Share

BAB 47. PANGGILAN BARU

last update Last Updated: 2025-01-05 23:40:55

Sheira menunduk, menatap pot bunga di tangannya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ergan, yang duduk di sebelahnya, memperhatikan ekspresi temannya itu dengan wajah penuh simpati. Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya berbicara dengan suara pelan dan penuh perhatian.

"Sheira," panggil Ergan sambil menyentuh bahu gadis kecil itu. "Kalau kamu kangen banget sama Papa kamu, kamu bisa anggap Daddy aku jadi Papa kamu juga."

Sheira mengangkat wajahnya, menatap Ergan dengan mata melebar. "Maksud kamu, Daddy kamu jadi Papa aku juga?"

Ergan mengangguk, tersenyum lembut. "Iya. Daddy aku baik banget, kok. Daddy pasti nggak keberatan kalau kamu mau anggap dia jadi Papa kamu. Kan kita teman, jadi aku nggak mau kamu sedih terus."

Shena, yang sedang menata pot bunga di sisi lain halaman, tertegun mendengar percakapan itu. Matanya langsung terarah pada kedua anak kecil itu, sementara Ervan yang berdiri di dekatnya juga tampak kaget.

"Ergan, kamu ngomong apa tadi?" tanya Ervan sambil berjalan mendekat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 48. PENGAKUAN AULIA

    Setelah selesai makan malam, Ervan dan Ergan bersiap untuk pulang. Shena berdiri di depan pintu bersama Sheira. Gadis kecil itu memandangi kedua tamunya dengan wajah sedih."Daddy, Ergan, jangan lupa main ke sini lagi, ya?" pinta Sheira dengan suara polos sambil memegang tangan Ervan.Ervan tersenyum, lalu berlutut agar sejajar dengan gadis kecil itu. "Tentu, Princess. Daddy dan Ergan pasti akan datang lagi. Kamu janji mau jadi anak yang baik untuk Mama, kan?"Sheira pun mengangguk dengan antusias. "Sheira janji, Daddy!"Ergan, yang berdiri di samping ayahnya, memegang tangan Sheira. "Kita tanam bunga lagi nanti, ya, Sheira?""Ya, tentu!" sahut Sheira senang.Shena tersenyum melihat keakraban mereka. Saat Ervan berdiri, ia melirik ke arah Shena. "Terima kasih untuk makan malamnya, Shena. Anak-anak terlihat sangat bahagia malam ini."Shena mengangguk pelan. "Sama-sama, Ervan. Hati-hati di jalan, ya."Sebelum naik ke mobil, Sheira mencium punggung tangan Ervan dengan penuh hormat. "Dadd

    Last Updated : 2025-01-06
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 49. PINDAH RUMAH

    "Aku nggak tahu, Bu ...," Aulia menjawab dengan suara bergetar. "Aku hanya ingin dia menjauh dari Mbak Shena. Aku nggak sanggup melihat mereka terlalu dekat."Bu Surti menghela napas panjang, memijat pelipisnya. "Ini bukan masalah yang mudah, Aulia. Ibu tidak mau keluarga kita harus menanggung malu karena kamu dan Shena memperebutkan seorang pria."Aulia mengangguk."Aku janji, Bu. Aku akan berusaha menahan diri. Tapi, Bu ..." Ia menoleh, matanya penuh harap. "Tolong bantu aku. Jangan biarkan Mbak Shena terlalu dekat dengan Pak Ervan."Bu Surti memandang Aulia dalam-dalam, mencoba membaca keputusasaan dalam perkataannya. Akhirnya, wanita paruh baya itu menjawab dengan nada tegas. "Ibu akan memikirkan cara untuk menjaga nama baik keluarga kita. Tapi kamu juga harus belajar mengendalikan perasaanmu, Aulia."Aulia hanya mengangguk, meski di hatinya, ia tahu bahwa mengendalikan perasaan terhadap Ervan adalah hal yang hampir mustahil.Di dalam keheningan mobil yang melaju, Bu Surti mulai m

