Beranda / Thriller / KUTUKAN LELUHUR / BAB 230-BENTROKAN

Share

BAB 230-BENTROKAN

Penulis: pujangga manik
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mang Ba'a memang sosok yang lebih kuat, seumur hidupnya dia habiskan untuk berlatih, bahkan masa mudanya dia habiskan dengan mengembara ke Selatan dan menantang semua preman-preman yang kini menjadi murid-murid di padepokannya.

Sepertinya itu adalah gambaran dari sosok Mang Ba'a yang menjadi bapak asuh ketika Esih kecil, Mang Ba'a yang seumur hidupnya dihabiskan untuk mempelajari keilmuan yang diturunkan secara turun-temurun dari keluarganya, kini bertambah kuat dengan menjadi sosok yang paling dihormati di daerah Selatan.

Daerah yang awalnya menjadi rumah bagi ilmu-ilmu hitam seperti teluh yang bisa melukai orang hanya dengan boneka khusus yang diritualkan dengan mantra-mantra tertentu. Kini mulai berubah ketika Mang Ba’a datang, karena mereka seringkali ditantang oleh Mang Ba’a yang tidak mau praktek itu menyebar di daerah selatan.

Bahkan, semua preman-preman pasar, preman pelabuhan dia tantang satu persatu, preman yang mempunyai ilmu kebal dan ilmu-ilmu lainnya yang bisa memperkuat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
mizall works
10 bab kang 10 bab, mana lagi saling adu haki nih.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 231-HITAM PEKAT

    Haaaaaaaaahhhhh Haaaaaaaaahhhhh “Astaga,dimana ini?” “Bukannya tadi kita sedang ada di depan gerbang?” “Ini sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Mas Parto, Mang Yayat, Yuyun, serta Parman tiba-tiba terbangun di dalam warung. Entah apa yang terjadi, mereka seperti tiba-tiba dipindahkan begitu saja ke dalam warung oleh sesuatu. “Bukannya, ki-kita tadi disuruh tutup mata?” “Terus?” Arggggghhh Mang Yayat yang baru tersadar kembali mengingat kejadian yang menimpanya, namun ketika otaknya yang berusaha untuk mengingat kejadian itu, tiba-tiba dia merasa pusing sehingga tangannya dia letakan di atas kepalanya. Yuyun dan Parman pun merasa bingung, kenapa dia berada disini. Namun, Yuyun yang tahu bahwa Mang Ba'a, Epul dan Omes masih belum ada di warung, kini langsung berlari kembali ke sekitar warung. Mencoba mencari tahu keberadaan mereka sekarang. Meskipun, Wussssshhhhhh Ketika pertama kali dia menginjakan kakinya di luar warung, tiba-tiba muncul sebuah angin yang kencang, yang be

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 232-SIMA

    Srak, Srak, Srak, Terlihat dua orang sedang berjalan melewati jalan setapak bersama dengan diterangi oleh sinar dari bulan purnama yang muncul di antara pepohonan yang rindang di kedua sisi jalan. Meskipun jalan setapak itu disinari oleh sinar bulan tapi mereka tetap ditemani cahaya dari lampu sebagai penerang jalan. Mengingat jalan setapak yang mereka lalui itu berbatu dan tak jarang berlumpur. Kedua orang itu adalah Esih dan Yoga berjalan bersama pada malam itu, Yoga yang tidak tahu kenapa dirinya tiba-tiba ada di hutan masih merasa kebingungan atas apa yang terjadi pada malam ini. Meskipun, ada perasaan aneh yang kini terasa olehnya ketika mereka berjalan berdua. Semuanya terasa tenang seolah-olah ada yang sedang menjaga mereka malam itu yang bisa membuatnya tidak ketakutan lagi. Meskipun, Yoga merasa bahwa di belakangnya seperti ada yang mengikuti, karena terlihat beberapa kali ketika Yoga melihat ke dalam hutan yang gelap gulita, dia melihat beberapa pasang mata dari sela-sel

