Beranda / Urban / KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN / Part 6 Hanya Hitam Di Atas Putih

Share

Part 6 Hanya Hitam Di Atas Putih

Penulis: La Bianconera
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-15 13:47:38

Acara pernikahan mewah ala negeri dongeng itu dilaksanakan di castil di pinggir Kota Milan. Bahkan acara diliput langsung oleh stasiun televisi milik Andrian.

"Tidak Papa sangka, beberapa menit lagi Papa akan menjadi besan konglomerat nomor satu di Italia," ucap seorang laki-laki ceking sambil menuntun Cassandra menuju ke altar.

Cassandra menghembuskan napas panjang, kemudian memejamkan mata sejenak. Lalu tatapannya nanar ke depan sana. Andrian dengan stelan tuxedo warna dark grey terlihat sangat tampan. Laki-laki yang berdiri di samping Gennaro itu menatap Cassandra penuh arti.

Andrian menyunggingkan senyum menawan pada Cassandra ketika lensa kamera wartawan mengarah padanya. Semua yang hadir di situ, pasti mengira mereka adalah pasangan paling serasi.

Cassandra tersenyum miris. Beberapa menit lagi, dirinya akan terjebak dalam sebuah perjanjian pernikahan yang penuh kepalsuan. Cassandra membalas senyum Andrian dengan sudut bibir bergetar menahan tangis.

"Seandainya Mama masih ada, mungkinkah Mama membiarkanku jatuh pada mereka?" jerit hati Cassandra pilu.

Andrian mengulurkan tangan pada Cassandra dan menggenggam jemari tangan gadis itu. Keduanya pun telah siap melakukan pemberkatan. Sejenak, keduanya saling pandang dengan pikiran masing-masing.

Andrian bisa melihat luka di mata Cassandra dan senyum palsu gadis itu. Gadis yang sebentar lagi akan menjadi istrinya dalam ikatan atas nama Tuhan. Namun, siapa yang peduli? Andrian menunduk, mencondongkan wajah ke arah Cassandra yang masih mematung dengan tatapan kosong.

Selanjutnya, Andrian mengusap punggung tangan Cassandra yang berada di genggamannya. "Aku tidak akan membuatmu menderita. Jadi, tersenyumlah. Karena pernikahan ini tidak merugikan siapa pun," bisiknya tanpa beban.

Cassandra mengangguk kaku. Ucapan Andrian bukan merupakan hiburan melainkan seperti siksaan tak kasat mata.

"Tentu saja, Tu--" Cassandra tersenyum sekilas. "Tentu saja, Amore Mio," lanjutnya sambil memasang senyum palsu.

Andrian mengangguk, tidak lupa senyum menghiasi bibir kemerahannya. Selanjutnya, kedua mempelai itu dengan khidmat mengikuti jalannya prosesi pemberkatan. Andrian menatap Cassandra yang terlihat cantik dengan gaun pengantin warna putih gading.

Selanjutnya, Andrian memasang cincin kawin mewah di jari manis Cassandra yang telah resmi menjadi istrinya. Laki-laki itu memegang wajah Cassandra dan menatap dalam wajah cantik yang pura-pura bahagia itu.

Cassandra hanya pasrah ketika Andrian mencium bibirnya. Lampu blitz kamera wartawan menghujani adegan romantis itu. Andrian kembali tersenyum seolah menjadi pengantin pria paling sempurna.

"Ti amo, Cassandra. Hari ini, esok, dan selanjutnya, aku ingin kamu berada di sisiku!" ucap Andrian yang langsung disambut tepuk tangan meriah.

Seharusnya Cassandra senang dengan ucapan itu jika yang mengatakan adalah pria paling dia cintai dan juga mencintainya. Namun, impian itu telah musnah ketika dirinya menjadi istri Andrian Petruzzelli.

"Terima kasih menantuku, atas kiriman uangnya!" ujar Carollo, ayah Cassandra to the point.

Andrian melirik dingin laki-laki tak tahu malu itu. Carollo terkekeh, kemudian beralih menatap Cassandra yang sudah menunjukkan sikap tidak nyaman.

"Papa!" Cassandra menatap tajam laki-laki tua itu.

