Mohon maaf, hari ini satu bab dulu Laptop error, draft tulisanya kehapus dan tidak bisa di recovery hanya 1 bab ini yang bisa di selamatkan, sisanya harus saya tulis ulang kembali :(
Srak, Srak, Srak, Terlihat dua orang sedang berjalan melewati jalan setapak bersama dengan diterangi oleh sinar dari bulan purnama yang muncul di antara pepohonan yang rindang di kedua sisi jalan. Meskipun jalan setapak itu disinari oleh sinar bulan tapi mereka tetap ditemani cahaya dari lampu sebagai penerang jalan. Mengingat jalan setapak yang mereka lalui itu berbatu dan tak jarang berlumpur. Kedua orang itu adalah Esih dan Yoga berjalan bersama pada malam itu, Yoga yang tidak tahu kenapa dirinya tiba-tiba ada di hutan masih merasa kebingungan atas apa yang terjadi pada malam ini. Meskipun, ada perasaan aneh yang kini terasa olehnya ketika mereka berjalan berdua. Semuanya terasa tenang seolah-olah ada yang sedang menjaga mereka malam itu yang bisa membuatnya tidak ketakutan lagi. Meskipun, Yoga merasa bahwa di belakangnya seperti ada yang mengikuti, karena terlihat beberapa kali ketika Yoga melihat ke dalam hutan yang gelap gulita, dia melihat beberapa pasang mata dari sela-sel
Hutan di Gunung Sepuh yang sangat lebat itu kini terasa gaduh di salah satu titik, dimana ada satu tempat yang berbentuk sebuah mata air kecil yang keluar dari dalam gua yang nantinya berkumpul di sebuah danau kecil di ujung sebelah kanan gunung, yang kini danau kecil itu akan diteruskan untuk dibuat irigasi yang nantinya akan digunakan oleh para warga.Di dalam gua itu tampak ramai, terdengar banyak sekali suara tertawa dari para makhluk-makhluk dengan nada yang berat, para makhluk itu tertawa terbahak-bahak sambil sesekali mengangkat sebuah akar pohon yang lentur dan panjang yang akan dia gunakan untuk.CtassssssARGGGGGGGGHHHHHHHAkar pohon tersebut dia pecutkan ke arah jiwa Omes dan Epul yang sekarang terkurung di sana, akar-akar dan dahan pohon berduri tajam yang dililit satu sama lain mereka pecutkan beberapa kali dengan diiringi suara tertawa karena mereka puas bisa menyiksa jiwa-jiwa yang telah merusak tempat-tempat ritual yang mereka tinggali hingga saat ini.HahahahahaHahah
Hosh hosh hosh,Aku berdiri dengan tubuhku yang tampak sudah sedikit letih sekarang, aku yang kini sudah mulai membiarkan tubuhku untuk bergerak sendiri. Kini hanya bisa berteriak kepada para makhluk yang ada di dalam gua untuk mengeluarkan Omes dan Epul, yang aku yakini ada di dalam sana dengan keadaan yang terluka.Hosh hosh hosh,Nafasku terasa sangat berat, aura yang dikeluarkan oleh para makhluk yang ada di sekitar gua ini sungguh sangat kuat membuat aura di sekitarnya menjadi sulit untuk bernafas.Tekanan yang membebani tubuhku mulai terasa, sehingga tubuhku yang awalnya berdiri tegak kini menjadi agak bungkuk, karena seperti ada sesuatu yang menempel di pundakku yang membuat tubuhku terasa berat.Mereka yang ada di dalam gua bukan makhluk yang sering aku temui di dalam warung, mereka telah hidup lama dengan memanfaatkan energi dan tumbal dari manusia yang datang kepadanya. Sehingga mereka tidak perlu dilayani layaknya para makhluk yang sering datang ke warung ketika malam tiba.