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 233-SIKSAAN

    Hutan di Gunung Sepuh yang sangat lebat itu kini terasa gaduh di salah satu titik, dimana ada satu tempat yang berbentuk sebuah mata air kecil yang keluar dari dalam gua yang nantinya berkumpul di sebuah danau kecil di ujung sebelah kanan gunung, yang kini danau kecil itu akan diteruskan untuk dibuat irigasi yang nantinya akan digunakan oleh para warga.Di dalam gua itu tampak ramai, terdengar banyak sekali suara tertawa dari para makhluk-makhluk dengan nada yang berat, para makhluk itu tertawa terbahak-bahak sambil sesekali mengangkat sebuah akar pohon yang lentur dan panjang yang akan dia gunakan untuk.CtassssssARGGGGGGGGHHHHHHHAkar pohon tersebut dia pecutkan ke arah jiwa Omes dan Epul yang sekarang terkurung di sana, akar-akar dan dahan pohon berduri tajam yang dililit satu sama lain mereka pecutkan beberapa kali dengan diiringi suara tertawa karena mereka puas bisa menyiksa jiwa-jiwa yang telah merusak tempat-tempat ritual yang mereka tinggali hingga saat ini.HahahahahaHahah

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 234-MENGHADANG

    Hosh hosh hosh,Aku berdiri dengan tubuhku yang tampak sudah sedikit letih sekarang, aku yang kini sudah mulai membiarkan tubuhku untuk bergerak sendiri. Kini hanya bisa berteriak kepada para makhluk yang ada di dalam gua untuk mengeluarkan Omes dan Epul, yang aku yakini ada di dalam sana dengan keadaan yang terluka.Hosh hosh hosh,Nafasku terasa sangat berat, aura yang dikeluarkan oleh para makhluk yang ada di sekitar gua ini sungguh sangat kuat membuat aura di sekitarnya menjadi sulit untuk bernafas.Tekanan yang membebani tubuhku mulai terasa, sehingga tubuhku yang awalnya berdiri tegak kini menjadi agak bungkuk, karena seperti ada sesuatu yang menempel di pundakku yang membuat tubuhku terasa berat.Mereka yang ada di dalam gua bukan makhluk yang sering aku temui di dalam warung, mereka telah hidup lama dengan memanfaatkan energi dan tumbal dari manusia yang datang kepadanya. Sehingga mereka tidak perlu dilayani layaknya para makhluk yang sering datang ke warung ketika malam tiba.

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 235-BANYAK KORBAN

    Teriakan itu menggema ke seluruh gunung, Aku yang sedang berusaha untuk mengambil jiwa Omes dan Epul tiba-tiba terhenti, aku mendadak tidak bisa menggerakan tubuh dan kakiku, bahkan pandangan mata yang seharusnya bisa aku kendalikan kini hanya menatap lurus ke arah makhluk besar yang ada di depanku pada saat itu.Aku hanya bertanya-tanya dalam pikiranku, kenapa hal ini terjadi. Sebelum akhirnya pandanganku mulai gelap, dan aku tidak tahu apa yang terjadi pada saat itu.Lain halnya dengan Esih dan Yoga yang matanya terpejam. Wajah mereka berdua tampak berusaha untuk menghiraukan suara hewan buas yang mengaum di dekat mereka, Yoga yang penasaran ingin sekali membuka mata, namun Esih dengan cekatan langsung menutup mata Yoga agar tidak melihat atas apa yang terjadi.Meskipun akhirnya, tubuh mereka sama seperti yang aku rasakan, mereka mendadak kaku dan tidak bisa bergerak. Suasana di sekitarnya mendadak hening dan tidak ada suara auman yang mereka dengar pada saat itu.Sima juga merasaka

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 236-PINDAH

    HahahahahaHahahahahaHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAKala yang mendengar hal itu dari sosok wanita cantik yang ada di depannya langsung tertawa terbahak-bahak. Bahkan tubuhnya langsung bergetar dengan kaki yang dia injak-injak ke tanah.“Nyi Ratu Kidul memang beda, kepintaran, kekuatan, juga keanggunan dan kecantikan yang bisa membuat manusia terpikat semuanya sempurna.”“Bahkan Nyi Ratu sampai menyusul ke tempat ini dan ikut campur masalah manusia itu di rumahku.”HahahahahaHahahahahaHAHAHAHAHAPlak, plak, plak,Kala menepuk tangan, dia tertawa di tengah-tengah amarah yang menyelimutinya pada saat ini. Suara tawa yang dipaksakan, yang berusaha dia keluarkan agar dia tidak menyinggung lebih jauh sosok yang ada di depannya. Dia kini bermain aman, dia tahu takaran kekuatan yang ada di dalam dirinya, yang bisa membuatnya menghilang dalam sekejap mata.“Aku tidak sempurna Raja Gunung, kamu, juga para makhluk yang kamu bawa semuanya tidak mempunyai kesempurnaan.”“Hanya bangsa seperti dia yan