Cassandra merasa tak enak hati, apalagi pesta pernikahan ini dihadiri orang-orang penting. Carollo kembali tersenyum bahagia karena Cassandra sekarang tidak hanya menjadi sapi perah, akan tetapi menjadi mesin uangnya. Sudah pasti dirinya akan ikut kecipratan kekayaan Andrian.

"Jangan khawatirkan soal uang. Yang penting, jangan ganggu istri saya lagi!" ucap Andrian tegas ketika melihat ketidaknyamanan Cassandra.

Carollo mengangguk-angguk. "Tidak masalah, yang penting transferannya lancar, menantuku!" ucapnya lagi tanpa punya rasa malu.

Andrian segera memanggil pengawal, meminta membawa Carollo pergi sebelum membuat keributan yang akan mencoreng nama besarnya.

Malam harinya di kamar Andrian....

"Maafkan saya, Tuan. Maaf atas kedatangan ayah saya tadi!" ucap Cassandra sedih.

Andrian tidak menanggapi. Laki-laki itu malah melemparkan handphone ke atas sofa begitu saja. Dia menoleh pada Cassandra yang masih mematung di depan pintu.

"Apa kamu akan terus berdiri di situ? Kemarilah!" panggil Andrian datar. Laki-laki itu merentangkan kedua tangan yang membuat Cassandra bingung. "Jangan berpikir aku akan memelukmu, Cassandra. Cepat lepas jas dan kemejaku!" perintahnya.

Cassandra mengangguk. Dengan gerakan kaku dan gemetar, dia mulai melepas tuxedo Andrian. Kemudian dasi dan kancing kemeja laki-laki itu. Cassandra memalingkan pandangan dari pemandangan indah di balik kemeja itu.

Sudut bibir Andrian tertarik sinis melihat kegugupan Cassandra. Laki-laki itu memegang telapak tangan Cassandra dan menempelkan di dadanya. Cassandra hendak menarik tangannya, tetapi Andrian justru melingkarkan sebelah lengan di pinggang ramping Cassandra.

"Tidak perlu gugup, Cassandra. Aku tidak akan melakukan apa pun padamu. Aku akan berkomitmen atas kesepakatan kita. Jadi, kamu tidak berhak melarangku untuk melakukan apa pun dengan perempuan lain," ucap Andrian tanpa basa-basi.

Cassandra mengangguk. Dia terpaksa menyunggingkan senyum. Meskipun dia tidak tertarik dengan Andrian, tetapi mendengar ucapan lelaki itu, tiba-tiba hatinya seperti dikerubuti semut rangrang.

"Silakan. Saya sudah menyetujui semua syarat Anda. Bisakah saya mengajukan syarat juga, Tuan?" tanya Cassandra lirih.

"Oh, tentu. Katakan apa maumu?"

Cassandra memejamkan mata sejenak, lalu menghembuskan napas panjang. "Saya harap Anda tidak melarang saya bekerja. Saya tidak ingin Anda terus-menerus mengirim uang untuk ayah saya. Itu tanggung jawab saya, Tuan. Anda benar, status suami istri ini hanya hitam di atas putih. Tidak lebih. Saya juga punya rencana masa depan sendiri setelah pernikahan kita usai!" jawabnya tegas.

Andrian terkejut. Mendengar kata perpisahan membuat hati Andrian tidak nyaman. Laki-laki itu membuang muka sejenak, kemudian kembali menatap manik cokelat hazel Cassandra.

"Apa kamu tidak punya syarat lain, Cassandra? Mak-maksudku, kamu tetap di sini sesuai perjanjian kita. Soal uang tidak perlu kamu pikirkan. Kamu bisa menabung dan mengirim uang untuk ayahmu."

"Tidak, Tuan. Saya tetap ingin bekerja. Saya pernah kuliah, saya mengerti sedikit tentang manajemen. Tolong berikan izin pada saya untuk bekerja karena saya tidak ingin bergantung pada siapa pun setelah kita bercerai, Tuan," jawab Cassandra lagi.

"Kenapa kamu bicarakan perceraian? Apa kamu ti--"

Cassandra langsung menggeleng tegas. "Karena pernikahan kita hanya pernikahan kontrak. Lupakan tentang sumpah palsu kita di hadapan Tuhan. Itu berat, Tuan!" sahutnya cepat.

Tiba-tiba raut wajah Andrian berubah memerah. Tidak pernah terpikirkan olehnya jika Cassandra berani mengatakan tentang perceraian padahal mereka menikah baru beberapa jam lalu.

