Seorang wanita dengan usianya yang sudah cukup matang terlihat berjalan menuju sebuah ruangan besar di tengan mansion megahnya.Dandannya yang menor tak membuat wajahnya yang berumur terlihat lebih tua, justru dari hari ke hari, aura kecantikan sang wanita tampak terpancar dari wajahnya yang mulus dan halus."Hay, Girls. Mami kumpulin kalian pagi ini hanya untuk memberi tahu bahwa malam ini, kita akan berpesta di penthousenya Tuan Jendra Farid Firmansyah, kalian kenal dong pastinya beliau itu siapa? Beliau sudah booking kalian semua untuk menemani rekan-rekan bisnisnya dari berbagai negara besar. Jadi, kalian harus cancel semua kegiatan hari ini, dan pergi ke salon untuk perawatan. Mami nggak mau kalau sampai ada komplainan dari Tuan Jendra nanti? Oke?""Oke Mami Keke," sahut sepuluh orang wanita cantik dengan tubuh aduhai nan seksinya. Mereka adalah anak buah Mami Keke.Mami Keke, begitulah dia disebut.Dia adalah seorang gremo yang cukup terkenal di Jakarta.Lelaki hidung belang yang
Meski tahu bahwa semasa hidupnya Kinan sudah melakukan hal buruk pada Atama dan juga Aljabar, namun, saat Kinan meninggal, seluruh keluarga Aljabar termasuk Atama turut menghantarkan jenazah Kinan ke tempat peristirahatan terakhirnya.Keluarga besar Kinan pun sudah mengetahui apa yang terjadi dengan hubungan rumah tangga anak mereka dan merasa sangat bersalah atas itu.Atas nama Kinan, mereka sudah meminta maaf secara resmi kepada Aljabar juga Atama.Sementara itu, pencarian atas diri Chelsea masih terus berlanjut hingga sekarang."Al, apa mungkin, Chelsea sekarang ada sama Lexi? Aku nggak liat Lexi datang ke pemakaman Kinan tadi? Gimana kalau kita datengin rumah Lexi sekarang?" Terka Atama menyampaikan kecurigaannya saat dia dan Aljabar kini sedang dalam perjalanan pulang menuju Jakarta, karena pemakaman Kinan dilangsungkan di daerah asal Kinan, yaitu Bandung.Aljabar seketika berdecak. Dia memang khawatir dengan keadaan Chelsea, hanya saja untuk kembali bertatap muka dengan Lexi, se
"Permisi, Ibu Marfuah ya? Lagi sibuk Bu?" Sapa Atama dari arah belakang.Wanita paruh baya bernama Marfuah yang saat itu sedang menyapu halaman resto pun langsung berbalik menoleh ke arah suara sapaan itu berasal.Melihat Atama berdiri sambil tersenyum di belakangnya, kerutan di kening Ibu Marfuah yang keriput tampak berlipat ganda."Ibu masih ingat saya? Kita pernah ketemukan sebelumnya di sini?" ucap Atama lagi masih dengan logat sopan dan ramahnya.Di luar dugaan, jika dulu pertama kalinya mereka bertemu, Ibu Marfuah tampak sok akrab dengan Atama yang dia pikir adalah Rassi, tapi reaksi Ibu renta itu kini terlihat berbeda.Wanita itu seperti orang ketakutan hingga dia langsung berlari menuju area halaman belakang Resto, meninggalkan Atama yang jadi terbengong-bengong sendirian.Untungnya Atama bergerak cepat dan langsung mengejar Ibu Marfuah ke halaman belakang resto, tapi sialnya, wanita itu sudah tidak terlihat di sana."Kemana dia?" tanya Atama bergumam sendiri.Atama hendak ber
Aljabar baru saja selesai menghadiri pertemuan penting mengenai proyek kerjasama baru dengan beberapa perusahaan tetangga.Sebuah proyek besar yang akan menjadi alat picu perusahaannya untuk terus meroket.Sayangnya, hasil dari rapat ini ditutup dengan berita duka cita atas kematian salah satu rekan bisnis Aljabar yang sejak awal juga ikut berkontribusi dalam proyek ini.Dia, Gavindra.Lelaki matang berusia 36 Tahun yang menjabat sebagai CEO Andalas Grup.Kematian Gavindra diduga karena overdosis, itulah hasil dari penyelidikan pihak kepolisian sejauh ini.Itulah sebabnya, posisi Gavindra kosong dan terpaksa proyek akan ditunda sampai posisi itu tergantikan oleh investor lain.Dengan wajah lelah, Aljabar pulang ke rumah seperti biasa setelah semua pekerjaannya selesai di kantor.Merenggangkan ikatan dasinya yang terasa mencekik, Aljabar melangkah masuk ke kediamannya.Jika biasanya, Atama akan menyambut kepulangannya di teras atau di ruang keluarga, namun sampai Aljabar memasuki kamar
