Kekuatan serangan yang dikeluarkan oleh Iblis belati kedua benar-benar sangat kuat sehingga ketika Mo Tian melakukan gerakan untuk pengadangan terciptalah sebuah ledakan yang sangat-sangat kuat dan besar.Swush!Mo Tian terpental puluhan langkah ke belakang sembari memasang wajah garang dan serius. Dia sedikit kurang percaya bahwa kekuatan dari Iblis belati kedua akan sekuat itu padahal kekuatannya saat ini telah dapat disetarakan dengan mereka yang berada di Ranah Dewa Langit Tahap Akhir.Sedangkan di sisi lain, ketika melihat saudara Kedua mereka telah selesai melakukan serangan kepada Mo Tian, Iblis belati ketiga, keempat dan kelima langsung menyiapkan serangan mereka masing-masing. Mereka ingin memberikan serangan beruntun dengan kekuatan maksimal mereka agar iblis muda bertopeng separuh wajah dapat mereka bunuh dengan lebih cepat tanpa diketahui oleh iblis-iblis lainnya."Sekarang!" Ucap Iblis belati ketiga yang langsung diangguki oleh kedua saudaranya yang lain."Gerakan Ketiga
Setelah berbincang-bincang sejenak dengan Tuan Mudanya, Jingshen Wangzhi yang sebelumnya berada di balik bayangan langsung keluar dan menghilang.Dalam waktu sekejap saja, Jingshen Wangzhi setelah kembali lagi kepada Mo Tian dengan kondisi seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Namun terdapat suatu hal yang membedakan antara sebelumnya dan setelah dia pergi.Itu adalah dari tangannya terdapat jejak aura keempat Iblis belati bersaudara yang tersisa. Ya, meskipun tidak ada sedikitpun bercak darah di sana namun Mo Tian yakin bahwa pengawalnya itu telah menghabisi keempat iblis yang memburunya tersebut. Ini benar-benar hal yang sangat tidak terduga sekali dan membuktikan bahwa kekuatan dari Jingshen Wangzhi benar-benar sangat kuat.Di sisi lain hal tersebut semakin membuat Mo Tian merasakan sakit hati karena merasa akan begitu lemahnya dia. Jiwanya menjadi semakin bertekad dan menggebu-gebu untuk lebih keras lagi dalam berlatih setelah ini.Yang diperlukan oleh Mo Tian saat ini adalah temp
"A-apa! B-bagaimana bisa ada sosok sekuat itu disini?" Mo Tian sampai tergagap ketika berbicara karena saking terkejutnya."Saya juga tidak tahu, Tuan Muda. Namun satu hal yang pasti, sosok iblis sekuat ini pasti mengenali aura anda," ujar Jingshen Wangzhi tiba-tiba dan nada bicaranya terdengar begitu tenang."Ha?" Mo Tian bingung dengan maksud ucapan pelayannya itu."Maksudku adalah semua iblis kuat yang ada di alam neraka pasti mengenali orang milik Kaisar Dewa Ling, karena mereka adalah pengikut setia beliau. Oleh karenanya, anda tidak perlu takut dan cukup perlihatkan aura Kaisar Dewa milik anda, Tuan Muda!" Jelas Jingshen Wangzhi."Oh? Begitukah?" Mo Tian pun menjadi lebih rileks dan tenang setelah mendengarkan penuturan tersebut.Mo Tian kemudian menatap lurus ke arah hutan gelap di depannya dengan pandangan intens seolah tidak ada rasa takut sama sekali di hatinya. Dengan suara lantang dia berseru, "Siapapun di sana, tunjukkan dirimu sekarang juga!"Bersamaan dengan mulutnya ya
