Home / Urban / KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN / Part 1 Melarikan Diri

Share

KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN
KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN
Author: La Bianconera

Part 1 Melarikan Diri

last update Last Updated: 2023-11-11 12:24:52

Bugh!

"Sial!" maki seorang laki-laki berbadan kekar, merasakan nyeri di selangkangannya akibat sebuah tendangan.

"Lepaskan aku!" teriak gadis cantik itu, sambil terus berusaha melepaskan diri, lalu menggigit lengan laki-laki yang tengah memeganginya.

Kedua laki-laki itu meringis menahan sakit di tempat berbeda. Mereka mengeratkan rahangnya melihat calon mangsanya kembali melarikan diri.

"Hei, jangan lari, Cantik!" teriaknya sambil mengejar dengan tertatih.

"Tuhan, tolong aku!"

Gadis cantik itu terus berlari sekuat tenaga sambil menyingsingkan rok sebatas lutut. Sesekali dia menoleh khawatir, kemudian kembali berlari. Napasnya pun tersengal-sengal.

Dia berhenti sejenak hanya untuk melepas high heels yang mempersulit larinya. Jalanan Kota Milan, sudah mulai lengang di waktu tengah malam menjelang musim gugur ini.

Cassandra membelokkan langkah dan berhenti sejenak, sembari menyandarkan punggung di tembok usang. Kembali dia mengatur napasnya. Cassandra beringsut, mencari tempat berlindung yang lebih aman ketika sayup telinganya mendengar derap langkah sepatu.

"Ke mana gadis itu perginya?" tanya laki-laki bertato pada temannya.

Mereka celingak-celinguk mencari keberadaan Cassandra. "Tadi aku lihat dia berbelok, apa mungkin dia mati jatuh dari jembatan itu?" tanyanya sambil melirik ke arah kanal di belakang sana.

Sang teman mengangkat bahu tanda tak tahu. "Aku tidak tahu. Ayo, kita cari ke tempat lain!" usulnya.

Derap langkah sepatu meninggalkan tempat itu disusul suara motor yang mulai terdengar menjauh. Cassandra menggembungkan mulutnya, lalu menghembuskan napas lega.

Sembari mengendap waspada, Cassandra berjalan tertatih mencari jalan ke arah apartmentnya. Dia berjalan terseok-seok karena kelelahan. Rupanya, Cassandra melewati jalan yang salah.

"Ah, sial! Kenapa aku lewat sini?" Cassandra menjambak rambut cokelatnya gemas.

Gadis cantik itu menggigit bibir, kemudian telapak tangannya terangkat ketika melihat sorot lampu mengarah padanya. Wajah Cassandra mendadak pucat saat mengetahui dua sosok laki-laki turun dari motor dan berjalan cepat ke arahnya.

Cassandra berbalik, kemudian kembali berlari menghindari kedua preman itu. Sekuat tenaga dengan napas seperti berada di ujung tenggorokan, Cassandra terus berlari sembari berharap ada pertolongan.

"Tuhan, aku tidak mau ditangkap!" jerit hati Cassandra pilu.

"Teruslah berlari, Manis! Kamu tidak akan lolos lagi!" seru salah satu pria tadi.

Cassandra tidak menghiraukan ejekan itu. Dia pun terus berlari sampai langkahnya menginjak trotoar jalan raya. Gadis itu menoleh sekeliling. Benar-benar tidak ada orang yang menolongnya. Dia mengumpat dalam hati ketika di ujung trotoar justru melihat seorang laki-laki berjalan sempoyongan karena pengaruh alkohol.

Laki-laki itu tertawa cekikikan melihat Cassandra sembari mengacungkan botol minuman berwarna putih. "Facciamo festa, Bella!" (Ayo berpesta, Cantik!) serunya sambil tertawa.

Cassandra semakin ketakutan. Dia merutuki nasibnya malam ini yang benar-benar sial. Sebagai gadis penghibur di bar, Cassandra memang sering menemukan beberapa orang yang ingin melecehkannya. Namun, di sana ada beberapa teman dan security yang sigap mengamankan situasi jika dirinya terancam.