Andrian hendak menjawab, akan tetapi suara handphone menginterupsi pembicaraan keduanya. Andrian dan Cassandra kompak menoleh ke arah benda pipih berwarna hitam itu. Andrian bergegas ke sofa meninggalkan Cassandra yang masih termangu di tempatnya berdiri.

"Fiona," gumam Andrian begitu membaca nama mantan kekasihnya itu.

****

Bab terkait

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 7 Ke Kamarku, Sekarang!

    Andrian melirik sekilas pada Cassandra, lalu segera mengangkat telepon itu. ["Ada apa, Fiona?"] tanya Andrian datar.Terdengar tawa lirih di seberang sana. ["Selamat atas pernikahanmu, Amore. Kenapa tidak mengundangku?"] tanyanya.Andrian terkekeh pelan. Dia kembali melirik Cassandra yang masih mematung. Cassandra buru-buru memalingkan pandangan dari Andrian.["Bagaimana kalau sekarang aku mengundangmu spesial, Fiona. Kamu tentukan tempatnya. Aku ke sana sekarang."]Tak tahan lagi, Cassandra segera beranjak bermaksud meninggalkan kamar Andrian. Namun, lelaki itu segera menyambar lengannya."Aku akan bertemu Fiona. Kamu tidurlah di sini. Malam ini aku tidak pulang!"Cassandra memejamkan mata sejenak mendengar ucapan tanpa beban dari Andrian. Akan tetapi, apa yang diharapkan? Cassandra sudah menyetujui semua persyaratan pernikahan kontrak itu. Lagi pula, dia sendiri telah menegaskan dalam hati jika suatu saat akan mengakhiri semuanya.Merasa tidak ada jawaban apa pun, Andrian menatap C

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 8 Penghinaan

    Fiona mencengkeram handphone dengan geram, seolah benda mahal itu adalah Cassandra. Gadis miskin yang berhasil membuat Andrian untuk pertama kali meninggalkannya. Beberapa saat menunggu, akhirnya muncul juga wajah laki-laki di layar handphone.Senyum Fiona mengembang melihat wajah tampan seseorang di seberang sana. Untuk sejenak, dia bisa menghilangkan rasa kecewa akibat kepergian Andrian yang tiba-tiba."Aku butuh kamu, Amore! Kita bertemu malam ini!" pintanya dengan suara serak."Tentu saja, datanglah kemari, Sayang!" jawab laki-laki di seberang sana. Tak ingin membuang waktu lagi, Fiona segera berkemas. Dia ingin mengakhiri kekecewaannya malam ini dengan bersenang-senang di tempat lain.Di saat yang sama, Andrian memarkir mobilnya kasar di depan rumah. Laki-laki itu melirik sekilas pada security istana megahnya yang langsung bergegas memarkir mobil ke garasi.Langkah Andrian terhenti di anak tangga karena mendengar suara kehidupan dari kamar tamu. Andrian berbalik langkah dan men

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 9 Kedatangan Fiona

    Pagi-pagi sekali, Cassandra mengendap menuju ke kamar Andrian. Hal itu dilakukan supaya tidak ada seorang pun yang curiga akan pernikahan kontrak mereka. Mulai pagi ini, Cassandra dan Andrian bersiap memerankan acting mereka sebagai pasangan suami istri yang saling jatuh cinta. Pintu kamar Andrian memang tidak dikunci sehingga memudahkan Cassandra memasukinya.Kamar masih dalam keadaan gelap. Dengan hati-hati Cassandra mendekati ranjang di mana Andrian masih nyaman dengan mimpinya. Cassandra menghentikan langkah ketika melihat kemeja Andrian tergeletak mengenaskan di lantai. Begitu juga dengan Andrian yang tak kalah kacau. Laki-laki itu tidur tanpa mengganti baju, tanpa melepas kaos kaki dan berada di ujung bawah tempat tidur. Sebelah kaki Andrian menggantung ke ubin yang dilapisi karpet beludru mahal. Cassandra membungkuk, mengambil kemeja Andrian dan meletakkan di keranjang cucian.Setelah itu, dia kembali mendekati tempat tidur dan dengan ragu mengangkat pelan kaki Andrian sambil

