam hatinya ada sedikit harapan yang timbul agar pemuda gila ini akan selamat seperti halnya sang jenius sejati di seluruh Alam Neraka alias Yang Mulia Kaisar Iblis, Mogui Tufui.Selesai dengan hidangan yang disajikan, Mo Tian kemudian pamit undur diri kepada Yui Cheng dengan alasan ingin beristirahat, karena merasakan sedikit kelelahan akibat melakukan latihan bersama dengan Patriark Yui Qui
Di Klan Yui.Mo Tian yang tidak tahu dengan rencana Patriark Klan Wen serta putranya Wen Danye yang akan melakukan hal sama dengan apa yang dilakukan oleh Patriark Yui Qui ketika dirinya berkunjung ke Klan Wen suatu hari nanti saat ini sedang menikmati jamuan mewah yang disuguhkan oleh Tuan Muda Yui Cheng.Mo Tian sama sekali tidak sungkan dan memakan semua jamuan itu dengan sangat lahap. Baginya, makan-makan merupakan hal penting sekaligus menyenangkan, meski sebenarnya bagi tingkatan kultivator yang telah mencapai Ranah Dewa Raja Tahap Akhir sepertinya dapat tidak makan sampai waktu tak terbatas lagi masih ada energi Qi di tempat yang dia pijaki."Senior Mo Tian, jika saya boleh tahu, ke manakah senior akan pergi setelah dari klan kami?" Tuan Muda Yui Cheng mencoba bertanya dan mengakrabkan diri dengan iblis muda yang begitu kuat di depannya itu."Emm.. Sebenarnya aku sedang dalam perjalanan menuju ke Kekaisaran Iblis atau lebih tepatnya Makam Sejuta Pedang. Jadi, aku hanya ingin me
Patriark Yui Qui sadar betul dengan kekuatan yang dimiliki oleh iblis muda bertopeng separuh wajah di sampingnya ini. Bahkan, setelah dia mengerahkan seluruh kekuatannya yang telah mencapai kultivasi Ranah Dewa Kaisar Tahap Menengah, pemuda ini masih saja sanggup mengimbanginya serta teknik pedang yang dimilikinya benar-benar terlalu mengerikan. Patriark Yui Qui masih ingat dengan jelas ketika pemuda ini hendak menebaskan pedangnya ke arah lehernya dibatalkannya sehingga pria paruh baya yang menjadi salah satu entitas terkuat di Kota Yunluo terselamatkan. Lalu bagaimana mungkin para tertuanya yang hanya berada di tingkatan di bawah kultivasinya dapat mengalahkan sosok semengerikan ini? Itu benar-benar sangat mustahil di dalam penilaian Patriark Yui Qui. Yang ada, mereka semua pasti akan dibantai habis oleh Mo Tian jika dirinya merasa tersinggung. Beruntungnya ayah Yui Cheng atau Patriark Yui Qui tidak bertindak impulsif sejak awal kepada pemuda ini sehingga menghindarkan dari sesuat
Wush!Bammmm!Bammmm!Mo Tian dan Patriark Yui Qui sama-sama terpental mundur akibat ledakan pertemuan antara dua jurus terkuat. Keduanya terlihat imbang dalam segala aspek dan hal ini tentu saja mengejutkan salah satu orang paling kuat di Kota Yunluo itu."Cukup, temanku!" Patriark Yui Qui dengan cepat berbicara seraya mengangkat tangannya menghentikan Mo Tian yang telah bersiap untuk melakukan serangan selanjutnya menggunakan jurus terkuat lainnya."Oh..? Apakah disini anda menyerah, Patriark Yui?" Mo Tian bertanya dengan seringai tipis terpancar dari sudut bibirnya."Ha-ha-ha.. Tentu saja tidak, teman Mo Tian! Aku tidak mungkin kalah darimu yang hanya memiliki kekuatan Ranah Dewa Raja Tahap Akhir!" Patriark Yui Qui menjawab sembari tertawa terbahak-bahak. Namun dalam hatinya dia mengakui bahwa kekuatan pemuda bertopeng di hadapannya ini benar-benar sangat luar biasa menakutkan karena dapat mengimbangi dua tahapan tingkatan kultivasi. Hanya mereka yang dianggap sebagai monster atau
Tempat latih tanding antara Mo Tian dan Patriark Yui Qui memang telah dilindungi oleh susunan formasi array yang sangat kuat. Namun, hal itu masih saja tidak dapat menyamarkan dari suara dentuman yang sangat keras disertai sebuah getaran yang melingkupi dihampir keseluruhan wilayah mansion Klan Yui.Kepanikan tentu saja terjadi dan semua orang mengira bahwa terjadi sebuah penyerangan di kediaman keluarga Yui. Bahkan Yui Cheng yang sebelumnya mengantarkan Mo Tian untuk menghadap kepada sang ayah ayahnya melakukan suatu hal yang sependapat dengan Yui Gong hingga terpantik lah sebuah perseteruan yang berujung pada pertarungan.'Apa ayah lebih memilih mengambil pendapat iblis tidak masuk akal itu daripada putranya sendiri?' Yui Cheng bergumam dalam hatinya dan merasakan kekecewaan kepada sang ayah karena setelah menyerang dermawannya.Di tempat salah satu Tetua Klan Yui, Yui Zo dan Yui Gong yang sedang berbicara beberapa hal di kejutkan dengan suara dentuman keras dan getaran hebat. Kedua
