Share

80

Rojali kembali menoleh ke arah komplotan Kalong Hideung berada. Hatinya remuk bak kaca yang dijatuhkan ke bebatuan. Dadanya mendadak bergemuruh seakan ada guntur yang menggelegar di dalam sana. Deru napasnya tiba-tiba tak beraturan.

Kini, Rojali tahu kalau buku pusaka yang dimaksud Ki Jalu adalah buku yang ia titipkan ke pesantren. Ketakutannya akhirnya terbukti. Rojali mengepal tangan kuat-kuat, dan tanpa sadar hendak memukul bilik di sampingnya. Namun, saat tangannya akan berpapasan dengan bilik tersebut, dengan cepat ia menarik tangannya kembali.

Silaing ngarasa dikhianat ku jadi babaturan silaing

(Kamu merasa dikhianti oleh teman kamu)?

Suara itu muncul kembali tanpa diminta. Setelahnya, gemuruh tawa memenuhi pikiran Rojali. Hal itu berlangsung selama beberapa waktu, dan seiring dengan detik berganti, tawa itu kian memekik di hati dan telinga. Amarah yang mulai menguasai mulai mengikis fokus Rojali hingga ia tak sadar tiba-tiba berdiri mengha

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status