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 10 Calon Anak

    Cassandra membelalakkan mata. Dia beralih menatap Andrian yang justru tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Laki-laki itu malah sibuk dengan sarapan dan jus di depannya. Kelihatan sekali, Andrian tidak peduli akan apa yang dikatakan oleh Fiona dan apa yang dirasakan oleh Cassandra sebagai seorang istri. Tentu saja. Meskipun berstatus istri, Cassandra hanya dianggap sebagai beban hidupnya. Fiona melirik mantan kekasihnya itu. "Apa kamu tidak ingin kopi, Amore?" tanyanya sambil mengusap dagu kasar Andrian.Andrian melirik sekilas Fiona, lalu menatap penuh arti pada Cassandra. Sejurus kemudian, laki-laki itu pun mengangguk. Cassandra segera bangkit sambil menyunggingkan senyum sinis. Dia beranjak sambil membawa serta piring dan gelas miliknya yang masih menyisakan sedikit makanan.Andrian terkejut melihat ulah istrinya itu. "Mau ke mana kamu Cassandra? Tetap di sini. Kita sarapan bertiga!" titahnya tegas."Selera saya sudah hilang. Bukankah Anda harus melanjutkan sarapan berdua? Saya masi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 11 Istriku

    Pyar!Fiona tak tahan lagi. Gadis itu mengambil vas bunga dan melemparkannya ke dinding. Tentu saja hal itu membuat Andrian mengerjap kaget.Laki-laki itu menatap tanpa ekspresi pada Fiona yang berdiri di samping tempat tidur. Wajahnya memerah menahan geram. Perlahan Andrian bangkit dan menyandarkan punggung di kepala ranjang."Kenapa kamu marah-marah begini?" tanyanya dengan mata menyipit.Fiona mendengus kasar sembari berkacak pinggang. "Aku sudah mengatakan padamu jika aku menyesal dan ingin kita kembali seperti dulu, Amore. Tetapi apa itu? Kamu terus menyebut namanya ketika kita berhubungan. Kamu juga mengigau memanggilnya. Apa ini, hah? Jadi, kenapa kita harus melakukannya ketika hatimu untuknya dan anak kalian? Sialan!" makinya berang.Andrian memejamkan mata sejenak kemudian menyingkirkan selimut. Laki-laki itu bergegas bangkit dan menatap tajam pada Fiona. Keduanya lantas berbalas pandangan tajam."Apa maksudmu mengatakan hal-hal yang tidak kumengerti? Dia, dia siapa?" tanya A

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 12 Permintaan

    "Andrian!" bentak Fiona tak terima.Andrian mengangguk, lalu kembali membuat gerakan tangan yang sama. Di depannya, Cassandra menatap Andrian penuh arti. Dia melirik jemari tangan kiri Andrian yang masih menggenggam erat jemarinya. Sesekali Cassandra mendesis lirih, menahan nyeri.Di tempatnya, Fiona mendengus kasar dan kembali mengumpat. Dia menghentakkan kaki kemudian menyambar tasnya lalu beranjak dengan hati masgul.Brak! Pintu kamar dibanting kasar dari luar. Cassandra sedikit berjingkat, lalu menatap ke arah pintu. Selanjutnya, dia kembali menatap kakinya, ketika Andrian mengangkat telapak kakinya."Kenapa kamu tidak hati-hati? Lain kali jangan ceroboh lagi!" ucap Andrian tidak suka. Cassandra tersenyum samar mendengarnya. "Maafkan saya, Tuan. Maaf! Setelah ini saya akan bersihkan!" jawabnya lirih."Kenapa kamu tiba-tiba datang padaku dan membuat hidupku jadi susah? Hal-hal seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi. Merepotkan saja!"Senyum di bibir Cassandra pudar seketika men

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 13 Cucu?

    "Katakan, apa itu, Cassandra? Jangan membuatku penasaran!" desak Andrian tak sabar.Cassandra menggigit bibirnya bingung. "Aku mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan milik teman kuliahku dulu. Aku harus jujur padamu meskipun pernikahan ini hanya hitam di atas putih, kamu masih suamiku ..." Cassandra menjeda kalimatnya ketika terdengar dengusan kasar dari mulut Andrian. Dia menatap manik kebiruan itu dengan perasaan takut.Andrian balas menatap sang istri menyelidik. "Dia laki-laki? Apa dia mantan kekasihmu sehingga kamu begitu ketakutan?" tebaknya jitu dengan dada naik turun.Cassandra mengangguk samar, lalu buru-buru menunduk dalam. Andrian mengusap kasar wajahnya yang telah memerah. Laki-laki itu menjulurkan sebelah tangan dan memegang dagu Cassandra, memaksa wanita itu mendongak."Apa kamu berpikir aku akan memberimu izin?" tanyanya dingin. "Kalau kamu ingin bekerja, bekerjalah di perusahaan kami. Aku ingin kamu menjadi sekretaris pribadiku. Dengan begitu, aku bisa mengawasi ger