    Last Updated : 2025-01-07
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 50. SEMAKIN TAK TAHU DIRI

    Setibanya di rumah, Shena mengambil ponselnya, kemudian menghubungi Bi Sumi. "Bi Sumi, nanti siang aku sama Sheira jadi pindah ke sana, ya," ucap Shena pada asisten rumah tangganya di seberang sana.Bi Sumi yang memang sudah mengetahui rencana majikannya sejak awal, menjawab dengan suara yang terdengar penuh semangat. _"Alhamdulillah, akhirnya bibi nggak sendirian lagi di rumah ini."_Shena pun tersenyum, meski tak terlihat oleh Bi Sumi. "Terima kasih banyak ya, Bi. Semenjak berpisah dengan Mas Arya, aku udah merasa nggak nyaman lagi tinggal di sini. Terlalu banyak kenangan dan ... aku ingin memulai hidup baru bersama Sheira. Aku butuh suasana yang lebih tenang, seperti di sana."Bi Sumi mengangguk, memahami keputusan majikannya. _"Kalau begitu, bibi siapkan kamar untuk Neng Shena dan juga Non Sheira, ya. Sekalian bibi mau bikin masakan spesial untuk menyambut Neng Shena dan Non Sheira."_Setelah selesai menghubungi Bi Sumi, Shena mulai berkemas. Barang-barang yang penting dimasukkan

    Last Updated : 2025-01-09
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 51. RENCANA VIDYA

    Vidya terdiam, wajahnya memerah menahan malu dan amarah. Ia melirik Arya yang hanya berdiri diam di sudut ruangan. "Mas Arya, kamu diam aja? Nggak dengar Mbak Anna ngomong apa ke aku?"Arya menghela napas panjang, menatap Vidya dengan tatapan letih. "Vidya, kamu juga salah. Kenapa kamu nggak mau bantu Ibu? Kalau kamu nggak mau berubah, bagaimana kita bisa hidup tenang di sini?"Mendengar Arya seperti menyalahkannya, Vidya semakin tersudut. Namun, sebelum ia sempat menjawab, Anna kembali menyambar."Tenang? Hidup sama Vidya mau tenang gimana, Arya? Kamu itu bodoh, tahu nggak? Ninggalin Shena yang sabar dan mandiri demi perempuan kayak gini? Apa yang kamu lihat dari pelakor ini, hah? Cuma karena dia lebih muda? Sekarang rasakan akibatnya! Kamu kehilangan istri yang bisa ngangkat derajat kamu, dan malah dapat perempuan yang bikin hidupmu makin susah.""Mbak Anna, jangan bawa-bawa Shena lagi!" Arya akhirnya membalas, meski suaranya tidak sekuat Anna."Kenapa? Nggak suka dengar nama Shena

    Last Updated : 2025-01-10
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 52. MENCURI

    Vidya mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang. "Mas, kamu kan masih kerja di butik Mbak Shena. Jabatan kamu di sana juga kan bukan orang sembarangan. Nah, aku yakin di sana banyak barang yang nggak terlalu diperhatikan sama Mbak Shena dan karyawan yang lain. Kalau Mas ambil sedikit saja, kita bisa jual dan uangnya bisa kita pakai untuk kebutuhan sehari-hari. Aku yakin, mereka juga nggak akan curiga."Arya langsung melepaskan genggamannya. Matanya membulat, menatap Vidya dengan ekspresi kaget sekaligus marah. "Kamu ngomong apa, Vidya? Nyuruh aku mencuri?""Bukan mencuri, Mas. Anggap aja pinjam sementara. Lagian, koleksi baju di sana banyak banget, lho. Nanti kalau ada uang lebih, kita bisa ganti. Ya anggap aja kita bayar bajunya belakangan." Vidya berusaha meyakinkan Arya."Tidak, Vidya!" Arya berdiri, suaranya naik satu oktaf. "Aku tidak akan melakukan hal kotor seperti itu. Aku kerja di sana untuk cari uang halal, bukan buat bikin masalah!"Vidya ikut berdiri, wajahnya berubah kes