Akan tetapi sekarang, siapa yang menolongnya? Cassandra semakin nelangsa ketika mengetahui semua ini ulah teman baiknya sendiri. Dia menyesali sikapnya yang terlalu baik.

Berawal dari keakrabannya dengan Dona sejak beberapa bulan terakhir. Cassandra memang membutuhkan uang lebih banyak untuk membayar hutang ayahnya yang gemar berjudi itu, tanpa pikir panjang mau menerima tawaran kerja tambahan. Namun, rupanya, Donà bermaksud menjualnya pada salah seorang mafia berpengaruh di negeri Menara Pisa itu.

Cassandra tidak ingin bernasib lebih sial lagi dengan menjadi budak nafsu laki-laki mafia yang tidak diketahui wajahnya.

Bruk! Karena melamun, Cassandra terjerembab. "Auuh, sial! Sakit sekali," desisnya.

Gadis itu meringis menahan sakit di mata kakinya. Suara derap langkah sepatu semakin mendekat. Wajah Cassandra kembali ketakutan dan sejenak melupakan rasa perih di kakinya.

Dia kembali berlari ke arah jalanan yang lebih ramai sambil berharap ada orang menolongnya. Sambil berlari, sesekali Cassandra menoleh ke belakang.

Ciiit! Suara gesekan ban akibat rem mendadak, membuat Cassandra terkejut. Dia mematung di depan sebuah mobil mewah yang berhenti mendadak. Beruntung, Cassandra tidak tertabrak mobil itu. Tak berapa lama, pemilik mobil itu pun turun dan menghampiri Cassandra.

"Apa kamu terluka?" tanyanya.

Cassandra mengerjapkan mata sembari menarik napas lega. "Ti-tidak! Saya, saya baik-baik saja, Signore!" jawabnya gugup.

Laki-laki paruh baya itu meneliti penampilan Cassandra sejenak, kemudian mengangguk. "Baiklah, selalu berhati-hatilah, Nona. Ini sudah lewat tengah malam!" ucapnya kemudian membalikkan badan.

Cassandra menoleh ke belakang sana. Dua orang preman tadi berhenti memperhatikan interaksi Cassandra dan laki-laki paruh baya itu. Sejurus kemudian, Cassandra berlutut di depan laki-laki pemilik mobil itu.

"Signore, Signore! Mi dispiace...." (Tuan, Tuan! Maafkan saya....) ucap Cassandra terbata. Laki-laki di depannya menunduk dengan kening berkerut dalam. "Tuan, izinkan saya ikut mobil Anda. Saya mohon!" ucap Cassandra pada akhirnya.

Laki-laki itu menatap ragu pada Cassandra. Sementara itu Cassandra masih berlutut sambil menangkupkan kedua telapak tangan di depan dada.

"Saya mohon, Tuan!"

"Tapi saya tidak bisa membawamu, Nona!" jawab laki-laki itu tegas.

Cassandra menunduk dalam, lalu menangis terisak. Membayangkan dirinya dijual dan dijadikan budak nafsu, selesai sudah harapan hidup Cassandra. Bahu Cassandra berguncang karena tangis sambil terus memohon. Akan tetapi, laki-laki paruh baya itu tetap bergeming.

Tiba-tiba pintu belakang mobil terbuka. Tatapan Cassandra tertuju ke arah sepasang sepatu hitam mengkilat di depannya.

***

Related chapters

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 2 Calon Istri?

    "Aah!" Cassandra memekik kaget.Dia mendongak perlahan menatap sang pemilik sepatu mengkilat itu. Seorang laki-laki tampan berambut kepirangan berdiri menatapnya tanpa ekspresi.Cassandra semakin gemetar dan mempertanyakan dalam hati tentang laki-laki di depannya itu. Mungkinkah dia mafia yang hendak membelinya? Kembali rasa takut menggelayuti Cassandra."Masuklah!" titah laki-laki itu dengan suara dingin.Dengan ragu, Cassandra bangkit dan menoleh ke arah dua orang preman tadi yang sudah kabur entah ke mana. Cassandra masih berdiri kaku di tempatnya, menatap punggung tegap di balik jas mahal itu memasuki mobil.Laki-laki paruh baya yang menjadi sopir itu membukakan pintu tengah untuk Cassandra. "Masuklah, Nona. Sudah malam!" ujarnya.Cassandra justru mematung di tempat. Hatinya berkecamuk antara butuh bantuan dan ketakutan. Sampai pada akhirnya, terdengar decakan kesal dari laki-laki muda tampan yang sudah kembali duduk di jok belakang."Kamu mau berdiri terus di situ, lalu dijual or