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09
  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 14 Menuntut Penjelasan

    Gennaro segera memasuki ruang kerjanya. Di belakangnya, Helena mengekori laki-laki tua itu. Baru saja Gennaro mendudukkan diri di kursi kebesarannya, telepon di atas meja berdering. Helena segera mengangkatnya.Beberapa saat, Helena terlibat perbincangan singkat, tetapi serius. Helena melirik pada Gennaro yang sudah kembali fokus pada layar komputer."Apakah tamunya sudah datang, Helena?" tanya Gennaro tanpa mengalihkan perhatian dari layar komputer.Helena yang telah berdiri di seberangnya mengangguk santun. "Sudah, Tuan. Tuan Ivo sudah mendampingi beliau di ruang meeting!" jawabnya sopan.Gennaro mengangguk dan kembali berdiri sembari merapikan jasnya. "Baiklah, saya ke sana dulu. Tolong kabari Andrian dan Cassandra untuk segera ke sana!" titahnya kemudian beranjak lebih dahulu.Di ruangannya, Andrian tampak serius mengajari Cassandra. Wanita itu sesekali mengangguk mengerti meskipun beberapa kali, seperti biasa, Andrian berbicara yang membuat panas telinga. Cassandra berusaha menga

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10

Bab terbaru

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 55 Kembali Bersatu

    Andrian menggenggam jemari tangan Cassandra di atas makam Antonio. Sebelah tangannya mengusap batu nisan Antonio. Ada rasa sedih mendalam kehilangan sosok sahabat meskipun sempat menjadi saingannya."Aku datang padamu untuk meminta kembali Cassandra. Aku yakin, kamu tidak mungkin marah padaku. Aku janji akan menjaganya seperti kamu menjaga dia dan anak-anakku. Damailah di sana, Antonio. Terima kasih sudah menjaga mereka dengan baik." Andrian tersenyum samar, kemudian menatap Cassandra yang duduk di seberangnya."Ayo, kita pulang!" ajak Cassandra tidak ingin larut dalam kenangan tentang Antonio.Cassandra tidak ingin terus menerus bersedih karena kehilangan Antonio. Dia harus bisa menghargai perasaan Andrian setelah berani berdamai dan memutuskan menerima kembali laki-laki itu.Andrian mengangguk menuruti permintaan Cassandra. Tangannya tak lepas dari jemari tangan Cassandra hingga memasuki mobil. Sejenak, keduanya terdiam di dalam mobil dengan pandangan sama-sama tertuju pada makam An

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 64 Saling Memaafkan

    Andrian mengerang kecil. Luka jahitan bekas operasi yang masih basah itu, terasa sangat nyeri. Rupanya, Cassandra menekan dengan kuat tepat di perban itu. Cassandra termangu melihat Andrian kesakitan sambil memegangi dadanya."Kenapa berhenti? Lakukanlah, Amore!" pinta Andrian pasrah. Tatapannya nanar pada Cassandra, tidak ada kemarahan sedikit pun di sana.Bella segera mendekati Cassandra untuk mencegah wanita itu berbuat yang lebih brutal. Bella maklum, kondisi Cassandra benar-benar jatuh sehingga bisa saja bertindak di luar kendali.Angelica sigap memanggil perawat. Tidak lama kemudian, seorang perawat memasuki ruang perawatan Andrian."Kenapa luka Anda bisa mengeluarkan darah?" tanya perawat sembari melepas perban di dada Andrian.Andrian menggeleng pelan. "Maaf, saya tidak sengaja menyenggol perbannya!" jawabnya berbohong. Lantas, Andrian melirik pada Cassandra yang menatap luka di dadanya dengan wajah pucat. Darah merembes dari sela-sela jahitan yang masih basah. Luka bekas ope