Mo Tian tersenyum sedikit masam ketika mendengarkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Mui Juzi. Itu karena alasan dan penjelasan mengenai identitas aslinya cukuplah rumit. Bagaimana dia bisa memiliki nama Mo Tian? Bagaimana bisa diam memiliki orang yang sama dengan Kaisar Dewa Ling? lalu bagaimana bisa dia menjadi murid dari Sang Maha Dewa? Semua berhubungan satu sama lain dan dia harus menjelaskannya satu persatu jika ingin menjawab pertanyaan sederhana dari Mui Juzi ini. Akan tetapi untuk mempersingkat penjelasannya maka dia hanya mengatakan bahwa sebenarnya dia telah kembali bereinkarnasi menjadi sosok yang lemah dengan tanpa kultivasi. Namun Mo Tian tentu saja menjelaskan juga mengenai beberapa hal karena dikatakan bahwa sebenarnya semua orang di seluruh alam telah mengetahui bahwa jiwanya ikut hancur ketika dirinya dibunuh oleh Dewa Perang di masa lalu. Mo Tian menjelaskan bahwa sebelum dia mati, dia mendapatkan keberuntungan berupa kesempatan kedua yang diberikan oleh sang Mah
Di Kota Luanli.Walikota Luanli atau Kiu Bei mengeratkan tangannya dengan sangat kuat sehingga leher prajurit yang membawa informasi mengenai kegagalan akan pencarian pembunuh putrinya patah dan nyawanya melayang.Krek!Walikota Kiu Bei sangat marah sekali karena orang-orang yang memburu iblis muda itu sangatlah tidak becus sekali padahal kekuatannya hanya berada di Ranah Dewa Tahap Akhir saja."Dasar tidak berguna! Kalian semua benar-benar sangat tidak becus!" Raung Walikota Luanli dengan suara yang menggelegar dan Niat Membunuh yang menyebarkan segala arah.Kiu Bei sudah tidak dapat lagi untuk dinasihati oleh pamannya dan dia bertindak anarkis tanpa memperdulikan kemungkinan yang akan terjadi jika sampai para Tuan Muda atau Nona Muda dari sekte maupun kota besar yang berkunjung untuk berburu terluka karenanya.Intinya, Walikota Kiu Bei saat ini benar-benar sangat murka!Ranah Dewa Raja Tahap Awal miliknya terus merembas tanpa henti lalu dengan kecepatan yang tidak dapat dilihat oleh
Bammm!Suara ledakan terendam terdengar dari dalam tubuh Mo Tian yang menandakan bahwa dirinya telah berhasil menerobos ke Ranah Dewa Bumi Tahap Awal.Aura yang keluar dan memancar dari dalam tubuhnya begitu kuat sehingga hukum dimensi di alam neraka langsung mengkonfirmasi bahwa seseorang telah melakukan penerobosan dan harus melewati sebuah petir kesengsaraan. Awan hitam mulai terbentuk dan terus menjadi tebal serta meluas dengan radius yang seolah tidak lagi terukur.Awan itu terlihat begitu pekat dan memiliki aura yang sangat menakutkan. Namun hal tersebut sama sekali tidak membuat Mo Tian gentar ataupun takut untuk menghadapinya. Dia justru tersenyum tipis karena suatu hal.Jdeeeeererrr...Seperti biasa, petir yang menjadi kesengsaraan bagi Mo Tian ketika melakukan penerobosan tentu saja adalah petir merah atau biasa dikenal dengan Petir Kekacauan dengan wujud naga.Namun terdapat suatu keanehan pada ekspresi yang diperlihatkan dari wajah Naga Petir Kekacauan tersebut.Dia justr
Di sisi lain, Walikota Luanli Kiu Bei yang sedang mencari keberadaan dari pembunuh putrinya sebenarnya juga melihat fenomena alam" yang terjadi karena penerobosan dari Mo Tian. Namun karena merasa bahwa aura yang terpancarkan dari gumpalan awan hitam tersebut terlalu menakutkan untuk penerobosan kultivasi Ranah Dewa ke Ranah Dewa Bumi, maka dia pun segera mengabaikannya.Walikota Luanli melesat ke tempat lain dan berhenti melihat fenomena tersebut untuk berfokus mencari keberadaan dari pembunuh yang harus dia bunuh. Dia tidak berpikir bahwa orang yang sudah menerobos itu adalah Mo Tian.Andaikan Kiu Bei memiliki keniatan untuk melihat saja siapakah gerangan orang tersebut, maka dia pun pasti akan menemukan pemuda itu dan dapat memberikan hadiah kematian untuknya. Ya, meskipun hal tersebut tidaklah mungkin karena terdapat Jingshen Wangzhi yang selalu stay di balik bayangan Mo Tian untuk menjaganya.Sembari terus terbang ke suatu arah yang berbeda dengan arah keberadaan Mo Tian, Walikot
