แชร์

BAB 29

ผู้เขียน: Jingga Rinjani
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-11-16 08:00:43

"Jadi, selama ini, kamu sudah selingkuh di belakangku, Mas? Siapa? Siapa perempuan itu?" teriakku, meski perutku terasa sakit, namun harga diriku lebih sakit. 

"Iya lah, kamu pikir, hanya kamu yang bisa main serong di belakangku? Jangankan dengan satu wanita, aku bahkan bisa menjalin dengan puluhan wanita di belakangmu, jika aku ingin. Dasar, wanita tak tahu diri!" 

Aku menangis tersedu. Apakah aku akan menjadi korban selanjutnya? Mas Delon, kamu memang penjahat wanita! 

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Mas Delon sudah mengenalkan wanita yang akan menjadi adik maduku. Seorang janda kaya raya, seksi, dan juga cantik. Pantas Mas Delon menyukainya. 

Lelaki yang masih sah menjadi suamiku itu mengundang temannya untuk pesta di rumah. Tentu saja aku diperkenalkan sebagai asisten rumah tangganya. Apakah Mas Delon segitu malunya memiliki istri sepertiku? 

Hari itu juga, kami kedatan
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application

บทที่เกี่ยวข้อง

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 30

    Pov Delon"Apa? Rara meninggal?"Aku yang masih digelung selimut bersama Risti pun langsung terduduk begitu mendapat telepon dari Arina. Sudah seminggu ini, aku tak tidur dengan istriku itu. Males! Mending sama Risti."Ya, biarin saja, aku tak akan datang," ucapku pada Arina."G*la kamu! Istrimu meninggal loh, Mas! Bisa-bisanya kamu tega tak datang hanya karena pelakor itu?""Apa kamu lupa, kalau orang yang kamu bela saat ini dulunya juga pelakor?" tanyaku, barangkali dia lupa.Benar saja, dia terdiam. Jika memang Rara meninggal, ya sudah. Apa hubungannya denganku? Aku kini sudah memiliki Risti yang mempunyai segalanya. Tak memerlukan lagi istri durhaka yang ternyata malag hamil anak orang lain.Segera kututup telepon itu. Males karena pasti Arina akan menceramahiku. Seharusnya, jika sudah jadi mantan, harus saling menjauh, kan? Kenapa harus terus berurusan? Dasar suka ikuf campur urusan orang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-11-16
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 31

    Esok hari.Aku pergi bersiap untuk ke kantor. Jam sudah menunjukkan pukul setengah duadelapan. Karena kantor tak begitu jauh dari rumah, maka aku bisa bersantai seperti ini.Sampai kantor pukul delapan lebih lima belas menit, aku menyapa teman-teman lain, lalu mengobrol sebentar sebelum akhirnya naik ke lantai atas. Namun, betapa terkejutnya aku saat sampai ruangan, Pak Yosep, CEO kantorku ini, ada di ruanganku."Pak, ada apa, ya?" tanyaku sambil masuk ke dalam.Beberapa asisten yang selalu mengikutinya ke mana pun, berdiri di samping meja."Ke mana kamu kemarin seharian?" tanyanya dengan nada tegas, membuatku sedikit gugup."A-nu, Pak. Saya kemarin ambil cuti karena ada acara keluarga," jawabku."Acar keluarga apanya? Saya tahu kemarin kamu di rumah berpesta, kan?"Mataku membeliak, bagaimana Pak Yosep tahu semua itu? Siapa yang memberitahunya?"Lihat ini dan jelaska

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-11-17
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 32

    "Hai, Mas!""Arina, kenapa kamu di sini?""Sungguh lancang, kenapa masuk tanpa ketuk pintu dulu?!""Oh, jadi dia yang melaporkanku, Pak?""Kalau iya, kenapa?""Br*ngs*k!"Aku merangsek maju, lalu menarik kerahnya. Ia sedikit kesakitan, tapi belum sempat aku menumpahkan kemarahan ini, tanganku sudah dipegang oleh asisten Pak Yosep."Delon, mulai hari ini, kamu saya pecat. Cepat tinggalkan kantor ini!" ucap Pak Yosep, Arina tersenyum padaku, dan aku sangat membenci senyuman itu."Tapi, Pak, saya sudah membawa uang ganti rugi. Kenapa saya dipecat?"Pak Yosep terdiam sebentar. Aku tersenyum pada Arina, tak semudah itu menyingkirkanku, Rin. Kamu mungkin memang punya harta, tapi aku selalu mendapatkan apapun yang kumau."Baik, kalau b