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 63 Kembali Terluka

    "Lepaskan saya, Bunda. Saya harus mengikuti mereka!" Cassandra kembali memberontak.Di antara isak tangis, Cassandra meringis menahan kram di perutnya. Wanita itu memegangi perut yang semakin terasa tidak nyaman. Bella dan Bunda Stefania segera memanggil sopir untuk membawa Cassandra ke rumah sakit.Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan USG, Cassandra dibawa ke ruang perawatan. Dia masih menangis, tidak menyangka hari bahagianya berubah kelam. Cassandra juga belum tahu nasib Andrian dan Antonio di ruang operasi.Bella yang mendorong kursi roda, menghentikan langkah ketika mendengar suara seseorang sedang berbicara di telepon. Cassandra mendongak menatap Bella, lalu menyadari sesuatu.Air mata Cassandra kembali menetes membasahi pipi mendengar suara yang dikenalnya itu. Bella hendak kembali mendorong kursi roda, tetapi Cassandra mencegah sahabatnya itu, untuk mendengarkan pembicaraan lebih lanjut."Tunggu sebentar, Bella! Tolong antar aku ke tempat pengawal itu!" pintanya pada sang

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 62 Takut Kehilangan

    Mendengar jawaban Cassandra, Antonio hanya bisa mengangguk meskipun dia tahu, wanita itu tidak melihatnya. Cassandra kembali meneruskan langkah. Di ruang bawah tampak sepi, mungkin anak-anak sedang dimandikan oleh Nanny.Cassandra juga tidak melihat keberadaan Andrian dan mobil laki-laki itu. Entah ada perasaan aneh tiba-tiba menghinggapi Cassandra. Dia memaki diri sendiri yang terlalu munafik jika kepergian Andrian membuatnya merasa kehilangan."Aku pulang dulu, kamu juga segera kembali ke atas. Hati-hati naik turun tangga!" ucap Antonio begitu mereka sampai di lantai bawah.Cassandra mendongak menatap manik Antonio lalu mengangguk samar. Antonio tersenyum, kemudian mencium bibir Cassandra sekilas sebelum memutuskan berlalu dari hadapan kekasihnya itu."Ciao Amore. Hati-hati di jalan!'' ucap Cassandra mengikuti langkah Antonio sampai di depan pintu.Antonio tersenyum sebelum memasuki mobil. Segera, mobil mewah itu pun meninggalkan car port rumah megah Andrian. Sesampainya di luar pag

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 61 Sama-sama Bimbang

    Mendengar suara tangisan, Antonio segera mengangkat wajah Cassandra dan menatapnya dalam. Sedangkan Cassandra buru-buru menghapus air mata, lalu memunguti pakaiannya yang berserak di dekat sofa.Antonio memperhatikan sang kekasih, lalu tersenyum samar. Dia terus memperhatikan Cassandra yang memakai pakaiannya dengan terburu-buru."Ah, aku harus ke kamar mandi dulu, Amore!" pamit Cassandra pada laki-laki yang masih duduk memperhatikan dirinya itu."Hati-hati, jangan terburu-buru, Bellissima!" ucap Antonio mengingatkan.Cassandra tidak menjawab. Dia segera memasuki kamar mandi, lalu mengunci pintunya dari dalam. Di sana, dia menumpahkan tangis di depan wastafel. Cassandra meremas baju atasnya ketika melihat beberapa tanda kepemilikan Antonio bertebaran di dadanya."Aarrggh!" jerit Cassandra. Lantas, pandangan wanita itu turun pada perutnya yang membuncit. Perut berisi bayi darah daging Andrian itu, diusapnya lembut dengan hati dilema."Kenapa aku lakukan itu, Tuhan? Kenapa aku harus be

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 60 Permintaan

    "Andrian, apa kamu tidak ingin memelukku?" tanya wanita itu menatap manik kebiruan Andrian.Andrian tersadar dari lamunan singkatnya, lalu mengangguk samar. Dengan ragu, dia mendekati Helena dan memeluk wanita itu. Wanita yang pernah dibencinya, sekaligus terpaksa dia terima karena hubungan darah itu tidak bisa dihapus oleh takdir sekalipun."Terima kasih, Andrian. Kuharap tidak ada kebencian di hati kita. Maafkan aku yang sudah merusak semuanya," ucap Helena lirih di dada Andrian. Andrian menelan saliva berat mendengar ucapan itu. Memaafkan? Jika ada yang harus mengemis maaf, maka orang itu adalah dirinya. Andrian melepaskan pelukan dan menatap Helena dengan tatapan dalam."Maaf, Helena. Aku begitu bersalah padamu dan Kakek. Jika Kakek masih hidup, mungkin aku akan bersimpuh di kakinya.""Hei, apa yang kamu bicarakan? Papa itu hatinya sangat luas. Aku yakin kamu lebih paham daripada aku, Andrian. Ayolah, kamu harus tersenyum! Kita buka lembaran baru dengan damai, bagaimana?" Helena