Teriakan itu menggema ke seluruh gunung, Aku yang sedang berusaha untuk mengambil jiwa Omes dan Epul tiba-tiba terhenti, aku mendadak tidak bisa menggerakan tubuh dan kakiku, bahkan pandangan mata yang seharusnya bisa aku kendalikan kini hanya menatap lurus ke arah makhluk besar yang ada di depanku pada saat itu.Aku hanya bertanya-tanya dalam pikiranku, kenapa hal ini terjadi. Sebelum akhirnya pandanganku mulai gelap, dan aku tidak tahu apa yang terjadi pada saat itu.Lain halnya dengan Esih dan Yoga yang matanya terpejam. Wajah mereka berdua tampak berusaha untuk menghiraukan suara hewan buas yang mengaum di dekat mereka, Yoga yang penasaran ingin sekali membuka mata, namun Esih dengan cekatan langsung menutup mata Yoga agar tidak melihat atas apa yang terjadi.Meskipun akhirnya, tubuh mereka sama seperti yang aku rasakan, mereka mendadak kaku dan tidak bisa bergerak. Suasana di sekitarnya mendadak hening dan tidak ada suara auman yang mereka dengar pada saat itu.Sima juga merasaka
HahahahahaHahahahahaHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAKala yang mendengar hal itu dari sosok wanita cantik yang ada di depannya langsung tertawa terbahak-bahak. Bahkan tubuhnya langsung bergetar dengan kaki yang dia injak-injak ke tanah.“Nyi Ratu Kidul memang beda, kepintaran, kekuatan, juga keanggunan dan kecantikan yang bisa membuat manusia terpikat semuanya sempurna.”“Bahkan Nyi Ratu sampai menyusul ke tempat ini dan ikut campur masalah manusia itu di rumahku.”HahahahahaHahahahahaHAHAHAHAHAPlak, plak, plak,Kala menepuk tangan, dia tertawa di tengah-tengah amarah yang menyelimutinya pada saat ini. Suara tawa yang dipaksakan, yang berusaha dia keluarkan agar dia tidak menyinggung lebih jauh sosok yang ada di depannya. Dia kini bermain aman, dia tahu takaran kekuatan yang ada di dalam dirinya, yang bisa membuatnya menghilang dalam sekejap mata.“Aku tidak sempurna Raja Gunung, kamu, juga para makhluk yang kamu bawa semuanya tidak mempunyai kesempurnaan.”“Hanya bangsa seperti dia yan
PLAK, PLAK,Aku melihat tamparan itu dengan sangat keras, tepat ketika Omes dan Epul baru saja tersadar dan bangun dari tidur panjangnya. Aku jujur tidak tahu apa yang terjadi, siapa dia, kenapa aku sudah berada di depan gerbang dengan Yoga dan Esih.Hingga, Esih yang melihat bahwa Pamannya ada di depan gerbang langsung berteriak sambil sedikit berlari menghampirinya.“Emanggggg!” Kata Esih sambil berlari.Mang Ba'a yang berada di dekat Epul dan Omes langsung membalikan badannya ke arah Esih, dan tiba-tiba ketika melihat Esih mendekat. Semua amarahnya mendadak hilang, dan menyambut Esih dengan pelukan hangat.Sekilas, Mang Ba'a melihat ke arah Sima yang tak jauh dari tempatnya dia berdiri. Sima yang kini berubah kembali menjadi wujud kakek-kakek tua dengan pakaian yang serba hitam hanya mengangguk beberapa kali ke arah Mang Ba'a. seperti yang sudah mengerti apa yang dimaksud Sima, Mang Ba'a pun membalasnya dengan sedikit anggukan, sebelum akhirnya dia melihat kembali ke arah Esih yang
Tak terasa, malam yang begitu panjang dan menegangkan kini berakhir tanpa ada satu korban satupun. Mereka yang mengalami kejadian di malam itu pulang dengan selamat meskipun dua dari mereka kini menghilang kembali karena dibawa Mang Ba'a.Yoga dan Yuyun yang menjadi perwakilan dari kelompok KKN mereka menyetujui atas apa yang Mang Ba'a lakukan, membawa Omes dan Epul keluar kampung untuk sementara waktu, agar tidak terjadi kecurigaan terhadap apa yang terjadi di malam itu.Mang Ba'a berjanji akan membantu mereka mencari bapak dan pamannya, dia meminta waktu beberapa hari untuk mencari jejak mereka. Dan di saat itu juga Mang Ba'a menyarankan untuk Epul dan Omes ikut dan menginap beberapa hari di rumahnya yang ada di Selatan, mencoba memberitahu atas sisi gelap pekerjaan bapak dan paman mereka semasa hidup.Yoga, Esih dan Yuyun sepakat untuk menutup rapat-rapat kejadian ini, sebuah kejadian yang membuat mereka terutama Yoga yang menjadi pengalaman yang tidak mungkin dia lupakan selama hi
Di tengah-tengah kesibukanku dengan kondisi Kampung Sepuh yang hingga saat ini masih terikat oleh perjanjian yang membelenggunya, aku masih fokus mencari semua petunjuk yang ada, dan kini hampir seluruh Gunung Sepuh sudah aku singgahi meskipun tetap saja aku tidak pernah menemukan sesuatu yang bisa membuat kutukan ini berakhir.Makhluk yang harus aku temukan pun tampaknya memang sengaja menjauh dariku, dia sudah mengetahui apa yang sedang aku lakukan, berusaha membuat perjanjian ini mengikat ku semakin kencang di setiap harinya.Karena, setelah kejadian KKN tersebut, semakin banyak para makhluk yang datang ke warung. Para makhluk yang awalnya mempunyai tempat ritual sendiri kini sudah tidak punya lagi tempat untuk mereka berdiam diri sehingga datang ke warung untuk dilayani olehku.Bahkan, jiwa-jiwa yang bergentayangan tak tentu arah yang seringkali membicarakan tentang kehidupannya kepadaku di belakang warung.Jiwa-jiwa tersebut biasanya datang dengan cara tertentu, mereka tidak lang