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-11-17
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 33

    "Kok sudah pulang? Bukannya baru berangkat tadi?" tanya Mama begitu aku masuk ke dalam rumah."Iya, perasaan baru aja pamitan," ucap Kak Caca yang tengah menyuapi Vito."Aku dipecat, Ma," lirihku.Prang!Piring yang ditangan Kak Caca langsung terhempas ke bawah. Yah, sudah pasti mereka terkejut. Karena aku satu-satunya harapan keluarga ini."Kok bisa?" tanya Kak Caca."Aduh, mau makan apa kita?"Kupegang kepala, apalagi Mama dan Kak Caca terus-terusan mengoceh tanpa henti. Bahkan, piring yang pecah pun belum dibereskannya. Apa ia tak takut Viko akan terkena serpihan piring itu?"Stop!" teriakku, sukses membuat dua wanita itu terdiam."Ma, aku baru saja dipecat, jangan terlalu heboh memikirkan kita akan makan apa besok, karena untuk makan pun aku masih punya uang, dan Kak Caca, berhenti berisik. Bersihkan dulu itu pecahan piring,

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-11-18
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 34

    Keningku berkerut. Apa maksudnya meminta sertifikat rumah ini? Apakah ia ingin menguasai? "Maksudmu apa, Ris?" tanya Kak Caca, wajahnya sudah tak bersahabat. "Begini, Kak. Aku tahu dari orang properti, katanya rumah sekarang jadi aset. Gimana kalau aku bantu urus prosesnya?""Proses gimana tuh?" "Jadi, kalau kita taruh sertifikat di sana, nanti nilainya semakin besar. Nah begitu sertifikat masuk, kita pindah ke rumahku." "Rumahmu yang besar itu, Ris?" tanya Kak Caca, wajahnya berubah menjadi cerah. Begitupun dengan Ibu. Aku terdiam. Apa maksud Risti? Bisnis macam apa yang menggunakan sertifikat rumah? Kenapa aku baru mengenalnya? "Jadi gimana, Mas?" tanya Risti padaku. "Kok kedengerannya seperti gadai ya, Ris?" "Mas nggak percaya sama aku? Yaudah kalau gitu, aku mending pergi saja, kita putus, dan kamu kembalikan uangku saat ini juga." Mataku membeliak dibuatnya. Apa? Putus? Nggak! Aku sudah terlanjur cinta dengannya. Bagaimana bisa kami ini putus? Kupegang kedua tangan Risti

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-11-21
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 35

    Kak Caca bangkit, lalu mendekati meja yang ditempati oleh Mas Reza dengan perempuan itu. Aku dan Mama memperhatikannya dari jauh. "Benar-benar k*r*ng ajar Reza itu, Lon. Berani-beraninya dia mengkhianati anak Mama." Aku berdiri, lalu mendekati Kak Caca yang sudah menyentuh pundak Mas Reza. "Mas Reza," panggil Kak Caca. Lelaki itu menoleh. Benar, dia Mas Reza. Bisa kudengar suara gemeteran kakakku itu, namun Mas Reza nampak acuh saja pada Kak Caca. "Mas, kamu ke mana saja?" "Kenapa? Apa urusannya denganmu?" Tanganku mengepal mendengar pertanyaan kakak iparku itu. "Mas, aku ini istrimu. Lihat, anakmu saja belum besar. Kenapa kamu tega, Mas? Dan kamu, j*l*ng! Berani kamu merebut suamiku?" teriak Kak Caca, beberapa pengunjung menoleh ke arah kami. Bahkan seorang pelayan langsung mendekat, meminta kami untuk bersabar. "Maaf, Mbak." "Maaf? Maaf, hah? Kamu pikir, dengan maafmu itu, sakit hatiku langsung sembuh? Iya?" Wanita itu menunduk, tak menanggapi ucapan Kak Caca lagi. Mas Reza

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-11-21
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 36