"Dari hasil penyelidikan saya, dari beberapa kesaksian tetangga di sekitar kediaman Abraham di Solo, banyak dari mereka yang tidak mengenal sosok Rassi maupun Abraham sendiri. Mereka lama tinggal di Solo tapi sangat menutup diri dari tetangga sekitar dan dunia luar. Jarang sekali Rassi terlihat keluar dari rumah kecuali jika di dampingi oleh Abraham. Dan terakhir, di tanggal 6 November ini, ada seorang tetangga yang melihat Rassi keluar terburu-buru lalu mengemudi mobil sendiri, tak lama terlihat Abraham menyusul, dan sejak itu, Rassi tak pernah lagi terlihat batang hidungnya di kediaman Abraham, sama halnya dengan Abraham sendiri. Mereka berdua menghilang dan tak ada satu pun tetangga yang mengetahui kemana mereka pergi. Sampai detik ini, kediaman Abraham di Solo kosong, Mam." Beritahu Bara, salah satu anak buah kepercayaan Mami Keke."Setelah saya selidiki lebih jauh, saya kemudian mengetahui bahwa di tanggal yang sama dengan kepergian Rassi dari kediaman Abraham itu, telah terjadi
Masih dalam pikirannya yang terpecah belah, Aljabar pun tak tinggal diam untuk mengetahui lebih lanjut mengenai siapa sebenarnya identitas wanita buta yang wajahnya sangat mirip dengan Kinan itu.Lelaki itu tidak jadi pulang melainkan membuntuti kemana arah tujuan si wanita buta itu selepas dia mampir di toko bunga untuk membeli sekuntum mawar putih.Saat itu, Aljabar melihat seorang anak kecil perempuan yang menghampiri si wanita buta di lampu merah. Anak kecil itu sepertinya adalah pedagang asongan yang biasa menjajakan barang dagangannya di lampu merah.Aljabar lekas menepikan kendaraannya saat melihat si wanita buta dan anak kecil itu pergi menuju sebuah makam.Lalu, wanita itu berjongkok bersama anak kecil perempuan itu di sisi makam setelah dia menaruh sekuntum mawar putih tadi.Tak ada yang aneh dari aktifitas yang mereka lakukan saat ini, hanya saja, Aljabar masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.Ada hubungan apa sebenarnya antara wanita itu dengan Kinan? Ken
Sebuah gedung pencakar langit berdiri kokoh di tengah-tengah kota Jakarta. Rooftop gedung yang tadinya terlihat biasa saja kini tampak ramai dan meriah.Siapa lagi jika bukan Jendra yang menyulapnya menjadi demikian?Dengan uang, semua bisa dia lakukan.Hari ini, tamu-tamu penting Jendra yang seluruhnya berasal dari kalangan atas tampak menikmati suasana pesta meriah itu.Ada yang asik berdansa, sekadar minum atau mengobrol dengan rekan bisnis sambil sesekali mencuri pandang ke arah gadis-gadis nan cantik jelita yang menjadi waitress di sana.Bukan hanya cantik, tapi pakaian mereka yang kelewat seksi jelas saja menggoda hasrat dan iman para pebisnis yang rata-rata memiliki usia di atas empat puluh tahun itu. Usia yang memang sudah tidak muda, tapi tentunya sangat berpengalaman dalam banyak hal, terutama soal wanita."Waitress-waitress di sini bukan sembarang waitress Pak Gatot, tapi mereka wanita yang juga bisa dibooking. Saya sudah membayar kontan mereka untuk melayani tamu-tamu unda
Malam itu, Aljabar sama sekali tidak kembali ke acara pesta karena usai dari toilet dia langsung sibuk mencari keberadaan Atama.Seorang diri dia mengitari area gedung hotel berbintang lima tersebut tapi hasilnya nihil setelah sebelumnya, petugas toilet di dekat lobi mengatakan bahwa dia tidak melihat keberadaan Atama di dalam toilet sejak tadi.Bahkan sampai Aljabar memperlihatkan foto Atama pada beberapa orang yang dia temui di lobi hotel, namun tak ada seorang pun yang melihat Atama di hotel itu.Dan sialnya lagi, ponsel Atama juga tak bisa dihubungi.Merasa lelah mencari dan setengah putus asa, Aljabar memutuskan untuk kembali naik ke rooftop. Saat itu, acara pesta sudah usai dan Aljabar melihat para tamu undangan satu persatu pulang meninggalkan rooftop.Berjalan gontai, Aljabar menghampiri kedua orang tuanya yang masih asik mengobrol dengan keluarga Jendra.Lelaki itu membisikkan sesuatu pada Aryan dan Widya bergantian, hingga setelahnya, kedua orang tua itu pun pamit undur diri