    Last Updated : 2023-11-11
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 3 Mari Kita Menikah

    Menjelang pesta, beberapa ART sibuk menyiapkan hidangan. Malam ini memang akan diadakan pesta meriah di villa Piazza del Duomo. Tidak heran karena yang menjadi tamu undangan adalah para pebisnis sukses dan orang-orang dari kalangan atas. Di sudut lain, seorang gadis cantik mengenakan apron sibuk menata makanan bersama beberapa pelayan. Dari tempatnya berdiri, Andrian menatap Cassandra dengan tatapan tak terbaca. Laki-laki yang mengenakan jas mahal itu menoleh ketika Gennaro, sang kakek mendekat."Kenapa kekasihmu itu memakai apron?" tanya Gennaro heran.Kening Andrian mengernyit. "Kekasihku? Maksud Kakek gadis itu?" tanyanya meremehkan.Gennaro terkekeh, lalu mengangguk-angguk. Laki-laki tua itu sedikit mengangkat gelas wine di tangannya. "Ayolah, Andrian. Jangan bikin malu Kakek. Tidak seharusnya kamu membuat kejutan seperti ini. Suruh ganti bajunya sebelum tamu pada datang!" perintahnya tak ingin dibantah.Andrian menatap protes sang kakek yang justru mengangguk. "Kakek, dia bukan

    Last Updated : 2023-11-12
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 4 Jual Mahal

    "Menikah?" ulang Cassandra tidak percaya. Andrian langsung mengangguk tegas. "Iya, kita menikah minggu depan!" jawabnya lagi.Cassandra memalingkan pandangan dari lelaki itu. Menikah? Dia terus mengulang kata itu di hatinya. Bagaimana mungkin dia menikah dengan pria sombong itu? Lagi pula, mereka tidak mengenal satu sama lain.Belum lagi perbedaan status yang sangat jauh membuat Cassandra insecure. Meskipun pernikahan ini hanya pernikahan kontrak, akan tetapi, dia akan berada di sisi Andrian dan berperan sebagai istri laki-laki itu.Tanpa sadar, Cassandra menggeleng pelan. Hal itu tidak lepas dari perhatian Andrian yang sejak tadi menatapnya."Kamu menolaknya?" tebak Andrian. "Hh, kamu tidak bisa menolak begitu saja, Cassandra. Kamu sudah telanjur masuk ke dalam keluarga saya. Maka dari itu, kamu harus mau menuruti apa kata saya. Bukankah itu lebih baik daripada kamu menjadi budak nafsu mafia itu, hm?" lanjutnya terus mengejek.Cassandra tersenyum kecut. Memang benar, dia sekarang te

    Last Updated : 2023-11-13
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 5 Pilihan Hidup

    "Ja-jangan, Tuan, tolong lepaskan saya," lirih Cassandra sambil menangis.Di atasnya, Andrian kembali tersenyum miring. Bahkan laki-laki itu membuka beberapa kancing bagian atas kemejanya. Cassandra memalingkan pandangan ketika melihat dada bidang dengan bulu tipis itu menyembul dari celah kancing yang terbuka."Buka matamu, Sayang," ucap Andrian dengan tangan mulai menggerayangi tubuh bagian atas Cassandra.Dalam hati Cassandra menjerit, berharap Tuhan mengirimkan seseorang yang menolongnya. Akan tetapi siapa? Andrian adalah sang pemilik villa. Dia memiliki kuasa atas apa pun di villa besar ini.Melihat Cassandra menangis, Andrian terkekeh pelan. Dia melirik ke arah pintu yang mengayun menutup dari luar. Andrian mengedipkan sebelah mata pada seseorang yang sejak tadi berdiri di depan pintu memperhatikan perbuatannya."Buka matamu, Cassandra! Gara-gara kamu menangis saya masih punya rasa kemanusiaan. Ayo, kita turun. Tamu-tamu waktunya berpamitan!" ucap Andrian tegas kemudian bangkit d

