Share

Terkejut

🏵️🏵️🏵️

Ternyata aku salah menilai Mbak Sandra. Aku berpikir kalau dia telah berubah karena tidak mencampuri urusanku lagi. Namun, dia bertindak lebih dari yang aku duga. Bisa-bisanya dia menyebar fitnah tentang anakku. Aku tidak habis pikir, kenapa dia tega berbuat seperti itu terhadap Ratu.

Oleh karena perbuatannya yang menuduh Ratu menggoda Revan, tidak sedikit tetangga lain yang menunjukkan tatapan aneh terhadapku jika berpapasan. Ada juga yang langsung mengucapkan sindiran dan mengatakan Ratu tampak pendiam di luar, tetapi memiliki sisi yang tidak terduga.

Jika seandainya mereka ingin menilaiku tidak baik, aku masih terima. Namun, hatiku sangat sakit karena Ratu yang mereka jadikan sebagai bahan gunjingan. Pernah sekali, mereka terang-terangan mengatakan Ratu kurang bimbingan dan didikan, aku pun dengan tegas langsung memperingatkan mereka.

“Tolong omongannya dijaga, ya, Mbak-Mbak. Kalian juga punya anak gadis. Kalau seandainya anak kalian yang dituduh seperti itu, apa kalian terima? Hati-hati dengan tuduhan kalian. Saya sarankan, sebaiknya kalian urus diri masing-masing, nggak perlu gibahin orang lain.” Aku memberikan peringatan kepada mereka beberapa hari yang lalu saat bertemu di warung.

Aku juga meminta Ratu agar tidak berhubungan lagi dengan Revan. Ternyata dia tidak membantah sama sekali. Dia berjanji tidak akan membuatku malu karena tuduhan yang orang-orang lontarkan terhadap dirinya.

Aku sangat bersyukur karena dia kembali menjadi putriku yang selalu mengerti dengan perasaanku. Aku beberapa kali melihat dirinya menolak Revan ketika mereka berpapasan di depan rumah. Ternyata anakku itu bisa menjadi gadis yang sangat tegas.

“Terus terang, Mama nggak nyangka kalau kamu pernah pacaran sama Revan,” ucapku kepada Ratu. Saat ini, kami sedang bersantai di ruang TV setelah menikmati makan malam bersama.

“Ratu minta maaf, Mah. Ratu janji, tidak akan mengulanginya lagi.” Dia menyandarkan kepalanya ke bahuku.

“Walaupun Revan masih berusaha dekatin kamu?”

“Iya, Mah. Ratu nggak akan memberinya kesempatan lagi untuk merebut hati Ratu.”

Aku dan Mas Fandy saling berpandangan setelah mendengar ucapan Ratu. Sebenarnya, aku tidak ingin meminta anakku tersebut untuk menjaga jarak dengan temannya, tetapi aku harus melakukan itu karena orang yang ingin mendekatinya adalah anak tetanggaku yang tidak memiliki perasaan.

🏵️🏵️🏵️

Hari ini, aku dikagetkan suara teriakan seseorang dari depan rumah Mbak Sandra. Aku dan Mas Fandy segera keluar karena ingin tahu apa yang terjadi. Ternyata suara tadi adalah milik seorang ibu muda yang sedang menggendong anak sekitar usia satu tahun.

“Keluar kau! Jangan sembunyi!” Wanita itu kembali berteriak.

Sepertinya Mbak Dewi memiliki rasa ingin tahu yang tinggi hingga dia keluar dari rumahnya lalu menghampiri wanita tersebut. Aku juga berpindah tempat dari depan pintu rumah menuju pagar. Terus terang, aku juga penasaran.

“Maaf, kenapa Mbak teriak? Mbak mau cari siapa?” tanya Mbak Dewi.

“Saya ingin bertemu dengan Lani, Mbak. Dia harus bertanggung jawab atas kesehatan Ibu saya.” Aku sangat terkejut ketika wanita itu menyebut nama anak sulung Mbak Sandra.

Tiba-tiba Revan membuka pintu pagar rumahnya lalu berkata, “Maaf, Tante … tolong jangan membuat keributan di rumah ini.”

“Anak kecil nggak perlu tahu urusan orang dewasa. Apa kakakmu yang minta kamu ke sini? Kenapa bukan dia yang keluar?” Ternyata wanita itu tahu kalau Revan adalah adiknya Lani.

“Kakak saya sedang tidak di rumah. Jadi, saya harap agar Tante pergi dari rumah saya.”

“Saya tidak akan pergi sebelum bertemu wanita yang telah membuat Ibu saya masuk rumah sakit.” Aku tidak mengerti apa maksud wanita itu. “Tega-teganya dia mengaku hamil anak adik saya di depan Ibu saya.”

Apa? Lani hamil? Apa aku tidak salah dengar? Aku sangat tahu kalau wanita itu sangat keras kerena dan mewarisi sifat maminya yang selalu ingin tahu urusan orang lain. Dia bahkan pernah mentertawakan anak tetangga yang baru menikah dua bulan, tetapi usia kandungannya telah memasuki lima bulan. Apa ini yang disebut karma?

Aku kembali terkejut melihat Mbak Sandra dan suaminya keluar dari rumah. Tadi aku berpikir kalau mereka sedang tidak berada di rumah karena tidak melihat mobil terbaru mereka di garasi. Mbak Sandra pun membuka pintu pagar lalu meminta wanita tadi masuk. Sepertinya dia tidak ingin orang lain mengetahui apa yang terjadi terhadap Lani.

Aku masih berpikir, apakah Lani benar-benar sedang hamil?

==========

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status