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 237-PULANG

    PLAK, PLAK,Aku melihat tamparan itu dengan sangat keras, tepat ketika Omes dan Epul baru saja tersadar dan bangun dari tidur panjangnya. Aku jujur tidak tahu apa yang terjadi, siapa dia, kenapa aku sudah berada di depan gerbang dengan Yoga dan Esih.Hingga, Esih yang melihat bahwa Pamannya ada di depan gerbang langsung berteriak sambil sedikit berlari menghampirinya.“Emanggggg!” Kata Esih sambil berlari.Mang Ba'a yang berada di dekat Epul dan Omes langsung membalikan badannya ke arah Esih, dan tiba-tiba ketika melihat Esih mendekat. Semua amarahnya mendadak hilang, dan menyambut Esih dengan pelukan hangat.Sekilas, Mang Ba'a melihat ke arah Sima yang tak jauh dari tempatnya dia berdiri. Sima yang kini berubah kembali menjadi wujud kakek-kakek tua dengan pakaian yang serba hitam hanya mengangguk beberapa kali ke arah Mang Ba'a. seperti yang sudah mengerti apa yang dimaksud Sima, Mang Ba'a pun membalasnya dengan sedikit anggukan, sebelum akhirnya dia melihat kembali ke arah Esih yang

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 238-PAMIT

    Tak terasa, malam yang begitu panjang dan menegangkan kini berakhir tanpa ada satu korban satupun. Mereka yang mengalami kejadian di malam itu pulang dengan selamat meskipun dua dari mereka kini menghilang kembali karena dibawa Mang Ba'a.Yoga dan Yuyun yang menjadi perwakilan dari kelompok KKN mereka menyetujui atas apa yang Mang Ba'a lakukan, membawa Omes dan Epul keluar kampung untuk sementara waktu, agar tidak terjadi kecurigaan terhadap apa yang terjadi di malam itu.Mang Ba'a berjanji akan membantu mereka mencari bapak dan pamannya, dia meminta waktu beberapa hari untuk mencari jejak mereka. Dan di saat itu juga Mang Ba'a menyarankan untuk Epul dan Omes ikut dan menginap beberapa hari di rumahnya yang ada di Selatan, mencoba memberitahu atas sisi gelap pekerjaan bapak dan paman mereka semasa hidup.Yoga, Esih dan Yuyun sepakat untuk menutup rapat-rapat kejadian ini, sebuah kejadian yang membuat mereka terutama Yoga yang menjadi pengalaman yang tidak mungkin dia lupakan selama hi

Bab terbaru

  • KUTUKAN LELUHUR   Extra bab-TAMAT

    Pemakaman Kampung Sepuh kini lebih ramai daripada biasa, meskipun sekarang sudah masuk hari kedua lebaran di tahun 2022. Namun masih banyak orang-orang yang berdatangan dan berziarah ke makam keluarga dan teman mereka di kampung ini. Kampung Sepuh yang awalnya sepi tiba-tiba mendadak ramai, para warga yang bekerja di kota-kota besar kini kembali pulang untuk menikmati suasana lebaran yang kini lebih bebas dari dua tahun sebelumnya, sehingga para warga yang dulu tidak bisa mudik akibat pandemi kini bisa pulang ke rumah dan berkumpul kembali dengan keluarga mereka yang menunggunya di kampung. Sedangkan aku (penulis), kini sedang duduk di samping makam Bu Esih, Pak Amat, juga Pak Darsa dan leluhurnya di pemakaman Kampung Sepuh. Ku lihat pula beringin yang di dalam cerita Warung Tengah Malam terbakar habis kini sudah mulai tumbuh daun-daun baru, dan mungkin saja beberapa tahun lagi beringin yang ada di pemakaman itu sudah kembali tumbuh dan rindang seperti sedia kala. “Oh jadi begitu Ma

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 283-WARUNG TENGAH MALAM

    Beberapa kali aku mengalami kejadian yang seperti ini, batuk-batuk dan muntah darah, lalu dibarengi oleh mata yang berkunang-kunang dan akhirnya aku terjatuh dan tidak sadarkan diri di tanah.Tubuhku semakin menua, staminaku tidak lagi seperti dulu, mungkin inilah kekurangan dari manusia. Mereka tidak bisa mempertahankan stamina ketika umurnya sudah semakin tua. Sehingga, sehebat apapun mereka, tetap saja apabila stamina mereka di kuras habis maka akan ambruk juga.Esih yang curiga dengan keadaanku kini semakin khawatir akan keadaanku menyarankan aku untuk tidak terus-menerus mencari jawaban dari misteri ini ke Gunung Sepuh.Namun, meskipun aku sudah melepas Ujang untuk tinggal di kota besar dan tidak mengharapkan dia pulang kembali ke Kampung Sepuh ini. Tetap saja, rasa khawatir akan kutukan ini masih saja memenuhi pikiranku pada saat itu.Meskipun kondisiku semakin melemah, tapi aku tidak putus asa. Apalagi kini aku mempunyai teman sekaligus sahabat, yaitu Aki Karma. Pemimpin sebuah