    Last Updated : 2023-11-14
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 6 Hanya Hitam Di Atas Putih

    Acara pernikahan mewah ala negeri dongeng itu dilaksanakan di castil di pinggir Kota Milan. Bahkan acara diliput langsung oleh stasiun televisi milik Andrian. "Tidak Papa sangka, beberapa menit lagi Papa akan menjadi besan konglomerat nomor satu di Italia," ucap seorang laki-laki ceking sambil menuntun Cassandra menuju ke altar.Cassandra menghembuskan napas panjang, kemudian memejamkan mata sejenak. Lalu tatapannya nanar ke depan sana. Andrian dengan stelan tuxedo warna dark grey terlihat sangat tampan. Laki-laki yang berdiri di samping Gennaro itu menatap Cassandra penuh arti.Andrian menyunggingkan senyum menawan pada Cassandra ketika lensa kamera wartawan mengarah padanya. Semua yang hadir di situ, pasti mengira mereka adalah pasangan paling serasi.Cassandra tersenyum miris. Beberapa menit lagi, dirinya akan terjebak dalam sebuah perjanjian pernikahan yang penuh kepalsuan. Cassandra membalas senyum Andrian dengan sudut bibir bergetar menahan tangis."Seandainya Mama masih ada, m

    Last Updated : 2023-11-15
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 7 Ke Kamarku, Sekarang!

    Andrian melirik sekilas pada Cassandra, lalu segera mengangkat telepon itu. ["Ada apa, Fiona?"] tanya Andrian datar.Terdengar tawa lirih di seberang sana. ["Selamat atas pernikahanmu, Amore. Kenapa tidak mengundangku?"] tanyanya.Andrian terkekeh pelan. Dia kembali melirik Cassandra yang masih mematung. Cassandra buru-buru memalingkan pandangan dari Andrian.["Bagaimana kalau sekarang aku mengundangmu spesial, Fiona. Kamu tentukan tempatnya. Aku ke sana sekarang."]Tak tahan lagi, Cassandra segera beranjak bermaksud meninggalkan kamar Andrian. Namun, lelaki itu segera menyambar lengannya."Aku akan bertemu Fiona. Kamu tidurlah di sini. Malam ini aku tidak pulang!"Cassandra memejamkan mata sejenak mendengar ucapan tanpa beban dari Andrian. Akan tetapi, apa yang diharapkan? Cassandra sudah menyetujui semua persyaratan pernikahan kontrak itu. Lagi pula, dia sendiri telah menegaskan dalam hati jika suatu saat akan mengakhiri semuanya.Merasa tidak ada jawaban apa pun, Andrian menatap C

    Last Updated : 2023-11-30
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 8 Penghinaan

    Fiona mencengkeram handphone dengan geram, seolah benda mahal itu adalah Cassandra. Gadis miskin yang berhasil membuat Andrian untuk pertama kali meninggalkannya. Beberapa saat menunggu, akhirnya muncul juga wajah laki-laki di layar handphone.Senyum Fiona mengembang melihat wajah tampan seseorang di seberang sana. Untuk sejenak, dia bisa menghilangkan rasa kecewa akibat kepergian Andrian yang tiba-tiba."Aku butuh kamu, Amore! Kita bertemu malam ini!" pintanya dengan suara serak."Tentu saja, datanglah kemari, Sayang!" jawab laki-laki di seberang sana. Tak ingin membuang waktu lagi, Fiona segera berkemas. Dia ingin mengakhiri kekecewaannya malam ini dengan bersenang-senang di tempat lain.Di saat yang sama, Andrian memarkir mobilnya kasar di depan rumah. Laki-laki itu melirik sekilas pada security istana megahnya yang langsung bergegas memarkir mobil ke garasi.Langkah Andrian terhenti di anak tangga karena mendengar suara kehidupan dari kamar tamu. Andrian berbalik langkah dan men

    Last Updated : 2023-11-30
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 9 Kedatangan Fiona