    "Bukannya ini untuk diinvestasikan, Sayang?" tanyaku, dengan kepala dingin, berusaha positif thinking meskipun banyak hal negatif yang memenuhi otak."Hahah, Mas-mas. Kamu ini pintar, pendidikan tinggi, kemarin pun kerja di jabatan yang cukup wah. General manager, tapi bisa tertipu dengan ini?"Mata Mama sudah berkaca-kaca saat mendengarkan Risti berbicara. Beliau pasti tengah membayangkan rumah yang kubangun dengan kerja kerasku itu justru kini ada di tangan Risti."Delon, jangan diam saja. Ambil kembali sertifikat itu!" ucap Kak Caca, suaranya sudah bergetar."Sayang, mana sini sertifikatnya? Aku nggak papa kalau nggak tinggal sendiri, aku masih mending di rumahku sendiri."Namun, bukan sertifikat yang kudapat, justru ia tertawa dengan kencangnya. Lalu ia menyeragkan satu lembar fotokopian yang entah apa isinya."Apa ini?" tanyaku."Kamu baca saja se

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-11-22
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 37

    "Iya, Mas, ini aku.""Kenapa kamu, bisa di sini? Kalian, saling mengenal?""Oh, tentu. Kalau tak kenal, nggak mungkin aku ada di sini, kan?"Aku terdiam, perasaan waktu itu, mereka tak saling mengenal, kenapa kini malah seakan akrab?"Perkenalkan, dia adalah Risti. Orang yang kubayar untuk menggodamu.""Itu semua bohong kan, Sayang?" tanyaku pada Risti."Sorry, tapi itu memang kenyataannya. Aku hanya seorang pekerja s*ks kom*rsial yang disewa oleh Mbak Arina untuk menggodamu. Mbak, tugasku sudah selesai. Rumah itu, sudah kubalik menjadi namaku, itu bayaran darimu, kan?""Tentu, Sayang. Aku jamin, ini semua tak akan bisa digugat olehnya.""Kenapa kamu melakukan ini, Rin? Apa kamu masih belom move on dari aku? Iya?""Heh, mikir! Kamu pikir, kamu ini siapa sampai bisa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-11-23

บทล่าสุด

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   TAMAT

    BAB 50---ENDING _______Aku memutuskan untuk pergi meninggalkan Rio dan wanita itu. Hatiku sungguh terbakar. Apa maksudnya itu? "Bu, ini, ada makan siang yang dikirim oleh Pak Rio," ucap Amel seraya menyodorkan sebuah kotak makan padaku. "Buat kamu aja, Mel. Oh, ya, kalau misal dia cari saya, bilang saja nggak ada." "Tapi, Bu, apa nggak papa?" tanya Amel, mungkin dia takut Rio tersinggung. "Nggak papa, Mel. Saya habis ini mau pulang ya. Badan nggak enak." Amel mengangguk. Aku yakin, ia bisa menghandle semuanya. Saat baru turun dan keluar dari lift, aku bertemu dengan Rio yang tampak tengah tersenyum melihat layar ponselnya."Ehem," ucapku, membuat Rio mendongakkan kepalanya. Ia menyapaku dengan mengangkat tangannya. "Kamu mau ke mana, Rin? Kok bawa tas?" "Mau pulang, nggak enak badan." "Oh yaudah hati-hati, ya." Aku sempat tertegun sebentar saat melihat Rio yang pergi begitu saja. Ingin rasanya aku tertawa lebar saat melihatnya pergi. "Oh, jadi kamu mau menjauh dariku, Ri?

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 49

    "Aku, boleh masuk, nggak?""Eh? Boleh aja. Ayo."Kami pun masuk ke dalam rumah. Ternyata Ayah, Bunda, Mas Bima, dan Kak Rosi sudah berkumpul di ruang keluarga. Sementara Mbak Inah sedang merapikan meja makan, sepertinya kedua orang tuaku baru saja selesai makan."Om, Tante, Kak."Rio menyalami mereka satu persatu. Tumben banget?"Jadi gimana, Rio?""Tunggu, gimana apanya, Yah?""Begini,Om, Tante. Kedatangan saya ke sini, mau melamar Arin, tapi belum secara resmi. Hanya meminta restu."Deg!Apa? Dia, melamarku? Tapi kenapa ga ngomongin terlebih dahulu tadi?"Bagaimana, Om, Tante?""Ehm, begini, Rio. Seperti yang Rio tau, Arina ini kan janda, dan juga baru bercerai. Apa tidak terburu-buru?" tanya Ayah."Iya, Bunda juga merasa begitu. Toh, kalian kan baru menjalin hubungan, kan?" tanya Bunda, yang kujawab dengan anggukan."Iya, Tante. Saya melakukan ini hanya untuk mengikat A