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 282-BEKERJA KERAS

    Tak terasa, obrolan yang terjadi di warung itu kini aku simpan dalam pikiranku. Rasa ingin menyelesaikan sesuatu yang seharusnya aku selesaikan dengan segera akhirnya membuatku semakin memaksakan diriku untuk masuk ke dalam Gunung Sepuh di setiap harinya. Bahkan saking seringnya, ketika ada tamu yang meminta bantuan untuk permasalahan yang dia miliki, dia harus menungguku pulang terlebih dahulu atau nanti aku akan mendatangi rumahnya ketika mereka tidak menemukanku di warung atau dirumah pada saat itu. Hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun tak terasa aku lewati. Aku sudah mencoba berbagai cara, bahkan kini warung seringkali aku tinggalkan dan ketika aku pulang ketika pagi tiba, aku melihat warung tampak berantakan, karena mungkin para makhluk yang datang tidak menemukan ku di dalam warung untuk aku layani pada malam itu. Aku yang kini lebih bisa menerima para makhluk yang ada tinggal di luar Gunung Sepuh, aku seringkali bertanya kepada mereka tentang situasi Gunu

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 281-SEKOLAH

    Ujang, anak yang aku sayangi rupanya tumbuh dengan sehat dan kuat. Aku dan Esih sepakat untuk tidak memberitahu kepadanya tentang warung ini yang sebenarnya.Dia yang selalu bertanya setiap malam ketika dirinya tidak boleh ke warung ketika malam tiba, dan pertanyaan itu dijawab oleh Esih bahwa aku yang menjaga warung setiap malam harus berjuang keras untuk bisa menyekolahkan dirinya sehingga membuka warung di pagi dan siang hari pun tidaklah cukup untuk bisa menyekolahkan dia ke jenjang yang lebih tinggi.Apalagi, ketika malam tiba, Esih seringkali memberikan cerita pengantar tidur, mencoba memberinya cerita-cerita seram seperti tentang tuyul, genderuwo, pocong, kuntilanak, juga para makhluk-makhluk yang seringkali menculik manusia, ketika Ujang masih belum tidur di dalam rumah meskipun malam sudah larut.Esih tahu, bukannya dia menakut-nakuti Ujang, tapi Esih sengaja memberikan cerita itu agar Ujang bisa tertidur dan tidak menanyakan lagi tentang kondisi warung serta kejanggalan-keja

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 280-GELANG

    Malam ini, aku sengaja keluar meninggalkan warung dan membiarkannya tampak kosong. Aku sudah tidak tahu terakhir kali aku meninggalkan warung. Terakhir kali aku meninggalkan warung, ketika Wawan menghilang di persawahan ketika sedang bermain dengan teman-temannya, dan akhirnya aku menemukan tubuhnya yang tampak sedang di asuh oleh salah satu makhluk yang bernama kalong wewe yang menganggap Wawan adalah anaknya. Aku berusaha mengambilnya kembali, meskipun perjuangan tampak tidak mudah, karena aku harus melewati Leuwi Jurig yang dipenuhi oleh makhluk yang bernama lulun samak ketika malam tiba. Meskipun begitu, akhirnya Wawan selamat. Aku menggendongnya ke Kampung Sepuh tepat ketika pagi menjelang, ketika para kelelawar kembali ke Gunung Sepuh untuk beristirahat dan mentari pagi dengan sinarnya yang merah ke kuning-kuningan muncul di belakang Gunung Sepuh yang menjulang di pagi itu. Kini, aku kembali keluar. Mencoba sesuatu yang mungkin saja bisa membantuku untuk mencari keberadaan ma