    Pagi-pagi sekali, Cassandra mengendap menuju ke kamar Andrian. Hal itu dilakukan supaya tidak ada seorang pun yang curiga akan pernikahan kontrak mereka. Mulai pagi ini, Cassandra dan Andrian bersiap memerankan acting mereka sebagai pasangan suami istri yang saling jatuh cinta. Pintu kamar Andrian memang tidak dikunci sehingga memudahkan Cassandra memasukinya.Kamar masih dalam keadaan gelap. Dengan hati-hati Cassandra mendekati ranjang di mana Andrian masih nyaman dengan mimpinya. Cassandra menghentikan langkah ketika melihat kemeja Andrian tergeletak mengenaskan di lantai. Begitu juga dengan Andrian yang tak kalah kacau. Laki-laki itu tidur tanpa mengganti baju, tanpa melepas kaos kaki dan berada di ujung bawah tempat tidur. Sebelah kaki Andrian menggantung ke ubin yang dilapisi karpet beludru mahal. Cassandra membungkuk, mengambil kemeja Andrian dan meletakkan di keranjang cucian.Setelah itu, dia kembali mendekati tempat tidur dan dengan ragu mengangkat pelan kaki Andrian sambil

    Last Updated : 2023-12-01

Latest chapter

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 55 Kembali Bersatu

    Andrian menggenggam jemari tangan Cassandra di atas makam Antonio. Sebelah tangannya mengusap batu nisan Antonio. Ada rasa sedih mendalam kehilangan sosok sahabat meskipun sempat menjadi saingannya."Aku datang padamu untuk meminta kembali Cassandra. Aku yakin, kamu tidak mungkin marah padaku. Aku janji akan menjaganya seperti kamu menjaga dia dan anak-anakku. Damailah di sana, Antonio. Terima kasih sudah menjaga mereka dengan baik." Andrian tersenyum samar, kemudian menatap Cassandra yang duduk di seberangnya."Ayo, kita pulang!" ajak Cassandra tidak ingin larut dalam kenangan tentang Antonio.Cassandra tidak ingin terus menerus bersedih karena kehilangan Antonio. Dia harus bisa menghargai perasaan Andrian setelah berani berdamai dan memutuskan menerima kembali laki-laki itu.Andrian mengangguk menuruti permintaan Cassandra. Tangannya tak lepas dari jemari tangan Cassandra hingga memasuki mobil. Sejenak, keduanya terdiam di dalam mobil dengan pandangan sama-sama tertuju pada makam An

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 64 Saling Memaafkan

    Andrian mengerang kecil. Luka jahitan bekas operasi yang masih basah itu, terasa sangat nyeri. Rupanya, Cassandra menekan dengan kuat tepat di perban itu. Cassandra termangu melihat Andrian kesakitan sambil memegangi dadanya."Kenapa berhenti? Lakukanlah, Amore!" pinta Andrian pasrah. Tatapannya nanar pada Cassandra, tidak ada kemarahan sedikit pun di sana.Bella segera mendekati Cassandra untuk mencegah wanita itu berbuat yang lebih brutal. Bella maklum, kondisi Cassandra benar-benar jatuh sehingga bisa saja bertindak di luar kendali.Angelica sigap memanggil perawat. Tidak lama kemudian, seorang perawat memasuki ruang perawatan Andrian."Kenapa luka Anda bisa mengeluarkan darah?" tanya perawat sembari melepas perban di dada Andrian.Andrian menggeleng pelan. "Maaf, saya tidak sengaja menyenggol perbannya!" jawabnya berbohong. Lantas, Andrian melirik pada Cassandra yang menatap luka di dadanya dengan wajah pucat. Darah merembes dari sela-sela jahitan yang masih basah. Luka bekas ope