    Last Updated : 2025-01-11
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 53. MINTA TOLONG

    "Jangan beralasan!" potong Shena dengan tajam. "Aku punya semua buktinya. Rekaman CCTV, laporan karyawan, semuanya. Kamu sudah mencuri dari butikku tiga kali berturut-turut!"Vidya mencoba membela diri. "Aku nggak mencuri, Mbak! Aku cuma—""Pak Polisi, tangkap dia," perintah Shena tanpa memberi kesempatan lebih lanjut.Dua orang pria yang sebelumnya tampak seperti pelanggan mendekati Vidya. Salah satu dari mereka menunjukkan lencana polisi. "Ibu Vidya, kami sudah menerima laporan pencurian ini. Silakan ikut kami ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut."Arya yang menyaksikan semuanya dari jarak jauh, merasa tubuhnya seolah kehilangan tenaga. Ia ingin membela Vidya, tapi ia tahu perbuatannya tidak bisa dimaafkan.Vidya memberontak, berusaha melawan. "Mas Arya! Tolong aku! Aku nggak bersalah!" teriaknya dengan air mata yang mengalir deras.Arya hanya bisa menundukkan kepala, tidak mampu berkata apa-apa. Ia tahu segala penjelasan tidak akan mengubah apa pun. Sementara itu, Shena

    Last Updated : 2025-01-13
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 54. PERMOHONAN ARYA

    Budhe Retno tampak terdiam sejenak, seolah berpikir sebelum menjawab. "Oh, Shena? Dia sedang sibuk di luar. Kalau kalian ingin bertemu, lebih baik datang ke butik pusat saja. Biasanya dia ada di sana pagi-pagi seperti ini."Arya yang sedari tadi diam mulai merasa ada yang aneh. "Budhe, Shena benar-benar tidak ada di rumah? Kami hanya ingin bicara sebentar."Budhe Retno pun tersenyum tipis. "Saya memang diminta menjaga rumah ini, Arya. Tapi Shena jarang ada di sini sekarang. Dia lebih sering menghabiskan waktunya di butik. Seharusnya kamu hafal, Arya, sekarang kan pesanan di butik sedang ramai. Shena sibuk mendesain pesanan dari beberapa pelanggan. Kalau kalian ingin bicara, temui saja dia di sana."Bu Surti tampak sedikit kecewa, tetapi ia tahu tidak ada gunanya memaksa. "Baiklah, Mbak. Terima kasih atas informasinya."Budhe Retno mengangguk kecil. “Sama-sama. Semoga urusan kalian dengan Shena bisa selesai dengan baik." Setelah itu, wanita paruh baya tersebut menutup pintu, meninggalk

    Last Updated : 2025-01-14
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 55. VIDYA BEBAS

    Bu Surti masih termenung, duduk di sofa butik dengan wajah penuh kebingungan. Ia tak menyangka mantan menantunya yang dulu dikenal begitu baik hati, kini berubah menjadi seorang wanita yang dingin dan tegas. Shena yang dulu selalu memaafkan kesalahan apa pun, kini terlihat seperti orang yang menyimpan dendam pada Arya dan juga Vidya."Bu, kita pulang saja," Arya berkata, suaranya terdengar serak. Matanya menatap lantai butik, seolah enggan menatap siapa pun. "Shena tidak akan mengubah keputusannya."Bu Surti menggeleng perlahan, tangannya menggenggam erat tas kecil di pangkuannya. "Tidak, Arya. Ibu yakin Shena itu bukan orang yang kejam. Dia hanya keras di luar, tapi hatinya pasti masih sama. Kita tunggu sebentar lagi."Arya mendesah berat. Ia tahu ibunya masih berharap. Namun di dalam hatinya, ia merasa harapan itu sia-sia, karena Shena yang sekarang bukan lagi Shena yang dulu.Sementara itu di ruang kerja, Shena duduk di kursinya dengan raut wajah yang sulit diartikan. Irma yang mer