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 48

    "Apa, Sayang?""Katanya, Vito ini pembawa sial, Ma. Gara-gara Vito, Mama di penjara dan Om Delon juga masuk ke penjara. Emangnya, penjara itu apa, Ma? Apa tempat menyeramkan, sehingga Nenek menyalahkan Vito?"Hatiku mencelos mendengar, apalagi saat Ani menganggukkan kepala tanda semuanya itu benar adanya. Setelah menghibur Vito, kusuruh ia untuk mandi karena sebentar lagi waktunya mengaji.Malam hari.Aku ngobrol dengan Mas Bima di teras balkon kamarku. Kuceritakan semua, termasuk tentang Mas Delon yang dipenjara."Itu lah, hukum tabur tuai lagi dirasakan oleh Delon. Sudah, biarkan saja. Besok, bilangin Ani untuk tak mengajaknya ke taman itu lagi. Bukan tidak mungkin kalau mantan mertuamu akan menyakiti Vito."Aku mengangguk. Apa yang dikatakan oleh Mas Bima memang ada benarnya. Aku tak mau, jika nanti Vito menyalahkan dirinya, meskipun ia masih kecil."Lagi pula, lucu aja kalau neneknya Vito menyalahkan bocah sekecil it

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 47

    "Pak Adrian, Pak." "Oh, Pak Adrian lagi ke luar kota. Ibunya sakit, baru saja diantar pergi." Lah? Ngapain dia minta dikirimin barang, namun tak ada di rumah? "Kebetulan, saya ketua RT di sini. Kalau boleh tau, ada keperluan apa, ya?" "Saya mau mengantarkan ini, Pak." "Apa isinya, Pak?" tanya Pak RT tadi sambil menerima barang yang kuulurkan. "Kurang tahu, saya cuma disuruh antar saja." Pak RT nampak penasaran, dengan bimbang, tangannya hendak melepas seteples yang menjadi penutupnya. "Pak, jangan." "Kenapa, Pak?" "Nanti saya dimarahi oleh orang yang menyuruh saya ke sini." "Saya mantan polisi, Pak. Nah, saya curiga dengan barang yang dibawa oleh Bapak." Setelahnya, Pak RT seperti menelepon seseorang, yang ternyata adalah satpam yang baru saja men

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 46

    "Kamu kenapa, Lon?" tanya Mama. "Aku habis kena tipu, Ma. Sepuluh juta uangku melayang," ucapku lemas. Puluhan kali kucoba menelepon Hari, namun tak kunjung tersambung. Kucari akun sosial medianya, menggunakan nama panjangnya. Ketemu. Namun, aku bertambah lemas saat melihat beberapa tulisan temannya yang meminta uang dikembalikan. Ini sih sudah fix, aku kena tipu. "Kamu ini, Lon. Sudah Mama biayai buat kuliah, kok masih aja bl**n! Masa iya kena tipu tapi nggak nyadar?" "Ya kalau nyadar, nggak bakal kena tipu lah, Ma." Aku pun masuk ke dalam kamar. Berbicara dengan Mama rasanya sia-sia saja. Kupandangi tas tempatku menyimpan uang. Kenapa terbuka? Segera kuambil, dan melihat isinya serta menghitungnya. Kenapa hanya tersisa tujuh juta? Ke mana yang tiga juta? "Ma! Mama!" "Apa, sih? Teriak-teriak dipikir Mama ini b*deg?" "Mama lihat uang Delon yang di tas?" tanyaku. "Ya, sama Mama dibawa ke pasar tadi buat belanja bahan makanan." "Belanja apa yang sampai tiga juta, Ma? Lagian,