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 63 Kembali Terluka

    "Lepaskan saya, Bunda. Saya harus mengikuti mereka!" Cassandra kembali memberontak.Di antara isak tangis, Cassandra meringis menahan kram di perutnya. Wanita itu memegangi perut yang semakin terasa tidak nyaman. Bella dan Bunda Stefania segera memanggil sopir untuk membawa Cassandra ke rumah sakit.Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan USG, Cassandra dibawa ke ruang perawatan. Dia masih menangis, tidak menyangka hari bahagianya berubah kelam. Cassandra juga belum tahu nasib Andrian dan Antonio di ruang operasi.Bella yang mendorong kursi roda, menghentikan langkah ketika mendengar suara seseorang sedang berbicara di telepon. Cassandra mendongak menatap Bella, lalu menyadari sesuatu.Air mata Cassandra kembali menetes membasahi pipi mendengar suara yang dikenalnya itu. Bella hendak kembali mendorong kursi roda, tetapi Cassandra mencegah sahabatnya itu, untuk mendengarkan pembicaraan lebih lanjut."Tunggu sebentar, Bella! Tolong antar aku ke tempat pengawal itu!" pintanya pada sang

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 62 Takut Kehilangan

    Mendengar jawaban Cassandra, Antonio hanya bisa mengangguk meskipun dia tahu, wanita itu tidak melihatnya. Cassandra kembali meneruskan langkah. Di ruang bawah tampak sepi, mungkin anak-anak sedang dimandikan oleh Nanny.Cassandra juga tidak melihat keberadaan Andrian dan mobil laki-laki itu. Entah ada perasaan aneh tiba-tiba menghinggapi Cassandra. Dia memaki diri sendiri yang terlalu munafik jika kepergian Andrian membuatnya merasa kehilangan."Aku pulang dulu, kamu juga segera kembali ke atas. Hati-hati naik turun tangga!" ucap Antonio begitu mereka sampai di lantai bawah.Cassandra mendongak menatap manik Antonio lalu mengangguk samar. Antonio tersenyum, kemudian mencium bibir Cassandra sekilas sebelum memutuskan berlalu dari hadapan kekasihnya itu."Ciao Amore. Hati-hati di jalan!'' ucap Cassandra mengikuti langkah Antonio sampai di depan pintu.Antonio tersenyum sebelum memasuki mobil. Segera, mobil mewah itu pun meninggalkan car port rumah megah Andrian. Sesampainya di luar pag

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 61 Sama-sama Bimbang

    Mendengar suara tangisan, Antonio segera mengangkat wajah Cassandra dan menatapnya dalam. Sedangkan Cassandra buru-buru menghapus air mata, lalu memunguti pakaiannya yang berserak di dekat sofa.Antonio memperhatikan sang kekasih, lalu tersenyum samar. Dia terus memperhatikan Cassandra yang memakai pakaiannya dengan terburu-buru."Ah, aku harus ke kamar mandi dulu, Amore!" pamit Cassandra pada laki-laki yang masih duduk memperhatikan dirinya itu."Hati-hati, jangan terburu-buru, Bellissima!" ucap Antonio mengingatkan.Cassandra tidak menjawab. Dia segera memasuki kamar mandi, lalu mengunci pintunya dari dalam. Di sana, dia menumpahkan tangis di depan wastafel. Cassandra meremas baju atasnya ketika melihat beberapa tanda kepemilikan Antonio bertebaran di dadanya."Aarrggh!" jerit Cassandra. Lantas, pandangan wanita itu turun pada perutnya yang membuncit. Perut berisi bayi darah daging Andrian itu, diusapnya lembut dengan hati dilema."Kenapa aku lakukan itu, Tuhan? Kenapa aku harus be

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 60 Permintaan

    "Andrian, apa kamu tidak ingin memelukku?" tanya wanita itu menatap manik kebiruan Andrian.Andrian tersadar dari lamunan singkatnya, lalu mengangguk samar. Dengan ragu, dia mendekati Helena dan memeluk wanita itu. Wanita yang pernah dibencinya, sekaligus terpaksa dia terima karena hubungan darah itu tidak bisa dihapus oleh takdir sekalipun."Terima kasih, Andrian. Kuharap tidak ada kebencian di hati kita. Maafkan aku yang sudah merusak semuanya," ucap Helena lirih di dada Andrian. Andrian menelan saliva berat mendengar ucapan itu. Memaafkan? Jika ada yang harus mengemis maaf, maka orang itu adalah dirinya. Andrian melepaskan pelukan dan menatap Helena dengan tatapan dalam."Maaf, Helena. Aku begitu bersalah padamu dan Kakek. Jika Kakek masih hidup, mungkin aku akan bersimpuh di kakinya.""Hei, apa yang kamu bicarakan? Papa itu hatinya sangat luas. Aku yakin kamu lebih paham daripada aku, Andrian. Ayolah, kamu harus tersenyum! Kita buka lembaran baru dengan damai, bagaimana?" Helena