    Last Updated : 2025-01-15

Latest chapter

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 78. BERTEMU ERVAN

    Arya duduk di tepi ranjang, menatap wajah kecil Arvi yang terlelap. Jari-jarinya mengusap pelan rambut bocah itu, perasaan sayang bercampur dengan kekecewaan yang sulit ia ungkapkan. Sudah hampir dua bulan ia menjalani peran sebagai ayah bagi Arvi, menganggapnya sebagai darah daging sendiri, tapi kenyataan yang Vidya sembunyikan begitu menyakitinya.Ia menarik napas dalam, lalu menoleh sekilas ke arah Vidya yang masih duduk di sofa, sibuk dengan ponselnya. Perempuan itu tampak lelah. Sejak semalam, Vidya tak berhenti memperhatikannya, seolah takut ia akan pergi begitu saja.Arya tahu bahwa Vidya bisa merasakan sikap dinginnya. Ia tak lagi berbicara dengan nada lembut, tak lagi menatap istrinya dengan kehangatan seperti dulu. Semua terasa berbeda sejak rahasia itu terungkap.Setelah beberapa saat, Arya bangkit dari kursinya. Ia mengambil jaket yang tergantung di sandaran kursi dan melangkah ke arah pintu.Vidya langsung menoleh."Kamu mau ke mana, Mas?" tanya wanita itu, suaranya terde

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 77. VIDYA MARAH

    Shena merasakan darahnya mendidih mendengar ucapan Arya. Matanya menatap tajam ke arah pria itu, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulutnya."Apa maksudmu dengan mengatakan aku tidak bisa merawat anakku sendiri?" suaranya bergetar, menahan kemarahan yang siap meledak. "Sejak kapan kau peduli, Mas? Sebelum kita bercerai, di mana kau saat Sheira sakit? Di mana kau saat dia menangis mencari ayahnya?"Arya mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. "Jangan membalikkan keadaan, Shena. Aku tidak pernah menelantarkan Sheira!"Shena tertawa miris. "Oh, ya? Lalu kenapa selama ini kau tidak pernah menanyakan keadaannya? Kenapa harus menunggu sampai dia terbaring di ranjang rumah sakit baru kau muncul dan bersikap seperti seorang ayah yang bertanggung jawab?"Arya terdiam. Ia tahu Shena benar. Tapi egonya tak membiarkannya mengakui kesalahannya begitu saja."Aku tidak tahu dia sakit," jawab Arya akhirnya, suaranya sedikit melembut. "Jika aku tahu, aku tidak akan tinggal di

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 76. SHEIRA MASUK RUMAH SAKIT

    Arya ingin mengomel lebih banyak, tapi tangis Arvi kembali pecah. Ia menambah kecepatan mobilnya.Sesampainya di rumah sakit, seorang perawat segera membawa Arvi ke ruang pemeriksaan. Arya dan Vidya bergegas mengikuti, wajah mereka penuh kecemasan.Seorang dokter anak datang tak lama kemudian. Wanita berusia sekitar 40-an itu memeriksa Arvi dengan saksama, menyentuh dahinya, membuka popoknya, lalu memeriksa tenggorokannya dengan senter kecil."Demamnya tinggi, hampir 39 derajat. Sejak kapan mulai rewel begini?" tanya dokter itu sambil mencatat sesuatu di clipboard."Sejak tadi siang, Dok," jawab Vidya dengan cepat. "Tapi dari tadi malam Arvi udah mulai susah tidur."Dokter mengangguk. "Apakah dia masih mau menyusu?"Vidya menggeleng. "Nggak, Dok. Aku udah coba berkali-kali, tapi dia nolak terus."Dokter terlihat berpikir sejenak, lalu berkata, "Dari gejalanya, kemungkinan besar ini infeksi saluran pernapasan atas. Biasanya pada bayi seusia ini, bisa disebabkan oleh virus atau bakteri.