Mo Tian sudah memasuki Kota Moheng beberapa saat lalu setelah membayar beberapa batu roh tingkat rendah. Saat ini dirinya sedang berjalan-jalan untuk melihat-lihat apakah ada hal yang menarik perhatiannya atau tidak.Mo Tian melihat bahwa Kota Moheng yang sering digunakan sebagai tempat perdagangan. Oleh karenanya di samping kanan dan kiri jalan terdapat banyak sekali orang yang menjajakan dagangan mereka.Mereka menjual berbagai macam hal dimulai dari sumber daya untuk para kultivator, tanaman herbal, pil-pil, senjata-senjata tingkat rendah bahkan sampai beberapa batu yang diyakini sebagai salah satu mineral untuk pembuatan senjata ataupun armor.Namun semua itu hanyalah berada di tingkatan rendah saja karena untuk tingkatan yang lebih tinggi tentu saja dijual di tempat-tempat khusus seperti halnya gedung pelelangan.Di Kota Moheng ini terdapat salah satu cabang daripada Asosiasi Perdagangan yang akan selalu mengadakan pelelangan di setiap 3 bulan sekali dan kebetulan acara tersebut
Tuan Muda Yui Cheng hanya bisa menggelengkan kepala serta menghela nafas panjangnya ketika melihat ekspresi wajah dari iblis muda yang mengenakan topeng separuh wajah di hadapannya.Dia mungkin bisa menganggap bahwa pemuda itu benar-benar telah gila karena ingin menuju suatu tempat di mana tempat tersebut justru hanya akan menjadi kuburannya. Setor mati saja, jika dalam pembahasaan gampangnya. Tuan Muda Yui Cheng tidak lagi membicarakan hal-hal yang berkenaan dengan Makam Sejuta Pedang ataupun membujuk iblis muda di depannya agar tidak mendatanginya. Dia merasa akan sangat sia-sia saja. Namun dalam hatinya ada sedikit harapan yang timbul agar pemuda gila ini akan selamat seperti halnya sang jenius sejati di seluruh Alam Neraka alias Yang Mulia Kaisar Iblis, Mogui Tufui.Selesai dengan hidangan yang disajikan, Mo Tian kemudian pamit undur diri kepada Yui Cheng dengan alasan ingin beristirahat, karena merasakan sedikit kelelahan akibat melakukan latihan bersama dengan Patriark Yui Qui
Di Klan Yui.Mo Tian yang tidak tahu dengan rencana Patriark Klan Wen serta putranya Wen Danye yang akan melakukan hal sama dengan apa yang dilakukan oleh Patriark Yui Qui ketika dirinya berkunjung ke Klan Wen suatu hari nanti saat ini sedang menikmati jamuan mewah yang disuguhkan oleh Tuan Muda Yui Cheng.Mo Tian sama sekali tidak sungkan dan memakan semua jamuan itu dengan sangat lahap. Baginya, makan-makan merupakan hal penting sekaligus menyenangkan, meski sebenarnya bagi tingkatan kultivator yang telah mencapai Ranah Dewa Raja Tahap Akhir sepertinya dapat tidak makan sampai waktu tak terbatas lagi masih ada energi Qi di tempat yang dia pijaki."Senior Mo Tian, jika saya boleh tahu, ke manakah senior akan pergi setelah dari klan kami?" Tuan Muda Yui Cheng mencoba bertanya dan mengakrabkan diri dengan iblis muda yang begitu kuat di depannya itu."Emm.. Sebenarnya aku sedang dalam perjalanan menuju ke Kekaisaran Iblis atau lebih tepatnya Makam Sejuta Pedang. Jadi, aku hanya ingin me