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 59 Penyesalan

    "Cassandra, apakah tidak ada kesempatan sekali lagi untukku?" tanya Andrian putus asa.Cassandra semakin kesal dengan sikap mantan suaminya yang tidak tahu malu itu. Wanita itu kembali memutar bola mata malas, lalu menatap tidak minat pada Andrian."Tidak! Kesempatanmu hanya sebagai ayah dari kedua anakku, bukan suamiku!" jawabnya tegas.Andrian tidak menyerah. Sudah kepalang tanggung karena dia telah memberanikan diri mendekati Cassandra lagi. Meskipun di sisi lain ada rasa rendah diri setelah terlalu sering melukai hati Cassandra."Aku janji, Cassandra! Aku akan melakukan apa pun yang kamu mau. Bahkan, aku tidak peduli dengan semua hartaku, asalkan kamu ...""Apa pun?" sahut Cassandra cepat hingga membuat Andrian langsung mengangguk."Ya, apa pun. Katakan, Cassandra!" desak Andrian tidak sabar.Cassandra tersenyum penuh arti lalu mengangguk pelan. Dia menatap sekeliling yang sepi karena karyawan sudah sibuk di mejanya masing-masing."Apa pun. Hm, baiklah. Sepertinya kamu ingin sekal

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 58 Harapan Yang Pupus

    Jelas, itu bukan tanda kepemilikan dari Andrian. "Sial kenapa harus ada jejak begini?" Marta menjadi bingung ketika semakin digosok, bekas kissmark itu tidak menghilang melainkan tambah memerah. Dia tidak perlu sekhawatir ini jika saja Andrian tidak datang mendadak.Entah apa yang membuat Andrian tiba-tiba datang. Padahal, sore tadi laki-laki itu mengatakan pergi ke rumah Gennaro. Marta melirik sekilas ke arah ruang tamu di mana Andrian tampak fokus dengan handphone."Oke, aku ke sana sekarang!" Laki-laki itu menarik napas panjang kemudian bangkit.Dia menoleh ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup. Marta yang mendengarkan pembicaraan Andrian justru menarik napas lega. Dia segera memakai kimono dan mengikat di depan perut, lalu segera menemui Andrian."Aku sudah selesai. Tapi sepertinya kamu mau pergi!" Marta pura-pura cemberut kecewa.Andrian menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Maaf, Davidde sedang demam. Aku harus mengantar ke rumah sakit!" ucapnya.Marta mende

  • KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN    Part 57 Rahasia Memuakkan

    Cassandra mendorong pelan dada Antonio dan kembali menatap laki-laki tampan itu. "Apa kamu tidak keberatan, Antonio? Seharusnya kamu mendapatkan wanita yang sepadan, bukan sepertiku!" "Apa yang membuatmu berpikir begitu? Aku mencintaimu sejak dulu sampai sekarang Cassandra!" ucap Antonio tegas.Cassandra mengangguk samar diiringi senyuman. Senyum manis yang tidak dibuat-buat dan baru Antonio lihat semenjak wanita itu mengalami perceraian. Antonio bertekad ingin membuat Cassandra selalu menyunggingkan senyum manis dan melupakan kegagalan pernikahannya."Aku terima!" ucap Cassandra sambil mengangguk berkali-kali.Antonio tertegun sejenak, kemudian memeluk Cassandra. Sementara di depan pintu, Andrian semakin mematung menatap keduanya. Laki-laki itu membalikkan badan, yang membuat Antonio tanpa sengaja menatapnya.Lantas, Antonio melepaskan pelukan dan bangkit. Kemudian dia melangkah mendekati Andrian yang hendak beranjak dari situ."Andrian, sudah lama kamu di situ?" tanya Antonio pelan

DMCA.com Protection Status