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 75. ARVI DEMAM

    Arya menghela napas panjang saat mobilnya melaju di jalan raya yang mulai ramai oleh kendaraan sore itu. Matanya masih terlihat kosong, pikirannya terus dipenuhi oleh bayangan Shena dan Sheira yang kini tampak bahagia bersama Ervan. Dadanya sesak, tapi ia berusaha mengabaikan perasaan itu.Di sampingnya, Anna melirik Arya sekilas. Ia bisa melihat betapa terpukulnya sang adik tahu bahwa tak ada gunanya terus membahas hal itu sekarang. Yang terpenting, Arya harus menenangkan diri dan tidak bertindak gegabah."Arya, tolong antar ke rumah Mbak saja. Hari ini Mas Lukman mau mengantar Luna ke rumah," ucap Anna dengan lembut, menyebut nama putrinya.Arya mengangguk tanpa banyak bicara. Ia tahu betapa pentingnya momen itu bagi Anna. Setelah perceraian, Anna dan mantan suaminya memang sepakat untuk tetap berbagi waktu dengan Luna, meskipun hubungan mereka tidak bisa dibilang baik."Tapi setelah itu, kamu langsung pulang, ya?" lanjut Anna, menatap Arya dengan khawatir.Arya hanya diam, tidak me

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 74. PENYESALAN ARYA

    Dua minggu telah berlalu sejak Arya dan Anna menyerahkan sampel DNA ke laboratorium di rumah sakit. Selama dua minggu ini, Arya mencoba menjalani hari-harinya seperti biasa. Ia tetap bekerja, tetap pulang ke rumah setiap malam, dan tetap berusaha untuk bersikap normal di hadapan Vidya. Tapi jauh di dalam hatinya, ada sebuah ketakutan yang terus menghantui. Pagi itu, ponselnya bergetar saat ia sedang duduk di meja makan, menyeruput kopi yang terasa hambar di lidahnya. Layar ponsel menampilkan nama sebuah rumah sakit. Saat itu pula, jantungnya langsung terasa berdetak lebih cepat."Halo?" suaranya terdengar sedikit bergetar._"Selamat pagi, Bapak Arya. Kami dari bagian laboratorium Rumah Sakit Sumber Medika. Hasil tes DNA Anda sudah keluar dan bisa diambil hari ini."_Mendengar informasi tersebut, Arya menelan ludahnya. "Baik, nanti siang akan saya ambil."Setelah menutup telepon, Arya menatap kosong ke depan. Vidya, yang sejak tadi duduk di seberangnya sambil menggendong Arvi, menyada

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 73. TES DNA

    "Cuma apa?" potong Arya dengan cepat. "Cuma mau memastikan Arvi selalu ada di dekatmu, biar aku nggak punya kesempatan buat bawa dia ke rumah sakit?""Mas Arya!" Vidya terperanjat. "Aku cuma … aku cuma nggak mau ada masalah dalam rumah tangga kita! Aku takut semuanya hancur!"Arya tertawa pendek, penuh kepahitan. "Semuanya hancur? Kamu pikir aku nggak takut? Aku juga nggak mau rumah tangga ini berantakan, Vidya! Sudah cukup rumah tanggaku dengan Shena berantakan gara-gara kamu muncul dalam hidup aku. Aku juga nggak mau hidup dalam kebohongan!"Vidya terdiam. Ia ingin membela diri, tetapi hatinya dipenuhi ketakutan."Aku nggak minta banyak, Vid," lanjut Arya dengan suaranya yang lebih lirih, tapi tetap terdengar tegas. "Aku cuma mau kepastian. Kalau memang Arvi adalah anak kandungku, aku sangat bersyukur dan akan tetap mencintaimu dengan sepenuh hati. Tapi kalau ternyata bukan ...."Arya menatap istrinya dengan tajam. "Aku nggak tahu apa aku masih bisa bertahan dalam rumah tangga yang