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   bab 45

    "Ja-jangan, Delon. Maafkan Mama. Iya, Mama mau hidup susah sama kamu."Setelah mencari kontrakan hampir setengah hari, kami dapat juga. Rumah kecil, namun lumayan untuk saat ini, daripada harus tidur di dalam mobil.Setelah membayar untuk tiga bulan ke depan, aku mengajak Mama membeli perlengkapan rumah. Kasur lipat, tikar, dan juga peralatan masak dan makan."Kita harus memulai semuanya lagi dari awal, Lon," ucap Mama sambil terisak."Sudah lah, Ma. Nggak usah Mama nangis terus."Malam hari, Mama masak ayam goreng dan sambal. Aku makan dengan lahap, mengingat seharian belum makan."Besok, Mama mau jenguk Caca, Lon," ucap Mama."Iya, Delon anterin, Ma. Sekarang makan yang banyak."Mama mengangguk, malam itu kami makan dalam diam. Aneh, rasanya. Biasanya ada saja yang menjadi percakapan di meja makan. Kini, selain sepi, juga kami makannya di lantai beralaskan tikar."Tidur,

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   bab 44

    "A-apa maksudmu?" tanyaku sambil memalingkan wajah. Pasti saat ini wajahku sudah memerah saking malunya."Rin, kamu nggak mau?""Mau apa?""Kamu nggak mau nikah sama aku?""Kamu ini nawarin, apa gimana, sih? Di mana-mana, orang ngelamar itu nanyanya mau nggak? Bukan nggak mau!"Rio terkekeh setelah mendengar ucapanku. Aku langsung kehilangan mood, kusuruh ia untuk melajukan mobil lagi. Suasana tiba-tiba menjadi canggung, dan hawanya pun panas.Sepuluh menit kemudian, kami sampai di kantor. Amel langsung memberiku materi rapat nanti. Kubaca, lalu menyerahkan padanya lagi."Aku tunggu jawabanmu nanti sore."Aku menoleh ke arah Rio yang tersenyum, kemudian menghilang di balik pintu. Untuk sesaat aku tercenung, lalu mengambil minum saat menyadari hatiku sedang tak baik-baik saja.Debaran dalam dada yang selama ini tak pernah terasa, tiba-tiba memenuhi rongga. Namun, aku teringa

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 43

    "Apa? G*la si Caca itu!" ucap Bunda saat kuceritakan semua.Bunda dan Kak Rosi datang menjenguk Vito, tapi anak itu tertidur setelah kuminumkan obat tadi."Iya lah, Bun, kalau waras juga gak bakal kaya gjtu. Aku sampai nggak habis pikir loh, Rin, kok bisa ada seorang ibu yang tega menyakiti anaknya hanya karena tak mencapai tujuan keinginannya? Duit mulu yang dipikirin," ucap Kak Rosi."Iya, dia stress kali, Kak. Suaminya kan nikah lagi, udah punya bayi pula.""Hah? Pantes. Iya lah, siapa juga yang tahan sama wanita iblis seperti dia," sungut Kak Rosi."Rosi," tegur Bunda."Hehe, maaf, Bun, terlalu menghayati." Aku terkekeh melihatnya.Aku menceritakan juga tentang siasatku, yang harus menjalin kerja sama dengan wanita malam. Bukan aku membenarkan, tapi memang siapa lagi yang bisa mengerjakan misi ini selain wanita seperti Risti?"Tapi kamu tetap salah, Nak. Bunda kan pernah bilan

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 42

    Di sana, Rio tengah duduk berdua dengan Risti. Senyum terlihat di wajah lelaki yang sudah menemaniku selama lima tahun belakangan ini. Sementara Vito tengah melihat ikan di kolam yang terletak di tengah-tengah taman.Aku terdiam sesaat, memangnya, apa yang kurasakan saat ini? Salahkah jika mereka berdua saling jatuh cinta? Kenapa rasanya, menyakitkan? Apakah aku cemburu?Aku berbalik, tak jadi bergabung dengan mereka dan berjalan menuju kamar. Di dalam kamar aku termenung. Apa yang tengah kurasakan sekarang? Benarkah aku cemburu? Atau, hanya terkejut saja? Yah, pasti karena terkejut, kan? Apalagi selama ini tak pernah sekalipun kulihat Rio bersama wanita lain. Sikapnya yang dingin pada wanita, sempat membuatku berpikir kalau dia tak normal.Dret!Suara pintu dibuka. Aku mendongak, ternyata Rio, Risti dan juga Vito sudah kembali."Tante Arin!" panggilnya sambil berjalan memelukku.Kuusap pungg

DMCA.com Protection Status