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 59 Penyesalan

    "Cassandra, apakah tidak ada kesempatan sekali lagi untukku?" tanya Andrian putus asa.Cassandra semakin kesal dengan sikap mantan suaminya yang tidak tahu malu itu. Wanita itu kembali memutar bola mata malas, lalu menatap tidak minat pada Andrian."Tidak! Kesempatanmu hanya sebagai ayah dari kedua anakku, bukan suamiku!" jawabnya tegas.Andrian tidak menyerah. Sudah kepalang tanggung karena dia telah memberanikan diri mendekati Cassandra lagi. Meskipun di sisi lain ada rasa rendah diri setelah terlalu sering melukai hati Cassandra."Aku janji, Cassandra! Aku akan melakukan apa pun yang kamu mau. Bahkan, aku tidak peduli dengan semua hartaku, asalkan kamu ...""Apa pun?" sahut Cassandra cepat hingga membuat Andrian langsung mengangguk."Ya, apa pun. Katakan, Cassandra!" desak Andrian tidak sabar.Cassandra tersenyum penuh arti lalu mengangguk pelan. Dia menatap sekeliling yang sepi karena karyawan sudah sibuk di mejanya masing-masing."Apa pun. Hm, baiklah. Sepertinya kamu ingin sekal

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 58 Harapan Yang Pupus

    Jelas, itu bukan tanda kepemilikan dari Andrian. "Sial kenapa harus ada jejak begini?" Marta menjadi bingung ketika semakin digosok, bekas kissmark itu tidak menghilang melainkan tambah memerah. Dia tidak perlu sekhawatir ini jika saja Andrian tidak datang mendadak.Entah apa yang membuat Andrian tiba-tiba datang. Padahal, sore tadi laki-laki itu mengatakan pergi ke rumah Gennaro. Marta melirik sekilas ke arah ruang tamu di mana Andrian tampak fokus dengan handphone."Oke, aku ke sana sekarang!" Laki-laki itu menarik napas panjang kemudian bangkit.Dia menoleh ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup. Marta yang mendengarkan pembicaraan Andrian justru menarik napas lega. Dia segera memakai kimono dan mengikat di depan perut, lalu segera menemui Andrian."Aku sudah selesai. Tapi sepertinya kamu mau pergi!" Marta pura-pura cemberut kecewa.Andrian menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Maaf, Davidde sedang demam. Aku harus mengantar ke rumah sakit!" ucapnya.Marta mende

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 57 Rahasia Memuakkan

    Cassandra mendorong pelan dada Antonio dan kembali menatap laki-laki tampan itu. "Apa kamu tidak keberatan, Antonio? Seharusnya kamu mendapatkan wanita yang sepadan, bukan sepertiku!" "Apa yang membuatmu berpikir begitu? Aku mencintaimu sejak dulu sampai sekarang Cassandra!" ucap Antonio tegas.Cassandra mengangguk samar diiringi senyuman. Senyum manis yang tidak dibuat-buat dan baru Antonio lihat semenjak wanita itu mengalami perceraian. Antonio bertekad ingin membuat Cassandra selalu menyunggingkan senyum manis dan melupakan kegagalan pernikahannya."Aku terima!" ucap Cassandra sambil mengangguk berkali-kali.Antonio tertegun sejenak, kemudian memeluk Cassandra. Sementara di depan pintu, Andrian semakin mematung menatap keduanya. Laki-laki itu membalikkan badan, yang membuat Antonio tanpa sengaja menatapnya.Lantas, Antonio melepaskan pelukan dan bangkit. Kemudian dia melangkah mendekati Andrian yang hendak beranjak dari situ."Andrian, sudah lama kamu di situ?" tanya Antonio pelan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status