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 72. SEMAKIN CURIGA

    "Aku setuju tes DNA dilakukan besok," ucap Arya akhirnya.Anna tersenyum tipis, akhirnya sang adik menyetujui. "Bagus kalau kamu sudah yakin.""Tapi, ada masalah," lanjut Arya dengan nada serius. "Aku nggak punya uang cukup buat tesnya, Mbak."Anna mengerutkan kening, menatap adiknya dengan penuh selidik. "Memangnya, kamu butuh berapa?""Aku belum cek biaya pastinya, Mbak. Tapi, tes DNA di rumah sakit itu pasti nggak murah," Arya mengusap tengkuknya dengan canggung. "Makanya aku mau minta bantuanmu, Mbak. Bisa nggak, aku pinjam uang dulu?"Anna menatap Arya lekat-lekat, memastikan apakah adiknya benar-benar serius. Ia tahu kondisi keuangan Arya memang sedang sulit. Sebagai sopir taksi online, penghasilannya pas-pasan, apalagi sekarang Vidya sudah tidak bekerja semenjak menikah dengan Arya."Aku nggak masalah bantuin kamu," jawab Anna akhirnya. "Tapi, kalau hasilnya nanti beneran nunjukin kalau Arvi bukan anak kamu, apa kamu berani ambil tindakan?"Mendengar itu, Arya terdiam. Pertanya

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 71. BERHASIL

    Setelah masuk ke dalam kamar, Vidya langsung mengunci pintunya rapat-rapat. Ia bahkan memastikan jendela juga terkunci. Ia tak mau ada seorang pun yang masuk atau mencoba mengambil sesuatu dari dalam kamar ini.Sementara itu, di luar kamar, Anna berdiri bersedekap dengan ekspresi dingin. Ia sudah menduga Vidya akan melakukan hal ini, mengurung diri bersama dengan bayinya. Namun, kali ini ia tidak akan tinggal diam.Anna menunggu di luar kamar dengan penuh kesabaran. Ia memperhatikan setiap gerak-gerik Vidya, mengamati apakah ada celah yang bisa dimanfaatkan.Ternyata, usahanya tidak sia-sia.Ketika sore mulai menjelang, Anna mendengar suara kunci kamar yang diputar. Ia segera berpura-pura sedang sibuk dengan ponselnya. Namun, ekor matanya tetap mengawasi.Vidya keluar dari kamar dengan wajah sedikit lelah, tetapi ekspresi tegang masih jelas terlihat di wajahnya.Anna memperhatikan dengan saksama."Kenapa dia keluar kamar?" pikirnya.Saat Vidya berjalan menuju kamar mandi, Anna memperh

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 70. VIDYA TAMPAK ANEH

    Siang itu, suasana rumah masih terasa tegang. Vidya terus-terusan menempel pada Arvi, seolah tak ingin bayi itu lepas dari gendongannya. Bahkan, saat makan pun, ia tetap menggendong sang putra.Arya yang duduk di meja makan hanya bisa menatap istrinya dengan pandangan penuh tanya. Sejak pagi, Vidya tampak semakin aneh. Ia tidak membiarkan siapa pun menyentuh Arvi, bahkan Arya sendiri.Saat tangan Arya terulur ingin mengusap kepala bayinya, Vidya langsung memundurkan tubuhnya sedikit, menghindar tanpa terlihat mencolok."Kamu kenapa, Vid?" tanya Arya akhirnya, dengan suaranya yang datar, dan sorot matanya yang menatap tajam.Vidya tersentak, lalu terkekeh kecil. "Nggak kenapa-napa, Mas. Aku cuma lagi menikmati waktu sama Arvi."Arya mengangkat alis, merasa tidak percaya. "Bahkan aku aja nggak boleh gendong Arvi? Sejak kapan kamu kayak gini?"Vidya berusaha tersenyum, meskipun hatinya terasa dag-dig-dug. "Bukan gitu, Mas. Arvi kan masih kecil. Aku nggak mau dia rewel kalau digendong ora

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status