"Salam, ayah!" Yui Cheng memberikan salam sembari menangkupkan kedua tangan dan membungkukkan badan kepada sosok pria paruh baya yang sedang duduk di gazebo taman belakang kediaman Patriark."Salam, Patriark Yui!" Mo Tian juga melakukan hal sama namun sama sekali tidak membungkukkan badannya."Hmm.. Yui Cheng, kau boleh pergi! Ayah ingin berbicara empat mata dengan dermawan mu ini. Tuan Muda Mo Tian, silakan duduk bersamaku! Aku telah menyiapkan teh galaxy untuk kita nikmati bersama!" Patriark Yui Qui berkata dengan sangat ramah."Baik, ayah!" Yui Cheng menurut dan pergi."Terima kasih, Patriark Yui!" Sedangkan Mo Tian dengan tanpa sungkan langsung duduk di tempat yang dipersilahkan oleh sang Patriark Yui.Mo Tian dengan santai menyeruput teh galaxy itu hingga sudut bibir Patriark Yui Qui terangkat sedikit. Dia cukup kagum dengan pemuda bertopeng separuh wajah ini karena masih begitu tenang meskipun sebenarnya sejak awal dia telah mengumbarkan aura kultivasi Ranah Dewa Kaisar Tahap Me
Sehari berlalu dan di dalam Dunia Jiwa telah berlalu 3 hari disebabkan perbedaan waktu antara dimensi nyata dan juga dimensi milik Mo Tian.Selama itu pula Mo Tian menggunakannya untuk beristirahat sekaligus menemani Putri kecil serta muridnya untuk berlatih.Dan kini, tibalah waktu bagi Mo Tian berpisah dengan dua murid sekaligus saudara-saudarinya yang menghuni Dunia Jiwa."Ayah, sering-seringlah mengunjungi kami!" Rengek Tian Ru'er dengan manja karena merasa bahwa waktu 3 hari kebersamaannya dengan sang ayah masih begitu kurang. "Benar yang dikatakan saudari Ru'er, guru! Sering-seringlah guru mendatangi Dunia Jiwa. Latihanku dengan guru sangat terasa berbeda dan lebih mudah dipahami. Lain halnya jika dengan paman Ja Bu atau pun yang lainnya!" Muridnya, Ye Lan'er menambahkan."Baiklah-baiklah.. Aku akan berusaha sebisa mungkin untuk sering mengunjungi kalian. Tapi, ada satu syarat yang harus kalian tepati jika kita bertemu lagi,""Syarat?" Tian Ru'er dan Ye Lan'er berucap serentak.
Mo Tian berjalan santai memasuki Kota Yunluo dengan rombongan Tuan Muda dari Klan Yui. Tidak ada satupun masalah lagi yang menghampiri rombongan mereka karena beberapa orang telah melihat dengan jelas keberanian pemuda bertopeng separuh wajah yang mencekik Wen Danye bahkan hampir membunuhnya.Tidak ada orang waras yang mau berselisih dengan sosok seperti itu. Mereka yakin bahwa pemuda itu sangat kuat sekali karena dengan mudahnya dapat membuat tidak berdaya Tuan Muda Wen Danye padahal kultivasinya telah mencapai Ranah Dewa Raja Tahap Awal.Rombongan itu akhirnya sampai di sebuah mansion yang sangat besar dan megah di tengah-tengah kota."Selamat datang di kediaman keluarga Yui, senior!" Yui Cheng berkata kepada Mo Tian.Mo Tian hanya menganggukkan kepala saja untuk menanggapinya.Yui Cheng lalu membawa Mo Tian di salah satu bangunan megah guna mempersilahkannya beristirahat. Dia tahu bahwa pemuda bertopeng separuh wajah ini cukup kelelahan karena ketika dalam perjalanan menuju Kota Yu
Tuan Muda Wen Danye meraung-raung dengan marah seraya meledakkan Niat Membunuhnya yang sangat pekat ke arah Mo Tian. Zheep! Namun baru saja ketika dia selesai berbicara, pemuda bertopeng separuh wajah yang di cacinya tiba-tiba muncul tepat di depannya lalu dengan tanpa basa-basi mencekik lehernya dengan sangat kuat. Ugh! Tuan Muda Wen Danye terkejut bukan main saat tubuhnya tiba-tiba terangkat dan nafasnya susah untuk di tarik. Energi Qi di dalam tubuhnya juga terasa tersegel seketika itu juga. "Katakan sekali lagi padaku, kau ingin membunuhku? Apa kau layak di mataku?" Mo Tian berkata dengan nada dalam serta sorot matanya yang tajam memberikan perasaan menakutkan bagi Wen Danye. "Ugh! S-senior.. T-tolong lepaskan dan ampuni aku yang lemah ini.." Wen Danye berbicara memohon dengan terbata-bata. Dia bukanlah iblis bodoh seperti Yui Gong yang serta merta menyinggung sosok yang tidak takut sama sekali dengan identitasnya, padahal jelas-jelas dia sebelumnya telah meneriakkan dengan l