Patriark Yui Qui sadar betul dengan kekuatan yang dimiliki oleh iblis muda bertopeng separuh wajah di sampingnya ini. Bahkan, setelah dia mengerahkan seluruh kekuatannya yang telah mencapai kultivasi Ranah Dewa Kaisar Tahap Menengah, pemuda ini masih saja sanggup mengimbanginya serta teknik pedang yang dimilikinya benar-benar terlalu mengerikan. Patriark Yui Qui masih ingat dengan jelas ketika pemuda ini hendak menebaskan pedangnya ke arah lehernya dibatalkannya sehingga pria paruh baya yang menjadi salah satu entitas terkuat di Kota Yunluo terselamatkan. Lalu bagaimana mungkin para tertuanya yang hanya berada di tingkatan di bawah kultivasinya dapat mengalahkan sosok semengerikan ini? Itu benar-benar sangat mustahil di dalam penilaian Patriark Yui Qui. Yang ada, mereka semua pasti akan dibantai habis oleh Mo Tian jika dirinya merasa tersinggung. Beruntungnya ayah Yui Cheng atau Patriark Yui Qui tidak bertindak impulsif sejak awal kepada pemuda ini sehingga menghindarkan dari sesuat
Wush!Bammmm!Bammmm!Mo Tian dan Patriark Yui Qui sama-sama terpental mundur akibat ledakan pertemuan antara dua jurus terkuat. Keduanya terlihat imbang dalam segala aspek dan hal ini tentu saja mengejutkan salah satu orang paling kuat di Kota Yunluo itu."Cukup, temanku!" Patriark Yui Qui dengan cepat berbicara seraya mengangkat tangannya menghentikan Mo Tian yang telah bersiap untuk melakukan serangan selanjutnya menggunakan jurus terkuat lainnya."Oh..? Apakah disini anda menyerah, Patriark Yui?" Mo Tian bertanya dengan seringai tipis terpancar dari sudut bibirnya."Ha-ha-ha.. Tentu saja tidak, teman Mo Tian! Aku tidak mungkin kalah darimu yang hanya memiliki kekuatan Ranah Dewa Raja Tahap Akhir!" Patriark Yui Qui menjawab sembari tertawa terbahak-bahak. Namun dalam hatinya dia mengakui bahwa kekuatan pemuda bertopeng di hadapannya ini benar-benar sangat luar biasa menakutkan karena dapat mengimbangi dua tahapan tingkatan kultivasi. Hanya mereka yang dianggap sebagai monster atau
Tempat latih tanding antara Mo Tian dan Patriark Yui Qui memang telah dilindungi oleh susunan formasi array yang sangat kuat. Namun, hal itu masih saja tidak dapat menyamarkan dari suara dentuman yang sangat keras disertai sebuah getaran yang melingkupi dihampir keseluruhan wilayah mansion Klan Yui.Kepanikan tentu saja terjadi dan semua orang mengira bahwa terjadi sebuah penyerangan di kediaman keluarga Yui. Bahkan Yui Cheng yang sebelumnya mengantarkan Mo Tian untuk menghadap kepada sang ayah ayahnya melakukan suatu hal yang sependapat dengan Yui Gong hingga terpantik lah sebuah perseteruan yang berujung pada pertarungan.'Apa ayah lebih memilih mengambil pendapat iblis tidak masuk akal itu daripada putranya sendiri?' Yui Cheng bergumam dalam hatinya dan merasakan kekecewaan kepada sang ayah karena setelah menyerang dermawannya.Di tempat salah satu Tetua Klan Yui, Yui Zo dan Yui Gong yang sedang berbicara beberapa hal di kejutkan dengan suara dentuman keras dan getaran hebat. Kedua
"Salam, ayah!" Yui Cheng memberikan salam sembari menangkupkan kedua tangan dan membungkukkan badan kepada sosok pria paruh baya yang sedang duduk di gazebo taman belakang kediaman Patriark."Salam, Patriark Yui!" Mo Tian juga melakukan hal sama namun sama sekali tidak membungkukkan badannya."Hmm.. Yui Cheng, kau boleh pergi! Ayah ingin berbicara empat mata dengan dermawan mu ini. Tuan Muda Mo Tian, silakan duduk bersamaku! Aku telah menyiapkan teh galaxy untuk kita nikmati bersama!" Patriark Yui Qui berkata dengan sangat ramah."Baik, ayah!" Yui Cheng menurut dan pergi."Terima kasih, Patriark Yui!" Sedangkan Mo Tian dengan tanpa sungkan langsung duduk di tempat yang dipersilahkan oleh sang Patriark Yui.Mo Tian dengan santai menyeruput teh galaxy itu hingga sudut bibir Patriark Yui Qui terangkat sedikit. Dia cukup kagum dengan pemuda bertopeng separuh wajah ini karena masih begitu tenang meskipun sebenarnya sejak awal dia telah mengumbarkan aura kultivasi Ranah Dewa Kaisar Tahap Me