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 279-BERTAHAN

    Kehidupan Kampung Sepuh akhirnya berjalan kembali seperti biasa, para warga kembali ke ladang dan sawahnya setiap pagi, dan akan mampir ke warung untuk mengobrol dan bercengkrama tentang apa yang terjadi di hari itu, pada sore harinya sepulang dari ladang dan sawah. Banyak hal yang mereka ceritakan, tentang kejadian-kejadian yang ada di sekitar mereka, tentang berita-berita politik yang susah sekali sampai ke tempat mereka, juga tentang gosip-gosip yang ada di sekitar mereka. Rokok dan kopi serta jajanan dan cemilan-cemilan menemani mereka ketika berkumpul di depan warung di sore itu. Rusdi, Darman , Parman, juga warga lainnya berkumpul dan saling bercengkrama satu sama lain. Sebuah hal yang jarang terjadi di kota-kota besar menurut Darman. Darman yang kembali lagi setelah bertahun-tahun tinggal di kota kini merasakan kembali kehangatan warga Kampung Sepuh yang masih akrab dengannya, Darman pun seringkali membicarakan situasi politik pada saat itu yang kacau balau, banyak pabrik ya

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 278-PUAS

    Rasa dingin yang menusuk kulit kini aku rasakan kembali di depan warung yang sangat sunyi dan sepi ini, kejadian yang terjadi dalam seminggu yang lalu membuatku banyak berpikir tentang apa yang aku hadapi di dalam Gunung Sepuh yang gelap itu. Fuhhhhhhhh Asap tebal mengepul keluar dari mulutku, aku yang kembali beraktifitas seperti biasa kini duduk di depan warung seperti biasa. Menikmati suasana malam yang ada di depan warung ini sambil menghisap rokok kretek yang menjadi teman satu-satunya bagiku di setiap malamnya. Aku kembali banyak melamun atas kejadian yang menimpaku pada saat itu, keilmuan yang aku pelajari dan aku asah, rupanya masih belum cukup untuk menjaga keluargaku, bahkan untuk menjaga Kampung Sepuh yang sudah dipercayakan oleh leluhurku sewaktu dia mendapatkan kutukan ini. Apalagi, dibalik rasa senang dan haru ketika Ujang lahir di dunia ini, ada rasa khawatir yang semakin lama semakin besar, rasa yang muncul apabila dia harus menjadi seseorang yang sepertiku, terkeka

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 272-BUKAN MIMPI

    “Enggak, enggak, enggak, kamu bukan manusia, kamu bukan karyawanku!”“Mana karyawanku semua, karyawan yang shift malam yang seharusnya bekerja di tempat ini sekarang?”Doni benar-benar panik karena di depannya terlihat sebuah sosok yang tidak dia kenali, wajahnya yang tampak hancur kini terlihat jelas ketika cahaya dari korek apinya menyinari dirinya dari dekat.Doni beberapa kali berteriak memanggil karyawan yang seharusnya bekerja di shift malam pada malam ini, tubuhnya yang awalnya tidak bergerak kini mendadak kaku sehingga dia tidak melarikan diri dan keluar dari ruangan produksi tersebut.“Kenapa, Bapak tidak mengakui kami sebagai karyawan lagi?” Kata sosok itu yang kini tersenyum dengan giginya yang hancur dan menyisakan beberapa gigi yang masih tersisa di dalam wajahnya yang remuk dan tidak berbentuk itu.“Bapak tidak ingat, aku adalah orang yang terkena mesin ini Pak sehingga wajahku hancur, aku seperti didorong oleh sesuatu yang membuat kepalaku terkena mesin press dan mening

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 271-PABRIK

    Sudah beberapa hari ini, Doni termenung di meja kerjanya, surat-surat resign yang dia terima dari bagian HRD pabriknya kini berserakan di mejanya.Semenjak kejadian itu, karyawan Doni banyak sekali yang mengundurkan diri, tidak hanya karyawan produksi yang selama ini mengawasi mesin-mesin besar untuk pabriknya, namun banyak juga staf-staf di divisi tertentu yang tiba-tiba resign dengan berbagai alasan.Meja Doni kini tampak berantakan, kertas-kertas coretan yang bertumpuk dengan file-file berkas tentang laporan penjualan yang kini menurun akibat kekurangan staf dan pekerja kini memenuhi sebagian meja kerjanya pada saat itu.Alat-alat tulis yang awalnya rapi pun kini berserakan tidak karuan, Doni yang awalnya menyukai kerapihan dan kesempurnaan kini mendadak tidak peduli dengan ruangan kerjanya sendiri. Bahkan, dia lebih banyak termenung sekarang, menyesali semua perbuatannya yang dia lakukan beberapa hari yang lalu.Jujur, dia bukan menyesal karena dia melakukan hal itu, namun dia men

DMCA.com Protection Status