Share

BAB 87

Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba aku harus menghadapi badai besar. Aku tidak tahu ini sebuah berkah atau musibah. Aku juga tidak tahu harus merasa sedih atau senang.

Kupikir, hubunganku dan Mas Iqbal selama ini hanya sebatas pekerja dan pemilik kios, tak lebih. Aku bahkan tidak pernah bermimpi untuk menjadi seseorang yang spesial di mata Mas Iqbal.

"Maaf kalau aku bikin kamu kaget," ujar Mas Iqbal kemudian.

Mungkin Mas Iqbal menyadari kebingunganku saat ini. Selama ini dia memang tidak pernah membahas tentang perasaannya. Aku juga tidak pernah tahu isi hati Mas Iqbal dan aku tak tahu bagaimana pendapat Mas Iqbal tentangku.

Sejak kapan Mas Iqbal memiliki perasaan seperti itu padaku? Sejak kapan Mas Iqbal mulai melihatku sebagai seorang wanita? Apa aku benar-benar memiliki masa depan dengannya?

"Naina, kamu baik-baik aja, kan?"

"Aku nggak kenapa-napa, Mas," sahutku tergagap.

"Kala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status