Sehari berlalu dan di dalam Dunia Jiwa telah berlalu 3 hari disebabkan perbedaan waktu antara dimensi nyata dan juga dimensi milik Mo Tian.Selama itu pula Mo Tian menggunakannya untuk beristirahat sekaligus menemani Putri kecil serta muridnya untuk berlatih.Dan kini, tibalah waktu bagi Mo Tian berpisah dengan dua murid sekaligus saudara-saudarinya yang menghuni Dunia Jiwa."Ayah, sering-seringlah mengunjungi kami!" Rengek Tian Ru'er dengan manja karena merasa bahwa waktu 3 hari kebersamaannya dengan sang ayah masih begitu kurang. "Benar yang dikatakan saudari Ru'er, guru! Sering-seringlah guru mendatangi Dunia Jiwa. Latihanku dengan guru sangat terasa berbeda dan lebih mudah dipahami. Lain halnya jika dengan paman Ja Bu atau pun yang lainnya!" Muridnya, Ye Lan'er menambahkan."Baiklah-baiklah.. Aku akan berusaha sebisa mungkin untuk sering mengunjungi kalian. Tapi, ada satu syarat yang harus kalian tepati jika kita bertemu lagi,""Syarat?" Tian Ru'er dan Ye Lan'er berucap serentak.
Mo Tian berjalan santai memasuki Kota Yunluo dengan rombongan Tuan Muda dari Klan Yui. Tidak ada satupun masalah lagi yang menghampiri rombongan mereka karena beberapa orang telah melihat dengan jelas keberanian pemuda bertopeng separuh wajah yang mencekik Wen Danye bahkan hampir membunuhnya.Tidak ada orang waras yang mau berselisih dengan sosok seperti itu. Mereka yakin bahwa pemuda itu sangat kuat sekali karena dengan mudahnya dapat membuat tidak berdaya Tuan Muda Wen Danye padahal kultivasinya telah mencapai Ranah Dewa Raja Tahap Awal.Rombongan itu akhirnya sampai di sebuah mansion yang sangat besar dan megah di tengah-tengah kota."Selamat datang di kediaman keluarga Yui, senior!" Yui Cheng berkata kepada Mo Tian.Mo Tian hanya menganggukkan kepala saja untuk menanggapinya.Yui Cheng lalu membawa Mo Tian di salah satu bangunan megah guna mempersilahkannya beristirahat. Dia tahu bahwa pemuda bertopeng separuh wajah ini cukup kelelahan karena ketika dalam perjalanan menuju Kota Yu
Tuan Muda Wen Danye meraung-raung dengan marah seraya meledakkan Niat Membunuhnya yang sangat pekat ke arah Mo Tian. Zheep! Namun baru saja ketika dia selesai berbicara, pemuda bertopeng separuh wajah yang di cacinya tiba-tiba muncul tepat di depannya lalu dengan tanpa basa-basi mencekik lehernya dengan sangat kuat. Ugh! Tuan Muda Wen Danye terkejut bukan main saat tubuhnya tiba-tiba terangkat dan nafasnya susah untuk di tarik. Energi Qi di dalam tubuhnya juga terasa tersegel seketika itu juga. "Katakan sekali lagi padaku, kau ingin membunuhku? Apa kau layak di mataku?" Mo Tian berkata dengan nada dalam serta sorot matanya yang tajam memberikan perasaan menakutkan bagi Wen Danye. "Ugh! S-senior.. T-tolong lepaskan dan ampuni aku yang lemah ini.." Wen Danye berbicara memohon dengan terbata-bata. Dia bukanlah iblis bodoh seperti Yui Gong yang serta merta menyinggung sosok yang tidak takut sama sekali dengan identitasnya, padahal jelas-jelas dia sebelumnya telah meneriakkan dengan l