Share

BAB 92

Malam mulai beranjak. Ibu sedang menemani Yumna di kamar, sementara aku dan Mas Iqbal masih duduk santai di teras.

Ibu terlihat begitu senang bermain dengan cucunya. Harusnya aku memberitahu Ibu lebih awal mengenai kehamilanku. Kalau saja aku langsung pulang ke Palembang setelah aku berhasil lepas dari Juragan Basri, mungkin aku bisa sedikit membantu Ibu di sini. Mungkin Ibu tidak akan kesulitan bertahan hidup sendirian seperti ini.

"Mas, aku mau ngomong sesuatu," ujarku membuka perbincangan.

Bola mataku sempat melirik ke arah pintu kamar. Lebih baik aku segera bicara dengan Mas Iqbal sebelum Ibu keluar dari kamar.

"Kamu nau ngomong apa?"

"Aku ... mau minta izin sama kamu," ucapku.

"Izin buat apa?"

Jantungku berdegup kencang. Aku takut, Mas Iqbal tidak akan setuju dengan rencanaku.

"Aku mau bawa Ibu, Mas," ungkapku, "aku ngg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status